Bagaimana membuat kalimat dengan menggunakan kata "dia" dalam bahasa Indonesia? Dengan melihat dan mempelajari contoh-contoh kalimat dari kata "dia", kita akan terbantu untuk memahami arti dan pengertian dari kata tersebut. Perlu juga kalian pahami bahwa arti dan makna kata tersebut bisa berbeda untuk kalimat-kalimat yang tidak sama.
Untuk lebih jelasnya, contoh kalimat yang menggunakan kata "dia" dapat dilihat pada beberapa kalimat yang dikumpulkan dari berbagai sumber di internet seperti berikut ini.
Contoh-contoh Kalimat yang Menggunakan Kata "dia"
- Bukankah dia hebat?
- Apa yang dia makan?
- Apakah dia tahu saya di sini?
- Apakah dia sulit untuk bergaul?
- Dia... dia menghidupkan mayat ibu...
- Apakah dia akan ada di kantor besok?
- Saya pikir dia akan kembali jam enam.
- Terbukti dia menengokku di guest house.
- "Yeee..., dia gitu deh!" kata Sandrina.
- Ransel biru dia geletakkan begitu saja.
- Memarkir dan dia duduk-duduk di kapnya.
- Hampir tidak pernah dia membunuh orang.
- Dan dia sudah bersusah payah mencarimu.
- Tiba-tiba dia merasa lehernya tercekik.
- "Tembak dia dengan panah! Bunuh dia...!"
- Enak saja dia menyebutku Sri Baginda ...
- Kita serbu dia dan rampas kecapinya... !
- Bahkan sampai sekarang dia masih hidup!"
- Manusia baru bisa bebas setelah dia mati
- Apapun yang kita lakukan dia sudah tahu.
- Sepertinya dia ingin menerkam si bandel.
- Tapi dia bersikeras memasang tenda saja.
- Ternyata sebenarnya dia adalah Tua Gila.
- Malam ketika dia bersama Iwin terguling.
- Terhuyung-huyung dia menyeret ranselnya.
- Kini dia pun mencoba memejamkan matanya.
- "Tuh!" dia menunjuk ke tiga orang cewek.
- Suara tahlil dia gemakan terus dan terus.
- Kenapa dia tidak datang ke pesta kemarin?
- Memandang ke mana saja dia mau memandang.
- Minta dia agar menyudahi pemencilan diri.
- Sudah lenyap sebelum dia sempat membalik.
- Tapi, mana Tono? Kenapa dia tidak muncul?
- Beberapa kali dia tersungkur bertabrakan.
- Lalu dia bertanya pada keempat orang itu.
- Lalu dia memandangi ketiga sabat lamanya.
- Sekali lagi dia memperhatikan sekeliling.
- Setelah puas, dia meninggalkan buruannya.
- Tapi anehnya, dia memasabodohkannya dulu.
- Lalu dia berangkat kembali menuju istana.
- Kini dia merasa segar dan bergairah lagi.
- Beberapa kali dia menghela napas panjang.
- Ya, dia betul-betul sentimentil hari ini.
- Jelas dia tak bermaksud mempermainkan ...
- Lelaki dimiliki wanita, tapi dia memiliki
- Tiba-tiba saja dia jadi teringat mamanya!
- "Ah, Mimi, jangan sebut dia saudara lagi.
- Karenanya dia selalu berusaha dan berdoa.
- Padahal dia ingin bergerak terus ke depan.
- Kemudian dia berlari enuju pintu kamarnya.
- Sayangnya, dia sangat sibuk pada hari itu.
- Segera dia meraba saku pakaiannya sendiri.
- Mukanya pucat dan dia pun roboh terguling.
- Prattt....! Dan dia terhuyung ke belakang.
- Dan dia tentu tidak akan leluasa bergerak.
- Kalau dia berteriak, tentu dia akan tewas.
- Sudah beberapa kali dia menggombali gadis.
- Cepat dia memeriksa denyut nadi gadis itu.
- Agaknya dia mengenal baik keadaan di situ.
- Tapi jelas dia sudah tewas di Pangandaran.
- "Karena dia berada di pihak yang bersalah.
- Heheheh... dia tertawa malu dan ngeloyor .
- Dari teras atap hotel dia melihat ke jalan.
- Akan tetapi dia juga meragu dan agak jerih.
- Sekuat tenaga dia menarik tubuhnya ke atas.
- Ucapan gadis itu yang membuat dia tertegun.
- Perasaan bahwa dia sesuatu dalam dunia ini.
- Kelihatannya dia sedang menunggu seseorang.
- Lalu dia merasa seperti pernah mengenalnya.
- "Entahlah, akan tetapi dia pejuang sejati."
- Dia tahu bahwa dia menghadapi ancaman maut.
- Ya, dia di dalam Siapa yang bicara, please?
- maka dia benar-benar akan menemui kematian.
- Tolong beritahu dia bahwa Yamada dipanggil.
- Tapi, dia sudah terlanjur menceburkan diri.
- Secepat kilat dia jatuhkan diri ke samping.
- Hanya saja dia lebih suka hidup menyendiri.
- Hampir tak percaya dia apa yang dilihatnya.
- Celaka, pikirnya, pasti dia akan ditangkap.
- Akan tetapi baru saja dia kematian ayahnya.
- Bahkan dia juga memiliki banyak ilmu hitam.
- Mukanya berubah pucat dan dia berkata gugup.
- Dua kali sudah dia roboh karena totokan itu.
- Puncak kemarahannya, dia pulang ke Surabaya.
- Dia ... dia selalu mengenakan pakaian hitam.
- "Aku tidak peduli dia masih kuat atau tidak.
- Tiba-tiba dia memasang telinganya kuat-kuat.
- Saya menyesal dia sedang menelepon sekarang.
- Apa perlu kubereskan saja dia lebih dulu ...
- Akhirnya tibalah dia di pantai lautan timur.
- "Waduh!" dia menyesal kelepasan bicara tadi.
- "Tapi kan dia mencintaimu," kata Rina pasti.
- "Seorang sopir dan keneknya," dia tersenyum.
- Yakni dia memiliki kepandaian tinggi sekali.
- Dan membacakannya doa-doa kalau dia gelisah.
- Lalu kenapa dia dibiarkan hidup? Tidak segera
- Dan dia tidak bermaksud untuk menghalanginya.
- Ternyata dia adalah Kepala Desa Tanggul Rejo.
- Berarti dia bukan penduduk desa Tanggul Rejo.
- Bagaimanapun juga dia harus menolong ayahnya.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.