Wednesday, 17 February 2016

Kali ini kita akan membahas tentang Contoh Kalimat Menggunakan Kata "mulut". Semoga artikel ini bermanfaat, aamiin.

Contoh Kalimat Menggunakan Kata "mulut"


Bagaimana membuat kalimat dengan menggunakan kata "mulut" dalam bahasa Indonesia? Dengan melihat dan mempelajari contoh-contoh kalimat dari kata "mulut", kita akan terbantu untuk memahami arti dan pengertian dari kata tersebut. Perlu juga kalian pahami bahwa arti dan makna kata tersebut bisa berbeda untuk kalimat-kalimat yang tidak sama.

Untuk lebih jelasnya, contoh kalimat yang menggunakan kata "mulut" dapat dilihat pada beberapa kalimat yang dikumpulkan dari berbagai sumber di internet seperti berikut ini.
Membuat Kalimat dari kata

Contoh-contoh Kalimat yang Menggunakan Kata "mulut"

  1. Sudahkah Anda cuci mulut Anda?
  2. Menaruh uang Anda di mana mulut Anda.
  3. Silahkan buka mulut Anda lebar-lebar.
  4. Kereta mulai meninggalkan mulut stasiun.
  5. Airpun segera diminumkan ke mulut Gajah.
  6. Dia memandang ke mulut goa sebelah kanan.
  7. Nah, kalau begitu minumlah dari mulut guci!
  8. Menghirup dilakukan melalui mulut atau hidung.
  9. Tapi ini dari mulut menggairahkan gadis Eropa.
  10. Dari mulut Wulung Kerso keluar suara rintihan.
  11. Wawan hanya bisa membuka mulut tanpa ada suara.
  12. Buka mulut Anda. Gigi ini sudah sangat membusuk.
  13. Bodoh! Minum saja dari mulut guci, apa sukarnya?
  14. Dari mulut orang itu keluar suara erangan pendek.
  15. Hembuskanlah napas dengan lembut melalui mulut Anda.
  16. Sesuatu yang tidak kuharapkan keluar dari mulut ayah.
  17. Makam itu persis di mulut jalan menuju puncak gunung.
  18. Lalu tembakau di mulut orang berpakaian biru-biru itu.
  19. "Uh ..." mulut pandai besi mendesis kejut dan kesakitan.
  20. "Politik Indonesia seakan-akan berada di mulut Gus Dur!"
  21. Di salah satu mulut gua dia melihat ada tiga orang lelaki.
  22. Pangeran Purbaya?! Membuka mulut dukun jahat Ronggo Sampenan.
  23. Dia maju satu langkah dan membuka mulut dengan suara lantang.
  24.  "Turunlah! Cium bau mulut dan keringat rakyat…!" katanya.
  25. terpental. Darah kembali mengucur dari hidung dan mulut Wiro.
  26. Kakek Segala Tahu dongakkan kepala dengan mulut berkomat kamit.
  27. disambarnya tangan itu dengan mulut lalu digigit sekuat-kuatnya.
  28. Jahanam! Kurobek mulut besarmu! Sinto Gendeng kembali mendamprat.
  29. Dia melihat orang-orang berdiri di sepanjang rel di mulut stasiun.
  30. Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah.
  31. Setelah getaran dalam gua berhenti, Hijau Satu baru membuka mulut kembali.
  32. Baru saja mereka keluar dari mulut hotel, beberapa orang mendekati mereka.
  33. Roy tentu akan kaget kalau suara hati ini terdengar dari mulut gadis Asia.
  34. Baru saja suaranya sirap, dari salah satu mulut goa terdengar sahutan halus.
  35. Tersenyumlah, mulut dibuka sedikit, tutup mata, tenangkan pikiran dan rileks.
  36. Sang ibu hendak membuka mulut namun akhirnya memutuskan untuk tidak membantah.
  37. "Om awighnam astu namas siddham ..." demikian mulut Anuraga mendamba puji doa.
