Bagaimana membuat kalimat dengan menggunakan kata "si" dalam bahasa Indonesia? Dengan melihat dan mempelajari contoh-contoh kalimat dari kata "si", kita akan terbantu untuk memahami arti dan pengertian dari kata tersebut. Perlu juga kalian pahami bahwa arti dan makna kata tersebut bisa berbeda untuk kalimat-kalimat yang tidak sama.
Untuk lebih jelasnya, contoh kalimat yang menggunakan kata "si" dapat dilihat pada beberapa kalimat yang dikumpulkan dari berbagai sumber di internet seperti berikut ini.
Contoh-contoh Kalimat yang Menggunakan Kata "si"
- Celaka! keluh si penunggang kuda.
- "Penuh terus," kata si gadis ramah.
- Mana kakek satunya si Tua Gila itu!
- Dengan menjual murah nyawa si miskin?
- Sabar! Tunggu dulu! berseru si pemuda.
- Lobangnya tidak kecil! jawab si gadis.
- Tapi ternyata si gadis menggeliat juga.
- Wawa masih bergerak menerkam2 si Gajah.
- Lalu lelaki itu menghampiri si Buntung.
- Pada mamanya, Toni, si manis, dan Iwin.
- Wajah si ibu begitu murung dan berduka.
- Sorot mata si korban begitu menakutkan.
- Aku tak percaya pada si Juru Tenung ini.
- Itulah kini yang ada di benak si bandel.
- Berapa lama, si manis tidak pernah tahu.
- "Ada apa, tuh?" si Menado sudah berlari.
- "Gila juga tuh si Menado!" Posma memaki.
- Suara tangis si kecil menyita perhatian.
- Sepertinya dia ingin menerkam si bandel.
- Yang jelas aku membutuhkan si manis itu.
- "Yang betul?" kata Mima, si bibir basah.
- "Mau ngapain?!" si buntut tikus meleceh.
- "Pantesin, habislah harapan si Yanto…!"
- "Roy," si bandel itu menyebutkan namanya.
- Itu pasti si Posma yang suka bikin ribut.
- Begitu melihat si pemuda menjeritlah dia.
- "Kenapa kamu!?" bentak si Jenggot berang.
- Ke mana si Buntung? Ya, ke mana anak itu?
- Pemuda bertampang tolol! bentak si nenek.
- "Ketawa, lagi!" si gadis masuk ke sekolah.
- Matanya masih saja mencari-cari si bandel.
- Dia sedang mengingat-ingat si coklat tadi.
- Ketika Roy menoleh, si Jubah sudah lenyap.
- Lantas si Wawan menceritakan persoalannya.
- "Tetapi, si Yanto cuma perlu Rp 2.500…!"
- "Kami bantuin nyari, boleh?" usuk si Jeep.
- Kau terkejut anak muda? tanya si orang tua.
- Adik si manis tampak bingung dan ragu-ragu.
- "Kapan kawin, Bang?" tanya si Buntung tadi.
- "Hidup Nona akan bahagia," kata si peramal.
- Dia nekat malam Minggu menyatroni si manis.
- Mampus! teriak si nenek karena yakin dengan
- Mereka menangkap Kay, si pelaku pembunuhan.
- Wawa agak terbeliak melihat sikap si Gajah.
- Tapi si T-shirt mahal bermaksud mencekalnya.
- "Pada ke kantor polisi," jawab si ibu getir.
- Aku cuma kau suruh mendandani si gendut itu.
- "Tuan Vijay gemar membaca," kata si Bongkok.
- Mungkin si kecil itu ingin susu ibunya tadi.
- "Roy, Tante," si bandel memperkenalkan diri.
- "Sama aja bohong!" si buntut tikus nyeletuk.
- , Habis menotok si nenek tidak tinggal diam.
- "Aaaah!" si gadis menggerutu kesal dan gemas.
- Kalau ingat itu si Rangga cuma bisa meringis.
- Roy setuju dengan pendapat Kenichi, si pucat.
- "Bagus ya, Kak?" kata si Opik tersenyum malu.
- Kontan si kacamata senyum-senyum kebingungan.
- "Cerita apa, Wawan?" si base ball ingin tahu.
- Aku sudah siap! jawab si Nenek Kelabang Biru.
- "Nanti malem aku ke rumah!" teriak si Rangga.
- "Oh, kamnu," ketus sekali suara si bandel itu.
- "Mudah-rnudahan ketemu," si loreng bersimpati.
- Ya, sebaiknya si Rangga tidak perlu tahu, deh!
- Dia melihat si Buntung menangis meronta-ronta.
- "Tidak usah takut, Dik!" si Jenggot tersenyum.
- "Kok nggak sekolah?" si manis asal bunyi saja.
- Kemarin ada sepucuk surat dari si calon suami.
- "Ah, si Belanda saja, baru sekarang mengakui!"
- "Oke, kakak!" kata si bontot, Bidadari Kuning.
- "Tetapi, si Yanto kan cuma perlu Rp 2.500…?"
- Tapi dia bisa menebak perasaan si kacamata itu.
- Aku juga berpikir begitu, sahut kakak si gadis.
- "Ke mana ya si Wawan?" tanyanya pada si lelaki.
- "Ngelamun ni, yee!" si buntut tikus mengganggu.
- Tidak biasa-biasanya nih anak! batin si Rangga.
- Keduanya roboh menyusul si Perwira Tinggi tadi.
- "Melawan, ya?!" dengan geram si kumis menyerbu.
- Sebetulnya hal itu pun terjadi dengan si manis.
- "Ayu, tunggu!" terdengar suara si buntut tikus.
- Kawan si manis itu punya pengertian bagus juga.
- "Sebentar, Mister." Senyum si sopir terkembang.
- "Siapa si Iwan itu, Ran?"Roy memijiti keningnya.
- Sambil tersenyum dia lalu berkata pada si gadis.
- "Rima!" suara serak si kotak-kotak gusar sekali.
- Wawan menatap si gembel dengan beragam perasaan.
- "Untung si ibu itu tau kalau dompetnya diambil."
- Berusaha menjadi paling dekat dengan si Jenggot.
- Tapi, mana si Rina dan Rangga? batinnya gelisah.
- "Oke deh, aku pulang dulu," si Rangga tahu diri.
- "Si pengembara udah pergi, Wawan!" kata si Jeep.
- Jantung si penunggang kuda bercadar serasa copot.
- Dia memang tidak peduli si Roy mau pergi ke mana.
- Kontan si ayah berang dan tanpa sadar menampamya.
- Bahkan cenderung mendekati tempat si petugas DKM.
- Roy sendiri paling sering tuh, ngerjain si Batak.
- Si penyerang adalah si nenek sakti Sinto Gendeng.
- Entahlah kenapa jiwa si Rangga bisa labil begitu.
- Tidak lama si Rangga muncul dengan makan malamnya.
- "Masa kalah sama si Opik, Rangga," sindir mamanya.
- Mayat si Kaki Kayu dilemparkannya kesemak belukar.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.