Wednesday 2 December 2015

Kali ini kita akan membahas tentang Contoh Kalimat Menggunakan Kata "beras". Semoga artikel ini bermanfaat, aamiin.

Contoh Kalimat Menggunakan Kata "beras"


Bagaimana membuat kalimat dengan menggunakan kata "beras" dalam bahasa Indonesia? Dengan melihat dan mempelajari contoh-contoh kalimat dari kata "beras", kita akan terbantu untuk memahami arti dan pengertian dari kata tersebut. Perlu juga kalian pahami bahwa arti dan makna kata tersebut bisa berbeda untuk kalimat-kalimat yang tidak sama.

Untuk lebih jelasnya, contoh kalimat yang menggunakan kata "beras" dapat dilihat pada beberapa kalimat yang dikumpulkan dari berbagai sumber di internet seperti berikut ini.
Membuat Kalimat dari kata

Contoh-contoh Kalimat yang Menggunakan Kata "beras"

  1. VOC bisa memanfaatkan beras untuk diplomasi.
  2. Mengantarkan beras yang kami pesan," katanya lagi.
  3. Sudah sejak lama beras digunakan sebagai komoditas politik.
  4. pangkin sudah mencakup semua, baik beras maupun umbi-umbian.
  5. Ia menyatakan, tidak ada penyunatan dana dan beras untuk rakyat miskin.
  6. Meski demikian, Mataram gagal melihat beras sebagai komoditas diplomasi.
  7. Tetapi masyarakat hanya melihat beras sebagai satu-satunya bahan pangan.
  8. MESKIPUN pasar berhari-hari digerojok ribuan ton beras Bulog, harganya tak
  9. Sejak awal berdiri kerajaan Mataram, beras telah menjadi komoditas politik.
  10. Hal ini mengindikasikan pengutamaan beras sebagai indikator ekonomi nasional.
  11. Sisanya, 13 juta keluarga, harus beli beras di pasar dengan harga yang berlaku.
  12. Dari lahan pertanian padi tersebut dihasilkan padi sebanyak 89.875 ton beras per tahun1.
  13. Para raja yang berkuasa menyadari beras merupakan simbol stabilitas ekonomi dan politik.
  14. "Jangan seperti para presiden terdahulu, yang turun karena masalah harga beras dan BBM."
  15. “Jangan seperti para presiden terdahulu, yang turun karena masalah harga beras dan BBM.”
  16. Persoalan beras juga menjadi persoalan kewibawaan karena tidak mampu menyediakan beras murah.
  17. 2. Menurunnya konsumsi beras per kapita per tahun sebesar 1,5 % dan mengutamakan pangan lokal.
  18. “Jika maluku kekurangan beras maka biasanya kami ambil dari surabaya, sulsel, dan import.”
  19. Sebaliknya, kerajaan dan raja akan di agung – agungkan bila masalah beras bisa di kendalikan.
  20. Politik beras dilakukan kerajaan Mataram semakin menyakinkan kita komoditas beras adalah strategis.
  21. Jadi dengan membuat 1 buah pesawat dengan massa 10 ton, maka akan diperoleh beras 4,5 juta ton beras.
  22. “Belum juga jelas berapa sebenarnya hasil panen raya nanti, sekarang stok beras di pasar berkurang.
  23. Sampai dengan saat ini, jumlah beras yang akan disalurkan baru ditetapkan setelah anggarannya tersedia.
  24. Tingginya ketergantungan pada beras di daerah Maluku terjadi oleh karena politisasi beras pada masa Soeharto.
  25. Ketersediaan beras di gudang Bulog kerap di jadikan basis ketahanan pangan di level propinsi maupun kabupaten.
  26. Ia menunjukkan data bahwa harga 1 kg pesawat terbang adalah USD 30.000 dan 1 kg beras adalah 7 sen (USD 0,07).
  27. TETAPI, golongan antiimpor beras di DPR, yang ingin menggunakan hak angket dan interpelasi, kalah dalam voting.
  28. Pasukan Jepang menghadapi persoalan beras yang rumit sehingga meminta bantuan Soekarno untuk menyediakan beras.
  29. “Maksudnya, kalau petani tak protes, impor 250.000 ton beras dilaksanakan, harga rontok dan petani jeblok?”
