Thursday 19 November 2015

Kali ini kita akan membahas tentang Contoh Kalimat Menggunakan Kata "gagah". Semoga artikel ini bermanfaat, aamiin.

Contoh Kalimat Menggunakan Kata "gagah"


Dengan melihat dan mempelajari contoh-contoh kalimat untuk kata "gagah", kita akan terbantu untuk memahami arti dan pengertian dari kata tersebut. Perlu juga kalian pahami bahwa arti dan makna kata tersebut bisa berbeda untuk kalimat-kalimat yang tidak sama.

Bagaimana membuat kalimat dengan menggunakan kata "gagah" dalam bahasa Indonesia?
Contoh kalimat yang menggunakan kata "gagah" dapat dilihat pada contoh kalimat yang dikumpulkan dari berbagai sumber di internet seperti berikut ini.

Contoh-contoh Kalimat yang Menggunakan Kata "gagah"

  1. Itu benar, cucuku yang gagah perkasa.
  2. Dia gagah perkasa, ilmu silatnya tinggi.
  3. Contohnya, aku yang berdiri gagah di depan ini.
  4. Akan tetapi pemuda itu sungguh gagah dan lihai.
  5. Para sahabat orang-orang gagah rimba persilatan.
  6. Dia mengenal watak Lee Siang yang gagah dan keras.
  7. Cantik, manis sederhana, gagah perkasa dan lembut.
  8. Dua orang tosu yang nampak gagah dan bertubuh tegap.
  9. Wajahnya tampan dan pembawaannya gagah dan berwibawa.
  10. Dia merasa suka kepada Tang Hun yang gagah dan tampan.
  11. Sebagai seorang gagah dia harus mampu menahan pukulan ini!
  12. Cia-te adalah seorang yang berjiwa pendekar gagah perkasa.
  13. Ayahmu adalah seorang yang terhormat, gagah dan terpandang.
  14. Benar-benar seorang gagah perkasa ketua Thian-li­-pang ini.
  15. Gu Lam Sang adalah seorang yang baik budi dan gagah perkasa.”
  16. Mereka itu dipimpin seorang pemuda yang gagah dan bermata lebar.
  17. Dan kulihat Keng Han seorang pendekar yang baik dan gagah perkasa.”
  18. “Bagus, engkau sungguh nampak gagah perkasa, sumoi!” kata Koa Sek.
  19. Akan tetapi pemuda tinggi besar dan gagah itu sudah maju menghadapinya.
  20. “Ah, tidak, adik Han Li. Dia seorang gagah yang berkepandalan tinggi.
  21. Pa­ling akhir keluar seorang pemuda bangsa­wan yang gagah dan tampan.
  22. Siauw Cu, aku mengatakan engkau gagah dan pemberani, akan tetapi bodoh.
  23. Yang wanita cantik jelita seperti dewi, yang pria tampan gagah seperti dewa.
  24. Apalagi duduk di atas kuda yang tinggi besar itu, dia nampak gagah bukan main.
  25. Hemmm, ternyata engkau selain gagah perkasa juga amat pandai me­ngenal orang.
  26. Siapakah pemuda gagah tampan sederhana ini? Dia bukan lain adalah Tao Keng Han.
  27. “Berkata demikian, gadis itu memasang kuda-kuda dengan lagak yang gagah sekali.
  28. “Aku tahu benar bahwa engkau seorang gadis yang berbudi dan gagah perkasa, nona.
  29. “Sungguh hebat, terus terang, dan gagah berani!” komentar Maman Halmahera (MH).
  30. Ketahuilah bahwa keluarga para pendekar Pulau Es adalah para pendekar yang gagah perkasa.
  31. Dia lama sekali memandangi lelaki yang merasa sudah gagah dengan setelan Levi's lusuhnya.
  32. Ah, syukur bahwa engkau selamat, Silani. Siapakah pemuda gagah yang telah menolongmu ini?
  33. Di atas kabut, seolah melayang tampak satu sosok tua gagah berpakaian selempang kain putih.
  34. Memang dahulu dia dikenal sebagai seorang hwesio perantau yang bijaksana dan gagah perkasa.
  35. Goan Ciang memandang kepada kakak beradik Koa yang kini telah menjadi dua orang pemuda yang gagah itu.
  36. Dengan sikap gagah Goan Ciang dan Lee Siang mengikuti mereka menuju ke sebuah bangunan besar yang megah.
  37. Siapakah pemuda tampan gagah yang pakaiannya perlente dan pesolek ini? Dia memang bukan orang sembarangan.
  38. “Di kala bangsa ini takluk dan takut, Munir berdiri seorang diri, menjadi pejuang yang gagah berani....!”
