Thursday 19 November 2015

Kali ini kita akan membahas tentang Contoh Kalimat Menggunakan Kata "mati". Semoga artikel ini bermanfaat, aamiin.

Contoh Kalimat Menggunakan Kata "mati"


Dengan melihat dan mempelajari contoh-contoh kalimat untuk kata "mati", kita akan terbantu untuk memahami arti dan pengertian dari kata tersebut. Perlu juga kalian pahami bahwa arti dan makna kata tersebut bisa berbeda untuk kalimat-kalimat yang tidak sama.

Bagaimana membuat kalimat dengan menggunakan kata "mati" dalam bahasa Indonesia?
Contoh kalimat yang menggunakan kata "mati" dapat dilihat pada contoh kalimat yang dikumpulkan dari berbagai sumber di internet seperti berikut ini.

Contoh-contoh Kalimat yang Menggunakan Kata "mati"

  1. Polisi menembak mati enam demonstran
  2. Yang penting, koruptor jangan mati dulu.
  3. Mudah-mudahan, semuanya tidak mati prematur.
  4. Bunuh diri atau apapun aku tak takut mati ...
  5. Kita bisa dibuat mati berdiri satu demi satu.
  6. Kami siap menerima hukuman mati sekalipun!”
  7. Sungguh membuat orang dapat mati penasaran.
  8. Orang yang mau mati memang sering-sering lupa.
  9. Ngomong yang nggak-nggak, mati itu tidak enak.
  10. Ia tak mau mati konyol dikeroyok penduduk desa.
  11. Orang yang sudah mati tak mungkin lagi ditolong.
  12. Sampai mati sekalipun aku tidak ingin membantumu.
  13. Seumur-umur sampai mati kau akan menggaruk terus.
  14. Bisa mati kepanasan atau kepengapan bukan mustahil!
  15. Dalam keadaan tertentu pidana mati dapat dijatuhkan.
  16. Bocah tak tahu diri, engkau akan mati di tempat ini!
  17. Lebih baik cepat mati dari pada hidup menderita ... !
  18. Namaku Si Keng Han dan aku tidak akan mati melawanmu.
  19. Saksi mata melihat enam demosntran mati tertembak
  20. Setelah mati ia dijadikan korban oleh mpu Tapawangkeng.
  21. Kalau mati prematur, game over, kembali ke langkah awal.
  22. "Tadi aku setengah mati nyari-nyari kamu ke setiap kelas.
  23. Han-ko, yang sudah mati tidak ada gunanya ditangisi lagi.
  24. Seorang demi seorang mati karena kelaparan atau penyakit.
  25. Kalau engkau menolak, aku akan mati penasaran, twako...”
  26. Daripada mati konyol lebih baik kabur saja melarikan diri.
  27. Bukankah kita sudah memilih mati dari pada hidup dinista?!
  28. Kamu akan mati seperti anjing untuk alasan yang tak jelas.
  29. Soalnya, katanya, koruptor mati nggak boleh disholati…”
  30. Kau sendiri mau mati cara mana anak muda ... ? Di sedot ...
  31. Anuraga gelengkan kepala "Dia tidak mati tetapi luka parah.
  32. Kapur mati dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu 1).
  33. Banyak organisme akuatik yang mati atau keracunan karenanya.
  34. Tiba-tiba lampu mati dengan berhentinya suara tahlil, senyap.
  35. Ketawa Toni semakin keras, "Eh, besok gua mati ke Tawangmangu.
  36. Cukup dengan selembar kaos, mereka berani mati dalam kampanye.
  37. Juminto! Apa kataku! Istrimu malah dibikinnya mati lebih cepat!
  38. Aku berani hidup dan tidak takut mati demi membela ke­benaran.
  39. Sobat, sebutkan dulu namamu agar engkau jangan mati tanpa nama.
  40. Tapi dia tidak mau mati dicincang dan ditembus puluhan senjata.
  41. Akan tetapi, lebih baik kami mati dari pada menjadi tawanan!”
  42. Nanti dulu, Keng Han! Engkau akan mati dalam beberapa hari lagi.
  43. Maka, Kalau mati prematur, susah sekali menghidupkannya kembali.
  44. Aku rela mati di tanganmu kalau hal itu akan membahagiakan hatimu.
  45. Memilih mati ketimbang menyantap masakan hasil korupsi dan kolusi.
  46. Lalu Bululawang yang katanya mati di tangan Manusia Paku itu ... .
  47. "Jangan sok jagoan, Roy! Kamu bisa mati konyol di negeri orang.”
  48. Secara eksplisit dikatakannya: masa lalu sudah mati semati-matinya!
  49. Kalau mereka memiliki harta benda, tentu tidak akan mati kelaparan!
  50. Orang ini musuh paling berbahaya bagi mati hidupnya Hindia Belanda.
  51. Aku lebih suka mati di ujung Mustiko Geni! jawab Soka Panaran tegas.
  52. Biarlah! Lebih baik mati keracunan daripada menjadi saksi kekejamanmu.
  53. “Biar aku mati kelaparan, lebih baik!” kata pula Mimi dengan ketus.