  30. Penyeragaman konsumsi pangan ke beras pada masa orde baru telah membuat ketergantungan masyarakat terhadap beras.
  31. "Ah, mungkin itu beras jenis khusus, yang, meskipun bisa dikenali dari baunya yang apek, wujudnya tak kasatmata."
  32. Secara parsial dan terpisah – pisah kita bisa meneliti berbagai aspek seperti politik beras dan politik pangan.
  33. Pasukan rahasia selalu diminta mencari daerah yang rata, aman, dan beras murah sebelum mereka melakukan penyerbuan.
  34. Keamanan pasokan beras merupakan salah satu sendi penyokong kekuasaan Ki Ajeng Pemanahan, pendiri kerajaan Mataram.
  35. Soekarno berpikir lebih baik menyediakan beras kepada Jepang dengan begitu rakyat tidak mendapat siksa dari Jepang.
  36. Penguasa zaman dulu menggunakan beras sebagai indikator stabilitas ekonomi dan politik serta pencapaian kemakmuran.
  37. Ketergantungan terhadap pangan beras dan kebutuhan beras yang tidak mencukupi memaksa pemerintah harus mengimpor beras.
  38. Pemerintah daerah dalam hal ini BKP harus memaksimalkan sumber pangan lokal ketimbang harus membeli beras diluar daerah.
  39. Meskipun petani jumlahnya 14 juta keluarga, yang mampu menyimpan beras untuk kebutuhannya sendiri cuma satu juta keluarga.
  40. “Berarti, selisihnya itu merupakan beras ‘spanyol’ (separuh nyolong)? Kalau begitu, harus diembargo juga!” kata MH.
  41. Keadaan tidak mengimpor beras dan memanfaatkan pangan pengganti memang memperlihatkan sebuah upaya untuk kemandirian pangan.
  42. Pertumbuhan produksi relatif kecil khususnya beras dan belum mampu mengimbangi pertumbuhan permintaan yang semakin meningkat.
  43. TETAPI, Dirut Bulog mengaku, berdasarkan keputusan sidang kabinet, pihaknya dapat izin untuk impor beras sebanyak 250.000 ton.
  44. 4. Mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan dan gizi guna meningkatkan kualitas SDM dan penurunan konsumsi beras perkapita;
  45. Sedangkan di Kota Tual korupsi penyimpangan beras raskin 3,4 milliar yang melibatkan tersangka mantan Kepala Gudang Dolog Tual.
  46. Wawancara dengan salah satu kader posyandu terungkap bahwa keluarga petani di sini mengonsumsi beras dicampur dengan ketela ungu.
  47. Tujuan tersebut dilatarbelakangi mitos bahwa beras adalah komoditas strategis baik ditinjau dari segi ekonomi, politik dan sosial.
  48. Ketergantungan penduduk di daerah yang bukan penghasil beras terhadap beras menjadi permasalahan yang berujung pada kerawanan pangan.
  49. Sehingga membuat Maluku harus menutupi kekurangan beras dengan mengimpor beras dari luar daerah, hal ini juga diungkapkan Ramli Hasan:
  50. Sedangkan kebutuhan beras untuk Provinsi Maluku dengan jumlah penduduk 1.610.803 jiwa2, dibutuhkan lebih kurang 133 ton setiap tahunnya.
  51. Menurut Wikipedia.org, konon kebiasaan mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal dari daerah pegunungan di Asia Tenggara.
  52. Diversifikasi pangan ini sengaja dilakukan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap konsumsi beras minimal 1,5 persen per tahun.
