Saturday 27 February 2016

Kali ini kita akan membahas tentang Contoh Kalimat Menggunakan Kata "kedok". Semoga artikel ini bermanfaat, aamiin.

Contoh Kalimat Menggunakan Kata "kedok"


Bagaimana membuat kalimat dengan menggunakan kata "kedok" dalam bahasa Indonesia? Dengan melihat dan mempelajari contoh-contoh kalimat dari kata "kedok", kita akan terbantu untuk memahami arti dan pengertian dari kata tersebut. Perlu juga kalian pahami bahwa arti dan makna kata tersebut bisa berbeda untuk kalimat-kalimat yang tidak sama.

Untuk lebih jelasnya, contoh kalimat yang menggunakan kata "kedok" dapat dilihat pada beberapa kalimat yang dikumpulkan dari berbagai sumber di internet seperti berikut ini.
Membuat Kalimat dari kata

Contoh-contoh Kalimat yang Menggunakan Kata "kedok"

  1. "Ah, sudah kupersiapkan kedok hitam untuk kita semua, toako!"
  2. "Shu-Ciangkun, engkau harus dapat membasmi gerombolan kedok hitam ini.
  3. Akan tetapi, si kedok hitam adalah Shu-Ciangkun sendiri, bagaimana mungkin..."
  4. "Engkau sudah mendengar tentang si kedok hitam, Ciangkun?" tanya Yauw-Ciangkun.
  5. Ketika Keng Han memandang untuk mencuri lihat wajah yang tertutup kedok itu, dia kecelik.
  6. "Jangan khawatir, Yauw-Ciangkun. Saya berjanji akan membongkar rahasia si kedok hitam itu.
  7. "Tentu si kedok hitam itu yang membebaskan mereka. Hayo kerahkan semua pasukan, cari dan kejar!"
  8. Mungkin sekarang muncul sebuah perkumpulan rahasia yang semua anggotanya mengenakan kedok hitam."
  9. Ada pula si kedok hitam yang memasuki rumah seorang pejabat kaya dan mencuri barang-barang berharga.
  10. Ketika si kedok hitam lenyap ditelan kegelapan, ada prajurit yang memukul tanda bahaya dengan gencarnya.
  11. "Hemm, sekarang jelas sudah," kata Yauw-Ciangkun. "Si kedok hitam itulah yang membantu dua orang tawanan.
  12. Kalau sudah begitu, tentu tidak akan ada yang berani menyangka bahwa Shu-Ciangkun adalah si kedok hitam."
  13. "Atau setidaknya, dia akan bebas dari kecurigaan kalau si kedok hitam muncul di kota Nan-king, di luar benteng.
  14. Mereka adalah orang-orang golongan sesat yang meng­gunakan kedok perjuangan untuk keuntung­an mereka sendiri.
  15. Aku yakin bahwa gerombolan kedok hitam itu pasti golongan pemberontak, bukan sekedar gerombolan penjahat biasa."
  16. Kita hanya membuat kekacauan di sana sini, yang penting agar tersiar berita bahwa si kedok hitam muncul di luar benteng.
  17. Dengan selimu dan kedok apapun, berselubung apapun yang menjadi tujuan pemikiran adalah keenakan dan kesenangan diri pribadi.
  18. Dengan girang diapun pergi bersama Yen Yen dan dua puluh orang anak buah dan mereka semua mengenakan pakaian dan kedok hitam!
  19. Kita dapat membantunya, atau setidaknya, aku dapat membantunya dengan muncul sebagai si kedok hitam dan membuat kekacauan di dalma kota!"
  20. Beberapa bayangan orang yang me­makai kedok tebal berkelebatan memasuki tabir asap itu dan menghampiri kedua orang yang sudah pingsan itu.
  21. "Sayapun berpendapat begitu, Ciangkun!" kata Shu Ta. "Kita harus dapat menangkap si kedok hitam itu, dan menangkap kembali dua orang tahanan!"
  22. "Ciangkun tadi mengatakan bahwa mereka itu yang bependapat bahwa si kedok hitam adalah seorang di antara penghuni benteng kita?" Shu Ta mendesak.
  23. Siapa lagi yang membunuh perwira Mongol dan pasukannya dengan menggunakan kedok hitam kalau bukang suhengnya? Dan diapun mengerti apa maksud suhengnya.
  24. Kepada para pembantunya, dia mengatakan bahwa dia sendiri akan turun tangan ikut melakukan penyelidikan ke dalam kota agar dapat menangkap si kedok hitam.
  25. "Baik, Ciangkun. Saya akan melakukan pembersihan dan dalam waktu sebulan, saya berjanji bahwa gerombolan kedok hitam itu tidak akan ada lagi di daerah ini!"
  26. "Akan tetapi, Yauw-Ciangkun, saya dan para pembantu saya sudah melakukan penyelidikan dan besar kemungkinan si kedok hitam yang dipergunakan kedua orang buronan itu.
  27. Sementara itu, Yen Yen memimpin dua puluh orang anak buah Hwa I Kaipang yang semua mengenakan pakaian dan kedok hitam, mendesak selosin orang prajurit pengawal Mongol.
