Wednesday, 10 February 2016

Kali ini kita akan membahas tentang Contoh Kalimat Menggunakan Kata "sungguh". Semoga artikel ini bermanfaat, aamiin.

Contoh Kalimat Menggunakan Kata "sungguh"


Bagaimana membuat kalimat dengan menggunakan kata "sungguh" dalam bahasa Indonesia? Dengan melihat dan mempelajari contoh-contoh kalimat dari kata "sungguh", kita akan terbantu untuk memahami arti dan pengertian dari kata tersebut. Perlu juga kalian pahami bahwa arti dan makna kata tersebut bisa berbeda untuk kalimat-kalimat yang tidak sama.

Untuk lebih jelasnya, contoh kalimat yang menggunakan kata "sungguh" dapat dilihat pada beberapa kalimat yang dikumpulkan dari berbagai sumber di internet seperti berikut ini.
Membuat Kalimat dari kata

Contoh-contoh Kalimat yang Menggunakan Kata "sungguh"

  1. Anak muda, pertanyaanmu sungguh totol.
  2. Pikiranmu cerdik, matamu sungguh tajam.
  3. Sumbangan itu sungguh royal bukan main.
  4. Su-i, sungguh berbahaya pergi se­karang.
  5. Menarik sekali, sungguh langkah yang baru.
  6. Tapi kamu sungguh menikmati hidup ya, Roy."
  7. Banyak sekali....! Wah, sungguh berbaha­ya.
  8. Akan tetapi sungguh sayang, Cia-te ada­lah.
  9. Apa yang diucapkan kacung itu sungguh tepat.
  10. Apa yang terjadi kemudian sungguh mengerikan.
  11. Akan tetapi gadis ini sungguh menarik hatinya!
  12. "Ah, sungguh suatu kebetulan yang menyenangkan.
  13. Korupsi sungguh menyebabkan krisis kepercayaan.
  14. Akan tetapi pemuda itu sungguh gagah dan lihai.
  15. "Aihh, saudara Shu Ta sungguh merendahkan diri.
  16. Akan tetapi akibatnya sungguh amat mengherankan.
  17. Pemuda ini sungguh sopan dan pandai membawa diri.
  18. "Kiam-hoat itu sungguh hebat sekali!" kata Han Li.
  19. "Siauw Cu, engkau sungguh lancang!" tegur Koa Hok.
  20. TETAPI, aku sungguh tak tahu, di mana suamiku kini.
  21. "Cu Goan Ciang, sungguh engkau mengecewakan hatiku.
  22. Yang baik sungguh baik dan yang jelek sungguh jelek.
  23. "Ha-ha-ha, kalian ini dua orang bocah sungguh tekebur.
  24. Memang sungguh memalukan! Keng Han ikut-ikutan bicara.
  25. Kakek raksasa rambut putih itu sungguh ganas bukan main.
  26. Penjemputan itu sungguh mempermalukan TNI, katanya lagi.
  27. Namun jika engkau terlambat maka engkau sungguh sengsara.
  28. Han-ko, pesan terakhir suhumu itu sungguh luar biasa sekali.
  29. Aku sudah luka-luka, akan tetapi anak buah kita sungguh setia.
  30. Motif pembongkaran kuburan itu sungguh tak masuk di akal sehat.
  31. "Ha-ha-ha, sungguh lucu sekali! Kalian semua telah mendengarnya.
  32. Dan kalau sekarang ia memilihmu, sicu, sungguh luar biasa sekali.
  33. "Maksudmu?" Goan Ciang sungguh tidak mengerti dan menjadi bingung.
  34. Kemudian ucapanmu tadi, sungguh aku tidak mengerti akan maksudnya.
  35. "Bagus, engkau sungguh nampak gagah perkasa, sumoi!" kata Koa Sek.
