Friday 18 November 2016

Kali ini kita akan membahas tentang Contoh Kalimat Menggunakan Kata "nelayan". Semoga artikel ini bermanfaat, aamiin.

Contoh Kalimat Menggunakan Kata "nelayan"


Bagaimana membuat kalimat dengan menggunakan kata "nelayan" dalam bahasa Indonesia? Dengan melihat dan mempelajari contoh-contoh kalimat dari kata "nelayan", kita akan terbantu untuk memahami arti dan pengertian dari kata tersebut. Perlu juga kalian pahami bahwa arti dan makna kata tersebut bisa berbeda untuk kalimat-kalimat yang tidak sama.

Untuk lebih jelasnya, contoh kalimat yang menggunakan kata "nelayan" dapat dilihat pada beberapa kalimat yang dikumpulkan dari berbagai sumber di internet seperti berikut ini.
Membuat Kalimat dari kata

Contoh-contoh Kalimat yang Menggunakan Kata "nelayan"

  1. Kami yang akan membela para nelayan ini!
  2. Para nelayan men­jadi semakin ketakutan.
  3. Para nelayan juga kelelahan berimpitan di gubuknya.
  4. Atau dengan badainya menggulung-gulung kampung nelayan di pesisir.
  5. Para nelayan itu nampak ketakutan, saling pandang dan menggeleng kepala.
  6. Spider dari tadi menanyai para nelayan yang sedang berkemas di perahunya.
  7. Para nelayan menyambut kemenangan Keng Han dengan sorak dan tepuk ta­ngan.
  8. Para nelayan lalu sibuk mempersiap­kan diri untuk mulai pergi mencari ikan.
  9. Akan tetapi tepi di mana ia tiba itu sunyi, tidak ada dusun nelayan di situ.
  10. Pada musim barat ketika nelayan enggan melaut, menu utama itu adalah ikan gabus.
  11. Dia melihat bocah-bocah nelayan yang sehat dan hitam kulitnya berlarian ke laut.
  12. Keadaan pantai masih sepi sekali, para nelayan belum membuat persiapan di hari itu.
  13. Tentu saja kemenangan Juragan Lul ini membuat para nelayan menjadi lega dan gembira.
  14. Ada bocah-bocah nelayan yang sehat dan hitam kulitnya berlarian di pantai yang lembut.
  15. Para nelayan yang tadinya sibuk be­kerja itu menjadi panik melihat muncul­nya lima orang itu.
  16. Orang itu bernama Ji Koan, seorang nelayan kawakan yang sejak kecil sudah menjadi nelayan di tempat itu.
  17. Keng Han yang sedang melamun menjadi kaget dan cepat memandang nelayan itu yang menudingkan telunjuk­nya ke kiri.
  18. Juragan Lui, kami dipaksa untuk melayarkan mereka ke pulau kosong dan mereka memukul kami! kata nelayan yang tadi dipukul.
  19. Dia bermalam di sebuah dusun nelayan dan pada keesokan harinya, pagi-­pagi sekali dia sudah duduk termenung di tepi pantai.
  20. Banyak perahu nelayan yang berkeadaan sama dengan mereka, bahkan ada yang sudah terguling dan penumpangnya entah bernasib bagaimana.
  21. Sebetulnya rada riskan juga melaut menuju Ujung Kulon dengan perahu nelayan biasa, yang suka menangkap ikan di Laut Selatan yang ganas.
  22. Setelah tiba di pantai lautan, Tao Seng menyewa sebuah perahu layar dan dengan pertolongan seorang nelayan me­reka pun pergi berlayar.
  23. Jan Huyghen van Linschoten di dalam bukunya Itinerario menuliskan bahwa "Malaka adalah tempat berkumpulnya nelayan dari berbagai negara.
  24. Akhirnya Mumu menawarkan alternatif lain, yaitu melaut nebeng dengan perahu nelayan mengitari Ujung Kulon dan berlabuh di kota kecil, Labuhan.
  25. Tapi hal itu tidak mungkin kami lakukan! bantah seorang nelayan yang masih muda. Kami adalah nelayan-nelayan yang harus mencari makan setiap hari.
  26. Para nelayan yang semalam memeras keringat dan melawan ombak menebar jala, pada pagi hari bergotong-royong menghimpun tenaga menarik jala itu ke darat.
  27. Orang-orang ini adalah para nelayan yang harus be­kerja mencari nafkah, mengapa engkau mengganggu mereka dan memaksa mereka untuk mengantarmu berlayar?
  28. Ternyata suara ribut-rlbut itu terjadi antara tiga orang pendatang yang pakaiannya ringkas seperti ahli-ahli silat dan belasan orang nelayan yang ribut mulut.
