Bagaimana membuat kalimat dengan menggunakan kata "kakak" dalam bahasa Indonesia? Dengan melihat dan mempelajari contoh-contoh kalimat dari kata "kakak", kita akan terbantu untuk memahami arti dan pengertian dari kata tersebut. Perlu juga kalian pahami bahwa arti dan makna kata tersebut bisa berbeda untuk kalimat-kalimat yang tidak sama.
Untuk lebih jelasnya, contoh kalimat yang menggunakan kata "kakak" dapat dilihat pada beberapa kalimat yang dikumpulkan dari berbagai sumber di internet seperti berikut ini.
Contoh-contoh Kalimat yang Menggunakan Kata "kakak"
- " Kakak!? Kenapa kakak ada di sini?"
- Dua orang kakak beradik Koa itu mengangguk.
- Saudara perempuan anak kakak almarhum papanya.
- Aku juga berpikir begitu, sahut kakak si gadis.
- Menyangkut diri kakak angkatmu bernama Bululawang.
- Mama yang berstatus adalah kakak kandung dari ayahku.
- "TETAPI, tadi kan hanya ngomong sebagai kakak dan adik.
- Berarti tinggal dua lagi kakak papanya yang masih hidup.
- "Sumoi, jangan...!" kembali kakak beradik itu berteriak.
- "Sumoi, kau takkan menang!" teriak kakak beradik Koa itu.
- Gerakan kakak beradik itu ternyata ringan dan cepat sekali.
- Siauw Cu berdiri terbelalak memandang tubuh kakak beradik itu.
- Setelah kakak seperguruannya menikah, tinggal adik seperguruannya.
- Lalu kakak papanya, Oom Budi, yang bersama istrinya tewas tabrakan.
- Nah, aku akan mengaku bahwa aku adalah seorang kakak misan dari sucimu.
- Bukankah kalian datang untuk menawan atau membunuh kami kakak beradik?"
- Dahulu pun dia mencinta sumoinya sebagai seorang kakak terhadap adiknya.
- Orang ini masih kakak misan dari kakak beradik Bouw, dan seorang panglima.
- "Ahh...!" Dua orang kakak beradik itu saling pandang dengan mata terbelalak.
- Berarti tinggal dua kakak papanya yang masih hidup.Yante Monik dan Oom Doni.
- Tapi pernah suatu malam, kakak lelaki Siska dan dua orang kawannya mengganggu.
- Aku hanya seorang kakak yang tak berguna untuk adikku yang sangat aku sayangi.
- Dua tangan kakak beradik yang sama-sama memakai sarung tangan itu saling beradu.
- "Dia diantar ibunya, orang bule," kenang Bandung Winardiyanto, kakak kelas Obama.
- Sepasang muda mudi yang ternyata adalah kakak beradik itu saling pandang seketika.
- Aku yakin kakak angkatmu tidak sejelek itu, kata Nyanyuk Amber lalu tertawa lebar.
- Tay-lek Kwi-ong lalu mengamuk dan menyerang kakak beradik itu dengan golok besarnya.
- Bululani mengembara ke Gunung Kidul untuk mencari kakak angkatnya bernama Bululawang.
- "Kami ingin lihat, bisa jalan apa nggak si Toni tanpa kruk!" kata kakak Siska tertawa.
- Dua orang kakak beradik seperguruan itu kini berdiri tegak dengan kedua kaki terpentang.
- Tadi ia merasa bangga dan kagum sekali melihat ilmu pedang yang dimainkan kakak misannya.
- Tapi keasyikan mereka ternoda ketika ibu Siska dan kakak lelakinya datang dari bepergian.
- Dalam suara mereka saja sudah diketahui bahwa kakak beradik ini sayang kepada sumoi mereka.
- Setelah dua orang kakak beradik itu mundur Goan Ciang melangkah maju, lebih mendekati gadis itu.
- Akan tetapi Han Li, ia masih terhitung keponakanku sendiri karena ayahnya adalah kakak angkatku.
- Juga dua orang kakak beradik yang sedang menjadi pengantin itu mengamuk dengan golok besar merke.
- Sekarang, kakak beradik Bouw sendiri yang mengusulkan agar Khabuli menguji kepandaian Shu Ta ini.
- "Hemmm...."Goan Ciang mengerutkan alisnya, membayangkan betapa kakak itu seorang yang rendah wataknya.
- Goan Ciang memandang kepada kakak beradik Koa yang kini telah menjadi dua orang pemuda yang gagah itu.
- ke atas meja! Dua kakak beradik ini lalu ambil barang yang mereka anggap adalah milik mereka yang asli.
- "Haiii, kalian ini agaknya sudah lama berkenalani" kata Kwi Hong sambil memandang wajah kakak misannya.
