Wednesday 2 March 2016

Kali ini kita akan membahas tentang Contoh Kalimat Menggunakan Kata "perkelahian". Semoga artikel ini bermanfaat, aamiin.

Contoh Kalimat Menggunakan Kata "perkelahian"


Bagaimana membuat kalimat dengan menggunakan kata "perkelahian" dalam bahasa Indonesia? Dengan melihat dan mempelajari contoh-contoh kalimat dari kata "perkelahian", kita akan terbantu untuk memahami arti dan pengertian dari kata tersebut. Perlu juga kalian pahami bahwa arti dan makna kata tersebut bisa berbeda untuk kalimat-kalimat yang tidak sama.

Untuk lebih jelasnya, contoh kalimat yang menggunakan kata "perkelahian" dapat dilihat pada beberapa kalimat yang dikumpulkan dari berbagai sumber di internet seperti berikut ini.
Membuat Kalimat dari kata

Contoh-contoh Kalimat yang Menggunakan Kata "perkelahian"

  1. Kontan perkelahian berhenti dengan sendirinya.
  2. Ada luka di keningnya bekas perkelahian semalam.
  3. Sudah wajar kalau dalam perkelahian jatuh korban.
  4. Buat mereka perkelahian seperti berolahraga saja.
  5. Mula-mula terlihat perkelahian berjalan seimbang.
  6. Dalam perkelahian memang sering mengucurkan darah.
  7. Dua orang itu segera terlibat dalam perkelahian yang seru.
  8. Lain halnya perkelahian antara Tawang Merto dengan Hijau Tiga.
  9. Lalu dia susul dengan satu lompatan ganas, perkelahian hebat kembali terjadi.
  10. Dalam peristiwa perkelahian berdarah mi, sumbernya adalah kenakalan anak-anak.
  11. "DX biru gelap!" kata Roy. "Ah, lupain aja deh soal perkelahian semalam itu, Mima.
  12. (3) Kekeran kolektif, seperti perkelahian massal, sindikat perampokan dan lain-lain.
  13. Aku melihat perkelahian antara orang-orang yang berkepala gundul dan berjubah merah.
  14. Entah karena menyadari kesalahan puteranya dalam peristiwa perkelahian berdarah itu.
  15. Para penonton merasa tegang sekali melihat perkelahian yang benar-benar amat hebat itu.
  16. Dia menceritakan sebab perkelahian dan hwesio itu mendengarkan sambil mengangguk-angguk.
  17. Terjadilah perkelahian perebutan pintu gerbang, pihak Mongol mempertahankan agar jangan dibuka.
  18. "Lo Cit, biarlah lain kali saja kita lanjutkan perkelahian ini, aku masih mempunyai banyak urusan.
  19. Dengan begitu, peristiwa itu peristiwa perkelahian karena dilakukan oleh dua fihak!" sahut Anuraga.
  20. Buyut Tayaka mengerut dahi, serunya "Sudah kukatakan bahwa perkara perkelahian itu tak dapat dituntut.
  21. Dia adalah gadis yang baru saja diselamatkan Wiro Sableng ketika pecah perkelahian hebat di istana di awal malam.
  22. Asal tidak sengaja menyenggolkan tubuh, lantas tersinggung, dan timbul perkelahian antar kelompok atau sekolah saja.
  23. Akan tetapi kalau aku boleh mengetahui, mengapa engkau menjadi begitu marah? Apa yang menjadi sebab perkelahian itu?"
  24. "Hal itu tidak mungkin dilakukan, sicu. Kalau dibiarkan demikian, tentu akan timbul kekacauan dan perkelahian di bandar.
  25. Meja kursi beterbangan ketika diterjang oleh Tay-lek Kwi-ong dan segera terjadi perkelahian yang seru di dalam ruangan itu.
  26. Segera terjadilah perkelahian yang seru di antara mereka. Lo-mo yang bersenjata dayung baja yang berat itu segera terdesak.
  27. Dalam perkelahian di tempat sempit seperti di puncak bukit karang itu, ilmu silat ini sangat cocok dipakai menghadapi lawan!
  28. Sejak turun dari tanah tanjakan dan menyaksikan perkelahian itu, tak sepatahpun didengarnya mulut anak itu merintih dan mengerang.
