Tuesday, 3 May 2016

Kali ini kita akan membahas tentang Contoh Kalimat Menggunakan Kata "si". Semoga artikel ini bermanfaat, aamiin.

Contoh Kalimat Menggunakan Kata "si"


Bagaimana membuat kalimat dengan menggunakan kata "si" dalam bahasa Indonesia? Dengan melihat dan mempelajari contoh-contoh kalimat dari kata "si", kita akan terbantu untuk memahami arti dan pengertian dari kata tersebut. Perlu juga kalian pahami bahwa arti dan makna kata tersebut bisa berbeda untuk kalimat-kalimat yang tidak sama.

Untuk lebih jelasnya, contoh kalimat yang menggunakan kata "si" dapat dilihat pada beberapa kalimat yang dikumpulkan dari berbagai sumber di internet seperti berikut ini.
Membuat Kalimat dari kata

Contoh-contoh Kalimat yang Menggunakan Kata "si"

  1. Celaka! keluh si penunggang kuda.
  2. "Penuh terus," kata si gadis ramah.
  3. Mana kakek satunya si Tua Gila itu!
  4. Dengan menjual murah nyawa si miskin?
  5. Sabar! Tunggu dulu! berseru si pemuda.
  6. Lobangnya tidak kecil! jawab si gadis.
  7. Tapi ternyata si gadis menggeliat juga.
  8. Wawa masih bergerak menerkam2 si Gajah.
  9. Lalu lelaki itu menghampiri si Buntung.
  10. Pada mamanya, Toni, si manis, dan Iwin.
  11. Wajah si ibu begitu murung dan berduka.
  12. Sorot mata si korban begitu menakutkan.
  13. Aku tak percaya pada si Juru Tenung ini.
  14. Itulah kini yang ada di benak si bandel.
  15. Berapa lama, si manis tidak pernah tahu.
  16. "Ada apa, tuh?" si Menado sudah berlari.
  17. "Gila juga tuh si Menado!" Posma memaki.
  18. Suara tangis si kecil menyita perhatian.
  19. Sepertinya dia ingin menerkam si bandel.
  20. Yang jelas aku membutuhkan si manis itu.
  21. "Yang betul?" kata Mima, si bibir basah.
  22. "Mau ngapain?!" si buntut tikus meleceh.
  23. "Pantesin, habislah harapan si Yanto…!"
  24. "Roy," si bandel itu menyebutkan namanya.
  25. Itu pasti si Posma yang suka bikin ribut.
  26. Begitu melihat si pemuda menjeritlah dia.
  27. "Kenapa kamu!?" bentak si Jenggot berang.
  28. Ke mana si Buntung? Ya, ke mana anak itu?
  29. Pemuda bertampang tolol! bentak si nenek.
  30. "Ketawa, lagi!" si gadis masuk ke sekolah.
  31. Matanya masih saja mencari-cari si bandel.
  32. Dia sedang mengingat-ingat si coklat tadi.
  33. Ketika Roy menoleh, si Jubah sudah lenyap.
  34. Lantas si Wawan menceritakan persoalannya.
  35. "Tetapi, si Yanto cuma perlu Rp 2.500…!"
  36. "Kami bantuin nyari, boleh?" usuk si Jeep.
  37. Kau terkejut anak muda? tanya si orang tua.
  38. Adik si manis tampak bingung dan ragu-ragu.
  39. "Kapan kawin, Bang?" tanya si Buntung tadi.
  40. "Hidup Nona akan bahagia," kata si peramal.
  41. Dia nekat malam Minggu menyatroni si manis.
  42. Mampus! teriak si nenek karena yakin dengan
  43. Mereka menangkap Kay, si pelaku pembunuhan.
  44. Wawa agak terbeliak melihat sikap si Gajah.
  45. Tapi si T-shirt mahal bermaksud mencekalnya.
  46. "Pada ke kantor polisi," jawab si ibu getir.
  47. Aku cuma kau suruh mendandani si gendut itu.
  48. "Tuan Vijay gemar membaca," kata si Bongkok.