- "Bagus, dengan semangat kalian, aku yang kalian akan menang," kata Goan Ciang kepada kakak beradik itu.
- "Hemmm, kalau engkau sudah mengenal kakak sepupumu sendiri, mengapa tidak kauberitahukan aku dan Ibumu?"
- Wajah Shu Ta menjadi kemerahan tetapi dia mengangkat muka, menatap wajah kakak beradik itu dengan berani.
- Dua orang kakak beradik bangsawan Mongol ini jelas bukan orang-orang sombong yang bodoh, mereka terpelajar.
- Karena menghormati kakak Siska dan mungkin juga karena tidak ingin ribut-ribut, Toni membuka kaki palsunya.
- Dua orang kakak beradik ini lalu mengamuk dan dikepung serta dikeroyok belasan orang anak buah Hek-houw-pang.
- Akan tetapi, karena dua orang kakak beradik Koa itu terus saja memukulinya, akhirnya dia merasa kesakitan juga.
- Akan tetapi apa balasannya? Dia berkelahi dengan kakak beradik Koa, memukuli mereka sampai pingsan lalu minggat.
- Akan tetapi, kakak beradik itu tidak menjadi marah, hanya mereka saling pandang dan muka mereka berubah agak kemerahan.
- Dengan tenaganya yang amat kuat, goloknya berubah menjadi sinar bergulung-gulung dan kakak beradik itu segera terdesak.
- Ah, betapa ia sudah tergila-gila dan mencinta pemuda itu, dan sekarang, ternyata bahwa pemuda itu adalah kakak sepupunya!
- Mulai hari itu, kakak beradik bangsawan dari kota raja itu tinggal di dalam benteng mendapatkan sebuah pondok yang mungil.
- Oleh karena itu, pelaksanaan pengembalian tanah sawah kepada para pemiliknya semula, kuserahkan kepada kakak beradik Koa!"
- Dalam cerita ini, tokoh cerita, ada kakak beradik harus mencari daun pisang ke hutan dan harus membunuh raksasa yang kejam.
- Dapat dibayangkan betapa sukarnya keluar sebagai pemenang dalam pertandingan antara dua orang kakak beradik seperguruan itu.
- Dari keterangan para penduduk dusun, kakak beradik ini mendapatkan berita yang membuat mereka merasa penasaran dan juga marah.
- Ketika tadi ikut menggali lubang, diam-diam Shu Ta berpikir bahwa apa yang diucapkan kakak beradik bangsawan Mongol tadi benar.
- " Tapi, Ayah. Jangpn-jangan ia akan menyerang Ayah...." kata The Kong, khawatir ketika mendengar nama Cu In, kakak tirinya itu.
- Orang yang sejak kecil kupanggil dengan sebutan Mama, yang kemudian kutahu adalah kakak kandung ayahku, mungkin sekarang ini ...
- Kalian dua kakak adik manusia celaka! Sudan cukup kalian menipuku! Sutan keparat! Kau yang pertama kali akan kubunuh! teriak Sabai.
- Bagaimanapun juga, dia tertarik sekali kepada Lee Siang dan dia ingin mengenal lebih dekat dua orang kakak beradik seperguruan itu.
- Kalau tadi kakak beradik seperguruan itu tidak berani memberontak adalah karena di situ ada Tang Hun dan belasan orang anak buahnya.
- Akan tetapi tiba-tiba muncul kakak beradik Koa di tempat sunyi itu dan dari sikap mereka, jelas nampak bahwa mereka itu marah sekali.
- Mereka adalah empat orang yang diam-diam mendapat tugas dari Yauw-Ciangkun untuk mengawasi dan melindungi kakak beradik bangsawan itu.
- Kembali kakak beradik itu saling pandang, kemudian si adik yang bicara, "Sobat, kami tidak ingin memaksakan kehendak untuk berkenalan.
- Dua orang penyelidik itu sudah menjatuhkan diri berlutut di depan kakak beradik itu mohon maaf dan sekaligus menghaturkan terima kasih.
- Dia telah bicara di luar kesadarannya, terdorong oleh rasa penasaran melihat kakak beradik itu tidak dapat melakukan gerakan jurus itu.
- DIAM! Handphone matikan! CEPET! Keburu matahari angslop!" seru kakak tertua yang punya nama Bidadari Merah marah-marah pada adik-adiknya.
- Kami kakak beradik selalu akan berusaha agar tidak menjadi hamba nafsu, sehingga perasaan prikemanusiaan tidak akan luntur dari hati kami.
- Dia memandang pada kedua kakak beradik itu sesaat, melirik pada Pendekar 212 lalu berpaling ke arah sosok orang yang duduk di kursi besar.
- Tentu saja mereka berdua menjadi kebanggaan Lurah Koa yang amat memanjakan mereka sehingga kakak beradik ini malang-melintang di dusun itu.
