Monday, 25 January 2016

Kali ini kita akan membahas tentang Contoh Kalimat Menggunakan Kata "kopi". Semoga artikel ini bermanfaat, aamiin.

Contoh Kalimat Menggunakan Kata "kopi"


Bagaimana membuat kalimat dengan menggunakan kata "kopi" dalam bahasa Indonesia? Dengan melihat dan mempelajari contoh-contoh kalimat dari kata "kopi", kita akan terbantu untuk memahami arti dan pengertian dari kata tersebut. Perlu juga kalian pahami bahwa arti dan makna kata tersebut bisa berbeda untuk kalimat-kalimat yang tidak sama.

Untuk lebih jelasnya, contoh kalimat yang menggunakan kata "kopi" dapat dilihat pada beberapa kalimat yang dikumpulkan dari berbagai sumber di internet seperti berikut ini.
Membuat Kalimat dari kata

Contoh-contoh Kalimat yang Menggunakan Kata "kopi"

  1. Dua kopi ya.
  2. Apakah Anda ingin kopi lagi?
  3. Kapan toko kopi ini terbuka?
  4. Saya mau secangkir kopi lagi.
  5. Bagaimana dengan kopi atau sesuatu?
  6. Saya ingin secangkir kopi putih, tolong.
  7. Mana yang Anda lebih sukai, kopi atau teh?
  8. Saya pesan sebuah hamburger dan kopi kecil.
  9. Apakah ada warung kopi atau restoran di gedung?
  10. Apakah Anda ingin krim dan gula dalam kopi Anda?
  11. Biji kopi merupakan bahan dasar utama seduhan kopi.
  12. Dapatkah Anda mengambilkan saya krim untuk kopi saya?
  13. Hmm - mereka tidak punya kedai kopi seperti di Jepang.
  14. Kami menyediakan makan di mobil dan kedai kopi di kereta.
  15. "Kalau mau minum teh atau kopi panas, ada dapur di belakang.
  16. Jenis ini mendominasi perkebunan kopi arabika di daerah Bali.
  17. Kurangi minum kopi atau minuman ringan yang mengandung kafein
  18. Kata kunci: Pupuk kandang, kopi arabika,fermentasai,mutucitarasa
  19. Warta Pusat Penelitian kopi dan Kakao Indonesia, 16(3) : 206-217.
  20. Saya ingin hamburger, kentang goreng kecil, dan kopi biasa, tolong.
  21. Komponen yang cukup penting dalam biji kopi adalah kafein dan kafeol.
  22. Kopi Bali di pasaran dikenal sebagai kopi komersial dalam bentuk bubuk.
  23. Fermentasi dilakukan dengan cara basah terhadap biji kopi yang telah dikupas.
  24. Tiap perlakuan di lapangan terdiri atas 20 tanaman kopi dengan empat ulangan.
  25. Secara konsisten, pada dosis tersebut kekentalan kopi menunjukkan peningkatan.
  26. Tentu saja. Apakah Anda ingin kopi bersama dengan makan malam Anda atau nanti saja?
  27. Di desa ini ada 262 KK miskin (51.7%) yang mengembangkan kopi di lahan perkebunannya.
  28. Selain asam klorogenat, rasa pahit pada biji kopi juga dipengaruhi oleh kadar kafein.
  29. Secara umum, dengan semakin lamanya fermentasi, keasaman kopi akan semakin meningkat.
  30. Komoditas kopi yang memegang peranan penting di Indonesia berasal dari jenis robusta.
  31. Aroma volatil terbentuk bila biji kopi difermentasi secara baik dengan lama waktu tertentu.
  32. Rasa pahit pada biji kopi disebabkan oleh adanya asam klorogenat dengan kadar sekitar 6-7%.
  33. Sampai saat ini, Indonesia adalah penghasil dan pengekspor kopi robusta yang terbesar di dunia.
  34. Untuk percobaan di laboratorium digunakan buah kopi hasil petik merah yang diolah secara basah.
  35. Pengolahan kopi ada tiga cara berdasarkan penggunaan air, yaitu cara basah, semi basah, dan kering.
  36. Dalam hal ini, jenis atau mutu dan asal biji kopi sangat berpengaruh terhadap cita rasa seduhan kopi.
  37. Di sektor perdagangan, Laos mempunyai komoditas ekspor: timah, kayu, kopi hijau, kapur barus dan kulit.
  38. Mutu kopi rakyat yang masih rendah karena kurang tepatnya penanganan pasca panen sering menjadi masalah.
  39. Oh, yang mengingatkan saya, ada sebuah kedai kopi yang baik yang memainkan musik klasik besar dekat sini.
  40. Orang-orang yang merubungi warung di sudut terminal mencoba menghangatkan tubuh dengan kopi panas dan rokok.