  29. Kamu berani membantah? Seorang di antara tiga pendatang itu melangkah maju dan sebuah pukulan mengenai dada pemuda nelayan itu sehingga dia ter­pelanting roboh.
  30. Dia tidak percaya kalau Ji Koan, paman nelayan yang baik hati itu, sengaja me­ninggalkannya! Kakek raksasa yang amat kejam itu! Dan dia mengkhawatirkan nasib Ji Koan.
  31. Akan tetapi Ji Koan adalah seorang nelayan yang tidak ber­keluarga, hidup sebatang kara saja di dunia ini sehingga tidak ada anggota keluarga yang mengkhawatirkannya.
  32. Dia seorang nelayan sederhana yang tentu saja tidak ingin terlibat, akan tetapi melihat pemuda itu meloncat ke perahunya dan membawa pedang berlumur darah, dia sudah ketakutan.
  33. Para nelayan ada yang sedang asyik merajut jalanya yang rusak, ada yang menanak nasi, berselonjor telanjang dada sambil menyedot rokok kawungnya, atau ada yang hanya tidur-tiduran saja.
  34. Beberapa orang nelayan mulai nampak di tepi laut, berpakaian tebai menahan dingin, ada yang mulai membenahi perahu, membetul­kan jala dalam persiapan mereka mencari nafkah di hari itu.
  35. Keramaian yang makin terjadi di pan­tai itu, kesibukan para nelayan dan naik­nya matahari pagi yang kini sinarnya mulai tak tertahankan oleh pandang ma­ta, menyadarkannya dari lamunan.
  36. Dia naik perahu bersama Paman Ji Koan nelayan tua itu menuju ke pulau kosong yang oleh para nelayan disebut Pulau Hantu. Dia telah tiba di pulau dan nampak ada tujuh buah perahu di tepi dekat batu-batu.
  37. Akan tetapi Keng Han yang tadi te­lah bertanya-tanya dan mendapat ke­terangan beberapa orang nelayan siapa adanya Juragan Lui itu, sudah berkata dengan ketus kepadanya, Engkau juga bukan orang baik-baik, Juragan Lui!
  38. Mendengar ini, Juragan Lui lalu me­noleh ke belakang, ke arah para nelayan dan bertanya, Kalian semua telah men­dengar permintan Siauw-hiap ini, apakah ada di antar kalian yang sanggup me­ngantarkan dia ke pulau itu?
  39. Mendengar ini, si hidung pesek tertawa, Ha-ha-ha, kiranya engkau yang disebut Juragan Lui? Tentu engkau ini lintah darat yang menguras tenaga para nelayan untuk mengisi padat kantung uangmu, memberi pinjaman dengan bunga berlipat ganda.
  40. Sambil menahan rasa nyeri dan mengerahkan semua sisa tenaganya, Goan Ciang berhasil meloloskan diri dari pada pengejarnya dan dapat menumpang sebuah perahu nelayan melanjutkan pelariannya dengan perahu yang sedang mencari ikan di tepi sungai Yang-ce.
  41. Berkat sepak terjang pemuda itu, kehidupan para nelayan di situ akan menjadi jauh lebih baik.Para nelayan yang lain membantu ketika Ji Koan membuat persiapan dan ketika perahu berangkat berlayar, semua orang memandang dan mengikuti perahu itu dengan sinar.
  42. Kalau memberi pinjaman, mintalah bayaran dengan bunga yang wajar saja sehingga para nelayan berkesempatan untuk menaikkan taraf kehidupan mereka. Mereka itu manusia, sama dengan engkau dan aku yang mem­butuhkan kesejahteraan dan kesenangan, bukan sekedar makan saja.
  43. Seorang kakek yang tubuhnya tinggi be­sar seperti raksasa, yang semua rambut­nya sudah putih seperti kapas, sedang mengamuk dikeroyok oleh kurang lebih tiga puluh orang yang dia kenali dipimpin oleh si Harimau Hitam yang pernah di­hajarnya di dusun para nelayan itu.
  44. Keng Han lalu meceritakan tentang munculnya sebuah pulau baru di per­mukaan laut itu yang oleh para nelayan disebut Pulau Hantu dan diceritakannya pula penemuannya di gua, yaitu tulisan di dinding batu berikut gambar-gambar­nya tentang ilmu silat yang dipelajari­nya.
  45. MESKIPUN sudah mengangkangi Pulau Sipadan dan Ligitan, sudah menzalimi ribuan TKI, sudah mencuri kayu dari hutan Indonesia, sudah menembaki nelayan kita, Malaysia masih pun bersyahwat menggagahi Ambalat – bahkan sudah menjual hak eksplorasi minyak dan gas di sana, kepada Shell.