- Mimi mengerutkan alisnya melihat pandang mata kakak misannya yang ia tahu adalah seorang laki-laki mata keranjang yang tidak tahu malu itu.
- Dan diapun melihat betapa dengan susah payah, kakak beradik Koa itu mencoba untuk melakukan jurus tendangan yang bagi mereka amat sukar itu.
- Teman-teman perempuan tidak menolak bahkan mereka memandang Pascal sebagai sahabat, sebagai kakak yang melindungi dan menyayangi diri mereka.
- Melihat kakak beradik yang menjadi sahabat-sahabatnya itu, tentu saja Shu Ta merasa girang sekali dan cepat dia memberi hormat secara militer.
- Kedua orang kakak beradik Koa, yaitu Koa Hok dan Koa Sek, dengan penuh semangata membantunya, juga Ji Kui Hwa yang kini telah menjadi isteri Koa Hok.
- Melihat sikap kakak misan itu, apa lagi sejak tadi pandang mata Khabuli seperti menggerayangi seluruh tubuhnya, Bouw Siocia sudah menjadi marah sekali.
- Dan kedua orang kakak beradik itu lalu menghujankan pukulan dan tendangan, membuat pakaian Cu Goan Ciang robek-robek dan muka dan tubuhnya babak-belur.
- "Aku hanya melihat mereka sebagai kakak seperguruan karena kebetulan saja Lurah Koa dan yang mendatangkan seorang guru dari selatan untuk mengajar kami.
- Sambil tersenyum ramah Goan Ciang berkata, "Aku bernama Cu Goan Ciang, dan aku adalah kakak misan dari adikku Liu Bi yang sudah bertahun-tahuntidak kujumpai.
- Dia sudah terlanjur jatuh cinta kepada pemuda itu, dan sekarang melihat kenyatan bahwa pemuda itu adalah kakak sepupunya sendiri yang hendak membunuh ayahnya!
- Sejak kecil, aku dan kakak angkat yang tadinya kuanggap kakak kandung itu, mempelajari ilmu silat dan karena dia memang tidak berbakat, dia selalu kalah olehku.
- "Kakak Khabuli!" kata Bouw Mimi dengan alis berkerut ketika melihat betapa di depan mereka, kakak misannya itu menampar seorang anak buahnya sampai terpelanting.
- Mendengar ini, kakak beradik itupun tertawa dan Bouw Ku Cin segera berkata,"Sudahlah, kakak Khabuli. Mereka berdua belum mengenal kami, maka mereka mereka curiga.
- Sambil menuntun kuda mereka, kakak beradik itu menghampiri dua orang korban mereka. Kini, si tinggi besar dan si tinggi kurasa sudah dapat merangkak bangkit duduk.
- Tentu saja Shu-Ciangkun dan kakak Khabuli boleh ikut mendengarkan, bahkan dapat pula ikut memperbincangkan karena tugas negara merupakan tugas kita bersama, bukan?"
- Maka, ketika tadi kami mendengar dari kakak Khabuli, tentu saja kami menjadi terkejut sekali," kata Bouw Mimi, kini melirik ke arah kakak misan itu dengan cemberut.
- Bululawang palsu itu adalah seorang Datuk sesat yang sengaja memakai nama kakakmu untuk mendapatkan nama karena kakak angkatmu sebenarnya adalah seorang tokoh besar.
- Andai kata Liu Bi dan adik seperguruannya ini mengamuk, dibantu oleh kakak misannya sekalipun, mereka bertiga tidak mungkin dapat lolos dari pengepungan para muridnya.
- Sebelum dua orang itu dapat membela diri, kakak beradik itu telah menggerakkan tangan kiri mereka ke arah tengkuk dan dua orang perampas kuda itupun terpelanting roboh.
- Setelah bertemu kakak beradik Mongol ini, timbul suatu gagasan yang dianggapnya baik dan merupakan satu cara untuk berjuang yang lebih banyak harapannya untuk berhasil.
- Akan tetapi sekali ini, ketika kakak beradik itu mengelak, tendangannya hanya mengenai angin, bahkan sebaliknya kakak beradik itu sudah menyerangnya lagi dengan dahsyat.
- Kini, kakak beradik itu telah tiba di depan kakek yang didampingin pengantin wanita yang menggigil ketakutan dan kakek berewok itu memandang mereka dengan alis berkerut.
- Yauw-Ciangkun mempersilahkan semua orang masuk dan duduk di ruangan yang biasa dipergunakan untuk mengadakan rapat penting, kemudian dia bertanya kepada kakak beradik itu.
- Kini kakak beradik itu dengan pedang di tangan, tersenyum memandang kepada Shu Ta penuh kagum, sebaliknya Shu Ta juga merasa kagum kepada mereka dan cepat dia memberi hormat.
