Thursday, 19 January 2017

Kali ini kita akan membahas tentang Contoh Kalimat Menggunakan Kata "dia". Semoga artikel ini bermanfaat, aamiin.

Contoh Kalimat Menggunakan Kata "dia"


Bagaimana membuat kalimat dengan menggunakan kata "dia" dalam bahasa Indonesia? Dengan melihat dan mempelajari contoh-contoh kalimat dari kata "dia", kita akan terbantu untuk memahami arti dan pengertian dari kata tersebut. Perlu juga kalian pahami bahwa arti dan makna kata tersebut bisa berbeda untuk kalimat-kalimat yang tidak sama.

Untuk lebih jelasnya, contoh kalimat yang menggunakan kata "dia" dapat dilihat pada beberapa kalimat yang dikumpulkan dari berbagai sumber di internet seperti berikut ini.
Membuat Kalimat dari kata

Contoh-contoh Kalimat yang Menggunakan Kata "dia"

  1. Bukankah dia hebat?
  2. Apa yang dia makan?
  3. Apakah dia tahu saya di sini?
  4. Apakah dia sulit untuk bergaul?
  5. Dia... dia menghidupkan mayat ibu...
  6. Apakah dia akan ada di kantor besok?
  7. Saya pikir dia akan kembali jam enam.
  8. Terbukti dia menengokku di guest house.
  9. "Yeee..., dia gitu deh!" kata Sandrina.
  10. Ransel biru dia geletakkan begitu saja.
  11. Memarkir dan dia duduk-duduk di kapnya.
  12. Hampir tidak pernah dia membunuh orang.
  13. Dan dia sudah bersusah payah mencarimu.
  14. Tiba-tiba dia merasa lehernya tercekik.
  15. "Tembak dia dengan panah! Bunuh dia...!"
  16. Enak saja dia menyebutku Sri Baginda ...
  17. Kita serbu dia dan rampas kecapinya... !
  18. Bahkan sampai sekarang dia masih hidup!"
  19. Manusia baru bisa bebas setelah dia mati
  20. Apapun yang kita lakukan dia sudah tahu.
  21. Sepertinya dia ingin menerkam si bandel.
  22. Tapi dia bersikeras memasang tenda saja.
  23. Ternyata sebenarnya dia adalah Tua Gila.
  24. Malam ketika dia bersama Iwin terguling.
  25. Terhuyung-huyung dia menyeret ranselnya.
  26. Kini dia pun mencoba memejamkan matanya.
  27. "Tuh!" dia menunjuk ke tiga orang cewek.
  28. Suara tahlil dia gemakan terus dan terus.
  29. Kenapa dia tidak datang ke pesta kemarin?
  30. Memandang ke mana saja dia mau memandang.
  31. Minta dia agar menyudahi pemencilan diri.
  32. Sudah lenyap sebelum dia sempat membalik.
  33. Tapi, mana Tono? Kenapa dia tidak muncul?
  34. Beberapa kali dia tersungkur bertabrakan.
  35. Lalu dia bertanya pada keempat orang itu.
  36. Lalu dia memandangi ketiga sabat lamanya.
  37. Sekali lagi dia memperhatikan sekeliling.
  38. Setelah puas, dia meninggalkan buruannya.
  39. Tapi anehnya, dia memasabodohkannya dulu.
  40. Lalu dia berangkat kembali menuju istana.
  41. Kini dia merasa segar dan bergairah lagi.
  42. Beberapa kali dia menghela napas panjang.
  43. Ya, dia betul-betul sentimentil hari ini.
  44. Jelas dia tak bermaksud mempermainkan ...
  45. Lelaki dimiliki wanita, tapi dia memiliki
  46. Tiba-tiba saja dia jadi teringat mamanya!
  47. "Ah, Mimi, jangan sebut dia saudara lagi.
  48. Karenanya dia selalu berusaha dan berdoa.
  49. Padahal dia ingin bergerak terus ke depan.
  50. Kemudian dia berlari enuju pintu kamarnya.
  51. Sayangnya, dia sangat sibuk pada hari itu.
  52. Segera dia meraba saku pakaiannya sendiri.
  53. Mukanya pucat dan dia pun roboh terguling.
  54. Prattt....! Dan dia terhuyung ke belakang.
  55. Dan dia tentu tidak akan leluasa bergerak.
  56. Kalau dia berteriak, tentu dia akan tewas.
  57. Sudah beberapa kali dia menggombali gadis.
  58. Cepat dia memeriksa denyut nadi gadis itu.
  59. Agaknya dia mengenal baik keadaan di situ.
  60. Tapi jelas dia sudah tewas di Pangandaran.
  61. "Karena dia berada di pihak yang bersalah.
  62. Heheheh... dia tertawa malu dan ngeloyor .
  63. Dari teras atap hotel dia melihat ke jalan.
  64. Akan tetapi dia juga meragu dan agak jerih.
  65. Sekuat tenaga dia menarik tubuhnya ke atas.
  66. Ucapan gadis itu yang membuat dia tertegun.
  67. Perasaan bahwa dia sesuatu dalam dunia ini.
  68. Kelihatannya dia sedang menunggu seseorang.
  69. Lalu dia merasa seperti pernah mengenalnya.
  70. "Entahlah, akan tetapi dia pejuang sejati."
  71. Dia tahu bahwa dia menghadapi ancaman maut.
  72. Ya, dia di dalam Siapa yang bicara, please?
  73. maka dia benar-benar akan menemui kematian.
  74. Tolong beritahu dia bahwa Yamada dipanggil.
  75. Tapi, dia sudah terlanjur menceburkan diri.
  76. Secepat kilat dia jatuhkan diri ke samping.
  77. Hanya saja dia lebih suka hidup menyendiri.
  78. Hampir tak percaya dia apa yang dilihatnya.
  79. Celaka, pikirnya, pasti dia akan ditangkap.
  80. Akan tetapi baru saja dia kematian ayahnya.
  81. Bahkan dia juga memiliki banyak ilmu hitam.
  82. Mukanya berubah pucat dan dia berkata gugup.
  83. Dua kali sudah dia roboh karena totokan itu.
  84. Puncak kemarahannya, dia pulang ke Surabaya.
  85. Dia ... dia selalu mengenakan pakaian hitam.
  86. "Aku tidak peduli dia masih kuat atau tidak.
  87. Tiba-tiba dia memasang telinganya kuat-kuat.
  88. Saya menyesal dia sedang menelepon sekarang.
  89. Apa perlu kubereskan saja dia lebih dulu ...
  90. Akhirnya tibalah dia di pantai lautan timur.
  91. "Waduh!" dia menyesal kelepasan bicara tadi.
  92. "Tapi kan dia mencintaimu," kata Rina pasti.
  93. "Seorang sopir dan keneknya," dia tersenyum.
  94. Yakni dia memiliki kepandaian tinggi sekali.
  95. Dan membacakannya doa-doa kalau dia gelisah.
  96. Lalu kenapa dia dibiarkan hidup? Tidak segera
  97. Dan dia tidak bermaksud untuk menghalanginya.
  98. Ternyata dia adalah Kepala Desa Tanggul Rejo.
  99. Berarti dia bukan penduduk desa Tanggul Rejo.
  100. Bagaimanapun juga dia harus menolong ayahnya.
Bagaimana sobat? mudah-mudahan kalimat di atas dapat membantu kalian. Jika punya kalimat lain, silahkan sobat tambahkan di kotak komentar.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.