  39. Akan tetapi pada dasarnya, dia se­orang pemuda yang gagah perkasa dan baik budi.Baiklah, aku akan menyerangmu.
  40. “Saudara Shu Ta, engkau kelihatan gagah sekali!” seru Mimi dengan suara lantang dan ia nampak gembira sekali.
  41. Coa pangcu (ketua Coa) yang gagah dengan muka seperti harimau tiu mengucapkan terima kasih atas nama Hek I Kaipang.
  42. Ia adalah Tang Hui Yen yang biasa disebut Yen Yen. Di sampingnya duduk Cu Goan Ciang dengan sikap gagah dan tenang.
  43. Dia masih muda, penuh semangat, gagah perkasa, berjiwa pahlawan tidak seperti kalian yang menjadi penjilath penguasa.
  44. “Terima kasih, Bengcu.” kata Tunghai Lo-mo dan dia masuk ke dalam rumah, diikuti oleh Gu Lam Sang, pemuda gagah itu.
  45. Se­orang gadis yang amat menarik hati, akan tetapi juga gagah karena terdapat sepasang pedang melintang di punggung­nya.
  46. Pada wajahnya mulai nampak rambut halus dan dapat dilihat bahwa kelak akan menjadi seorang laki-laki tampan gagah berewok.
  47. Tidak jauh dari tempat para bidadari itu mandi, ada seorang pemuda tampan nan gagah perkasa sedang melakukan pengembaraan.
  48. “Cu-sicu (orang gagah Cu), namaku Yo Ci dan aku merasa bergembira sekali dapat berkenalan dengan seorang gagah sepertimu.
  49. Di lain pihak, gadis itupun baru sekarang dapat melihat dengan jelas betapa gagah dan anggunnya pemuda yang ditolongnya itu.
  50. Dan juga mereka semua memuji pengantin pria yang gagah dan tampan, yang cocok sekali untuk menjadi suami ketua Jang-kiang-pang.
  51. "Saya ingin mencoba-coba ilmu kepandaian Nona!" katanya dengan gagah dan terang-terangan sehingga banyak orang tersenyum lebar.
  52. Pemuda Mongol itu berusiah dua puluh dua tahun, tampan dan gagah sekali, juga wajahnya cerah dan mulutnya selalu dihiasi senyum.
  53. Pemuda ini seorang pemuda Khitan yang bertubuh tinggi besar, wajahnya tampan dan gagah dan penampilannya , nampak kokoh dan kuat.
  54. Ternyata yang datang adalah dua orang, seorang pemuda yang gagah dan seorang kakek tinggi kurus yang memegang sebatang dayung baja.
  55. Ketua Bu-tong-pai dan para murid di sana semua adalah pendekar-pendekar yang gagah perkasa, pembela-pembela kebenaran dan keadilan.
  56. Engkau baru dapat disebut orang gagah kalau mau mengakul kesalahanmu, maka suruh­lah murid-muridmu tadi minta ampun kepada Nona ini!
  57. Di depan bangunan itu terpancang sebuah papan nama perkumpulan yang ditulis dengan huruf-huruf besar dan gagah “Yang-ce Bu-koan”.
  58. Pangeran Tao Seng yang kini berusia dua puluh enam tahun itu jelas merupa­kan yang paling tampan dan gagah di antara mereka bertiga.
  59. Dia itu bertubuh tinggi besar dan nam­pak gagah dan tampan, mukanya bundar dan sepasang matanya lebar sehingga wajah itu nampak asing.
  60. Akan tetapi aku tahu bahwa adikku Liu Bi itu hanya mau berjodoh dengan laki-laki yang gagah perkasa dan mampu menandingi ilmu silatnya.