- Kalau saja Keng Han itu bukan kakak sepupunya, kiranya ia pun akan melakukan hal serupa dengan apa yang dilakukan Cu In yaitu membujuk pemuda itu agar tidak melanjutkan niatnya.
- Agaknya kedua orang kakak beradik itu tidak dapat menguasai keseimbangan tubuh mereka, pikir Siauw Cu. Kedua tangan harus dipentang dan ini merupakan pengatur keseimbangan tubuh.
- "Kwa-kauwsu yang perkasa, aku adalah kakak misannya, satu-satunya keluarganya yang lebih tua sehingga aku dapat mewakili kedua orang tuanya yang sudah tiada, dapat menjadi walinya.
- Ketika dia memberi hormat dan memandang kepada panglima kedua yang diperkenalkan sebagai saudara misan dari kakak beradik itu, Shu Ta segera merasa kurang suka kepada panglima ini.
- Setelah melakukan pengintaian tak jauh dari pos penjagaan pasukan penjaga keamanan, akhirnya pada suatu siang kakak beradik itu membayangi selosin prajurit yang melakukan perondaan.
- Mereka memang seperti kakak adik saja, dan setelah bertahun-Âtahun tidak saling jumpa, mereka merasa saling rindu, Sim Hui Eng juga segera saling memberi hormat dengan Tan Sian Li.
- Ketika kakak beradik Koa hendak memberi bekal kepadanya, dia menolak keras, demikian pula Shu Ta. Goan Ciang mempunyai hati yang keras, yang tidak mau menerima pemberian begitu saja.
- Mendengar suara yang meninggi dari kacung penggembala itu dan melihat dia mengangkat muka dan menegakkan badan, dua orang kakak beradik itu menjadi semakin marah dan merasa ditantang.
- Dia melihat betapa kakak beradik ini bicara dalam bahasa pribumi yang amat fasih sehingga mudah diduga bahwa mereka memang sehari-hari mempergunakan bahasa pribumi, bukan bahasa Mongol.
- Biarpun dikeroyok belasan orang, kakak beradik seperguruan ini dapat menggerakkan pedang mereka untuk melindungi diri, bahkan sempat merobohkan beberapa orang dengan tendangan kaki mereka.
- Dia percaya bahwa kakak beradik itu tidak akan sembarangan menyuruh orang yang mereka calonkan itu menandingi Khabuli kalau mereka tidak yakin akan kemampuan Shu Ta. Maka, diapun mengangguk.
- Maka, diapun bangkit dan memberi hormat kepada kakak beradik itu yang agaknya terkejut dan cepat merekapun membalas penghormatan itu dengan sikap yang sama, mengangkat kedua tangan depan dada.
- Andai kata kakak beradik itu berada di pihak yang unggul, tentu mereka akan diam saja dan tidak berani mencampuri, akan tetapi Bouw Kongcu dan Bouw Siocia terancam, mereka tidak boleh tinggal diam.
- Akan tetapi setelah Siu Lan menjadi dewasa, nampak cantik jelita, cintanya sebagai kakak itu berubah menjadi cinta seorang pria terhadap wanita dan mengharapkan sumoinya itu untuk menjadi jodohnya.
- "Pencuri kuda berkedok pejuang!" bentak pula Bouw Kongcu atau Bouw Ku Cin dan kedua kakak beradik ini telah meloncat dan mengejar dua ekor kuda yang akan dilarikan kedua orang pimpinan kelompok itu.
- Panglima ini menghela napas panjang dan memandang kakak beradik itu dengan alis berkerut, "Saudara Bouw Ku Cin, engkau boleh bebas memilih, hendak tinggal di sini atau keluar dari Nan-king, terserah.
- Akan tetapi ketika dua orang bangsawan itu berlari masuk, merekapun cepat mendekat dan melihat kakak beradik itu terdesak oleh Tay-lek Kwi-ong, tentu saja mereka tidak mungkin dapat tinggal diam lagi.
- "Huh, siapa percaya bualanmu? Dua orang suhengku (kakak seperguruanku), yaitu kakak beradik Koa saja tidak mampu menandingi mereka. Apa lagi engkau! Melawan akupun engkau tak mampu menang!" bentaknya.
- Biarpun di lubuk hatinya, Shu Ta adalah seorang yang berjiwa patriot dan membenci penjajah Mongol, akan tetapi dia harus mengakui bahwa kakak beradik itu adalah orang-orang yang berwatak baik dan gagah.
- Kini ketua Jang-kiang-pang baru tahu akan kecerdikan pemuda yang mengaku kakak misannya itu yang ternyata mempergunakan siasat yang nampaknya mengalah dan lunak, hanya untuk menanti datangnya bala bantuan.