  29. setiap org merasa benar dgn apa yg dilakukannya, sehingga sering menimbulkan perselisihan bahkan perkelahian demi membela yg benar.
  30. Kalau tidak tentu sudah sejak tadi ia roboh, perkelahian antara Yo Han melawan Thian-yang-ji sebalik­nya membuat tosu itu terdesak.
  31. "Apa artinya perkelahian ini? Heiii bukankah kalian itu puteri dan murid Toat-beng Kiam-sian Lo Cit? Dan engkau sendiri siapakah Nona?"
  32. Dia ahli gulat Mongol, juga dia telah mempelajari berbagai ilmu silat dan sudah banyak pengalamannya dalam perkelahian dan pertempuran.
  33. Ketig.a orang itu menggerutu karena tidak keburu meringkus si Rangga. Mereka rupanya mau membikin perhitungan atas perkelahian kemarin.
  34. Jelas bahwa bukan Gajah yang bertindak sefihak untuk menyakiti Wawa, tetapi perkelahian itu dilakukan dan disetujui oleh Gajah dan Wawa.
  35. Menimbang pula bahwa perkara itu termasuk perkelahian yang tak dapat dikenakan tuntutan maka Gajah bebas dan sidang peradilan inipun selesai"
  36. Kai-ong Lu Tong Ki berkata kepada Han Li. "Han Li, kalau melihat perkelahian itu, apa yang akan kulakukan? Kau hendak membantu pihak yang mana?"
  37. Kini terjadi perkelahian yang ditonton banyak orang, perkelahian yang menarik, di mana pedang berkelebatan disambut sepasang lengan jubah merah.
  38. Tengah keduanya bercakap-cakap memperbincangkan perkelahian tadi, sekonyong-konyong dari arah desa terdengar orang berteriak-teriak riuh rendah.
  39. Kesalahpahaman yang menimbulkan perkelahian itu adalah karena engkau menolak lamarannya dengan keras sehingga Kwa-kauwsu merasa terhina dan marah.
  40. Awas, setelah perkelahian ini selesai, tentu akan kutanyai siapa, dari mana ia memperoleh ajaran berkelahi itu" diam-diam putera buyut itu merancang.
  41. "Maksud ki brahmana hendak mengatakan bahwa perkelahian itu telah disetujui oleh kedua fihak karena tuan yang mengaturnya, bukan?" buyut Tayaka mendengus.
  42. Tao Seng melihat betapa Keng Han terdesak hebat dan kalau perkelahian itu dilanjutkan, tentu akhirnya Keng Han akan tewas! Mati terbunuh di depan matanya.
  43. Habisi manusia kotor satu itu! memerintah sang Dewi. Maka Hijau Satu dan Hijau Dua segera berkelebat, perkelahian pertama berkecamuk di pedataran batu itu.
  44. Di Siauw-lim-pai terdapat bermacam ilmu silat, bahkan ada ilmu silat Bangau Putih, akan tetapi ketika mereka berdua melihat perkelahian itu,mereka tertegun.
  45. Akan tetapi mendadak pemuda itu datang kembali bersama Bi-kiam Nio-cu dan hendak memaksa kami membebaskan nona Lo. Kami menolak dan terjadilah perkelahian ini."
  46. Aku tak punya selera lagi meneruskan perkelahian ini Tapak Jingga, lagi pula aku punya firasat, kita berdua belum tentu mampu mengalahkan pemuda gondrong itu ...
  47. Dia lalu me­nerjang lagi dengan ilmu silatnya yang aneh dan Keng Han melayaninya dengan Hong-in Bun-hoat sehingga terjadilah perkelahian yang seru di antara mereka.
  48. Nah, mau apa lagi? Adapun tentang peristiwa perkelahian itu, aku yakin Kwa-kauwsu suka meminta maaf dan akan mengajukan pinangan dengan resmi kepada aku sebagai walimu."
  49. Maka, melihat si kumis panjang sudah kehilangan kumisnya dan atas bibirnya berdarah, diapun mengakhiri perkelahian itu dengan sebuah tendangan yang mengenai dada si kumis panjang.
  50. Pek Mau Lokai, Tang Hui Yen dan Cu Goan Ciang sendiri dikeroyok belasan orang perwira Mongol yang rata-rata memiliki ilmu silat yang tangguh sehingga terjadi perkelahian yang seru.