  53. Akibatnya, sistem pangan lokal yang khas digantikan oleh sistem pangan dari luar yang berorientasi pasar dengan beras sebagai komoditi utama.
  54. Namun ketergantungan pola konsumsi pangan masyarakat Maluku terhadap beras, tidak sebanding dengan tingkat produksi beras di Provinsi Maluku.
  55. Buku babad tanah jawi 23yang digunakan untuk membahas politik beras Kerajaan Mataram yang diterbitkan berbahasa Indonesia oleh Yayasan Lontar.
  56. MESKIPUN, kata Wapres JK, kebutuhan beras nasional 32 juta ton, yang akan diimpor pemerintah cuma 180.000 ton (0,6%), “Kecil sekali,” katanya.
  57. pola makan yang tidak seimbang, seperti kurangnya makanan berserat (sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, beras tumbuk, agar-agar, dan lain-lain).
  58. Pergeseran pola konsumsi dari non beras ke beras karena akan dibutuhkan penyediaan yang semakin besar, sedangkan kapasitas produksi relaltif kecil.
  59. Badan Ketahanan Pangan Maluku diminta melakukan sosialisasi untuk mengubah pola konsumsi masyarakat dari ketergantungan pada beras aneka pangan lokal.
  60. Namujn kesulitan pangan muncul di mana – mana dan Jepang berusaha merampas beras dari rakyat sehingga hanya segelintir orang yang bisa memiliki beras.
  61. Ketergantungan konsumsi pangan pada beras pada masa orde baru menjadi masalah bagi Provinsi Maluku yang secara letak geografis tidak cocok ditanami padi.
  62. Ketergantungan pangan masyarakat Maluku terhadap beras sering kali membuat Provinsi Maluku harus bergantung pada daerah lain guna pemenuhan kebutuhan beras.
  63. Dalam praktiknya, pemerintah menerjemahkan ketahanan pangan sebatas ketersediaan beras dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat.
  64. “TETAPI, dalam kasus intelijen polisi memata-matai tim investigasi beras impor di DPR, kata Kapolda Metro Jaya, itu berdasarkan perintah dari Mabes Polri.”
  65. Soekarno juga memunculkan topik permasalahan pangan, salah satu topik yang sempat diperdebatkan adalah “mana jang lebih baik, beras atau djagung, dan mengapa?´
  66. Pihak Kementan masih terus melakukan kajian terkait kemungkinan pemberian beras untuk rakyat miskin (raskin) menjadi program pangan untuk rakyat miskin (pangkin).
  67. Pada masa Revolusi Hijau dimana terjadi penyeragaman pangan ke beras, dimana beras menjadi komoditas pangan yang diutamakan Provinsi Maluku juga terkena imbasnya.
  68. Hilangnya keanekaragaman hayati di lahan pertanian lantaran hanya mengandalkan beras sebagai tumpuan ketahanan pangan sangatlah beresiko bagi kehidupan masyarakat.
  69. "Salah satu tantangan yang dihadapi saat ini adalah perubahan iklim, karena itu kita tidak bisa mengandalkan sepenuhnya beras menjadi pangan pokok untuk dikonsumsi,"48
  70. Pada tahap ini, butir beras masih utuh dan bisa dimakan bersama dengan ikan, hal ini menciptakan semacam pokok makanan ringan yang terdiri dan lauk dalam satu kesatuan.
  71. Masyarakat Maluku masih bergantung pada beras oleh karena politik penyeragaman pangan zaman orde baru, dan mengesampingkan sagu yang dulu adalah pangan pokok orang Maluku.
  72. Jika hutang belum terbayarkan maka distribusi beras tidak akan dikirim, ketahanan pangan masyarakat terkena dampaknya, apalagi pola konsumsi pangan masih bergantung pada beras.
  73. Selain itu ketetapan atas jumlah beras raskin yang disediakan juga tidak selalu dilakukan pada awal tahun, dan sering dilakukan perubahan di pertengahan tahun karena berbagai faktor.