  28. "Ah, engkau benar, Yen-moi! Si kedok hitam harus memperlihatkan diri kembali, di luar benteng dan dengna demikian, maka sute akan terbebas dari kecurigaan dan sangkaan.
  29. Demikianlah, mulai malam hari itu, kota Nan-king digemparkan berita tentang munculnya si kedok hitam di mana-mana! Ada si kedok hitam yang menyerang seorang perwira itu.
  30. "Si kedok hitam itu lihai sekali, Ciangkun. Kami tujuh orang sudah mengepungnya dan mengeroyoknya, akan tetapi dua orang di antara kami roboh dan dia sudah meloncat dan hilang."
  31. Dia diharuskan menangkap si kedok hitam, kalimat ini dapat diartikan bahwa kalau dia tidak dapat menangkap si kedok hitam, hidup atau mati, maka tentu dia akan menghadapi kesulitan.
  32. "Kau akan kukirim ke neraka menyusulnya!" bentaknya marah setelah dia menengok dan melihat betapa selosin pengawalnya sudah terdesak hebat oleh para penyerbu yang memakai kedok hitam.
  33. Akan tetapi betapapun mereka menarik-narik, jenggot dan kumis itu tidak dapat terlepas dan ketika mereka meraba-raba muka tosu itu, juga kulit muka itu aseli dan tidak memakai kedok apa pun.
  34. Hal itu berbahaya dan sebaiknya akupun menyamar sebagai si kedok hitam, dan kita menyuruh beberapa orang kawan kita yang memiliki kepandaian yang boleh diandalkan agar tidak sampai tertawan.
  35. Yauw-Ciangkun marah-marah, akan tetapi kepada siapa dia harus marah? Para penyerang itu berkedok hitam, sama seperti si kedok hitam yang pernah mengacau dalam benteng dan membebaskan dua orang tawanan!
  36. "Ternyata engkau benar, Shu-Ciangkun. Si kedok hitam itu memang lihai, akan tetapi melihat betapa munculnya malam tadi di banyak tempat, maka aku menduga bahwa si kedok hiatam itu bukan hanya satu orang saja.
  37. Karena tidak mungkin mengharapkan bantuan selosin orang pengawalnya yang harus menghadapi serbuan dua puluh orang, Khabuli tanpa banyak cakap lagi sudah menyerang si kedok hitam yang sengaja menghadangnya itu.
  38. "Singgg...!" Ketika si kedok hitam yang bukan lain adalah Cu Goan Ciang mengelak, pedang itu berkelebat dan membuat gerakan memutar dengan cepat sekali, sudah menyerang secara membalik ke arah leher si kedok hitam.
  39. Dan memang akibatnya, kota Nan-king semalin aman dan kini tidak lagi ada bayangan si kedok hitam, seolah-olah gerombolan itu telah terbasmi atau setidaknya telah melarikan diri dan tidak berani lagi muncul di kota Nan-king.
  40. "Hemm, bocah sombong, berani engkau berkata demikian kepadaku? Aku tahu bahwa para pemberontak adalah orang-orang jahat yang mempergunakan kedok perjuangan untuk menutupi kejahatan mereka. Mereka hanya perampok dan mencuri.
  41. "Si kedok hitam mengamuk dekat pintu gerbang, merobohkan dua orang termasuk saya, dan ketika dia dikepung, diapun dapat meloloskan diri, meloncat dan menghilang, gerakannya cepat bukan main, Ciangkun," kata prajurit ke dua yang terluka.
  42. "Mungkin saja, Ciangkun, akan tetapi saya akan mengerahkan pasukan untuk membasmi mereka. Saya yakin bahwa dengan penjagaan ketat dan dengan pengejaran yang sungguh-sungguh, kita dapat membersihkan Nan-king dari bayangan si kedok hitam."
  43. Bodoh. Apakah kau tidak lihat dulu mukanya yang ditutupi itu? Bukan tidak ada sebabnya ia selalu menutupi muka­nya! kata Lo-kwi. Mendengar ini, Lo­-mo lalu menurunkan tubuh Souw Cu In ke atas tanah dan tangannya menyingkap kedok putih itu.
  44. Tentu penggunaan kedok hitam itu untuk membebaskan dia dari kecurigaan! Diam-diam dia mengutus A Sam untuk menemui pimpinan Hwa I Kaipang dan minta agar semua kegiatan para pejuan dihentikan dan agar tidak lagi muncul kedok hitam di Nan-king.
  45. Mereka yang terluka oleh si kedok hitam, segera menceritakan pengalaman mereka. Akan tetapi mereka hanya melihat seorang yang berpakaian hitam dan berkedok, berkelebatan dan ketika hendak ditangkap, si kedok hitam itu merobohkannya dengan pedang.
  46. Semenjak Panglima Shu Ta yang kini menjadi wakil komandan Nan-king mengadakan pembersihan terhadap gerombolan kedok hitam, tidak pernah lagi terjadi keributan dan seolah-olah terdapat perdamaian tak tertulis antara para pemberontak dan pemerintah.