  51. Akan tetapi, Nona. Kalau terjadi perkelahian di sini bagaimana dengan rumah makanku ini? Tentu akan hancur berantakan dan para langgananku akan berlarian meninggalkan rumah makanku.
  52. "Akan tetapi aku mendengar bahwa telah terjadi keributan dan perkelahian antara engkau dan adik misanku Liu Bi, benarkah itu? Dan engkau bahkan telah menawannya? Bagaimana pula ini?"
  53. Setelah melihat perkelahian hebat itu, Lauw In Hwesio dan suhengnya, Bouw In Hwesio, berdua mulai merangkai ilmu silat berdasarkan gerakan rajawali ketika berkelahi melawan harimau tadi.
  54. "Cu Goan Ciang, engkau ingin aku tidak melanjutkan perkelahian ini? Mudah saja, berlututlah minta ampun kepadaku dan biarkan aku membuntungi tangan kirimu, dan aku tidak akan membunuhmu!"
  55. Guru silat itu bersama belasan orang muridnya lalu mengikuti dari belakang dan ternyata memang para anggota Jang-kiang-pang sudah mulai menyerbu sehingga terjadi perkelahian di pintu gerbang.
  56. Sekarang, barulah pertandingan berjalan seimbang, namun kalau itu merupakan perkelahian sungguh-sungguh, agaknya Shu Ta tidak akan mampu menang menghadapi pengeroyokan kedua orang bangsawan itu.
  57. Lonceng Maut kibas-kibaskan tangannya yang tampak melepuh! Kejadian ini cukup membuat Loneeng Maut-menjadi leleh nyalinya dan berpikir dua kali apakah dia akan terus melanjutkan perkelahianitu.
  58. Melihat bengcu itu tewas dengan luka di punggung dan masih memegang sebatang pedang, semua orang tahu bahwa bengcu itu terbunuh dalam perkelahian akan tetapi tidak ada yang tahu siapa pembunuh itu.
  59. tiba-tiba Ki Panji Margabaya berpaling pula memandangnya dan berbisik "Umumkanlah bahwa peristiwa itu perkara perkelahian anak-anak sehingga tak dapat dituntut hukuman dan bubarkanlah peradilan ini.
  60. Beberapa kali dia membentak-bentak dan berteriak-teriak ketika si kotak-kotak menyerbu dan saling bergumul dengan Wawan. Wanita berambut pendek itu berusaha melerai perkelahian yang tidak perlu ini.
  61. "Ahhh....! Bukankah engkau murid Ang Hwa Nio-nio? Kenapa terjadi perkelahian dengan puteraku dan para anggaut kami? Tang Hun, apa yang telah terjadi di sini?" Hek-houw Tang Kwi bertanya kepada puteranya.
  62. Tiba-tiba terdengar ribut-ribut di luar, dan tiga orang itu mendengar dengan jelas teriakan-teriakan bahwa orang-orang Jang-kiang-pang datang menyerbu, bahkan mulai terdengar teriakan-teriakanperkelahian yang riuh rendah.
  63. Hanya ada beberapa orang saja yang tinggal, yaitu mereka yang memiliki keberanian, termasuk tentu saja Bouw Ku Cin dan Bouw Mimi. Bahkan kakak beradik itu kini memasuki pekarangan untuk menonton perkelahian dari jarak lebih dekat.
  64. Hek-houw Tang Kwi menjadi penasaran dan segera berseru, "Tahan senjata!" Semua anak buahnya yang tadi mengeroyok Siu Lan dan Bu Tong juga menghentikan penyerangan mereka dan semua melompat ke belakang sehingga perkelahian itu terhenti.
  65. Siauw Cu lalu menceritakan keadaan dirinya, betapa keluarganya habis binasa oleh wabah penyakit, dan betapa dia hidup sebatang kara di dunia ini, kemudian bekerja pada Lurah Koa dan terjadi peristiwaperkelahian dengan kedua putera lurah itu.
  66. Akan tetapi Thian It Tosu segera bangkit berdiri dan berseru dengan suara­nya yang parau, Harap Sam-wi suka melihat muka pinto dan tidak mengada­kan keributan dan perkelahian di sini! Yo-pangcu, kami sungguh tidak dapat menyetujui pendapat Pangcu itu.