  74. "Kami tidak berani untuk salurkan kepada kabupaten yang belum melunasi tunggakan, karena sistem yang digunakan Bulog saat ini yakni 'cash and carry' (uang dulu baru beras diberikan)”
  75. Bentuk khas diciptakan dengan mengisi kotak berbentuk persegi kayu dengan nasi sushi, beras itu kemudian atasnya dengan ikan mentah, taburi garam, dan udang direbus dengan bahan lainnya.
  76. Krisis beras terjadi diakibatkan cuaca buruk sehingga mengakibatkan sulitnya akses transportasi untuk menyalurkan beras ke beberapa kabupaten yang hanya bisa didatangi dengan kapal laut.
  77. “Banyak orang merasa rendah diri jika mengkonsumsi pangan lokal seperti jagung dan umbi-umbian, padahal pangan non beras ini juga memiliki nilai gizi yang tinggi jika diolah secara baik,”
  78. Raskin ( akronim dari beras miskin ) adalah sebuah program bantuan pangan bersyarat diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia berupa penjualan beras di bawah harga pasar kepada penerima tertentu.
  79. “karena adanya kebijakan Mentri pertanian untuk penurunan konsumsi beras 1,5 per tahun dan kemudian peraturan presiden No 22 tahun 2009 tentang penganekaraman pangan, maka BKP pun mengemban tugas itu.”
  80. Selain karena lahan pertanian di Maluku secara keseluruhan tidak cocok ditanami padi, distribusi pangan beras seringkali terkendala dengan medan letak geografis daerah Maluku yang merupakan daerah kepulauan.
  81. Namun jika dicermati produksi padi di Maluku kadang tidak mencukupi tingkat konsumsi beras masyarakat Maluku, sehingga harus mengimport beras dari daerah lain, padahal potensi lahan sagu di Maluku sangatlah besar.
  82. “Kita harus mandiri pangan dengan pangan lokal kita, pada waktu-waktu tertentu akses beras ke pulau-pulau susah, dan jika masih bergantung pada beras, dan apa kita harus menunggu sampai beras itu datang, itu konyol.”
  83. “Menteri perdagangan pun, sesudah menuai protes para petani soal izin impor beras yang dikeluarkannya -- padahal harga stabil dan panen surplus -- dengan gampang ia berkilah, kalau stok cukup, ya Bulog tak harus impor.
  84. Salah satu upaya agar mengurangi ketergantungan tehadap beras dan kerawanan pangan, maka pemerintah melakukan diversifikasi pangan dengan mengembangkan dan mengkonsumsi pangan lokal yang merupakan potensi daerah masing-masing.
  85. Pengabaian potensi lokal dan pemfokusan pangan ke beras sehingga data tentang lahan sagu serta produksi sagu kurang digali oleh pemerintah setempat padahal hampir setiap daerah di Maluku terdapat kawasan sagu yang tumbuh secara alamiah.
  86. "Biasanya krisis beras di beberapa daerah di Maluku terjadi sekitar Desember-Februari karena cuaca buruk yang mengakibatkan gelombang tinggi dan angin kencang, sehingga kapal yang biasanya menyalurkan beras tidak melewati jalur biasanya”
  87. “Kalau tercapai penganekaragaman pangan, kita tidak perlu lagi mengambil beras dari daerah lain, karena ini juga sering memakan ongkos transportasi, apalagi Maluku daerah kepulauan dan jika cuaca tidak mendukung distribusi terhambat”34
  88. Selain itu kendala yang dihadapi adalah masih kurang daya inovatif terhadap pangan lokal dimana pangan lokal lebih cepat rusak bila dibandingkan dengan beras yang dapat disimpan dalam waktu yang lama saat dijadikan sebagai cadangan makanan.