  36. Terkejutlah Goan Ciang. Permintaan itu sungguh tidak pantas sekali.
  37. Maaf... rasa takut tadi menguasaiku..., sungguh memalukan sekali..."
  38. Kalau engkau tetap bertangan kosong, sungguh amat tidak enak bagiku.
  39. Bukan untuk menarik perhatian tetapi sungguh keluar dari hati emasnya.
  40. "Akan tetapi, kongcu dan siocia, sungguh perjalanan itu amat berbahaya.
  41. Akan tetapi sepak terjang mereka sungguh tidak menyenangkan hati rakyat.
  42. "Tapi... tapi kenapa? Engkau sungguh aneh... sungguh aku tidak mengerti.
  43. Dan engkau, sungguh tidak malu hendak memaksa seseorang menjadi suamimu!
  44. Mas Tommy tergantung kepada siapa yang sungguh- sungguh mau menangkapnya.
  45. Pemuda itu, seorang di antara dua pemuda itu, sungguh tidak mengenal budi.
  46. "Ahhh, sungguh aku tidak mengerti siapa yang melakukan fitnah seperti iitu.
  47. Dan kedua kalinya, pesan itu sungguh amat tidak mungkin kaulakukan, Han-ko.
  48. "Cu-taihiap... celaka... sungguh celaka..." teriak mereka setelah tiba dekat.
  49. "Kamu sungguh berbeda dengan traveler yang ala hippies itu, Roy. Kamu bersih.
  50. Toat-beng Kiam-sian Lo Cit sungguh tidak tahu malu dan mau menghina yang muda!
  51. Apalagi untuk memastikan letak kelemahannya, jantungnya, sungguh aku tak bisa.
  52. Akan tetapi sekali ini sungguh amat berbeda, engkau pulang dan kelihatan murung.
  53. "Sobat, sungguh tidak enak dan tidak pantas kalau kalian menahan seorang wanita.
  54. "Keparat, engkau sungguh jahat!" Yo Ci berseru dan berteriak memanggil pengawal.
  55. Rasanya pakaian kumal yang membungkus orang itu sungguh tidak pantas dikenakannya.
  56. Permintaanmu itu sungguh tidak masuk akal, bagaimana mungkin aku dapat menerimanya.
  57. Keharuman bunga semerbak di mana-mana dan pe­mandangan di taman itu sungguh indah.
  58. Roy juga ingin sampai ke ujung dunia, Ma. Roy sungguh tidak tahan menunggu saat itu tiba.
  59. Setiap hari sungguh tidak ada henti-hentinya kita mendengar pertengkarang dengan reklame.
  60. Akan tetapi jantungnya berdebar juga karena serangan berbareng itu sungguh amat berbahaya.
  61. Ketika Roy melewati terminal kota tadi, jiwanya berguncang! Ini sungguh tidak dimengertinya.
  62. Dia sungguh merasa kasihan kepada wanita ini, wanita yang mengingatkan dia kepada isterinya!
  63. Lalu betapa munafiknya saya bila ternyata di kemudian hari ilmu saya itu sungguh tak berguna.
  64. Ketabahan Ani, Jim dan Fuego menghadapi kenyataan pahit ini sungguh luarbiasa dan menakjubkan.
  65. Lalu Ummu Sa'd berkata: Songsonglah peperangan wahai anakku, sungguh demi Allah engkau terlambat.
  66. Su-i, setelah aku menyebutmu bibi guru sungguh tidak masuk akal kalau aku tidak mengetahui namamu?
  67. "Ilmu totok dari saudara Shu Ta memang sungguh lihai sekali sehingga aku dapat dibuat tidak berdaya.
  68. Lalu pendekar ini pentang mulut keluarkan suara nyanyian Nadanya sungguh tidak sedap karena sumbang.
  69. "Ahhh, Cu-enghiong... ah, maksudku, twako, siasatmu sungguh bagus sekali! Mudah-mudahan saja berhasil.