  54. Lagi-lagi Kay, bocah hitam dekil, yang baru saja ditinggal mati ibunya.
  55. Binatang itu berkuik satu kali lalu roboh dan mati dengan kepala retak.
  56. Aku meratap karena kalian akan mati tak berkubur! Hik ... hik ... hik!
  57. Ki Juru Tenung ketakutan setengah mati mendengar ancaman Dewa Sedih itu.
  58. 12. Pastikan kompor sudah mati setelah selesai memasak dan jangan pernah
  59. Nanti, kita juga akan menjadi ikan yang mati di negeri sejuta mata air."
  60. Bahkan kalau ia sampai mati dipukuli orang2 itu, tentulah tiada hukumnya.
  61. Nanti, kita juga akan menjadi ikan yang mati di negeri sejuta mata air.”
  62. Kau minta mati setelah kau melihat dan tahu kalau aku seorang nenek-nenek!
  63. Memang hanya orang tolol yang mau mati bersembunyi dalam sumur sedalam itu.
  64. Masa lalu sudah mati dan lewat, tidak boleh mengganggu ketenteraman hatinya.
  65. "Sebagai bangsa agraris, kita sudah menjadi tikus yang mati di lumbung padi.
  66. Mereka mati dalam cara yang sama yaitu kejang-kejang, muka dan bibir membiru.
  67. “Sebagai bangsa agraris, kita sudah menjadi tikus yang mati di lumbung padi.
  68. "Kamu pasti akan mati kedinginan!" si Hitam, di sebelah si Bule, tertawa lucu.
  69. Kalau tidak kuberi obat, dalam waktu sebulan dia akan mati dengan tubuh hancur.
  70. Apa losuhu lebih senang melihat dia yang mati dari pada perempuan iblis itu?”
  71. Dan, tentu saja, kita tak harus benar-benar mati jika kita ingin menjadi fosil.
  72. Dia tahu bahwa kalau pasukan bantuan tiba, mereka semua pasti akan mati konyol.
  73. Bukankah itu sudah adil? Kalau dia mati tentu aku yang diangkat menjadi Putera.
  74. Juga mereka tidak mati dalam pembuangan mereka, walaupun mereka hidup sengsara.
  75. Jika dilaksanakan dengan baik dan seksama, akan didapatkan kapur mati yang baik.
  76. “Kalau bukan ayah yang menolongmu, apakah engkau tidak akan mati kelaparan?”
  77. Pertama kali hewan itu harus mati dan kemudian perlahan tenggelam di dasar danau.
  78. Rela kehilangan engkau, kehilangan cintaku, bahkan aku rela mati demi untuk suci.
  79. Saat itu kalaupun mati rasanya si nenek ikhlas karena mati dalam pelukan Tua Gila.
  80. “Kalau tidak, buat apa kita bercita-cita hidup kaya raya dan mati masuk surga?”
  81. Mereka hanya tidak komplet saja karena ditinggal mati oleh suami atau seorang ayah.
  82. Tentu saja para penjaga itu terkejut setengah mati menghadapi amukan dua orang itu.
  83. Beberapa curug juga sudah mati karena hutan sebagai sumber airnya “menghilang”.
  84. “Kita harus lari bersama atau mati bersama!” kata pula Goan Ciang dengan gagah.
  85. Kalau tidak ada Ji­wi, tentu kami berdua sudah mati di tangan para pemberontak itu.
  86. ’Tikus tua! Majulah! Bukankah kau ingin mati lebih cepat? membentak Cokro Ningrat.
  87. Untuk apa kamu hidup kalau penuh ketakutan? Atau untuk apa mati kalau penuh ketakutan.
  88. Ini tidak adil! Orang yang sudah mati berarti sudah putus hubungan dengan keduniawian.
  89. Sepanjang jalan mereka berteriak-teriak sekuat-kuatnya bahwa Wawa mati dibunuh si Gajah.
  90. Isterinya yang mendahuluinya serta beberapa saudara yang semuanya telah mati lebih dulu.
  91. Warisan leluhur dan sebuah sejarah yang tidak akan pemah mati dari generasi ke generasi.
  92. Dalam keadaan hampir mati kehausan ini, tidak ada yang lebih nikmat dari pada air jernih.
  93. Gajah hampir mati dicekik anakmu sehingga ia terpaksa membenturkan kepalanya kedada Wawa"
  94. Menurut kepercayaan mereka, ada beberapa golongan orang yang jika mati tidak bisa dibakar.
  95. “Kalau begitu, biarlah aku tinggal di sini, mati hangus bersama seluruh keluarga kita.”
  96. "Menurut kepercayaan agama Syiwa-Budha, orang yang mati itu hanya jasadnya saja yang rusak.
  97. “Siauw Yen! Apa sih yang kau tertawakan sampai setengah mati begitu?” tanya Goan Ciang.
  98. Kau hanya bisa bernafas sampai tengahari nanti! Dan sebelum mati kau akan sangat menderita!
  99. Kalau dia mati dan Hek I Kaipang dipegang orang lain mungkin sikap mereka akan menjadi lain.
  100. Kalau isterinya tidak menyetujui Keng Han, sampai mati pun ia tentu tidak akan menyetujuinya!
  101. Tetapi lebih baik ia menempuh bahaya dari pada mati konyol di tangan penduduk yang sudah kalap.
  102. Ia tak takut mati tetapi ia merasa penasaran karena tiada diberi kesempatan memberi penjelasan.
  103. Akan tetapi kalau engkau mencoba untuk menghalangiku engkau, akan mati bersama seluruh muridmu.
  104. Kalau menanti seperti yang Pangcu katakan itu, sampai mati pun kita tidak akan pernah bergerak.
  105. Lalu yang pincang itu membalas tidak mati kalah, "Ayo, salaman!" dia mengulurkan tangan kirinya.
  106. Ia bei juang mati matian untuk menyanggah patung batu yang amat berat itu, agar tak menindihkan.
  107. Semua ancaman bahaya kita hadapi bersama, dan kalau perlu, kita mati bersama demi perjuangan!”
  108. Ini hasil buruanku, Su-i! katanya bangga memperlihatkan empat ekor bu­rung yang sudah mati itu.
  109. "Kakek, apakah orang yang sudah mati itu dapat menjelma lagi?" tanya pula sianak perempuan kecil.