  89. Namun dalam pelaksanaan mewujudkan ketahanan pangan berbasis pangan lokal Badan Ketahanan Pangan Maluku masing mendapat kendala oleh karena paradigma masyarakat Maluku yang lebih memprioritaskan makan beras ketimbang pangan lokal “Sagu”.
  90. “Daerah ini masih kekurangan beras sebanyak 60 ribu ton per tahun, sementara produksi beras di Maluku baru mencapai 58.000 ton/tahun dan tidak mencukupi 1,6 juta penduduk di daerah ini, karena jumlah konsumsi beras mencapai 133.000 ton/tahun,”
  91. Sehingga harus segera dirumuskan langkah-langkah nyata tentang bagaimana memaksimalkan sumber pangan lokal ketimbang harus membeli beras diluar daerah, selain menghabiskan devisa, ini membahayakan perekonomian daerah karena tidak ada kemandirian pangan.
  92. Titik-titik keringat yang bertunbulan di seputar hidungnya menghapuskan bedak bedak tepung beras yang dikenakannya, membuat wajahnya coreng-moreng seperti pameran emban bagi permaisuri, dalam ‘Dul Muluk’ sandiwara kuno kampung kami ( Hirata, 2008: 2).’
  93. Kekurangan beras untuk kebutuhan pangan masyarakat di provinsi Maluku cukup besar tersebut juga tidak mampu dipenuhi oleh Divre Maluku sebagai kaki tangan pemerintah sehingga seringkali mengimpor dari luar daerah untuk mencukupi kebutuhan konsumsi pangan beras.
  94. Aneka produk pangan lokal daerah sebenarnya memiliki kadar gizi yang lebih tinggi dari beras sehingga pola pikir seperti ini sudah harus diubah, dan BKP sebagai institusi yang menangani persoalan ini memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan sosialisasi.
  95. BKP Provinsi Maluku baru dua tahun terbentuk, dan untuk mengembalikan pola konsumsi masyarakat yang selama 32 tahun mengandalkan konsumsi pangan beras ke pangan lokal harus membutuhkan partisipasi dari setiap masyarakat Maluku untuk mendukung kebijakan dalam hal kemandirian pangan.
  96. TETAPI, masih kata TK, naiknya harga-harga yang mencekik rakyat sekarang ini justru merupakan sukses Presiden Megawati yang bisa membebaskan pemerintahannya dari "penyanderaan subsidi", terutama subsidi beras dan BBM, hal yang selama ini menelikung semua rezim terdahulu, dan ditentang IMF.
  97. TETAPI, masih kata TK, naiknya harga-harga yang mencekik rakyat sekarang ini, justru merupakan sukses Presiden Megawati yang bisa membebaskan pemerintahannya dari “penyanderaan subsidi”, terutama subsidi beras dan BBM, suatu hal yang selama ini menelikung semua rezim terdahulu, dan ditentang IMF.
  98. Otonomi daerah memberikan otoritas kepada pemerintah setempat untuk menggali kembali bahan pangan selain beras seperti sagu kelembagaan local yang berbeperan besar dalam ketahanan pangan desa dan tumah tangga perlu digali kembali seperti lumbung desa, lumbung rumah tangga , lumbung hidup dan sebagainya.
  99. namun oleh karena penyeragaman pangan ke beras maka menimbulkan dampak negatif berkurangnya keanekaragaman genetic jenis tanaman tertentu yang disebabkan oleh penyeragaman jenis tanaman tertentu yang dikembangkan dan ada sebagian daerah yang tidak berpotensi ditumbuhi tanaman padi ( beras ) seperti di Maluku.
  100. Sebenarnya jika dicermati yang sering terjadi di Maluku bukanlah rawan pangan jika melihat ketersedian pangan lokal yang ada, melainkan krisis beras, karena rata-rata pangan masih selalu diidentikan dengan ketersediaan beras dan pola konsumsi beras tinggi dan ketika beras tidak tersedia rawan pangan “semu” itu terjadi.
