Wednesday 25 November 2015

Kali ini kita akan membahas tentang Contoh Kalimat Menggunakan Kata "melirik". Semoga artikel ini bermanfaat, aamiin.

Contoh Kalimat Menggunakan Kata "melirik"


Bagaimana membuat kalimat dengan menggunakan kata "melirik" dalam bahasa Indonesia? Dengan melihat dan mempelajari contoh-contoh kalimat dari kata "melirik", kita akan terbantu untuk memahami arti dan pengertian dari kata tersebut. Perlu juga kalian pahami bahwa arti dan makna kata tersebut bisa berbeda untuk kalimat-kalimat yang tidak sama.

Untuk lebih jelasnya, contoh kalimat yang menggunakan kata "melirik" dapat dilihat pada beberapa kalimat yang dikumpulkan dari berbagai sumber di internet seperti berikut ini.

Contoh-contoh Kalimat yang Menggunakan Kata "melirik"

  1. Dia melirik ke arah Datuk Lembah Akhirat.
  2. Rina melirik Rangga yang tenang-tenang saja.
  3. Roy gelisah terus dan melirik ke bungkusan itu.
  4. Iwan melirik Joni. Mereka tertawa terbahak-bahak.
  5. Dia melirik pada Imo Gantra seakan minta pendapat.
  6. "Asal jangan tentang wanita saja," Roy melirik gelisah.
  7. Pelayan hotel itu tersenyum penuh arti sambil melirik ke Ina.
  8. Aneh. Dia melirik Kenichi, yang juga menangkap pembicaraan tadi.
  9. Orang-orang di stasiun cuma melirik dan ada yang mencoba tersenyum.
  10. Betul Kek, jawab Bululani sambil melirik pada orang bercadar kuning.
  11. Dia melirik si kecil, yang baru saja tertidur karena kecapekan menangis.
  12. Rita melirik kearah pintu, wajahnya masih kesal tapi dia berjalan juga membukanya.
  13. Mereka berjalan bagai sedang jaipongan saja, sambil melirik Roy, dan berbisik-bisik.
  14. Roy melirik ke bocah-bocah masa depan bangsa ini, yang begitu lahap menghabiskan buburnya.
  15. Rangga tersenyum dan melirik kepada Ayu. "Kawanmu itu solidaritasnya boleh juga," katanya.
  16. "Aku rasa Soni nggak bakal ngeganggu kencanmu lagi, Ton." Rangga melirik dan tersenyum meledek.
  17. Para nenek sunggingkan senyum seperti jijik tapi melirik juga lalu berusaha menahan tawa cekikikan.
  18. “Kenapa tidak berani?” Shu Ta yang kini menjawab sambil tersenyum mengejek ketika dia melirik ke arah dua orang jagoan itu.
  19. Siok Hwa makin menunduk dan tersenyum malu sambil melirik ke arah Lam Sang. “Terserah kepada Ayah saja....” jawabnya lirih.
  20. Ia melirik dan hatinya senang melihat betapa sikap dan ucapannya ternyata membuat pelayan itu seperti orang tercengang keheranan.
  21. Ibu dan anak lelakinya itu tidak menyambut uluran tangan Toni yang gemetar, tetapi melirik menghunjam ke jiwa si anak malang itu.
  22. Ketika dia melirik ke sebelah kirinya, dia baru sadar kalau sejak tadi ada wanita mud a yang kelelahan tengah, menggendong bayi mungilnya.
  23. Dia memandang pada kedua kakak beradik itu sesaat, melirik pada Pendekar 212 lalu berpaling ke arah sosok orang yang duduk di kursi besar.
  24. Banyak yang mulai melirik perbuatan laknat itu, banyak faktor yang melatar belakanginya, salah satunya adalah adanya kepentingan individu atau kelompok.
  25. Pedang itulah yang membuat semua mata pria yang memandang tidak me­mandang langsung, melainkan melirik karena mereka agak gentar melihat pe­dang di punggung itu.
  26. Maka, ketika tadi kami mendengar dari kakak Khabuli, tentu saja kami menjadi terkejut sekali,” kata Bouw Mimi, kini melirik ke arah kakak misan itu dengan cemberut.
  27. Cepat di membentur-benturkan dahinya di tanah, menghaturkan terima kasih dan Lurah Koa tersenyum-senyum sambil melirik ke sana sini dengan lagak seorang dewa penolong!
  28. Walaupun matanya masih tetap menatap Raden Cokro namun ekor matanya melirik ke sudut ruangan di mana tergantung sehelai kain berwarna gelap, berukuran pendek dan berbentuk aneh.
  29. Kau! Dia yang mencuri Pedang Naga Suci 212! seru Tua Gila tapi tanpa rasa marah dan sambil melirik pada anaknya yaitu Andamsuri yang sebelumnya dikenal sebagai orang bercadar kuning.
  30. Akan tetapi pria itu mengangkat muka dan memandang kepada pedangnya di atas meja, sama sekali tidak melirik kepadanya! Padahal semua pria yang berada di rumah makan itu menoleh kepadanya.
  31. Dengan demikian hampir dapat dipastikan bahwa ketua Hek I Kaipang tentu akan dapat ditewaskan! Apa lagi ketika dia sempat melirik ke arah suara derap kaki kuda dia melihat bahwa penunggang kuda terdepan adalah seorang gadis! Siapa lagi kalau bukan Yen Yen!
  32. Nah, perintahkan semua muridmu untuk mundur! bentak Kwi Hong kepada Teng Coan. Guru silat ini dengan muka sebentar pucat sebentar merah saking malunya, melirik dan melihat betapa para muridnya itu sedang diamuk seorang pemuda dengan tamparan dan tendangan.
  33. Ketika Bouw In Hwesio melirik ke arah wanita tadi, di melihat bahwa wanita itu berusia tiga puluh tahun lebih, seorang wanita yang berwajah sayu namun memang memiliki daya tarik, baik pada wajahnya yang lembut dan manis maupun pada tubuhnya yang ramping padat.

Bagaimana teman-teman? jika kalian punya kalimat lain, silahkan tambahkan di kotak komentar.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.