  110. Di antaranya bayi, orang yang mati digigit ular, sadhu-penjaga candi-dan orang berpenyakit kusta.
  111. Untung engkau tidak mencintanya, kalau engkau mencintanya berarti engkau harus mati di tangannya.
  112.  “Hebat. Sayang kalau pemuda lihiai macam itu akhirnya mesti mati karena tidak mau terbujuk.”
  113. Qua orang pengawal dilihatnya menggeletak mati dengan kepala pecah di lorong masuk menuju ruangan.
  114. Kapur mati didapatkan dengan menambahkan air secukupnya (sekitar sepertiga dari berat kapur tohor).
  115. Akan tetapi lain kali, dia pasti akan mati di tanganku untuk membalaskan kematian Pangeran Tao Seng”
  116. “Aih, toako, apakah engkau kira aku begitu bodoh? Tidak, aku belum ingin bunuh diri dan mati konyol.
  117. “Hemm, ibumu mati kenapa engkau menangis di sini?” tanya Koa cung-cu dengan sikap acuh dan angkuh.
  118. Dan kalau disuruh membaca huruf Arabnya, aduh, mati deh! Apalagi disuruh menerjemahkannya, minta ampun!
  119. Bi-kiam Nio-cu terkejut setengah mati melihat ulah Keng Han. Ia merasa jerih melihat kakek timpang ini.
  120. Aku harus membalas dendam atas kematian ayahku kalau benar dia sudah mati secara penasaran dan difitnah.
  121. “Engkau memberi peti mati hanya karena ingin kubalas dengan tenagaku yang bekerja menggembala ternakmu.
  122. Tommy keluar dari pintu rumah tukang nujum, dia menoleh ke seberang jalan kearah barisan kereta mati itu.
  123. Gua bilangin aja, lu kagak bakal bisa nyetrum mati siapa pun kalo lu kagak nyambungin kedua kabel itu..."
  124. Di kampungnya masih ada orang yang mati kena santet atau teluh, semacam ilmu hitam untuk mencelakai orang.
  125. Gosang Lama itu adalah ayah kandungnya sendiri yang dihukum mati oleh Dalai Lama karena telah memberontak.
  126. Di mana kebahagiaan yang hakiki buat orang seperti mereka adalah ’memilih mati sebagai orang merdeka’.
  127. “Ya Tuhan, lebih baik aku mati saja... lebih baik mati saja...” demikian ratapnya di antara tangisnya.
  128. “Ahh, kenapa aku harus meninggalkannya? Aku seharusnya membantunya dan mati bersamanya...” ia meratap.
  129. Kenapa dia tidak mati seperti yang lain? Dia lalu memejamkan kedua mata­nya dan mengatur pernapasan dalam.
  130. Mengisahkan captain Jack Sparrow yang akan berpetualangan sampai ke ujung dunia, hidup dan mati dengan pedang.
  131. Kalau kelakuanmu se­lama ini baik saja, aku akan mengobati­mu, kalau sebaliknya, engkau akan mati tersiksa. .
  132.  TETAPI, Pemerintah Filipina sudah memberikan "kado" kepada Bush: menembak mati Al-Ghozy, yang didakwa teroris.
  133. Hal ini penting sekali, Ciangkun. Kalau membunuh mereka begitu saja, mereka mati tanpa ada manfaatnya bagi kita.
  134. Penyelidikanku memberi kenyataan bahwa semua korban yang mati biru itu bukan karena dicekik atau disedot dedemit.
  135. Engkau tidak boleh meninggalkan aku. Kalau engkau meninggalkan aku, dalam beberapa hari engkau akan mati keracunan.
  136. Engkau harus ikut aku, menyaksi­kan, kekejamanku seperti yang kaukatakan itu, dan engkau akan mati perlahan-lahan.
  137. Tidak, aku tidak dapat membantu anak yang sudah mau mati ini.” Setelah berkata demikian, dia masuk lagi ke dalam.
  138. Saya tidak sanggup menghadapi semua itu dan lebih baik saya mati saja, suhu...” Kembali wanita itu menangis sedih.
  139. Mana mau aku mati sendirian! Salah satu dari kalian harus ikut bersama! Lalu Kapak Naga Geni 212 dibabatkan ke atas.
  140. Jangan kalian bunuh manusia itu! Kalau dia sampai mati bagaimana nasib diriku! Aku akan kehilangan anuku seumur-umur.
  141. Siapa dulu di antara kalian ingin mati lebih cepat! Bertanya Datuk Lembah Akhirat sambil sunggingkan seringai mengejek.
  142. Baiklah, aku akan memberi peti mati dan memperbolehkan engkau menggunakan tanah kuburan untuk memakamkan jenazah ibumu.
  143. Heiii, para perajurit dalam benteng! Kalau kalian tidak menyerah, tentu kalian semua akan mati ditumpas pasukan kami!”
  144. "Seluruh anak negeri bisa mati kehausan karena mahalnya harga air yang dikelola swasta/asing," kata rekan Joko Parepare.
  145. Yang jelas, kalian harus menurut semua kehendakku atau kakek ini akan mati di sini, baru kemudian kalian menyusulnya.”
  146. “Bukankah engkau pernah bercerita kepadaku bahwa ayah ibumu sudah mati terbunuh musuh, dan engkau mencari musuh itu?”
  147. Sungguh aneh. Dua orang jagoan itu agaknya seperti mati kutu berhadapan dengan gadis itu dan mereka mentaati perintahnya.
  148. Jika rakyat yang mati memang adalah korban keracunan seperti katamu, ini adalah satu hal aneh luar biasa! ujar Suro Markum.
