Monday 11 August 2014

Kali ini kita akan membahas tentang Struktur dan Kaidah Teks Cerita Pendek. Semoga artikel ini bermanfaat, aamiin.

Struktur dan Kaidah Teks Cerita Pendek

Cerita pendek (cerpen) adalah cerita yang wujud atau struktur fisiknya pendek. Ukuran panjang pendeknya suatu cerita memang relatif. Namun, pada umumnya cerita pendek merupakan cerita yang habis dibaca sekitar sepuluh menit ayau setengah jam dengan jumlah kata sekitar 500-5000 kata. oleh karena itu, cerita pendek sering diungkapkan sebagai " cerita yang habis dibaca dalam sekali duduk".
Secara umum, struktur alur cerita pendek dibentuk oleh:
(1) bagian pengenalan cerita,
(2) penanjakan menuju konflik,
(3) puncak konflik,
(4) penurunan, dan
(5) penyelesaian.

Struktur dan Kaidah Teks Cerita PendekNamun, tidak semua tahap tersebut ada dalam cerpen karena ruang yang tersedia sangat terbatas. Biasanya, alur cerita dalam cerpen langsung tertuju pada penanjakan, puncak, dan penyelesaian.
Kesederhanaan struktur cerpen tidak hanya dinyatakan dalam alurnya, tetapi juga pada tema, penokohan, dan latar.
  1. Tema cerpen lebih berfokus, langsung menuju pada masalah tertentu; tidak bercabang seperti dalam novel.
  2. Tokoh dalam cerpen melibatkan dua atau tiga tokoh.
  3. Latar yang tertera dalam juga terbatas. Biasanya, latar dalam cerpen mencakup satu atau dua tempat dengan waktu hanya beberapa saat.
Sementara itu, kaidah kebahasaan yang berlaku dalam cerpen pada umumnya menggunakan bahasa tidak baku atau tidak formal.


Selain mengetahui defenisi dan ciri umum sebuah cerpen, penting juga kita mengetahui struktur di dalam sebuah cerpen. Secara garis besar struktur cerpen adalah sebagai berikut.

Tahapan abstrak merupakan ringkasan atau inti cerita. Abstrak pada sebuah teks cerita pendek bersifat opsional. Artinya sebuah teks cerpen bisa saja tidak melalui tahapan ini.

  1. Tahapan orientasi merupakan struktur yang berisi pengenalan tokoh dan latar cerita. Pengenalan tokoh berkaitan dengan pengenalan perlaku (terutama pelaku utama) yang meliputi apa yang dialami. Pengenalan latar berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerpen. Latar digunakan oleh pengarang untuk menghidupkan cerita dan meyakinkan pembaca. Dengan kata lain, latar merupakan sarana pengekspresian watak, baik secara fisik maupun psikis.
  2. Tahap Komplikasi yang muncul diakibatkan oleh munculnya konflik. Tahap ini ditandai dengan reaksi pelaku dalam cerpen terhadap konflik. tahapan penjalinan konflik dimulai dari munculnya konflik, peningkatan konflik, hingga konflik memuncak (klimaks).
  3. Tahap evaluasi ditandai dengan adanya konflik yang mulai diarahkan pada pemecahannya. Setelah konflik mencapai puncaknya tokoh (penulis) akan mengupayakan solusi bagi pemecahan konflik sehingga mulai tampak penyelesaiannya.
  4. Resolusi, yaitu suatu keadaan di mana konflik terpecahkan dan menemukan penyelesaiannya. Pada tahapan ini ditandai dengan upaya pengarang yang mengungkakan solusi dari berbagai konflik yang dialami tokoh.
  5. Koda, yang merupakan bagian akhir sebuah cerita pendek yang diberikan oleh pengarang yang menyuarakan pesan moral sebagai tanggapan terhadap konflik yang terjadi. Ada juga yang menyebut koda dengan istilah lain yaitu : reorientasi. Koda merupakan nilai-nilai atau pelajaran yang dapat dipetik oleh pembaca dari sebuah teks. Sama halnya dengan tahapan abstrak, koda ini bersifat opsional.





No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.