  61. “Alangkah gagah beraninya engkau dalam menghadapi apa pun juga, In-moi. Aku menghargai sikapmu dan marilah kita berangkat ke Khitan.”
  62. Memang seorang pemuda yang gagah pikirnya, tinggi tegap dan tubuhnya tegak seperti seekor burung rajawali, matanya mencorong penuh wibawa.
  63. “Aku kausamakan dengan Kwan Im Pousat? Ngaco! Engkau terlalu memujiku, padahal engkau sendiri seorang pemuda yang gagah dan tampan sekali.
  64. Gan Bu Tong adalah seorang pemuda yang sudah berusia dua puluh lima tahun, tampan dan gagah tinggi besar dengan rambut panjang dikuncir tebal.
  65. Tiga hari kemudian muncullah seorang pemuda gagah dan tampan, bermuka bundar dengan mata lebar, di Bu-tong-pai dan mengaku bernama Gulam Sang.
  66. Ada yang lemah lembut seperti kaum sastrawan, akan tetapi ada pula yang berpakaian ringkas dan sikapnya gagah perkasa se­perti kaum persilatan.
  67. Dia melihat seorang laki-laki berusia empat puluh lima tahun yang masih gagah dan tampan, berpakaian sutera sebagaimana pakaian seorang hartawan.
  68. “Bagus, engkau boleh saja mengajak para sahabatmu yang gagah datang berkunjung, Kwi Hong.” Kata Pangeran Mahkota Tao Kuang sambil menghampiri.
  69. Baru sekarang dia bertemu dengan seorang pemuda yang bukan saja gagah perkasa dan bersikap sopan, akan tetapi juga berpemandangan luas dan berbudi luhur.
  70. Pemuda berbaju biru ini melompat ke depan dengan sikapnya yang gagah dan semua orang bertepuk tangan mengenalnya sebagai putera seorang guru silat di kota itu.
  71. Dia memang nampak gagah dan menyeramkan, akan tetapi pembawaannya menunjukkan bahwa dia seorang tinggi hati, angkuh dan membanggakan kedudukan dan kekuasaannya.
  72. Sudah sepantasnya kalau kita saling membantu, apa lagi mengingat bahwa engkau seorang gagah yang berani menentang seorang perwira yang bertindak sewenang-wenang.
  73. Yang aku ketahui dia adalah seorang yang gagah perkasa dan telah menolongku dari pengeroyokan pemberontak Pek-lian-pai dan Pat-kwa-pai. Aku kagum sekali kepadanya!"
  74. Engkau seorang bangsawan, ya? Aku pernah melihat bangsawan-bangsawan yang datang berkunjung kepada ayahku. Ayahku Khalaban, kepala suku yang ter­kenal gagah perkasa.
  75. Si Bangau Emas, ia tentu Si Bangau Emas yang terkenal gagah dan pemberantas kejahatan! demikian segera tersiar berita itu dan nama Si Bangau Emas, semakin dikagumi orang.
  76. Dan juga terdapat para pahlawan yang telah dengan gagah berani mempersatukan negeri-negeri dan bangsa-bangsa di seluruh Nusantara, menjadi negara kesatuan Republik Indonesia.
  77. “Demi keselamatan Bouw Siocia, saya bersedia mempertaruhkan nyawa!” kata pula Shu Ta dengan sikap gagah dan memang ketika mengucapkan kata-kata ini, dia bersungguh-sungguh.
  78. Akan tetapi ingat, engkau adalah seorang murid Siauw-lim-pai yang selain mempelajari ilmu silat, juga memperoleh gemblengan dasar watak yang baik sebagai seorang gagah dan budiman.
  79. Ia melihat bahwa dua, diantara mereka memandangnya dengan mulut menyeringai, akan tetapi pemuda berusia tiga puluhan tahun yang berwajah tam­pan dan gagah itu bersikap acuh tak acuh.
  80. Memang Shu Ta yang bertubuh kekar itu nampak gagah bukan main, apa lagi kumis dan jenggot orang muda ini yang tumbuh lebat, terpelihara dengan baik, membuat dia nampak gagah berwibawa.