  149. Kalau begini terus, akhirnya sebelum mati tiba dia akan kehabisan tenaga dan semua usahanya membayangi akan sia-sia belaka.
  150. Tidak mau apa-apa, hanya melihat engkau mati dalam waktu sebulan dan tidak ada obat di dunia ini yang mampu menyembuhkanmu.
  151. “Seluruh anak negeri bisa mati kehausan karena mahalnya harga air yang dikelola swasta/asing,” kata rekan Joko Parepare.
  152. “Pouw-pangcu benar, akan tetapi perjuangan bukan berarti dengan nekat menyerang dan mati konyol, mengorbankan banyak teman.
  153. Dia melarikan diri dan men­jadi buronan sampai akhirnya petugas­-petugas menemukan dia dan melaksana­kan hukuman mati itu.
  154. Kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab.
  155. Jangan sekali­-kali engkau jatuh cinta kepada orang-orang seperti kami, karena itu merupa­kan keputusan hukuman mati bagimu.
  156. Bilangan ‘0’ dinyatakan sebagai sebuah sakelar yang mati dan bilangan ‘1’ dinyatakan sebagai sebuah sakelar yang hidup.
  157. “Ah, dia mati Kek....?” tanyanya kepada Kai-ong yang juga sudah berdiri di dekatnya memandang ke air sungai yang dalam itu.
  158. Dosa­nya besar sekali dan karena dia mem­bahayakan kehidupan semua orang, maka majelis lalu menjatuhkan hukuman mati kepadanya.
  159. MESKIPUN selalu mengaku sebagai bangsa sebesar gajah, pada kenyataannya bagai pelanduk belaka, yang selalu mati di tengah-tengah.
  160. Apakah sudah diketahui sebab musabab rakyat mati dengan tubuh kejang dan muka membiru itu, Paman Patih ... ? bertanya Sri Baginda.
  161. "Akulah yang memberinya" tiba-tiba Anuraga menyelutuk "agar dibayarkan sebagai pengganti kedua ekor kambing yang mati digigit ular"
  162. Tapi, dia juga mengerti perasaan wanita yang hanya punya anak lelaki semata wayang dan ditinggal mati suaminya yang tewas di gunung.
  163. "Kemungkinan begitu, mudah-mudahan tidak" kata Anuraga "tetapi andaikata dia cacad, bahkan mati sekalipun, tak perlulah engkau takut.
  164. Anak setan! Apa yang terjadi dengan dirimu! jahanam! Siapa berani mati memperlakukan kau seperti itu! Menyusul teriakan Sinto Gendeng.
  165. “Dan sejarah akan berulang: eksekutif mengkooptasi legislatif? Kata Mas Amien, berkibarlah Orde Baru Jilid II! Demokrasi mati muda?”
  166. Mengapa takut? Engkau tidak akan melarikan diri, kalau engkau tidak ingiin mati keracunan sebulan kemudian. Obat penawarnya berada padaku.
  167. Karena benar-benar ketakutan setengah mati Suro Markum dan Tapak Jingga langsung meraup kembang dan menyumpalkannya ke mulut masing-masing.
  168. “Aku sendiri akan membunuhnya, Ayah, sesuai dengan sumpahku dahulu bahwa siapa yang berani membuka cadarku, dia harus mati di tanganku.”
  169. “Tapi... tapi... Siauw Cu. Bukankah aku yang menolongmu ketika ibumu meninggal dunia, memberimu peti mati dan memberimu pekerjaan dan...”
  170. Kalau kita tetap tidak mau keluar, berarti kita akan mati hangus di dalam sini.” Mendengar ucapan itu, Nyonya Ji dan para pelayan menjerit.
  171. Akan tetapi tadi kau mengatakan bahwa penundaan hukuman mati sampai besok itu tidak sia-sia dan menghasilkan pengakuan tawanan perempuan itu.
  172. "Orang yang sudah mati berarti sudah putus hubungan dengan keduniawian, Rangga. Tapi ada tiga hal yang meringankan bebannya dari siksa kubur.
  173. Teriakan Dewa Tuak seperti hendak merobek langit gelap ketika dapatkan iblis Muda Ratu Pesolek menggeletak mati di tanah becek di hadapannya.
  174. Pengamanan informasi (dengan menggunakan enkripsi) memiliki dampak yang luar biasa dimana hidup atau mati seseorang sangat bergantung kepadanya.
  175. Jika binatang itu hilang atau mati akibat kelalaiannya, harus membayar ganti kerugian delapan tali untuk tiap binatang yang mati atau hilang itu.
  176. Bukan saja tuduhan bahwa aku melakukan fitnah itu palsu adanya, akan tetapi juga perkiraanmu bahwa Pangeran Tao Seng sudah mati itu bohong belaka.
  177. Apa artinya beberapa ribu anggauta kita se­mua yang dikumpulkan melawan ratusan ribu pasukan pemerintah? Hanya akan mati konyol dan bunuh diri belaka.
  178. Sebagai contoh adalah "warga kota" yang disebutkan dalam Surat Yasin.Di sana disebutkan bahwa semuanya mati secara mendadak dalam waktu yang bersamaan.
  179. “Twako, engkau salah sangka! Aku tidak takut mati, twako, sama sekali bukan karena aku takut mati maka aku memohon engkau suka menikah dengan suci.”
  180. “Tetapi, Suud Rusli, terpidana mati kasus pembunuhan direktur utama PT Asaba juga bisa lolos dari Rumah Tahanan Militer Cimanggis, Depok, tuh?” kata MH.