- Dia harus pergi untuk menelepon Uwak, kakak mamanya, menanyakan kabar mamanya. Diliriknya lagi gadis Jerman yang kini mengisi kesepiannya, sehingga kelak perjalanan bersamanya ini bisa indah untuk dikenang.
- Hanya setelah mereka berdua pergi, Yauw-Ciangkun cepat memanggil panglima Shu Ta dan memerintahkan agar Shu-Ciangkun diam-diam menyuruh orang membayangi dan melindungi kakak beradik bangsawan yang nekat itu.
- Mereka lalu berangkat memasuki kota Nan-king yang tidak jauh lagi, dan karena kakak beradik itu hanya memiliki dua ekor kida, maka Shu Ta mempersilahkan mereka untuk pergi lebih dahulu memasuki kota Nan-king.
- Setelah tinggal di perkumpulan Jang-kiang pang selam dua minggu, hubungan Goan Ciang dengan kedua orang kakak beradik seperguruan itu menjadi akrab dan kini dia mulai mengenal betul watak kedua orang gadis itu.
- Gerombolan yang anggotanya tidak kurang dari lima puluh orang ini dipimpin oleh dua orang kakak beradik yang dijuluki Yang-ce Siang-houw (Sepasang Harimau Yang-ce), karena mereka berdua itu ganas seperti harimau.
- Nah, kami berdua adalah kakak beradik seperguruan yang baru saja tamat belajar silat dan kalau taijin dapat menerima kami sebagai pengawal, maka kami tanggung bahwa keselamatan dan keamanan taijin akan terjamin."
- Ia memang pernah jatuh cinta kepada seorang pemuda, dan pemuda itu adalah Keng Han. Akan tetapi ternyata bahwa Keng Han adalah kakak sepupunya, satu marga sehingga tidak mungkin sekali mereka menjadi suami isteri.
- Dia segera lari ke depan dan segera melihat belasan orang mengeroyok kakak beradik Mongol tadi! Setelah dekat, Shu Ta berdiri bengong, tidak tahu harus berbuat apa. Sebetulnya, dia merasa heran kepada diri sendiri.
- Ketika kakak beradik itu menyatakan hendak melakukan penyelidikan sendiri di daerah selatan Nan-king, di sepanjang sungai Huai yang kabarnya dijadikan pusat gerakan pemberontak, tentu saja Shu Ta merasa khawatir sekali.
- Ketika kepalanya mulai terasa pening oleh pukulan-pukulan dan tendangan dan seluruh tubuhnya terasa nyeri, teringatlah Siauw Cu akan jurus tendangan yang tidak dapat dilakukan dengan baik oleh kedua orang kakak beradik itu.
- Setelah menjadi suami isteri, Lan Bi menceritakan kepada suaminya bahwa ia memiliki seorang kakak misan yang juga merupakan seorang ahli silat kenamaan akan tetapi sudah lama ia tidak pernah berhubungan dengan kakak misan itu.
- Coa Kun dan puterinya telah diperkenalkan kepada mereka dan kini ayah dan anak itu ingin melihat bagaimana tanggapan dua orang muda bangsawan itu terhadap semua percakapan yang tentu terdengar tidak enak bagi kakak beradik itu.
- Dia tidak menolak ketika hendak meninggalkan dusun itu dia diberi bekal oleh dua orang kakak beradik Koa. Dia memang membutuhkan biaya dalam perjalanan, sebelum dia mendapatkan pekerjaan untuk membiayai kehidupannya sehari-hari.
- Hanya ada beberapa orang saja yang tinggal, yaitu mereka yang memiliki keberanian, termasuk tentu saja Bouw Ku Cin dan Bouw Mimi. Bahkan kakak beradik itu kini memasuki pekarangan untuk menonton perkelahian dari jarak lebih dekat.
- Diapun tahu bahwa kakak misannya yang sombong itu pasti tidak akan menang melawan Shu Ta, maka diapun mendekat dan berkata, "Kakak Khabuli, harap jangan lanjutkan adu kepandaian ini, karena aku yakin bahwa engkau tidak akan menang.
- Pasukan itu tidak segan-segan, dengan dalih melakukan pembersihan dan mencari pemberontak, untuk menggeledah setiap rumah rakyat dusun dan dalam pelaksanaan penggeledahan inilah terjadi hal-hal yang amat memalukan kakak beradik ini.
- "Kalian berani mengganggu aku, berarti kalian telah bosan hidup!" bentaknya dan dia mengeluarkan gerengan seperti seekor harimau, kemudian kedua lengannya yang panjang itu bergerak dari kanan-kiri, mencengkeram ke arah kakak beradik itu.