  41. Semangkuk sup krim, udang goreng dengan lemon, mentega, kentang peterseli, salad hijau, roti, dan kopi atau teh.
  42. Untuk kopi arabika organik ini belum diketahui lama fermentasi yang diperlukan untuk menghasilkan citarasa yang baik.
  43. Ini merupakan peluang yang cukup besar bagi Indonesia untuk mengembangkan kopi spesial, khususnya yang berasal dari Bali.
  44. Cara pengolahan basah dengan lama fermentasi tertentu juga diketahui dapat ikut menentukan mutu citarasa kopi yang dihasilkan.
  45. Aroma kopi terbaik (skor 7,00) diperoleh pada perlakuan dosis pupuk 5 kg/pohon/tahun dengan lama fermentasi 12, 24, dan 36 jam.
  46. Dalam percobaan ini digunakan tanaman kopi arabika varietas S 795 umur produktif (tanaman kopi sudah di tanam pada tahun 1996).
  47. Kabupaten Bangli termasuk salah satu penghasil utama kopi, dimana kopi menjadi komoditas yang mendominasi dari sektor perkebunan.
  48. Fermentasi dilakukan dengan empat kali ulangan terhadap biji kopi 10 kg yang telah dikupas dan difermentasi dengan cara basah (WP).
  49. Menurut Mawardi dan Atmawinata (1997), akhir-akhir ini dalam dunia perdagangan kopi, mulai ramai dibicarakan mengenai kopi spesialti.
  50. 9. Dalam penelitian ini tidak ditemukan dosis pupuk kandang dan lama fermentasi optimum terhadap varietas kopi arabika S 795 di Bali.
  51. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai pengaruh dosis pupuk kandang sapi dan lama fermentasi terhadap mutu hasil kopi arabika.
  52. Sehingga dimungkinkan pada 24 jam atau 48 jam biji kopi akan mampu memberikan rasa pahit sesuai dengan yang dikehendaki oleh konsumen.
  53. Sifat fisiko- organoleptik biji kopi dapat dipergunakan sebagai parameter untuk menduga karakter citarasanya (Yusianto dan Mulato, 2002).
  54. Bu Dinar, yang nama aslinya Dinaryanti itu adalah puteri pak Dharso, seorang clerk di perusahaan perkebunan kopi milik Belanda di desa itu.
  55. Kopi spesial sampai saat ini umumnya berasal dari jenis kopi arabika yang nantinya diberi nama sesuai daerah asal kopi tersebut diproduksi.
  56. Hubunganantar dosis pupuk kandang maupun lama fermentasi dengan hasil dan kualitas kopi diuji dengan analisis regresi (Gomez and Gomez, 1984).
  57. Selama fermentasi komponen karbohidrat pada biji kopi berubah menjadi polisakarida (larut air), oligosakarida, karamel, serta komponen volatil.
  58. Pada kopi spesialti, hal tersebut tidak dikehendaki karena dapat mempengaruhi mutu akhir kopi sehingga perlu pemisahan antara petik buah merah dan hijau.
  59. Selama fermentasi, asam amino terdegradasi menjadi ikatan-ikatan peptida sehingga lama fermentasi akan dapat mempengaruhi perisa (flavor) pada kopi arabika.
  60. Namun,karena harga kopi robusta lebih rendah bila dibandingkan dengan kopi arabika, pemerintah mengambil kebijakan untuk meningkatkan produksi kopi arabika.
  61. Aroma kopi paling baik (skor 7,00) diperoleh pada perlakuan dosis pupuk kandang 5 kg/pohon/tahun dengan lama fermentasi 12 jam, 24 jam, dan 36 jam (Tabel 2).
  62. Pada tahun 1995, produksi kopi arabika baru sekitar 8,7% dari total produksi kopi nasional dan perannya dalam ekspor sangat kecil sekitar 0, 4% (Mukti Nur, 1998).
  63. Citra dan aroma kopi Bali sudah dikenal di pasaran internasional, karena selain untuk konsumsi lokal, sebagian kopi Bali telah diekspor dan menjadi sumber devisa negara.
  64. Komponen volatil pada biji kopi tersangrai terbentuk melalui mekanisme yang melibatkan antara lain : asam amino, protein, trigonelin dengan karbohidrat (Sumartono et al., 2002).
  65. Dengan melihat Tabel 2 tersebut dapat dikatakan bahwa dengan penggunaan dosis pupuk kandang 5 kg/pohon/tahun dan lama fermentasi 12 jam sudah didapatkan aroma kopi yang paling baik.