  81. Para tokoh kang-ouw diam-diam memperhatikan pemuda tinggi tegap yang gagah dan anggunm berwibawa dan pembawaannya seperti seekor rajawali, demikian perkasa dan matanya mencorong tajam.
  82. Sejak kecil dia bukan saja mempelajari ilmu kesusastraan, bah­kan juga belajar ilmu silat dengan tekun sehingga setelah menjadi dewasa, dia menjadi seorang pemuda yang gagah per­kasa.
  83. Bukan hanya terkenal karena ilmu silatnya, melainkan lebih terkenal lagi bahwa murid-murid Bu-tong-pai merupa­kan pendekar-pendekar yang gagah per­kasa dan pembela kebenaran dan keadilan.
  84. Suhu, saya tidak percaya bahwa dia mampu melawan Sumoi kata pemuda yang datang bersama mereka. Pemuda ini bertubuh tinggi besar, berwajah gagah namun pandang matanya membayangkan kecongkakan hati.
  85. “Tadinya engkau kukira seorang gagah yang menentang perbuatan gerombolan pasukan yang jahat tadi, tidak tahunya engkaupun sama saja dengan mereka, suka menghina orang mengandalkan kepandaianmu.”
  86. Dan ini tentu putera kalian, bukan? Siapa namanya? Cia Kun, bukan? Ah, sudah lama tidak berjumpa, sekarang telah menjadi seorang perjaka dewasa yang gagah dan tampan seperti ayahnya! kata Yo Han memuji.
  87. Rakyat tentu akan mendukung sepenuh hati kalau melihat pasukan yang membebaskan mereka dari kesengsaraan, dari penindasan, dengan sikap yang gagah perkasa, sebagai pendekar pembela keadilan dan kebenaran.
  88. Dia melihat betapa kuda-kuda gadis itu gagah sekali, dengan kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang, kaki kiri ditekuk rendah, tangan kanan diangkat ke atas kepala dan tangan kiri miring di depan dada.
  89. Hmmm, pemuda ini memiliki watak yang gagah juga dan tidak curang, pikir Keng Han. Agaknya mereka ini bukan orang-orang jahat, akan tetapi orang-­orang yang suka membawa dan memper­tahankan kehendak sendiri.
  90. Mendengar akan tewasnya kakeknya, walaupun hal itu sudah dikhawatirkannya dan juga tidak ada yang menyaksikan sendiri tewasnya kakek yang gagah perkasa itu, Yen Yen menangis sesenggukan dengan hati penuh duka.
  91. “Bagus! Sungguh ucapan yang gagah sekali!” terdengar suara orang memuji dan mendengar suara ini, semua kuli nampak ketakutan dan cepat mereka itu membungkuk dan memberi hormat kepada orang yang bicara tadi.
  92. Seorang pemuda yang masih muda, baru dua puluh tahun usianya, namun pembawaannya sudah masak dan dewasa, dengan tubuh tinggi tegap, tegak dan anggun berwibawa, bagaikan seekor burung rajawali yang gagah perkasa.
  93. MESKIPUN tak pernah ada kisah tentang para yang dewa suka mencuri dengar lagu pop, Arjuna, ksatria penengah Pandawa yang gagah perkasa, tak pernah ingin mencuri dengar lagu apa sebenarnya yang disukai para dewa.
  94. Aha, benarkah? Benarkah engkau menganggap aku tampan dan gagah? Aku pun melihat engkau sebagal seorang gadis yang cantik jelita dan gagah sekali, Silani, betapa akan amat mudahnya bagiku untuk jatuh cinta padamu
  95. Survey membuktikan, pak camat yang bertugas di wilayahnya itu pun mengakui bahwa Pak Iyok adalah bekas gurunya (istilah yang tepat khusus untuk Guru Iyok demi menjaga performan seorang pejabat yang gagah dan terhormat).
  96. Bengcu adalah pemimpin dari dunia kang-ouw tidak hanya milik orang-orang seperti Yo-taihiap. Dunia kang-ouw milik semua orang yang gagah perkasa, ahli-ahli silat di dunia tanpa membedakan golongan.” jawab Thian It Tosu.