  70. Ampun, Subo. Kami.... kami sungguh tidak ada hubungan apa pun, hanya me­lakukan perjalanan bersama saja.
  71. Kalau sebaliknya kami tidak percaya kepadamu, hal itu sungguh akan membuat kami merasa tidak enak sekali.
  72. Bukan saja karena memang tidak ada urusan dengan-dia, tapi ternyata ilmu kepandaiannya sungguh luar biasa.
  73. "Yang pasti juga, para TKI tak kunjung habis dieksploitasi, dan jiwa-raga mereka tak sungguh terlindungi," kata MH.
  74. "Salah! Keliru lagi, sungguh bodoh! Coba kau, Koa Hok!" katanya kepada putera lurah Koa yang berusia empat belas tahun.
  75. "Biarlah lain kali saja potongan itu, Lai-toako, sungguh mati, sekarang aku membutuhkan uang itu untuk berobat ibuku..."
  76. Kalian berdua sungguh manusia-manusia tidak berbudi! Sampai hati bergabung dengan musuh besar orang-orang golongan putih!
  77. Perbuatanmu mengintip orang sungguh tidak terpuji! Sekarang kau acungkan pedang ke mukaku! Kau hendak mencari perkara atau apa?!
  78. "Ah, Kim Siocia, engkau sungguh nampak cantik jelita sekali sore ini!" demikian kata panglima itu setelah dia dipersilakan duduk.
  79. Tapi, sungguh Mbak, saya hanya hidup berdua dengan mama saya, dan saya tidak mempunyai saudara perempuan." Suara Roy serius sekali.
  80. Aku sungguh kagum kepadamu sejak pertama kali kita bertemu, aku.... aku terpesona melihat sinar matamu dan aku suka sekali kepadamu.
  81. Menggunakan cadar untuk menyembunyikan mukanya adalah rahasia enci Cu In sendiri, walaupun aku sungguh ingin dapat melihat muka itu."
  82. Buru2 ia berbangkit dan menghampiri Anuraga seraya memberi hormat "Maaf tuan brahmana, sungguh tak kuketahui bahwa tuan hadir di sini"
  83. "Tapi...tapi...aku sungguh tidak mengerti, Bi-moi. Kenapa begini mendadak dan keinginan itu sungguh....rasanya tak masuk akal dan aneh!
  84. Mereka tidak mengenal pukulan sang ketua, pukulan aneh dengan kaki ditekuk itu, akan tetapi daya pukulan itu sungguh dahsyat bukan main.
  85. Laki-laki ini usianya empat puluh tahun lebih, mukanya penuh brewok dan tubuhnya sungguh menakutkan, tinggi besar dan nampak kokoh kuat.
  86. "TETAPI, apa pun hasilnya, rakyat harus disadarkan, mereka sungguh- sungguh tidak boleh lagi bermimpi indah dan berharap terlalu banyak."
  87. Telunjuk kirinya menuding ke arah Yo Han sambil berteriak, Yo-pangcu dari Thian-li-pang sungguh terlalu menghina kami dari Pek­-lian-pai.
  88. "Tay-lek Kwi-ong, sungguh tidak kusangka seorang tokoh seperti engkau melakukan perbuatan rendah, menculik seorang gadis!" kata pemuda itu.
  89. Keadaannya sungguh tidak menyenangkan, karena dari keadaan yang menuntut balas dan yang benar, kini berbalik keadaannya menjadi yang bersalah.
  90. Maka, usul yang tiba-tiba dan terbuka dari kakek itu sungguh mengejutkan hatinya dan membuat dia bingung, tidak tahu harus menjawab bagaimana.
  91. Akan tetapi melihat betapa Bu-tong-pai juga mengundang perkumpulan-perkumpulan sesat, sungguh ini tidak sesuai dengan kependekaran Bu-tong-pai.
  92. "Suheng, akhir-akhir ini kesehatan Suheng terganggu, sungguh tidak baik mengeluarkan banyak tenaga untuk berlatih." Thian-tan Tosu juga mencegah.
  93. TETAPI, rumah tangga tanpa para pembantu dan sopir, yang mudik Lebaran, sungguh bikin runyam: agenda berantakan, kepala dan pinggang sakit belaka.