  38. Tapi ... tapi aku hanya orang suruhan saja ... membuka mulut Ki Dukun Japara.
  39. Hijau dua kemudian membuka mulut bertindak sebagai juru bicara pemberi laporan.
  40. Terhindar dari bercak-bercak moral kota besar dan bau busuk mulut para pemabuk.
  41. Dan dari mulut mereka terdengar tawa riang, cerita-cerita lucu di sekolah tadi.
  42. Kemudian dari mulut sang pendekar meledak suara menyerupai auman harimau dahsyat.
  43. Pokoknya setiap mereka menemukan sasaran, pasti mulut mereka pada ramai berbunyi.
  44. Sepasang mata itu berkilat dan mulut yang indah bentuknya itu tersenyum mengejek.
  45. Di kanan kiri mulutnya terdapat lesung pipit yang membuat mulut itu makin menarik.
  46. Dari mulut perempuan itu menyembur cairan berwarna biru kehitaman dan sangat kental.
  47. Suasana menjadi riuh rendah dan gaduh karena terjadi perang mulut antara kedua pihak.
  48. 2. Gosok dan bersihkan mulut tetapi jangan makan ataupun minum apapun selama 45 menit
  49. Menurut cerita dari mulut ke mulut, terutama dari Ina, si Prancis itu bernasib malang.
  50. Aku terharu dan bersyukur mendengar pernyataan tulus dari mulut Ani, ibu Pascal sendiri.
  51. Sementara semua orang bertahlil, Tuan Munadi cuma diam mematung dengan mulut terkunci rapat.
  52. Kita pasti pernah tahu bila terjadi perang mulut dengan tetangga akibat ikut campur itu tadi.
  53. Jeritan geram dan marah keluar dari mulut beberapa orang mendengar kata-kata Datuk Akhirat itu.
  54. "Kay..." Si pelayan seperti tidak percaya begitu mendengarnya dari mulut kedua gadis cilik ini.
  55. Si Perwira yang sudah tak asing lagi dengan bau seperti itu segera tunggingkan bagian mulut tabung.
  56. Dari mulut Anip, Wawan akhirnya mendengar tentang sebuah keluarga kecil di kampung di jalur kereta.
  57. Lalu pendekar ini pentang mulut keluarkan suara nyanyian Nadanya sungguh tidak sedap karena sumbang.
  58. Kenapa mencapaikan diri membuangnya jauh-jauh kesana? salah seorang perajurit membuka mulut bertanya.
  59. Begitu memasuki mulut kampung sebuah gerobak yang ditarik seekor^sapi putih bergerak deras ke arahnya.
  60. Itu filtnah! Engkau lancang mulut dan perlu dihajar, orang muda! kata Juragan Lui dengan marah sekali.
  61. "Ucapan-ucapan Bouw Kongcu seolah keluar dari mulut seorang pendeta saja, dan membuat aku merasa kagum.
  62. Menurut cerita dari mulut ke mulut, si buntung itu dibuang ke terminal oleh ibunya ketika umur lima tahunan.
  63. Inilah bukti kejujuran saya, biarpun tak semestinya saya kemukakan ternyata keluar juga itu dari mulut saya.
  64. Kalau Yang Mulia sudi dan bersedia membaui mulut saya, barangkali saat ini masih sedikit tersisa aroma alkohol.
  65. Terus, Kalijaga? Cuih, yang ini pun cuma cerita dari mulut ke mulut yang amat sulit kita buktikan kebenarannya.
  66. Sore-sore begini di kota kabupaten memang lebih asyik keluyuran di tempat keramaian sambil jelalatan dan mulut usil.
  67. Saat itu tampak sesosok tubuh berpakaian hijau, memakai cadar tipis dan membawa sebuah kecapi keluar dari mulut goa.
  68. Mulut guci itu baru saja beradu dengan mulut nona itu, dan sekarang nona itu menyuruh dia minum dari mulut guci pula!
  69. Secara serentak, hembuskanlah napas dengan lembut melalui mulut dan visualisasikan energi negatif sedang dikeluarkan.
  70. Ia lalu membawa mulut guci ke balik topengnya dan menengadah, minum ang­gur itu langsung dari mulut guci ke mulutnya.
  71. "Ha-ha-ha, begitu baru manis!" kata Tay-lek Kwi-ong dan kini dia mendekatkan cawan penuh arak ke mulut yang mungil itu.
  72. Belum sempat Jagal iblis Makam Setan membuka mulut memberikan penuturan tiba-tiba satu suitan keras menggema di luar ruangan.
  73. Dia tidak tahu bagaimana kini dia berada di tem­pat itu, di sebuah gua yang menganga besar seperti mulut seekor naga raksasa.