- Mimi menerjang maju dan kini kakak beradik itu mengeroyok Shu Ta. Setelah dikeroyok dua, terpaksa Shu Ta mengerahkan seluruh tenaga dan kepandaiannya karena dia mulai merasa betapa beratnya menandingi kakak beradik itu jika mereka maju berdua.
- Akan tetapi, ucapan Bouw Kongcu yang sebetulnya menyayangkan kalau sampai kakak misannya itu nanti kalah dan mendapat malu, bahkan membuat Khabuli semakin penasaran dan marah, menganggap bahwa adik misannya itu terlalu memandang rendah kepadanya.
- Mereka berdua agaknya merupakan pimpinan karena kini mereka setelah mengeluarkan seruan itu, cepat meloncat dan menghampiri dua ekor kuda tunggangan kakak beradik itu, lalu melompat ke atas punggung dua ekor kuda yang besar, tinggi, dan kuat itu.
- Tanpa banyak cakap lagi, mereka menggerakkan pedang dan mengeroyok Tay-lek Kwi-ong! Melihat empat orang ini, kakak beradik Bouw menjadi girang bukan main karena mereka mengenal bahwa empat orang ini adalah jagoan-jagoan di Nan-king yang berkepandaian tinggi.
- Pada hal, dilihat dari pakaiannya, mereka tentu mengira dia seorang pemuda dusun biasa! Sejak kecil Shu Ta tinggal di kuil dan selain ilmu silat, diapun dididik sastra dan tatasusila oleh para hwesio, maka melihat sikap kakak beradik itu, diappun merasa tidak enak.
- Karena ingin segera mendengar tentang Shu Ta, kakak beradik itu segera melanjutkan perajalanan menuju ke benternuntuk menemui Yauw-Ciangkun, juga Shu-Ciangkun, diiringi oleh Panglima Khabuli yang tersenyum-senyum bangga dapat menemani kedua orang adik misannya ini.
- Kita tinggalkan dulu Cu Goan Ciang dan Tang Hui Yen yang menyamar sebagai kakak beradik dari desa yang pergi ke kota Nan-king, dan mari kita mengikuti perjalanan pemuda Shu Ta, sute dari Cu Goan Ciang. Pemuda murid Lauw In Hwesio ini melakukan perjalanan seorang diri.
- Ketika Goan Ciang dan Shu Ta sedang menyaksikan pengembalian tanah yang dilakukan dua orang kakak beradik Koa, tiba-tiba datang beberapa orang dusun berlari-larian menghampiri Cu Goan Ciang. Wajah mereka pucat dan napas mereka terengah, nampaknya mereka ketakutan sekali.
- "Paman Yatucin," kata Bouw Kongcu yang sudah biasa menyebut Yauw-Ciangkun dengan sebutan paman dan nama aslinya, "sebetulnya apakah yang telah terjadi dengan saudara Shu Ta? Kami mendengar dari kakak Khabuli bahwa dia hampir saja ditangkap sebagai mata-mata! Bagaimana ini?"
- "Sekarang begini saja, Yauw-Ciangkun. Biar kakak Khabuli yang sombong itu menguji sendiri kepandaian Shu Ta! Kalau dia kalah, dia harus minta maaf kepada saudara Shu Ta! Tentu saja kalau dia berani, atau mungkin dia hanya pandai menghamburkan suara yang tidak ada gunanya saja!"
- Karena diapun dapat menduga bahwa orang sederhana ini tentu memiliki sedikit kepandaian maka diusulkan menjadi perwira oleh kakak beradik Bouw, biarpun dia memandang rendah, namun begitu menyerang dia sudah mengerahkan tenaganya sehingga terjangannya itu cepat dan kuat bukan main.
- MESKIPUN sudah ditahan hampir enam bulan, tersangka dalam kasus korupsi Bank Bali, Gubernur BI Syahril Sabirin, akhirnya bisa memberi kabar baik kepada kakak perempuannya di Bukittinggi, "Uni Adang, In bisa karajo baliak," ujar Syahril alias "In", sebagaimana diberitakan Republika.
- Mereka adalah putera puteri Menteri Besar Bayan yang berkuasa, dan tentu akan disambut dengan hormat oleh Yauw-Ciangkun dan para panglima lainnya, dan kehadirannya akan mengingatkan para panglima itu bahwa dia adalah kakak misan mereka, bahwa dia adalah keponakan dan Menterti Bayan.
- Dia sendiri tidak melihat kelemahan kedua orang muridnya dan baru sekarang dia melihat bahwa letak kesalahan yang membuat dua orang kakak beradik itu gagal adalah gerakan kedua lengan yang kurang berkembang! Dan kacung itu begitu melihat telah dapat menemukan kelemahan dan kesalahan mereka!