  94. Sehingga dia terkadang berkata; Seandainya aku hidup di dalam surga dengan keadaan seperti ini maka sungguh ini adalah kehidupan yang sangat baik.
  95. Aku tidak mau ikut-ikutan dengan mereka. Aku tadi melihat betapa kau membunuhi orang-orang yang tidak mampu melawanmu dan itu sungguh kejam sekali!
  96. Sinar mata­hari pagi yang masih lembut namun su­dah garang itu menerobos di antara ka­but, sungguh merupakan keindahan yang sukar untuk dilukiskan.
  97. Aisyah berkata: Demi Allah yang Nyawaku ada di tanganNya, sungguh aku sangat mengetahui (dapat membedakan antara) tangisan Abu Bakar dari tangisan Umar.
  98. Barangsiapa merampas nyawa orang lain atas permintaan sungguh sungguh dari orang itu sendiri, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
  99. Tetapi, para anggota MPR-RI yang terhormat sungguh nian sibuknya, mengurusi pelancongan ke luar negeri, untuk sosialisasi ketakpedulian mereka pada dukacita.
  100. Kamipun lompat dan "nangkring" di bak pasir.Sepanjang jalan pemandangan pesawahan dan perbukitan sungguh menyegarkan diselingi kampung, pesantren di kejauhan.
  101. Pangeran, sungguh kami berterima kasih sekali bahwa Pa­duka telah menyelamatkan puteri kami, dan maafkan, karena tidak tahu maka kami bersikap kurang hormat.
  102. Ha-ha-ha, sungguh tidak kusangka di tempat sesunyi ini terdapat seorang nona yang cantiknya seperti bidadari! Eh, Ma­nis, engkau siapakah dan hendak pergi ke mana?
  103. Akan tetapi, sungguh keinginanmu untuk menuntut Dalai Lama ini sangat aneh. Orang dengan kepandaian seperti engkau ini akan menuntut Dalai Lama? Engkau mencari mati!
  104. Yang sungguh kuperlukan adalah waktu untuk tidur dan bagiku siang dan malam bukan hal yang penting sebab ini hanya perkara apakah matahari menyaksikan aku atau tidak.
  105. Te­rima kasih, Nona. Akan tetapi sungguh aku tidak membutuhkan pedang! Dan dia melemparkan kembali pedang itu kepada Siu Lan, lalu menghadapi Bu Tong sambil berseru.
  106. MESKIPUN tetabuhannya sungguh berisik ("tek, dung, dung, tek, dung...!"), keponakan Joko Parepare (JP) tak jemu-jemu menanggap akrobat kampung: monyet, anjing dan ular.
  107. Kalau aku yang seperti ini koruptor, lalu apa bedanya dengan mereka yang koruptor beneran? Kalau kamu sampai hati menyebutku demikian, betapa dunia ini sungguh kejaammm.
  108. Perwira ini sungguh angkuh, sombong setengah mati, memandang rendah sekali kepadanya dan belum apa-apa sudah menganggap dia seorang bawahannya yang harus patuh kepadanya.
  109. "Belasan orang laki-laki menawan seorang gadis muda, sungguh merupakan perbuatan yang tidak tahu malu!" kata wanita itu yang bukan lain adalah Bi-kiam Nio-cu Siang Bi Kiok.
  110. Juragan Lui segera menghampiri Keng Han dan memberi hormat sambil berkata, Siauw-hiap (Pendekar Muda) sungguh lihai, mengagumkan sekali dan terima kasih atas pertolonganmu tadi.
  111. Bukankah aku bisa mempedulikannya pada saat tidur dengan membuat karangan tentangnya lalu kuceritakan pada waktu aku bangun? Namun bukan hal itu sungguh yang menggelisahkan aku.
  112. Dia tidak dapat menahan kemarahan hatinya dan Keng Han melompat keluar dari balik batu besar sambil berseru, Kakek tua, sungguh engkau seorang manusia yang kejam se­perti iblis!