  74. Akan tetapi Keng Han sama sekali tidak! Bahkan ketika disuruh minum anggur dari mulut guci, jelas pemuda itu merasa rikuh sekali.
  75. Mulut yang manis itupun selalu tersenyum seperti mulut Pek Mau Lokai, dan memang gadis ini adalah cucu pendiri Hwa I Kaipang itu.
  76. Barisan obor terus berjalan maju, wajah mereka beku tapi mulut mereka menggemakan tahlil yang kedengaran makin keras dan emngecho.
  77. "Aih, Li-moi, jangan memuji di mulut akan tetapi menertawakan di hati!" kata Cia Sun sambil menyimpan kembali pedang dan kipasnya.
  78. Sejak turun dari tanah tanjakan dan menyaksikan perkelahian itu, tak sepatahpun didengarnya mulut anak itu merintih dan mengerang.
  79. "Sebaiknya saya pergi saja, Mbak," Roy tampak jengkel sekali, karena dari mulut nyonya muda ini, sepatah kata pun tidak terdengar.
  80. Akan tetapi, mana aku berani? Bukankah guci anggur ini milikmu, Su-i? Bagaimana aku berani mengotori dengan minum dari mulut guci?
  81. Hidung dan mulutnya tidak nampak, juga dagunya, akan tetapi Keng Han berani bertaruh bahwa hidung dan mulut itu tentu indah sekali.
  82. Cu Goan Ciang kembali saling pandang dengan Shu Ta dan mereka tersenyum geli mendengar kesombongan itu keluar dari mulut sang lurah.
  83. Melihat para tokoh mendatangi Dewa Sedih langsung menggerung menangis sedang Dewa Ketawa buka mulut lebar-lebar dan tertawa bergelak!
  84. Tetapi mereka adalah anak-anak yang mudah terperangsang hatinya dan sukar menutup mulut apabila menyaksikan sesuatu yang mengejutkan.
  85. (7) Duduk-duduk di atas jembatan, di mulut gang, merupakan kegiatan yang hampir tiap sore dilakukan oleh Djo Koplak dan teman-temannya.
  86. Efek merugikan dapat termasuk mulut dan tenggorokan kering, rahang kaku terkunci, peningkatan kecepatan denyut jantung dan tekanan darah.
  87. Karena benar-benar ketakutan setengah mati Suro Markum dan Tapak Jingga langsung meraup kembang dan menyumpalkannya ke mulut masing-masing.
  88. Prosedurnya sama dengan yang di atas, tetapi saat mengempiskan perut (menekan perut) visualisasikan aliran energi keluar melalui mulut Anda.
  89. Mereka me­mujl-muji kegagahan Juragan Lui yang menjadi bangga dan sambil menyedot huncwenya lalu mengepulkan dari mulut dia berkata bangga.
  90. Kakek ini duduk bersila diatas sehelai tikar kulit harimau yang kepalanya telah dikeringkan dan menghadap ke arah Wiro dengan mulut menganga.
  91. ?" teriak bersambut kemarahan segera meluncur dari mulut kemulut rombongan penduduk yang berada disitu "Hayo, kita cari budak itu kerumah buyut!"
  92. "Ahhh...! saking bingungnya, Goan Ciang tidak mampu bicara, hanya berdiri mematung dan memandang wanita itu dengan m ata terbelalak mulut ternganga.
  93. Saat itu mereka memang sudah sampai di dasar lembah dimana terdapat sebuah pedataran batu selebar delapan tombak persegi, diapit oleh tiga mulut goa.
  94. Pendekar 212 memang sengaja tidak mau membunuh ketiga orang itu karena dia yakin ada sesuatu yang tidak beres yang nanti perlu dikorek dari mulut mereka.
  95. Satuan lingual itu memiliki keterangan agak dekat dengan penutur yang mengacu pada sebuah tempat di atas jembatan tersebut, yaitu di sekitar mulut gang kampung.
  96. "Taijin, serahkan saja dua bocah gila ini kepadaku untuk kuhancurkan mulut mereka yang lancang sekarang juga!" kata Bong Kit yang sejak tadi hanya menahan kemarahannya.
  97. "Tetapi, penyuap, pemakan suap, dan koruptor di sini, memang lebih mulia dari kambing," kata JP. "Padahal, penyakit yang ditularkannya bukan cuma di mulut dan di kuku."