  97. “Ayah, kaudengar itu? Apakah ucapan seperti itu dapat dipercaya? Bagaimana mungkin seorang pemuda yang tampan dan gagah tanpa cacat dapat mencinta aku yang berwajah buruk mengerikan ini? Aku belum dapat percaya sepenuhnya!”
  98. Coa Leng Si yang berpakaian serba hijau, gadis yang gagah dan cantik murid Bouw In Hwesio itu segera bangkit dari tempat duduknya dan suaranya terdengar nyaring, “Pihak Siauw-lim-pai sungguh bersikap tidak adil dan tidak wajar.
  99. Kalau ayah hendak mengandalkan puluhan orang mengeroyok dua orang pemuda itu, aku tidak dapat membantumu, ayah. Suhu pernah memesan agar aku yang sudah mempelajari ilmu silat darinya, bersikap gagah dan tidak melakukan kecurangan.
  100. Hartawan itu terbelalak pucat melihat betapa dapat dibilang seluruh penduduk dusun itu, yang pria, hadir di halaman rumahnya! Dan yang berada di depan adalah dua orang pemuda gagah bersama dua orang pemuda Koa putera-putera Lurah Koa.
  101. Menggunakan banyak orang untuk menggertak, apakah ini yang dinamakan gagah perkasa? Mengandalkan pengeroyok­an untuk mencapat kemenangan, anak kecil pun bisa dan terutama orang-orang yang curang sekali! kata Kwi Hong de­ngan lantang.
  102. Apa­lagi ditambah pengetahuan bahwa pria itu adalah seorang pangeran besar dari kerajaan yang besar, seorang pria yang tampan dan gagah perkasa yang dapat membunuh ular besar dengan sekali ba­cokan pedangnya, pria yang pandai pula merayu.
  103. Harus diakuinya bahwa ia mencinta Shu Ta, dan bahwa ia tidak bisa membenci para pejuang yang dianggapnya sebagai orang-orang gagah yang berhak memperjuangkan kemerdekaan mereka. Akan tetapi, bagaimanapun juga ia adalah seorang wanita Mongol.
  104. Mereka menjawab: kami adalah sekelompok dari golongan anshar, kemudian mereka balik bertanya: apa yang kalian inginkan dari kami? Kemudian salah seorang memanggil, wahai Muhammad, keluarkanlah kepada kami prajurit yang gagah dari kelompok kami.
  105. Akan tetapi agaknya tidak ada yang mengenal pengantin pria, dan sama sekali tidak pernah dapat menduga bahwa pelarian itulah yang kini menjadi orang paling beruntung dapat mempersunting ketua yang cantik jelita, gagah perkasa dan kaya raya itu.
  106. Ke dua dan ke tiga, seorang gagah selalu bertugas untuk mempertahankan kebenaran dan keadilan, meluruskan yang bengkok dan membela yang lurus tidak perduli calon mertua, tidak perduli sumoi sendiri, kalau tidak benar haruslah dihadapi sebagai lawan.
  107. Bouw lo-cian-pwe, biarpun lo-cian-pwe tidak mau mencampuri urusan negara, akan tetapi kami percaya bahwa seorang gagah perkasa dan juga beribadat seperti lo-cian-pwe, akan suka menyumbangkan tenaganya demi kesejahteraan dan ketenteraman rakyat, bukan?”
  108. Mereka dapat melihat seorang laki-laki yang berusia lima puluhan tahun, bertubuh sedang dan mukanya gagah sekali, seperti muka harimau, keluar dari dalam rumah itu bersama seorang kakek dan nenek yang keduanya sudah tua renta dan berjalan dibantu tongkat.
  109. Orang yang diperkenalkan sebagai Yauw-Ciangkun yang menjadi komandan pasukan di Nan-king itu memang pantas menjadi seorang panglima, berwibawa dan pembawaannya memang sebagai seorang militer yang kokoh dan gagah perkasa, berusia kurang lebih lima puluh tahun.
  110. “Siauw Yen, pergilah! Cepat larilah sebelum terlambat, siauw-te!” teriak Hung Wi, terkejut dan khawatir sekali melihat Yen Yen muncul dengan penyamarannya, seorang diri saja tanpa bantuan! Namun, Yen Yen adalah seorang gadis yang gagah perkasa dan pemberani.