  113. Ketika perang badar berlangsung, adiknya Umar berkata: pakailah baju besiku ini, Zaid berkata: aku sungguh mengharapkan gugur sebagai syahid sebagaimana yang engkau harapkan juga.
  114. Akan tetapi sungguh tidak disangka sama sekali, diam-diam mereka menghimpun kekuatan, mempergunakan datuk-datuk dan tokoh-tokoh sesat untuk membunuh ayahanda Kaisar dan aku sendiri.
  115. Kedua: Cahaya yang dihunjamkan oleh Allah SWT di dalam hati seorang hamba, yaitu berupa cahaya iman, sungguh dia bisa membuat dada menjadi lapang, melegakan jiwa dan membahagiakan hati.
  116. Aku bersyukur sekali, Paman Liang Cun. Sebaiknya kusebut paman saja ke­padamu, dan engkau Nona Liang, sungguh engkau seorang gadis yang hebat, me­miliki ilmu silat yang demikian tinggi.
  117. Cara pemuda itu mem­bandingkan taman bunganya dengan ta­man istana, kemudian cara pemuda itu menyatakan perasaan hatinya, sungguh mendatangkan kesan tidak menyenangkan di dalam hatinya.
  118. Akan tetapi, para pekerja kasar itu hanya bermodalkan tenaga badan, sungguh tidak adil kalau harus diperas dan dikenakan pajak dan tidak dijamin kalau jatuh sakit dan tidak dapat bekerja."
  119. Rasulullah Saw menjawab: Tidak, sungguh demi yang jiwaku ada ditanganNya, apabila engkau bertakwa pada tuhanmu yang mulia, dan beriman kepada apa yang telah Allah turunkan kepada RasulNya.
  120. Akan tetapi sungguh luar biasa sekali bagaimana dia mampu melewati pintu yang tujuh lapis dan membunuh semua penjaga di sebelah dalam sehingga tidak ada yang mendengar atau yang mengetahui.
  121. Usianya tentu tidak akan lebih dari dua puluh tahun, dengan tubuh yang tinggi ramping, kedua kaki panjang dan sepatu kulit hitam mengkilap itu sungguh tidak pantas dipakai seorang pengemis!
  122. "Ha-ha-ha, kalian sungguh merupakan pasangan yang amat serasi, yang cocok, seperti pengantin dari kahyangan saja! Belum pernah selama hidupku aku melihat sepasang mempelai yang begini hebat.
  123. Dia seoranglah yang sungguh menderita, Lee Siang juga berkorban, untuk menderita, Lee Siang juga berkorban, untuk kebahagiaan sucinya, akan tetapi kekasihnya itu benar-benar ikut berbahagia.
  124. Hmmm... sungguh sulit dipercaya kalau Dewi yang memerintahkan begitu! Dua dara itu menatap tajam-tajam pada Hijau Satu. Aku yakin ada hubungan tertentu antara kau dan pemuda ini, Hijau satu...
  125. Kalau matamu yang berubah sipit itu kaubelalakkan, aduh, sungguh lucu sekali, mengingatkan aku akan seorang badut di panggung wayang yang pernah kutonton ketika aku berkunjung ke kota raja Peking."
  126. Orang tua, engkau sungguh kejam bukan main! Terhadap anak buah sendiri yang gagal melaksanakan tugas, engkau bersikap begitu, kejam membuntungi daun telinga kiri mereka. Apalagi terhadap orang lain!
  127. "Siapa menertawakan, Kun-ko?" Tiga tahun yang lalu, ketika engkau dan orang tuamu datang berkunjung engkau juga memperlihatkan ilmu silatmu, akan tetapi sungguh jauh bedanya dengan yang kau mainkan tadi.
  128. Anas berkata: Kemudian Umair mengeluarkan beberapa biji kurma dari saku lalu memakannya, Umair berkata: apabila aku masih hidup sampai aku selesai memakan kurma ini, maka sungguh itu adalah kehidupan yang panjang.