  49. Mungkin si kecil itu ingin susu ibunya tadi.
  50. "Roy, Tante," si bandel memperkenalkan diri.
  51. "Sama aja bohong!" si buntut tikus nyeletuk.
  52. , Habis menotok si nenek tidak tinggal diam.
  53. "Aaaah!" si gadis menggerutu kesal dan gemas.
  54. Kalau ingat itu si Rangga cuma bisa meringis.
  55. Roy setuju dengan pendapat Kenichi, si pucat.
  56. "Bagus ya, Kak?" kata si Opik tersenyum malu.
  57. Kontan si kacamata senyum-senyum kebingungan.
  58. "Cerita apa, Wawan?" si base ball ingin tahu.
  59. Aku sudah siap! jawab si Nenek Kelabang Biru.
  60. "Nanti malem aku ke rumah!" teriak si Rangga.
  61. "Oh, kamnu," ketus sekali suara si bandel itu.
  62. "Mudah-rnudahan ketemu," si loreng bersimpati.
  63. Ya, sebaiknya si Rangga tidak perlu tahu, deh!
  64. Dia melihat si Buntung menangis meronta-ronta.
  65. "Tidak usah takut, Dik!" si Jenggot tersenyum.
  66. "Kok nggak sekolah?" si manis asal bunyi saja.
  67. Kemarin ada sepucuk surat dari si calon suami.
  68. "Ah, si Belanda saja, baru sekarang mengakui!"
  69. "Oke, kakak!" kata si bontot, Bidadari Kuning.
  70. "Tetapi, si Yanto kan cuma perlu Rp 2.500…?"
  71. Tapi dia bisa menebak perasaan si kacamata itu.
  72. Aku juga berpikir begitu, sahut kakak si gadis.
  73. "Ke mana ya si Wawan?" tanyanya pada si lelaki.
  74. "Ngelamun ni, yee!" si buntut tikus mengganggu.
  75. Tidak biasa-biasanya nih anak! batin si Rangga.
  76. Keduanya roboh menyusul si Perwira Tinggi tadi.
  77. "Melawan, ya?!" dengan geram si kumis menyerbu.
  78. Sebetulnya hal itu pun terjadi dengan si manis.
  79. "Ayu, tunggu!" terdengar suara si buntut tikus.
  80. Kawan si manis itu punya pengertian bagus juga.
  81. "Sebentar, Mister." Senyum si sopir terkembang.
  82. "Siapa si Iwan itu, Ran?"Roy memijiti keningnya.
  83. Sambil tersenyum dia lalu berkata pada si gadis.
  84. "Rima!" suara serak si kotak-kotak gusar sekali.
  85. Wawan menatap si gembel dengan beragam perasaan.
  86. "Untung si ibu itu tau kalau dompetnya diambil."
  87. Berusaha menjadi paling dekat dengan si Jenggot.
  88. Tapi, mana si Rina dan Rangga? batinnya gelisah.
  89. "Oke deh, aku pulang dulu," si Rangga tahu diri.
  90. "Si pengembara udah pergi, Wawan!" kata si Jeep.
  91. Jantung si penunggang kuda bercadar serasa copot.
  92. Dia memang tidak peduli si Roy mau pergi ke mana.
  93. Kontan si ayah berang dan tanpa sadar menampamya.
  94. Bahkan cenderung mendekati tempat si petugas DKM.
  95. Roy sendiri paling sering tuh, ngerjain si Batak.
  96. Si penyerang adalah si nenek sakti Sinto Gendeng.
  97. Entahlah kenapa jiwa si Rangga bisa labil begitu.
  98. Tidak lama si Rangga muncul dengan makan malamnya.
  99. "Masa kalah sama si Opik, Rangga," sindir mamanya.
  100. Mayat si Kaki Kayu dilemparkannya kesemak belukar.
Bagaimana sobat? mudah-mudahan kalimat di atas dapat membantu kalian. Jika punya kalimat lain, silahkan sobat tambahkan di kotak komentar.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.