  111. Apa salahnya menjadi isteri Panglima Khabuli yang selain berkuasa, juga cukup gagah dan jantan? Ia sendiri, andaikata tidak bertemu dengan Goan Ciang, tentu akan menjadi isteri panglima itu dengan siapa ia telah menjalin hubungan yang mesra selama lebih dari setahun ini.
  112. Cu Goan Ciang yang sedang menghimpun kekuatan memang seringkali menyamar untuk menghubungi orang-orang gagah di dunia kang-ouw dan sekali ini dia menyamar sebagai seorang pelayan dari rumah makan yang memang khusus didirikan untuk menghubungi orang-orang kang-ouw yang kebetulan lewat di situ.
  113. Silani bukan hanya berbahagia karena memiliki suami yang tampan gagah dan amat mencintanya, akan tetapi juga ber­bahagia karena ia membayangkan betapa kelak ia menjadi seorang permaisuri kai­sar Benarkah pengakuan Tao Seng bahwa dia adalah seorang putera mahkota yang kelak menggantikan kaisar?
  114. Harap jelaskan siapa yang dianggap go­longan sesat agar persoalan menjadi te­rang.Karena ditantang untuk berterus te­rang, Yo Han tanpa ragu-ragu lalu berseru dengan suara gagah, Perlukah itu disebutkan lagi? Semua orang gagah di sini mengetahui siapa-siapa tokoh sesat yang ikut hadir di sini.
  115. Sekarang tinggal engkau pilih, hendak mengadakan pertempuran mati-matian dan aku akan mengerahkan seluruh orangku untuk membakar dan membasmi perkampunganmu, atau kita mengadu kepandaian secara orang gagah tanpa ada pengeroyokan dan kecurangan lain!” Sikap ketua Jang-kiang-pang itu gagah sekali.
  116. Koa Hok menoleh kepada Cu Goan Ciang. Dia dan adiknya kini mempunyai perasaan yang aneh, yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya, yaitu perasaan bangga bahwa mereka telah berhasil melakukan sesuatu yang baik dan gagah sesuai dengan keadaan mereka sebagai putera seorang kepala dusun, dan sebagai laki-laki.
  117. Tepat seperti telah diduganya, Siauw Yen melihat orang itu memasuki pekarangan rumah besar yang menjadi pusat Hek I Kaipang. Di depan rumah itu terdapat papan nama besar dengan tulisan Hek I Kaipang yang coretannya gagah dan di pekarangan itu terdapat sebuah gardu penjagaan di mana terdapat belasan orang anggota Hek I Kaipang berjaga.
  118. Tetapi, terhadap pertanyaan: "Siapakah di antara para tersangka koruptor yang paling gagah berani menghadapi semua risiko, dengan tidak bersakit-sakit dahulu, berenggan-enggan jadi pesakitan, melainkan langsung dikirim ke Nusakambangan?" Ada yang menjawab: "Para anggota DPRD DKI, yang menolak melaporkan kekayaannya kepada KPKPN!" Tetapi, ada juga yang menjawab: "Penegak hukum!"
  119. Apa lagi ketika kakek Coa muncul dan dengan lantang berteriak memberitahu bahwa pemuda yang tinggi tegap dan gagah itu adalah Siauw Cu, yang delapan tahu lalu kematian orang tuanya kemudian menjadi penggembala ternak milik Lurah Koa dan kemudian melarikan diri karena memukuli dua orang putera lurah itu dan menjadi buronan yang tak pernah dapat ditemukan para kaki tangan sang lurah.
  120. Mereka berdua adalah dua orang wanita gagah yang memiliki ilmu silat tinggi, sudah banyak pula melihat ilmu silat sehingga mereka tadi mengenal dasar gerakan ilmu silat Siauw-him-pai. Akan tetapi setelah Goan Ciang memainkan ilmu silat Sin-tiauw Ciang-hwat, mereka tercengang dan tidak mengenal ilmu yang amat cepat gerakannya dan aneh, mirip gerakan seekor burung rajawali yang menyambar-nyambar.