  47. "Ah, apakah urusan si kedok hitam itu sudah terdengar pula oleh kota raja? Memang pemuda she Shu yang menjadi panglima itu patut dicurigai dan karena dia datang dahulu kalian yang membawanya, maka kalau ada apa-apa, kalian tidak terlepas dari tanggung jawab."
  48. Dua orang tawanan itu berhasil meloloskan diri karena si kedok hitam di sebelah dalam benteng sengaja menimbulkan kekacauan sehingga para prajurit di sebelah dalam benteng tidak sempat membantu ke luar benteng untuk ikut mengepung dan menangkap dua orang buronan.
  49. "Sungguh aku tidak dapat mengerti sampai sekarang, Ciangkun. Ke mana perginya si kedok hitam itu? Siapakah dia? Bagaimana dia dapat memasuki benteng dan sekarang dia berada di mana? Menurut laporanmu, setelah diadakan penggeledahan, tidak ditemukan si kedok hitam atau bahkan jejaknya.
  50. Agaknya dia memang lihai bukan main." Shu Ta dengan cerdik tidak mau menyinggung tentang kenyataan bahwa si kedok hitam ternyata orang luar yang kini membuat kekacauan di luar benteng sehingga kecurigaan bahwa si kedok hitam yang dulu membantu lolosnya dua orang tawanan tidak berdasar lagi.
  51. Tidak lama kemudian, tujuh lapis pintu itu terbuka semua dari dalam dan yang keluar dari pintu paling luar adalah dua orang prajurit dan seorang berpakaian dan berkedok hitam! Tentu saja si kedok hitam adalah Shu Ta dan dua orang pelarian itu melucuti dan mengenakan pakaian dua orang di antara para prajurit yang tewas.
  52. Kemudian dia mendengar bahwa gadis yang telah diperkosanya itu membunuh diri, dan mendengar pula bahwa ketua Jang-kiang-pang dibuntungi oleh suaminya sendiri yang kemudian dia dengar adalah seorang pemberontak yang menjadi buronan pemerintah! Dan kini, si kedok hitam ini mengaku disuruh arwah Kim Lee Siang untuk membunuhnya.
  53. "Peristiwa malam itu, ketika kita berdua berhasil meloloskan diri karena bantuan si kedok hitam, tentu menimbulkan kecurigaan dan mungkin saja Shu-Ciangkun dicurigai! Ini berbahaya sekali dan satu-satunya jalan untuk dapat menyelamatkannya dari kecurigaan itu hanyalah apa bila si kedok hitam dapat ditangkap, hidup ataupun mati."
  54. Melihat betapa banyaknya gangguan gerombolan perampok yang memakai kedok pejuang, dan melihat pula kekuatan Beng-pai yang semakin kuat, para pedagang dan tuan tanah lalu mendekati Cu Goan Ciang dan menyatakan ingin bekerja sama! Mereka menyediakan dana untuk biaya pasukan Beng-pai, dan persekutuan ini membuat Beng-pai menjadi semakin besar dan kuat.
  55. Kalau Khabuli-Ciangkun mengatakan bahwa dia hampir ditangkap sebagai mata-mata, hal itu hanya merupakan kesalah pahaman saja dan ternyata dia sama sekali bukan mata-mata." Lalu dengan singkat Yauw-Ciangkun bercerita tentang semua peristiwa yang telah terjadi di dalam benteng dari lolosnya dua orang tawanan yang ditolong oleh si kedok hitam sampai munculnya si kedok hitam di kota Nan-king.
  56. Biarpun mereka sama sekali tidak mempunyai hubungan dengan orang-orang yang memakai kedok hitam tadi dan mereka tidak tersangkut urusan perkelahian yang menyebabkan tewasnya pasukan pemerintah, namun kedai mereka telah berubah menjadi tempat pembantaian di mana tiga belas orang pasukan pemerintah kini menjadi mayat, berserakan di kedai mereka! Mereka hanya dapat menangis dan masih menangis ketika pasukan pemerintah datang dari Nan-king mendengar berita tentang pertempuran itu.
  57. Yang pertama adalah Jang-kiang Sianli Liu Bi yang disambut dengan gembira pula oleh Hek I Kaipang karena mereka tahu bahwa wanita yang lengan kirinya buntung itu jelas dapat mereka tarik di pihak mereka karena wanita itu sudah lama dekat dengan para pejabat, bahkan pernah menjadi kekasih panglima Khabuli yang tewas oleh gerombolan kedok hitam! Adapun calon kedua adalah seorang laki-laki berusia empat puluh tahun lebih yang tubuhnya seperti raksasa dan berotot melingkar-lingkar, mukanya juga penuh brewok dan matanya lebar.
Bagaimana sobat? mudah-mudahan kalimat di atas dapat membantu kalian. Jika punya kalimat lain, silahkan sobat tambahkan di kotak komentar.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.