  98. Dia mem­buat api dan membakar api unggun di mulut gua, lalu tertidur beralaskan se­helai permadani yang diketemukannya di antara banyak kain dan barang berharga tadi.
  99. Benda ini diremasnya hingga menjadi kepingan-kepingan kecil lalu dengan mulut komat kamit membacakan sesuatu, hancuran kemenyan itu ditebarkannya diatas bara yang menyala.
  100. Ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, Rangga. Seorang pelaut pun selalu mendambakan satu pelabuhan tenteram yang terhindar dari kapal-kapal brengsek dan mulut bau alkohol.
  101. Nah, kalian pergilah dan sediakan lagi arak untukku!" Dengan sumpitnya, Tay-lek Kwi-ong menjepit sepotong daging dan menyuguhkannya ke depan mulut kecil pengantin wanita itu.
  102. Gadis itu tertawa dan Goan Ciang memejamkan mata lagi untuk melihat kilatan gigi putih seperti mutiara berderet, ujung lidah yang merah dan rongga mulut yang lebih merah lagi.
  103. Setelah merasa cukup dia mengembalikan guci kepada pemiliknya dan Cu In menutupkan kembali mulut guci, menyimpannya dalam buntalannya seolah tidak pernah terjadi sesuatu yang janggal,
  104. Ia melihat bahwa dua, diantara mereka memandangnya dengan mulut menyeringai, akan tetapi pemuda berusia tiga puluhan tahun yang berwajah tam­pan dan gagah itu bersikap acuh tak acuh.
  105. Sebaliknya kalau Tuhan belum menghendaki seseorang itu mati, biarpun sudah terancam bahaya maut, sudah ber­ada di dalam mulut harimau umpamanya, dia akan dapat lolos dari maut dan sela­mat.
  106. Iblis! Kekasih nenek Kelabang Biru! kembali Hijau Satu membuka mulut seraya menunjuk ke sebuah cabang pohon dimana tergantung mayat Pedang Iblis yang sudah membusuk dan belatungan kedua rongga matanya.
  107. Wajah yang keriputan dibungkus rambut putih itu berseri, matanya bersinar-sinar, mulutnya tersenyum lebar sehingga kelihatan bahwa mulutnya tidak bergigi lagi, seperti mulut bayi yang belum tumbuh gigi.
  108. Gadis Mongol ini tidak menunuduk malah mengangkat muka memandang langit sehingga Shu Ta dapat melihat mulut yang agak terbuka itu dan sekilas dapat melihat rongga mulut yang merah dan deretan gigi yang putih mengkilap.
  109. Gadis ini membuka rahasia hatinya begitu saja di depan ayahnya! Dia menjadi tersipu dan salah tingkah, lalu memandang kepada The Sun Tek. Panglima ini juga memandangnya wajah berseri dan muluttersenyum, lalu kepalanya mengangguk perlahan.
  110. Kedua pipi yang segar ke­merahan dan halus mulus, sepasang mata yang lebar dengan sinar yang jernih hi­dung kecil mancung dan mulut yang se­tengah terbuka itu nampak indah, dengan deretan gigi mengintai dari balik bibir yang merah basah.
  111. Ah, kalian ini jagoan-jagoan tukang pukul Juragan Lui agaknya! Hendak kami lihat sampai di mana kelihaian kalian maka berani membuka mulut besar ke­pada kami! Tiga orang itu lalu maju menyerang dua orang tukang pukul itu dan terjadilah perkelahian.
  112. Tiba-tiba suasana menjadi tegang ketika nampak berkelebat sesosok bayangan dan di situ telah berdiri seorang gadis yang bukan lain adalah Ji Kui Hwa! Gadis ini berdiri tegak dengan wajah marah, sepasang matanya bersinar dan mulut yang manis itu kini cemberut.
  113. Kakak beradik bangsawan Mongol itupun beberapa kali memandang kepada Shu Ta dan akhirnya gadis itu tertawa, suara tawanya merdu dan agak bebas, tidak seperti tawanya gadis Han yang biasanya menahan suara tawa mereka bahkan menutupi mulut dengan ujung lengan baju.
  114. Akan tetapi dia tidak melihat ada orang yang hendak menyerangnya, hanya nampak seorang pengemis tua duduk di sana, bersandar dinding depan kuil, beralaskan jerami, duduk dengan santai dan memandangnya dengan sinar mata yang tajam dan mulut di balik kumis yang tersenyum mengejek.