  181. "Gajah, kau pengapakan kedua ekor kambing yang kau gembalakan itu? Kau jual, hilang atau mati dimakan binatang buas?" mulailah buyut Tayaka memeriksa Gajah.
  182. “Kakek Coa tua bangka yang bosan hidup! Berani kau memaki-maki Ji wan-gwe? Kalau tidak ada beliau, kau sudah mati kelaparan!” teriak dua orang itu marah.
  183. Kapur mati merupakan bagian yang lemah pada beton/mortar setelah mengeras oleh sebab itu pada proses pembuatan semen ditambahkan gips sebagai bahan additive.
  184. Defisiensi vitamin K menyebabkan waktu pembekuan darah menjadi lebih panjang, sehingga penderita defisiensi vitamin K bisa mati hanya karena perdarahan ringan.
  185. “Engkau memilih sumoi mati tersika dan engkau sendiri mampus oleh pengeroyokan kami? Ingat, aku sendiri saja belum tentu engkau mampu mengalahkan!” katanya.
  186. Sa’d berkata: Aku memberi keputusan dengan menjatuhi hukuman mati bagi para pejuang mereka, dan menawan keturunan mereka, dan membagi – bagikan harta mereka.
  187. Ia yakin bahwa muridnya yang ter­sayang itu akan terpukul mati atau se­tidaknya akan lumpuh seperti ancaman kakek itu dan ia tidak berani turun ta­ngan membantu.
  188. !"tiba-tiba seorang anak menjerit kaget "hayo kita laporkan pada bapaknya!" anak itu terus lari seraya berteriak-teriak "Wawa mati! Wawa mati dibunuh si Gajah ...!"
  189. Siapa sudi mati di tangan manusia jahat! teriak Andamsuri lalu berlutut dan siap menangkis dengan pukulan sakti yang selama ini sanggup menahan pukulan Kipas Neraka.
  190. Mereka, ayah ibunya, dan banyak lagi penduduk desanya, bahkan kemudian dia tahu bahwa banyak lagi yang senasih di seluruh negara, mati karena sakit, karena kelaparan.
  191. Orang tuanya sakit dan mati karena kelaparan, dia sendiri hidup terlunta-lunta, semua itu karena keadaan kehidupan rakyat yang miskin dan sengsara, akibat penjajahan.
  192. “Mayat ibumu tentu akan terlantar tidak dapat dikubur dan menjadi makanan anjing kalau tidak dibelikan peti mati dan diberi tanah oleh ayahku!” teriak pula Koa Sek.
  193. Kalau kita berdua nekat dan mati bersama, lalu bagaimana dengan perjuangan? Kita disuruh tetap hidup agar kita dapat melanjutkan perjuangan ini, menghancurkan penjajah.
  194. Sampai mati pun mereka tidak mau mengaku bahwa mereka murid Pat-kwa-pai, maka sengaja tadi dia menyebut Thian-li-pang untuk mengalihkan kesalahan kepada Thian-li-pang.”
  195. Dengan adanya air, senyawa silikat dan aluminat membentuk produk hidrasi yang berupa mikrokristal dan kapur mati (padam) yang kemudian membentuk massa yang kuat dan keras.
  196. Kalau suhu tidak mau menerima saya, dan meninggalkan saya di sini seorang diri, saya lebih senang mati menyusul suami saya dari pada hidup menderita siksaan lahir batin.”
  197. Sejak kecil ia ditinggal mati ayah ibunya dan dirawat oleh kakeknya penuh kasih sayang. Kini kakeknya tewas tanpa ia ketahui, bahkan jenazah kakeknyapun tidak dapat ia urus.
  198. Siapa berani bergerak dia akan mati duluan! Lalu murid Eyang Sinto Gendeng dari Gunung Gede ini gerakkan tangan kanannya ke pinggang di mana tersisip Kapak Maut Naga Geni 212.
  199. Soalnya, meskipun akan memberikan santunan Rp 7,5 juta jika si pembeli kupon mati dalam seminggu, itu dianggap berpeluang jadi ajang judi karena masih mengiming-imingi hadiah.
  200. Apa yang dapat Totiang lakukan, aku pun tentu dapat! Aku bukan takut, hanya meng­gunakan perhitungan akal, bukan hanya ingin mati konyol seperti seorang laki­-laki yang tolol!
  201. “Kalau istri tidak punya keturunan, atau ditinggal mati oleh suaminya, janda yang berumur lanjut ini biasanya dikembalikan oleh keluarga pihak pria ke keluarga pihak perempuan”.
  202. Rupanya empat kawannya juga sudah melihat mayat-mayat busuk bergantungan di pepohonan itu dan langsung dirasuk ketakutan setengah mati hingga melupakan apa yang harus mereka kerjakan.
  203. TETAPI, hanya beberapa hari setelah dilepas di Taman Monas oleh Gubernur Sutiyoso, satu dari 11 ekor rusa tutul pinjaman dari Badan Intelijen Negara mati muda karena patah kaki dan stres.
  204. Hukuman apa yang dapat diberikan? Sebagai contoh, di Cina terjadi hukuman mati atas dua orang crackers yang tertangkap mencuri uang sebesar US$31.400 dari sebuah bank di Cina bagian Timur.
  205. Dan sudah menjadi kodrati dari pasar oligopsoni ini, supplier kayu serat (yaitu pemilik HTR) akan ditekan habis-habisan, mati tidak boleh, tetapi hiduppun hanya cukup untuk tidak mati saja.
  206. Kini Nawang Suri menjadi bulan-bulanan, ditangkap hidup atau mati sedang Keris Mustiko Geni yang terlepas mental akibat hantaman senjata Ki Rawe Jembor berhasil dirampas oleh Patih Wulung Kerso.