- Omelan Teng-kauwsu ini membuat kakak beradik itu menjadi malu dan diam-diam mereka menjadi marah sekali kepada Siauw Cu. Setelah mereka berdua kembali ke dalam rumah, mereka kasak kusuk membicarakan Siauw Cu dan mengambil keputusan untuk menghajar kacung yang membuat mereka merasa malu itu.
- Sementara itu, Kwa-kauwsu yang sudah mengenal Lee Siang mengetahui bahwa gadis itu adalah sumoi dari ketua Jang-kiang-pang yang membuatnya tergila-gila, akan tetapi dia tidak mengenal Cu Goan Ciang walaupun tadi dia sudah mendengar laporan bahwa Cu Goan Ciang adalah kakak misan dari calon isterinya!
- Kalian memang memiliki sikap yang baik, otak yang cerdas, tidak sombong, namun sayang, kalian tergolong bangsawan tinggi yang kaya raya, keluarga penindas dan penjajah yang menyengsarakan rakyat." Dengan berani Shu Ta menentang pandang mata mereka. Dia berdiri dan siap menanti kemarahan kakak beradik itu.
- Cu Goan Ciang memandang tajam kepada kakak beradik itu, dan sementara itu, di situ sudah berkumpul banyak sekali penduduk dusun yang ketakutan mendengar berita bahwa semua tukang pukul Lurah Koa kini telah dipanggil oleh hartawan Ji. Kemudian Cu Goan Ciang berkata dengan suara lantang dan pandang mata tajam.
- "Hemm, beginikah caranya orang-orang Yang-ce Bu-koan menyambut calon keluarganya? Aku, Cu Goan Ciang, adalah kakak misan dari ketua Jang-kiang-pang Liu Bi yang sudah yatim piatu, aku adalah walinya dan aku ingin bicara dengan Kwa-kauwsu tentang perjodohan itu! Apakah pantas kalau aku disambut seperti seorang musuh?"
- Kenapa ada dua orang kakak hendak membunuh adiknya? Akan tetapi timbul rasa kagum dan suka di dalam hatinya terhadap Tao Kuang. SuÂdah akan dibunuh, kini malah minta agar dia tidak membunuh dua orang kakak pemuda itu! Dia mempercepat gerakan tongkatnya dan dua orang pangeran yang dikeroyoknya itu pun roboh tertotok.
- "Kalau begitu, biar kami melapor dulu kepada paman Yatucin!" kata kakak beradik itu dan mereka segera menemui Yauw-Ciangkun. Panglima komandan pasukan di Nan-king inipun mencoba untuk membujuk kakak beradik itu agar mengurungkan niat mereka, akan tetapi, mereka nekat dan akhirnya panglima itupun tidak dapat mencegah.
- Dengan hati gembira Goan Ciang dan Shu Ta menyaksikan pengembalian tanah yang diatur oleh kedua orang kakak beradik Koa, sedangkan Lurah Koa yang tidak berdaya ternyata jatuh sakit! Dia tinggal di kamarnya saja, namun dia sudah benar-benar menyerah, bahkan diam-diam dia menyesali semua sikap dan prilakunya selama ini.
- Hubungan Shu Ta yang kini disebut Shu-Ciangkun (Panglima Shu) dan kakak beradik Bouw semakin baik dan biarpun mereka tinggal saling berpisah jauh, karena kakak beradik itu tinggal di Peking, namun mereka sering saling memberi kabar dan setiap kali ada kesempatan, mereka saling bertemu, terutama kalau kakak beradik itu pergi ke Nan-king.
- Suaminya, Bouw In Hwesio yang sekarang kalau memperkenalkan diri bernama Bouw In saja, terkejut ketika mendengar bahwa kakak misan isterinya itu bukan lain adalah Twa-sin-to Coa Kun dan karena kebetulan perantauan mereka tiba tak jauh dari Nan-king, merekapun pada suatu hari mengunjungi Coa Kun atau Coa-pangcu (ketua Coa) di kota Nan-king.
- Kalau Yauw-Ciangkun mengamati Shu Ta dengan penuh selidik, diam-diam merasa heran bahwa orang yang dipuji setinggi langit oleh kakak beradik itu, ternyata hanya seorang pemuda sederhana saja, dengan pakaian sederhana mendekati kasar, tubuhnya juga sedang saja, wajahnya tampan dan mulai tumbuh brewok di dagu dan pipinya, sebaliknya, Panglima Khabuli tertawa bergelak.
- Di antara yang tewas itu, lebih dari setengahnya mengenakan jubah kembang dan di antara mereka yang tewas terdapat pula kakak beradik Yang-ce Siang-houw. Kedua orang panglima Shu dan Yauw pulang dengan pasukan mereka, membawa kemenangan dan kembali Shu-Ciangkun dipuji-puji oleh pemerintah Mongol sebagai seorang panglima muda yang baru akan tetapi telah membuat jasa besar.