  46. Aih, apa yang ditakuti? Mari, biar aku yang mengemudikan perahu! kata­nya dan Keng Han mengambil oper ke­mudi dari tangan Ji Koan. Tadi dia su­dah belajar dari nelayan itu dan karena dia memang seorang pemuda yang cerdik maka sebentar saja dia sudah dapat me­nguasai kepandaian itu.
  47. Setelah meninggalkan perahu dan nelayan itu di tempat yang jauh sekali dari Wu-han, dia melanjutkan perjalanannya melalui darat, berjalan kaki dan karena dia harus selalu hati-hati, bersembunyi dan tidak berani memperkenalkan diri, maka dia hidup sengsara sekali sebagai seorang buronan.
  48. Dan ayah serta ibunya menyaksikan ketika pulau yang kini di­sebut Pulau Hantu oleh para nelayan itu lahir! Mendengar kelahiran sebuah pu­lau dari ibunya sudah timbul keinginan tahunya untuk berkunjung ke pulau aneh itu, apalagi sekarang pulau itu bahkan disebut Pulau Hantu oleh para nelayan.
  49. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa nama Melayu terambil dari dua makna adalah yaitu pertama: berasal dari nama sebuah kerajaan yang berada di Jambi, dan kedua: berasal dari kata layar yang mengisyaratkan bahwa orang-orang Melayu merupakan sebutan untuk para pelaut ulung yang pada ummnya dilakukan oleh nelayan dan pedagang antar pulau atau antar kerajaan.
  50. Akan tetapi seorang nelayan yang ber­usia lima puluh tahun segera melangkah maju dan berkata, Biarlah saya yang akan mengantar Siauw-hiap ini ke sana! Dia sudah melepas budi kepada kami, memperbaiki nasib kami, maka sebagai tanda terima kasih biar saya mengantar dia ke sana! Orang-orang bertepuk ta­ngan memuji ketika ada seorang di an­tara mereka yang berani mengajukan diri.
  51. Mendengar ini, Juragan Lui terbelalak dan berseru, Engkau keliru, orang muda! Aku adalah penolong seluruh nelayan di daerah ini! Siapa yang memberi modal kepada mereka untuk memperbaiki jala dan perahu! Aku! Siapa yang memberi mereka makan dan pakaian di waktu angin besar tidak memungkinkan mereka mencari nafkah? Aku! Kalau tidak ada aku, mereka tentu banyak yang sudah kelaparan!
  52. Kami adalah pembantu Juragan Lui. Kehidupan para nelayan ini sepenuhnya ditanggung oleh Juragan Lui dan hasil tangkapan ikan mereka harus diserahkan kepada Juragan Lui untuk membayar hutang mereka. Kalau kalian mengganggu mereka, bagaimana mereka dapat men­cari ikan? Kalian tiga orang asing per­gilah dari dusun ini dan jangan mem­buat ribut di sini atau kami akan menghajar kalian!
  53. Setelah dia mengaku kepada nelayan itu bahwa dia yang pernah menggegerkan bandar sungai Wu-han membela para pekerja kasar, nelayan itu tentu saja menghormatinya dan atas bantuan nelayan itu, Goan Ciang berhasil membeli obat-obat untuk luka-luka di tubuhnya, membeli pula pakaian kasar beberapa stel untuk mengganti pakaian pengantin yang masih menempel di tubuhnya, pakaian pengantin yang robek-robek oleh senjata para pengeroyok dan bernoda darah.
  54. Sudah sepekan lamanya mereka berkeliaran melakukan penyelidikan di sepanjang lembah Huai. Beberapa kali mereka dicurigai dan ditahan kelompok prajurit yang meronda atau melakukan penjagaan, namun Bouw Ku Cin dan adiknya segera dibebaskan kembali ketika mereka memperlihatkan sebuah surat kuasa yang dibuat dan ditanda tangani sendiri oleh Yauw-Ciangkun. Dan mereka tidak pernah bertemu dengan para pemberontak, apa lagi mendapat gangguan mereka. Suasana di dusun sekitar lembah itu nampak tenteram dan tenang, para petani dan nelayan bekerja dengan santai.
Bagaimana sobat? mudah-mudahan kalimat di atas dapat membantu kalian. Jika punya kalimat lain, silahkan sobat tambahkan di kotak komentar.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.