  207. Operator NOT adalah yang paling mudah untuk dimengerti, operator ini hanya mengatakan: pindahkan sakelar ke keadaan sebaliknya, bila sakelar itu hidup membuatnya mati dan bila ia mati, membuatnya hidup.
  208. Ketika Sutan Takdir Alisjahbana menyatakan, bahwa kebudayaan tradisional (: kultur etnik) –sebagai masa lalu—yang harus mati semati-matinya, dalam kenyataannya, pernyataan itu sekadar slogan belaka.
  209. Gadis ini rela patah hati, bahkan rela mati demi kebahagiaan iblis betina itu! Melihat pemuda itu duduk tertegun dan mematung dengan wajah pucat, akan tetapi matanya berkilat penuh penasaran dan kemarahan.
  210. Muka hitam! Jangan berlaku tolol! Kalau kau bunuh diriku seumur-umur kau tidak akan mendapat obat penghilang gatal di anumu itu! Hik ... hik ... hik! Kau akan mati dengan kemaluan ledes! Hik ... hik ... hik!
  211. Nah, dengarlah kalian berdua? Pa­ngeran Tao Kuang, malah mintakan ampun untuk kalian! Baiklah melihat per­mohonan Tao Kuang, kalian tidak di­hukum mati melainkan dihukum buang ke Sin-kiang selama dua puluh tahun!
  212. Bahwa sesungguhnya telah aku katakan bahwa mereka tidak dapat kembali lagi, Rasul bersabda: lalu turunlah ayat yang artinya:13 Dan janganlah kalian mengira bahwa orang – orang yang gugur dijalan Allah telah mati .
  213. “Kakek Coa, ingatlah, engkau tidak akan dapat mengubur mayat isterimu tiga hari yang lalu, tidak akan mendapatkan peti mati dan tanah kuburan ini kalau tidak atas pertolongan dan kedermawanan Ji wan-gwe (hartawan Ji).
  214. Sepatutnya losuhu melindungi murid losuhu yang diserang secara curang seperti itu, bukan malah memarahi Cu-twako! Kalau Cu-twako tidak dapat bergerak cepat dengan tongkatnya, tentu dia yang sekarang mati oleh serangan curang itu.
  215. “Di Indonesia, mustinya ke-8.000 orang caleg dikerahan untuk mengubur ayam yang mati (seorang dapat jatah mengubur 587 ekor), atau memvaksinasi ayam yang sehat (seorang harus menyuntik 100.000 ekor)!” kata Maman Halmahera (MH).
  216. Biarlah Lee Siang mati sebagai pupuk bagi tercapainya cita-cita! Dan diapun duduk bersila di luar gubug itu, tidak berani tidur sama sekali, melainkan waspada menjaga kalau-kalau ada ancaman bahaya bagi mereka, yaitu dia dan Yen Yen.
  217. Karena itu, cara mereka mati pun sungguh berbeda; Qais dan Laila mati semata-mata karena hati mereka yang merana, sedangkan Roro Mendut dan Pronocitro tewas akibat kekejaman orang yang tidak menyukai hubungan cinta di antara keduanya.
  218. Tentu saja dia tidak menghendaki Lee Siang mati keracunan, apa lagi kalau gadis itu sam pai membencinya, dan kalau mati sampai arwahnya menjadi setan penasaran! Kalau dia menerima permintaan Liu Bi, berarti dia berkorban demi kekasihnya ini.
  219. Karena ia sendiri memang merasa lapar dan tidak ingin mati kelaparan, dan sikap dan kata-katanya tadi hanya dimaksudkan untuk menarik perhatian orang, ketika hidangan dikeluarkan, Mimi mau juga makan sehingga hati Tay-lek Kwi-ong merasa lega.
  220. Kedua, andaikata engkau mampu mengalahkan aku sekalipun, menyiksa atau membunuh sekalipun, aku tidak akan mau membiarkan kau pergi dan dalam waktu tiga hari, tetap saja sumoi akan mati dalam keadaan tersiksa! Nah, kau tetap hendak memaksaku?”
  221. Sedangkan pada sistem kepercayaan, konsep tentang taulogi Islam kadangkala masih berbaur dengan kekuatan-kekuatan yang condong pada sikap fetitisme, yakni mengakui kekuatan lain dalam sebuah benda, baik itu berupa benda mati maupun benda hidup.
  222. Orang desa setengah mati pingin ke kota, melihat gedung pencakar langit, merasakan naik bis tingkat yang suka ngebut dan ceroboh menaikturunkan muatan, atau mengagumi Tugu Monas sambil membayangkan kalau saja emas kiloan itu dijadikan mas kawin.
  223. Malam ini pikirkan baik-baik karena kalau besok kalian tetap berkeras kepala tidak mau menunjukkan tempat sembunyi kawan-kawan kalian, maka kalian akan mati sekerat demi sekerat!” Shu-Ciangkun bertepuk tangan memberi isarat kepada para pengawal.
  224. Mendengar sikap dan mendengar ucapan yang nadanya dingin itu, Cu In yang merasa marah sekali kepada wanita yang menjadi ibu dan gurunya itu berkata, “Kalau tidak dibujuk Ayah dan Keng Han, sampai mati pun aku tidak akan mau datang ke sini lagi!”
  225. TETAPI, yang pasti, yang empat tadi bukanlah anak-anak Raja Oidipus dari Tebe: dua orang terbunuh karena berebut tahta, seorang mati merana, dan Antigone dihukum mati dengan dikubur hidup-hidup oleh raja Kreon, karena berani menguburkan sang kangmas.