  121. Dan tak lama kemudian tempat itu sudah penuh dengan orang-orang Pek-lian-pai dan Pat-kwa­-pai, jumlah mereka tidak kurang dari lima puluh orang, dipimpin oleh Thian-­yang-ji, tokoh Pek-lian-kauw itu dan seorang tosu bernama Koai Tosu tokoh Pat-kwa-pai. Di dekat mereka masih ter­dapat seorang pemuda yang amat gagah perkasa, tinggi besar dan berwajah tam­pan, matanya lebar sekali menambah ketampanan wajahnya yang bundar.
  122. Dia semakin kagum kepada Lee Siang karenaa biarpun gadis ini menjadi wakil pimpinan perkumpulang Jang-kiang-pang yang mengutamakan kekerasan, namun pada hakekatnya Lee Siang adalah seorang wanita yang berwatak pendekar yang gagah perkasa, bahkan dalam percakapannya dengan gadis itu, Goan Ciang dapat menyelami watak Lee Siang yang sebetulnya patriotik karena gadis ini diam-diam membenci penjajah Mongol, cocok dengan wataknya sendiri.
  123. Dan cinta kita pada umumnya seperti itulah. Cinta kasih berdasarkan nafsu! Demikian pula cinta dalam hati Kalucin terhadap Silani. Dia ingin Silani menjadi miliknya sendiri, dan sekarang melihat ada pria lain mendekati gadis itu, bahkan ada ke­cenderungan berhubungan akrab, hatinya dipenuhi perasaan cemburu yang men­dalam.Bagi Khalaban sendiri, tentu saja dia merasa girang kalau puterinya bergaul akrab dengan seorang pangeran Pangeran kerajaan Ceng yang besar dan jaya, tampan dan gagah pula.
  124. “Tidak, sute. Mereka adalah dua orang pemuda yang tentu saja akan berani mengubah sikap dan tindakan masa lalu yang keliru, dan memulai dengan kehidupan baru yang sesuai dengan keadaan mereka. Pemuda-pemuda yang sudah mempelajari ilmu silat yang cukup baik, sudah sepatutnya menjadi orang-orang gagah perkasa berwatak pendekar, tidak pantas menjadi penjahat yang curang dan kejam!” kata Cu Goan Ciang sambil memberi isarat dengan pandang matanya kepada Shu Ta. Diam-diam Shu Ta kagum kepada suhengnya.
  125. Para pimpinan pemberontak itu, terutama sekali Cu Goan Ciang, Pek Mau Lokai, Tang Hui Yen dan para pembantu mereka, adalah orang-orang gagah perkasa yang lebih pantas dinamakan pendekar dari pada pemberontak! Yang amat mengesankan hatinya adalah ketika lima orang anggota melakukan pelanggaran, memperkosa dua orang gadis dusun di kaki bukit dan mereka ditangkap lalu dihukum mati oleh Beng-cu Cu Goan Ciang! Hal ini mengingatkan ia akan tingkah laku banyak prajurit kerajaan yang suka berbuat semena-mena, suka mengganggu rakyat, mengganggu wanita, dan mereka itu dibiarkan saja oleh komandan mereka. Ternyata mereka yang disebut pemberontak ini lebih berdisiplin, lebih tertib dan taat.
  126. Husein merasa haus, lalu seorang pria datang membawakan air untuknya, kemudian ia meminum air itu, namun Hushain bin Tamim menyerangnya dengan panah tepat mengenai bibirnya, sehingga ia sibuk membersihkan darah dengan tangannya, setelah itu ia memuji Allah, kemudian Husein bergerak menuju sungai Efrat, namun pasukan lawan telah menghadangnya, lalu seorang pria menyerangnya lagi dengan anak panah dan tepat mengenai langit – langit mulutnya, seharian penuh ia dalam kesendirian tak ada seorangpun yang mendatanginya, sehingga para pasukan mengepungnya, namun Husein tetap tegar dalam pendiriannya, ia terus bertarung dengan sengit dan gagah berani, ia menerjang kearah pasukan musuh dan memporak porandakan barisan mereka bagaikan singa yang menerkam mangsanya, dalam keadaan itu Syamar berteriak, celakalah ibu–ibu kalian! Apa lagi yang kalian tunggu?

Bagaimana teman-teman? jika kalian punya kalimat lain, silahkan tambahkan di kotak komentar.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.