  115. Kalau gadis itu merasa heran melihat kesungkanan Keng Han yang agaknya terlalu sopan santun itu, sebaliknya Keng Han terheran-heran melihat keterbukaan nona itu yang wataknya begitu polos dan bersih! Maka dia lalu menenggak anggur, itu dari mulut guci dan memang rasanya segar sekali.
  116. Memperhatikan joran pancingnya dengan penuh harapan dan begitu joran pancingnya bergerak, begitu tangan yang memegang tangkai pancing itu merasakan sentakan, itu tandanya umpan disambar ikan dan pada saat yang tepat menggerakkan tangkai pancingnya ke atas agar pancing dapat menusuk mulut ikan!
  117. Untuk para lansia yang masih aktif, peran perawat sebagai pembimbing mengenai kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan rambut dan kuku, kebersihan tempat tidur serta posisi tidir, hal makanan, cara mengkonsumsi obat, dan cara pindah dari kursi ke tempat tidur atau sebaliknya.
  118. Si mandor gendut terkejut sekali, hendak melarikan diri, akan tetapi dua kali loncatang saja sudah cukup bagi Goan Ciang untuk menangkap leher bajunya, mengangkat tubuh itu ke atas, tangan kanan menampar ke arah mulut sehingga rontoklah semua gigi dalam mulut itu lalu dia melontarkan tubuh gemuk pendek itu ke air sungai.
  119. "Takk...!!" Topi itu tidak ada gunanya melindungi kepala terhadap totokan jari tangan Goan Ciang. Mata Khabuli melotot, mulutnya terbuka dan terdengar suara aneh keluar dari kerongkongannya, cengkeraman kedua tangannya pada lengan dan rambut terlepas dan tubuhnya terjengkang dan tewaslah Khabuli dengan mata melotot dan mulut ternganga.
  120. MESKIPUN sudah divaksinasi di Malaysia, ke-10 ekor kambing keturunan ras Jerman-Tibet yang diberikan kenalannya dari Kedah, untuk meramaikan taman hewan milik anggota MPR Rahmat Shah di Pematang Siantar, Dinas Peternakan Sumatera Utara tetap memerintahkan agar hewan-hewan itu dimusnahkan karena dikhawatirkan membawa penyakit mulut dan kuku.
  121. Yang seorang adalah Mimi yang nampak sehat, cantik jelita dan berseri wajahnya, sedangkan lawannya adalah seorang gadis yang satu dua tahun lebih tua dari Mimi, gadis yang tinggi ramping, manis sekali dengan sinar mata tajam dan mulut yang manis terhias senyum dia melihat bahwa gerakan gadis yang menjadi lawan Mimi itu amat tangkas sehingga ia mampu menandingi Mimi dan latihan itu berlangsung seru dan cepat.
  122. Sepasang bibir lembut itu merekah dan nampak kilatan gigi yang berderet rapi dan putih dan karena mulut itu agak ternganga ketika senyum, nampak rongga mulut yang kemerahan dan ujung lidah yang merah muda. "Engkau tahu bahwa ia keracunan hebat? Akan tetapi engkau tentu tidak tahu bahwa kalau ia tidak mendapatkan obat penawar yang ampuh, dalam waktu tiga hari ia pasti akan mati dan tidak ada obat apapun di dunia yang akan mampu menyembuhkannya."
  123. Kita melupakan Tuhan, hanya menyebut nama Tuhan dalam mulut saja, itupun kita lakukan kalau kita sedang ditimpa kesengsaraan! Kesengsaraan yang menimpa diri kita karena akibat ulah kita sendiri, membuat kita ingat kepada Tuhan, ingat untuk minta tolong, untuk minta dibebaskan dari kesengsaraan! Dalam keadaan menderita, baru kita menjerit-jerit minta ampun kepada Tuhan! Permintaan ampun seperti itu biasanya tidak ada gunanya, karena kita minta ampun dalam keadaan menderita, dengan satu tujuan terselubung, yaitu terlepas dari kesengsaraan! Permintaan ampun seperti itu hanya suatu cara untuk memperoleh keenakan dan kesenangan karena bebas dari derita.
Bagaimana sobat? mudah-mudahan kalimat di atas dapat membantu kalian. Jika punya kalimat lain, silahkan sobat tambahkan di kotak komentar.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.