  226. Tentu saja Siauw Cu merasa tidak enak sekali terhadap Pek Mau Lokai. Dia menarik napas panjang dan teringatlah dia akan wajah Kim Lee Siang. Dia tahu bahwa dia mencinta Lee Siang, dan baru saja dia ditinggal Lee Siang yang mati secara amat menyedihkan.
  227. Barangsiapa dengan sengaja dan dengan direncanakan terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan berencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun.
  228. 3. Jika lawan bisa melakukan checkmate dalam sekali langkah berikutnya, maka langkah anda saat ini harus mengakibatkan check terus menerus terhadap raja lawan sampai mati atau anda bisa Defend supaya lawan tidak bisa lagi Checkmate di langkah berikutnya.
  229. Bouw In Hwesio yang semenjak ditinggal mati isterinya, dua puluh tahun yang lalu, hidup sebagai pendeta, mengekang nafsu duniawi dan menjauhi segala kesenangan, kini setelah bergaul dengan Lan Bi yang hidup di sampingnya, tak kuasa menahan gairah cintanya.
  230. Bagaimana mungkin engkau seorang diri saja berjuang melawan penjajah yang merupakan sebuah kerajaan dengan ratusan ribu pasukannya? Baru menghadapi pengeroyakan puluhan orang perajurit saja engkau sudah luka-luka dan kalau dilanjutkan, engkau akan mati konyol.
  231. Keng Han tentu sudah tewas akibat pukulan kakek raksasa berambut putih yang menamakan dirinya Swat-hai Lo­kwi itu, pukulan yang mengandung hawa sinkang dingin sekali, membuat orang yang dipukulnya mati beku, karena te­naga sinkang anak itu belum mampu melawannya.
  232. Sebagian tubuh Suro Markum berada diatas batu, sebagiannya lagi yaitu sebatas pinggang ke atas tergantung diatas teluk! Tentu saja orang tua ini ketakutan setengah mati kalau dirinya dalam keadaan tertotok kaku itu sempat jatuh ke arah batu-batu karang dibawah sana!
  233. Kalian tidak punya daya apa-apa! Kalian harus bersyukur aku mau memberi pengampunan! Mengapa berlaku tolol tidak segera jatuhkan diri tanda minta ampun dan bergabung dengan kami?! Atau memang kalian ingin melihat Pendekar 212 dan Bujang Gila Tapak Sakti mati mengenaskan?! ,
  234. Sudah beberapa orang ne­layan yang berani mencari ikan agak dekat dengan pulau itu, kedapatan mati, mati dengan tubuh hangus seperti di­bakar! Nah, siapa lagi yang melakukan hal ini kalau bukan hantu? Kami.... ma­afkan, Siauw-hiap, tidak ada di antara kami yang berani....
  235. “Hemm, apa perlunya membujuk atau menakut-nakuti kami? Kami sudah tertawan, mau hukum, hukumlah, mau bunuh, bunuhlah, kami tidak takut mati dan tidak perlu lagi engkau banyak bicara!” Bentakan gadis itu nyaring sekali dan Shu Ta tersenyum, matanya bersinar gembira dan kagum.
  236. Dan Sam-wi Locianpwe, harap membawa orang-orang yang dapat diandalkan untuk pekerjaan membunuh Kaisar, dan mereka harus orang-orang berani mati yang sudah disumpah untuk mengakui sebagai orang thian-li-pang kalau sampai tertangkap hidup-hidup, sesuai dengan rencana kita semula.”
  237. “Heh-heh-heh, dia mati? Hemmm, agaknya engkau belum mengenal siapa Lam-hai Koai-jin. Dia datuk besar Laut Selatan, bagaimana bisa mati tercebur ke dalam sungai? Tidak, saat ini dia pasti sudah muncul jauh dari sini, entah berapa jauhnya karena ketika tercebur tadi, dia menyelam.
  238. “Taijin (orang besar), saya Siauw Cu mohon dikasihani, tai-jin adalah kepala dusun kami, kepada siapa lagi saya dapat memohon pertolongan? Mohon taijin memberi sebuah peti mati untuk jenazah ibu saya, dan saya akan suka bekerja melakukan apa saja untuk membalas budi tai-jin...”
  239. Ada keluarga yang terpaksa membunuh anak-anak sendiri, terutama yang perempuan, karena tidak sampai hati melihat mereka itu mati kelaparan, dan untuk meringankan keluarga! Ada pula yang menjual anak-anak mereka untuk menjadi budak, dalam hal ini tentu saja kalau anak mereka itu sehat dan mungil.
  240. Bencana kelaparan itu melanda pula sepanjang Lembah Sungai Huai. Setiap hari terdengar ratap tangis keluarga yang ditinggalkan anggota keluarga yang mati kelaparan atau juga mati oleh penyakit yang berjangkit di antara mereka. Dan nampak setiap hari usungan mayat yang akan diperabukan atau dimakamkan.
  241. Dia kaget setengah mati dan menjerit ketika melihat barangnya telah berubah bengkak gembung hampir sebesar kelapa dan berwarna merah seperti udang rebus! Dan celakanya rasa gatal bukannya hilang malah bertambah hebat! Si muka hitam terbungkuk-bungkuk seolah ada beban berat menggandul di selangkangannya!
  242. Melihat Shu Ta masih bersikap acuh, walaupun di dalam hatinya Shu Ta terkejut setengah mati mendengar bahwa mereka ini putera Bayan, menteri yang amat berpengaruh dan besar kekuasaannya karena menjadi tangan kanan Kaisar Togan Timur, pemuda Mongol yang bernama Bouw Ku Cin itu menyambung kata-kata adiknya.