  67. Yen Yen kini hanya menonton perkelahian antara Goan Ciang dan panglima Khabuli. Pemuda itu telah mulai mendesak Khabuli dengan sengit, sedangkan Khabuli yang melihat betapa semua pengawalnya telah roboh, mulai merasa gentar dan permainan pedangnya mulai ngawur.
  68. Terjadi perkelahian yang seru, akan tetapi setelah lewat dua puluh jurus, perlahan-lahan ketua Hek I Kaipang mulai terdesak oleh gulungan sinar pedang di tangan Hung Wu. Ilmu silat Rajawali Sakti memang hebat, dan Coa Kun beberapa kali mengeluarkan seruan kaget.
  69. Diwaktu Anuraga berseri gembira melihat ulah gerakan Gajah dan disaat putera buyut desa tengah merancang-rancang apa yang akan dilakukan kepada si Gajah nanti, tiba-tiba di gelanggang perkelahianitu telah terjadi suatu peristiwa perobahan yang tak terduga-duga.
  70. Apalagi kini berdatangan pasukan pengawal lain yang mendengar akan perkelahian itu dan mereka datang berbondong-bondong untuk membantu teman-teman mereka. Melihat ini, Tung-hai Lo-mo berseru, _Lari....! Dia sendiri sudah meloncat jauh ke belakang untuk melarikan diri.
  71. "Enci, mari kita pergi!" ajaknya kepada Cu In. Cu In sendiri maklum bahwa tanpa bantuan gadis dan gurunya itu, tentu ia akan celaka di tangan musuh, maka ia pun melompat keluar dari gelanggangperkelahian dan mengikuti Han Li yang sudah melarikan diri bersama gurunya.
  72. Pemuda itu adalah Tao Keng Han. Tadinya dia hanya nonton saja perkelahian yang terjadi itu, akan tetapi melihat betapa Juragan Lui terdesak dan terancam, dia tidak dapat tinggal diam saja lalu memungut sepotong ranting dan turun tangan menangkis go­lok yang menyambar-nyambar itu.
  73. Diceritakannya betapa dia pernah menjadi penggembala ternak, kemudian menjadi kacung di kuil, menerima banyak penghinaan, lalu belajar ilmu dari Lauw in Hwesio da n menjadi seorang gelandangan sampai dia tiba di Wu-han dan dalam perkelahian membunuh Bhong-Ciangkun dan bertemu dengan Lee Siang yang menolongnya.
  74. Mereka melepaskan wanita-wanita yang tadinya mereka paksa untuk menemani mereka makan minum dan dengan golok di tangan, mereka sudah mengurung dan menyerang Tay-lek Kwi-ong! Tentu saja semua tamu menjadi ketakutan dan mereka lari berserabutan meninggalkan tempat pesta yang kini berubah menjadi tempat perkelahian itu.
  75. Gadis baju hijau itupun terkejut bukan main, akan tetapi dengan penasaran ia menyerang terus sehingga terjadilah perkelahian yang seru dan aneh karena mereka memiliki gerakan yang sama! Akan tetapi karena ternyata tingkat kepandaian antara mereka seimbang, dan masih ada belasan orang prajurit Mongol mengeroyoknya, sebentar saja Hung Wu terdesak dan terkepung ketat.
  76. Sementara itu Hijau dua sudah terlibat dalam perkelahian yang hebat dengan Pedang Iblis, Keganasan ilmu pedang lelaki berusia tiga puluh tahun itu seolah-olah terbendung oleh kehebatan selendang di tangan Hijau Dua yang bisa meliuk mematuk seperti ular atau menderu membelit siap menjirat tangan atau senjata lawan tapi juga bisa berubah seperti sebuah tongkat baja yang keras.
  77. Biarpun mereka sama sekali tidak mempunyai hubungan dengan orang-orang yang memakai kedok hitam tadi dan mereka tidak tersangkut urusan perkelahian yang menyebabkan tewasnya pasukan pemerintah, namun kedai mereka telah berubah menjadi tempat pembantaian di mana tiga belas orang pasukan pemerintah kini menjadi mayat, berserakan di kedai mereka! Mereka hanya dapat menangis dan masih menangis ketika pasukan pemerintah datang dari Nan-king mendengar berita tentang pertempuran itu.
Bagaimana sobat? mudah-mudahan kalimat di atas dapat membantu kalian. Jika punya kalimat lain, silahkan sobat tambahkan di kotak komentar.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.