- Kalau kalian ini kakak beradik dari dusun, orang-orang miskin yang tidak mempunyai sepeserpun uang di saku, yang mempunyai kaki dengan sepatu butut yang melakukan perjalanan, dengan pakaian butut, yang setiapsaat disiksa rasa lapar dan haus tanpa mampu membeli makanan dan minuman, maka aku tentu tidak akan merasa heran melihat kalian minta air minum padaku dan duduk di sini bersamaku.
- Ketika Tumenggung Jalak Karso akhirnya tersungkur tewas, Pangeran itu dengan putus asa campakkan pedangnya dan berteriak keras : Sri Baginda Keraton Barat! Kau yang menginginkan pertumpahan darah ini! Aku ingin agar kau juga yang menghabisi nyawaku saat ini! Lalu dengan langkah tegap Pangeran yang berusia 29 tahun itu bergerak menuju ke hadapan Sri Baginda Keraton Barat yang bukan lain adalah kakak kandungnya sendiri.
- "Bagus, Cu Goan Ciang, kaulihat pedangku dan jaga serangan ini!" pedangnya berkelebat dan gadis itu sudah menyerang dengan tusukan ke arah dada Goan Ciang. Kalau Goan Ciang berani menghadapi gadis itu dengan tangan kosong, hal ini bukan karena dia sombong, melainkan karena dia sudah tahu atau dapat memperhitungkan sampai di mana tingkat kepandaian sumoi dari kakak beradik Koa yang sudah dia ketahui kepandaian mereka itu.
- Dia sendiri adalah keponakan Menteri Bayan, maka hubungan keluarga ini membuat dia berani bersikap kasar terhadap kakak beradik itu, berbeda dengan Yauw-Ciangkun yang bersikap hormat, bukan saja mengingat bahwa mereka ini putera puteri menteri yang paling berkuasa sesudah kaisar, juga karena dia tahu bahwa kakak beradik ini memiliki kepandaian yang cukup tinggi, tidak banyak selisihnya dengan tingkat kepandaiannya sendiri.
- "Aihh, sejak kami masih kecil, betapa seringnya kami mendengar keluhan dan protes, walaupun belum pernah ada yang bicara sedemikian terang-terangan dan tanpa takut seperti engkau, sobat! Kamikakak beradik sejak mulai dapat berpikir, telah melihat keadaan rakyat jelata yang dilanda kemiskinan, akan tetapi apa yang dilakukan oleh dua orang kakak beradik seperti kami? Eh, kalau boleh kami mengetahui, engkau ini siapakah? Jelas bukan pemuda dusun.
- Kemudian ke empat, untuk membela kebenaran dan keadilan, kenapa kalian harus takut menghadapi puluhan orang anak buah hartawan Ji? Tengoklah, bukankah semua saudara kita di dusun ini akan siap membantu kalian?" Cu Goan Ciang lalu menghadapi para penghuni dusun yang berkumpul di situ, melihat dan mendengarkan, "Saudara-saudara sekalian, kalau kakak beradik Koa bangkit melawan anak buah hartawan Ji, apakah kalian berani membantu mereka demi keselamatan dusun kita dari penindasan?"
- Hisyam bin ‘Ash telah lama memeluk Islam, ia termasuk sahabat yang memeluk Islam pada periode awal di kota Mekkah, ia hijrah menuju Habasyah, kemudian kembali lagi ke Mekkah ketika ia diberitakan tentang hijrahnya Rasulullah Saw ke Madinah, kemudian ia ingin menyusul hijrahnya Rasulullah Saw beserta sahabat ini, namun ayah dan keluarganya di Mekkah mengurungnya, ketika perang khandaq terjadi barulah ia dapat menyusul hijrah Rasulullah Saw ke Madinah, selama di Madinah ia mengikuti bermacam – macam pertempuran, kendatipun usianya jauh lebih muda dibanding kakakkandungnya Amru bin ‘Ash.
- Kakak beradik itu pandai silat, bukan hanya pandai bahkan lihai sekali! Mereka berdua sudah turun dari kuda mereka dan dengan pedang di tangan, mereka membela diri dan pengeroyokan enam belas orang yang memegang golok atau pedang, akan tetapi para pengeroyok itu sedikitpun tidak mampu mendesak kakak beradik itu! Gerakan pedang kedua orang Mongol itu cepat, kuat dan juga indah, dan Shu Ta dapat melihat bahkan gerakan pedang mereka mempunyai dasar gerakan pedang mereka untuk balas menyerang, dan Shu Ta maklum bahwa kalau mereka berdua membalas dengan pedang, tentu sudah ada pengeroyok yang roboh dan terluka parah atau tewas.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.