  66. Kopi arabika yang saat ini sedang dikembangkan adalah kopi arabika organik, yaitu kopi arabika yang dipupuk dengan menggunakan pupuk organik, dalam hal ini pupuk kandang atau kompos.
  67. Secara statistik ditunjukkan bahwa kombinasi kedua perlakuan, yaitu dosis pupuk kandang (P) dan lama fermentasi (F) berpengaruh nyata terhadap semua komponen citarasa kopi (Tabel 1).
  68. Varietas kopi arabika S 795 yang diberi pupuk kandang 5 kg pohon-1 tahun-1 dengan lama fermentasi 24 jam dan 36 jam menghasilkan mutu citarasa aroma yang terbaik dengan rata-rata skor 7,0
  69. Pupuk kandang mempunyai peluang sebagai pupuk utama pada pertanaman kopi karena mengandung unsur lengkap untuk tanaman, baik unsur makro maupun mikro (Verma, 1993 dan Timorii et al., 1964).
  70. Penelitian mengenai pengaruh dosis pupuk kandang sapi dan lama fermentasi terhadap mutu hasil kopi arabika telah dilakukan di Desa Belantih, Kecamatan Kintamani, Bangli pada tahun 2002-2003.
  71. Menurut Kompas, "Dalam pertemuan itu, Bu Mega bahkan melayani Gus Dur menyajikan kesukaannya, seperti kacang goreng, ubi goreng, kelapa muda dan kopi pahit...," tutur Sekjen PDIP Pramono Anung.
  72. Penggunaan pupuk kandang (pupuk organik) dengan dosis tertentu yang dikombinasikan dengan lama fermentasi yang tepat diharapkan akan menghasilkan kopi arabika dengan mutu fisik dan citarasa yang tinggi.
  73. Yusianto dan Mulato (2002) menyatakan mutu kopi yang baik hanya dapat diperoleh dari buah kopi yang telah masak dan cara pengolahannya tepat, karena buah kopi mudah rusak secara kimiawi maupun biologis.
  74. Dari hasil penelitian Sulistyowati dan Wahyudi (1998) disimpulkan bahwa aroma kopi yang baik dengan skor 7-8 (berdasarkan SNI 01-2907-1992) diperoleh dari pengolahan basah dengan lama fermentasi 24-36 jam.
  75. Secara umum, pemupukan dosis 5 kg/pohon/tahun dengan kombinasi lama fermentasi 12 jam sampai 24 jam sudah dapat menghasilkan biji kopi arabika varietas S 795 dapat menghasilkan seduhan kopidengan mutu citarasa yang baik.
  76. Secara umum, dari Tabel 3 didapatkan bahwa peningkatan lama fermentasi dapat memberikan perisa (flavor) yang terbaik pada kopi arabika karena terjadi perubahan komposisi kimia pembentukan flavor, seperti karbohidrat dan komponen volatil.
  77. Menurut Illy dan Viani (1995), serta Rothfos (1986), beberapa faktor yang berpengaruh terhadap citarasa kopi adalah biji kopi, cara penyangraian, penggilingan dan penyimpanan, air penyeduh, serta cara penyeduhannya, termasuk teknik fermentasinya.
  78. Berdasarkan keunggulan mutu fisik dan citarasa kopi yang dihasilkan, aplikasi pupuk kandang yang lebih sedikit namun dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang optimal ini dapat menggantikan dosis pupuk kandang yang selama ini diterapkan oleh petani, yaitu 60 kg/pohon/tahun.
  79. Penilaian terhadap kopi spesial, menurut Mawardi dan Atmawinata (1997) terutama ditekankan pada hasil uji citarasanya, dimana faktor-faktor yang turut mempengaruhi adalah jenis tanaman (varietas/ klon), lingkungan tempat tumbuh, dan penanganan pasca panen, serta cara pengolahannya.
  80. Penelitian terhadap mutu fisik dan citarasa hasil panen kopi arabika varietas S 795 dilakukan di Laboratorium Pasca panen Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Jember sebagai lanjutan dari hasil penelitian di lapangan yang dilakukan pada pertanaman kopi arabika pada umur produktif milik petani di Desa Belantih, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, pada tahun 2002-2003.
Bagaimana sobat? mudah-mudahan kalimat di atas dapat membantu kaian. Jika punya kalimat lain, silahkan sobat tambahkan di kotak komentar.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.