  243. Dengan adanya Cu In dan kakek berpakaian pengemis itu, masih ada pula Kwi Hong dan ibunya, dan siapa tahu gadis cantik yang dekat kakek jembel pengemis itu juga orang yang lihai, agaknya sukar baginya untuk membunuh Pangeran Tao Kuang. Pula dia akan menyesal setengah mati kalau ternyata benar semua keterangan.
  244. Kini muncul seorang pemuda dusun berani mati mengancam hendak membunuhnya, maka tentu saja dia marah bukan main dan begitu menyerang, dia telah mengerahkan tenaganya dan dengan bertubi, tangan kananya mencengkeram ke arah kepala sedangkan tangan kirinya menyusul dengan tangan miring menghantam ke arah dada lawan.
  245. Bouw In Hwesio melihat pula betapa miskin keadaan Kui Lan Bi. Bahkan untuk membeli peti mati saja ia tidak mempunyai uang, dan terpaksa menjual semua perabot rumah untuk ditukarkan dengan peti mati sederhana! Dia merasa kasihan sekali dan dengan sukarela, dia ikut berkabung, mengatur persembahyangan jenazah dan membantu sampai jenazah itu dikubur.
  246. Ha-ha-ha, sudah kuduga bahwa tentu engkau Iblis Lautan Es yang berada di tempat ini karena orang-orang yang ter­pukul itu mati kedinginan! Tiba-tiba terdengar suara dan ketika Swat-hai Lo­kwi menoleh, dia melihat seorang kakek tinggi kurus yang memegang sebatang dayung baja berdiri di situ sambil ber­tolak pinggang dengan tangan kirinya dan bersandar pada dayungnya.
  247. Orang-orang memakai jubah dan berkerudung seperti Ku Klux Clan membentuk tapal kuda dengan sebuah meja altar berbentuk peti mati berada ditengah lingkaran tiu, sementara pada ujung-ujung dari bentuk tapal kuda itu adalah semacam terap dengan di atasnya ada semacam kursi tahta yang diduduki oleh orang berkerdung hitam dengan jubah hitam ( bisa juga merah hati ), Tommy s\duduk disamping kursi tahta itu dengan wajah terheran-heran.
  248. Sepasang bibir lembut itu merekah dan nampak kilatan gigi yang berderet rapi dan putih dan karena mulut itu agak ternganga ketika senyum, nampak rongga mulut yang kemerahan dan ujung lidah yang merah muda. “Engkau tahu bahwa ia keracunan hebat? Akan tetapi engkau tentu tidak tahu bahwa kalau ia tidak mendapatkan obat penawar yang ampuh, dalam waktu tiga hari ia pasti akan mati dan tidak ada obat apapun di dunia yang akan mampu menyembuhkannya.”
  249. Delapan tahun yang lalu, dalam usia dua belas tahun, dia melarikan diri dari kejaran anak buah Lurah Koa dalam keadaan luka-luka ke dalam kuil dan diterima, dilindungi oleh para hwesio di situ, bahkan diterima menjadi murid oleh Lauw In Hwesio. Andai kata tidak ada kuil itu dan para penghuninya, tentu dia tertangkap oleh anak buah Lurah Koa dan mungkin saja dia akan dihajar sampai mati karena dia telah berkelahi melawan dua orang putera lurah itu sampai mereka berdua roboh pingsan.
  250. Setelah tua dan pen­siun, berhenti dari pekerjaannya yang penuh bahaya itu, berada di rumah yang aman, datang penyakit dan dia pun me­ninggal dunia! Demikianlah, mati hidup seseorang sepenuhnya berada di tangan Tuhan. Apakah kalau sudah mengetahui akan kenyataan ini orang lalu bersikap masa bodoh terhadap keselamatan diri­nya, menyerahkan saja kepada kekuasaan Tuhan untuk mengaturnya? Tentu saja tidak! Manusia hidup sudah memiliki kewajiban sejak dilahirkan untuk men­jaga diri, untuk mempertahankan hidup ini, senang atau tidak senang.
  251. Para pimpinan pemberontak itu, terutama sekali Cu Goan Ciang, Pek Mau Lokai, Tang Hui Yen dan para pembantu mereka, adalah orang-orang gagah perkasa yang lebih pantas dinamakan pendekar dari pada pemberontak! Yang amat mengesankan hatinya adalah ketika lima orang anggota melakukan pelanggaran, memperkosa dua orang gadis dusun di kaki bukit dan mereka ditangkap lalu dihukum mati oleh Beng-cu Cu Goan Ciang! Hal ini mengingatkan ia akan tingkah laku banyak prajurit kerajaan yang suka berbuat semena-mena, suka mengganggu rakyat, mengganggu wanita, dan mereka itu dibiarkan saja oleh komandan mereka. Ternyata mereka yang disebut pemberontak ini lebih berdisiplin, lebih tertib dan taat.
  252. Dia tentu sudah tewas ka­lau saja pada saat itu dia tidak tergigit oleh tiga ekor ular merah! Dan dia tentu sudah mati pula oleh gigitan ular darah api itu yang gigitannya mengandung ra­cun panas yang membuat orang yang digigit mati dengan tubuh hangus, kalau saja dia tidak terpukul oleh Swat-hai Lo­kwi dan karena dia tergigit oleh tiga ekor ular sekaligus, maka racun tiga ekor ular itu sebetulnya terlalu kuat bagi hawa sinkang dingin yang menyerang tubuh Keng Han. Akan tetapi dalam ke­adaan seperti gila karena diombang­ambingkan antara dua hawa dingin dan hawa panas, yang membuat dia menangis dan tertawa, dia telah makan ular-ular itu dan hal ini merupakan obat penawar yang bukan main hebatnya.

Bagaimana teman-teman? jika kalian punya kalimat lain, silahkan tambahkan di kotak komentar.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.