  101. Sagu mampu menghasilkan pati kering hingga 25 ton per hektar, jauh melebihi produksi pati beras atau jagung yang masing-masing hanya 6 ton dan 5.5 ton per hektar. Sagu tidak hanya menghasilkan pati terbesar, tetapi juga menghasilkan pati sepanjang tahun.  Setiap batang menghasilkan sekitar 200 kg tepung sagu basah per tahun.
  102. Yang pertama adalah nigiri sushi, sepotong ikan mentah atau bahan lainnya dioleskan dengan wasabi (lobak Jepang) dan ditempatkan di atas sebuah baji seukuran gigitan beras sushi dibentuk dengan tangan, yang lain adalah maki sushi, terdiri dari nasi sushi menyebar dengan ikan mentah dan sayuran segar atau dimasak, kemudian digulung dalam kertas tipis rumput laut nori kering.
  103. Framentasi diatas, nmenggamabarkan bahwa pengarang menggunakan pencitraan gerakan (movement) dan sekaligus pencintraan visual, seperti pada pilhan kata:’peluh yang mengalir, keringat yang bertunbulan, menghapuskan bedak bedak tepung beras yang dikenakannya, membuat wajahnya coreng-moreng, kata-kata megalir, , dan menghapus; liebh menggambarkan nuansa aktifitas dan gerakan, oleh karene itu dpat digolongkan dalam katagori pencitraan gerakan.
  104. Dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menyebabkan konsumsi pangan semakin tinggi hal ini tidak dapat diharapkan bila suatu daerah atau negara hanya memiliki satu sumber pangan utama seperti beras dikarenakan banyaknya areal persawahan yang dialihfungsikan menjadi areal pemukiman dan industri yang berdampak pada menurunnya produksi beras sehingga untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat akan semakin sulit dan harga beras semakin tinggi.
  105.  TETAPI, kata JP lagi, kalau seorang kepala desa di Bogor harus menjual 3,75 ton beras yang seharusnya dibagikan kepada rakyat miskin -demi memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri yang rombeng- dan status gizi anak-anak balita Indonesia anjlok hingga di bawah anak-anak balita Afrika, dan berjuta warga Sumatera Selatan belum bisa makan secara layak, puluhan ribu atap sekolah ambruk, beribu mahasiswa IPB tak mampu membayar SPP, beribu-ribu karyawan bus PPD akan di-PHK, siapa yang berani hidup bahagia?
  106. Padahal sistem pangan berbagai komunitas masyarakat lokal di Indonesia  mempunyai keanekaragaman yang sangat tinggi.  Penyeragaman pangan ini telah menyingkirkan sistem pangan lokal yang biasa dipraktikkan oleh masyarakat setempat sejak dulu.  Dukungan politik untuk pengembangan berbagai jenis pangan lokal lainnya tidak dilakukan.  Paradigma ini pun terbangun sampai sekarang dan sulit untuk dihilangkan, masyarakat Maluku masih mengandalkan beras sebagai komunitas pangan utama, sedangkan pangan lokal sebagai konsumsi pelengkap.
  107. Disamping itu hutan sagu yang merupakan salah satu sumbedaya alam yang menghasilkan berbagai unsur untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat sudah mulai langkah disebabkan telah terjadi perubahan pola konsumsi masyarakat dan ketergantungan masyarakat pada sumber pangan berupa beras serta alihfungsi lahan hutan menjadi perkebunan masyarakat dan pemukiman menyebabkan hutan sagu mengalami penurunan ketersediaan di alam misalnya banyaknya program transmigrasi yang dilaksanakan oleh pemerintah dengan mengalihkan hutan sagu di Maluku menjadi pemukiman masyarakat.
Bagaimana sobat? mudah-mudahan kalimat di atas dapat membantu kaian. Jika punya kalimat lain, silahkan sobat tambahkan di kotak komentar.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.