  129. Selama kurun waktu ini Tom secara rutin memberikan ungkapan cintanya dengan menaruhkan sekuntum bunga mawar merah di samping tempat tidur istrinya setiap hari selama 60 tahun pernikahan itu,sungguh luar biasa bukan?
  130. MESKIPUN jalan konstitusi begitu terang, ternyata Ketua MPR-RI Amien Rais baru tahu kemarin bahwa inisiatif untuk menyelenggarakan Sidang Istimewa (SI) MPR, apalagi upaya percepatannya,sungguh di luar kewenangannya.
  131. Ketika dua orang tukang pukul yang galak itu melihat siapa yang menegur mereka, sungguh aneh sekali, mereka kelihatan ketakutan dan sikap yang galak itu terbang entah ke mana, berubah menjadi sikap menunduk dan menjilat.
  132. Coa Leng Si yang berpakaian serba hijau, gadis yang gagah dan cantik murid Bouw In Hwesio itu segera bangkit dari tempat duduknya dan suaranya terdengar nyaring, "Pihak Siauw-lim-pai sungguhbersikap tidak adil dan tidak wajar.
  133. "Dari kitab kuno dapat mempelajari ilmu pedang yang demikian kuat dan indah? Engkau sungguh seorang gadis yang cerdik dan tekun Hong-moi. Aku sungguh merasa kagum sekali!" tiba-tiba Cia Kun berkata sambil memandang wajah gadia itu.
  134. Meskipun rakyat sungguh- sungguh paham bahwa biang segala kebrengsekan adalah UUD 45 yang terlalu lentur dan banci, para legislator justru memboroskan waktu dan uang, dan gagal mereformasi fondasi negara yang paling asasi: konstitusi!
  135. Karena itu, cara mereka mati pun sungguh berbeda; Qais dan Laila mati semata-mata karena hati mereka yang merana, sedangkan Roro Mendut dan Pronocitro tewas akibat kekejaman orang yang tidak menyukai hubungan cinta di antara keduanya.
  136. Wah, pemuda ini bukan seorang pemuda bangsawan kaya raya yang berkepala kosong! Juga gadis itu bicaranya sungguh lain, sedikitpun tidak mengandung sikap angkuh, bahkan begitu rendah hati untuk lebih dahulu memperkenalkan diri padanya.
  137. Meskipun harus berpisah dengan SM, yang mau kawin dengan pacarnya, dan pacarnya ternyata sungguh bukan JP, dan SM tak pernah bisa bilang "lupa" kepada siapa cintanya dipersembahkan, JP harus menerima kenyataan: penggorengannya diambil pansus!
  138. Akhirnya, benar seperti yang ia duga, seorang di antara mereka yang bertubuh jangkung kurus, bangkit berdiri dan meng­hampiri, berdiri di depannya dan berkata sambil sedikit membungkuk, Nona, ma­kan seorang diri sungguh tidak menye­nangkan.
  139. Akan tetapi Thian It Tosu segera bangkit berdiri dan berseru dengan suara­nya yang parau, Harap Sam-wi suka melihat muka pinto dan tidak mengada­kan keributan dan perkelahian di sini! Yo-pangcu, kami sungguh tidak dapat menyetujui pendapat Pangcu itu.
  140. Lalu Salim memeluk panji itu dan membacakan firman Allah yang artinya: Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul, apakah jika dia wafat atau terbunuh kamu berbalik kebelakang (menjadi murtad) .
  141. Mereka para sahabat yang mulia sungguh telah memerankan perjuangan yang abadi sehingga hidup mereka menjadi cahaya penyinar bagi ummat Islam sampai hari kiamat, dengan perbuatan-perbuatan dan ucapan-ucapan mereka, ummat ini seolah – olah dapat diterangi dari kegelapan.
  142. "Taman begini indah, hawa begini sejuk, sungguh tepat sekali untuk menulis sajak, meniup suling dan menabuh yangkim, atau karena kita belum mempersiapkan peralatannya, bagaimana kalau kita isi dengan mempertunjukkan ilmu silat kita masing-masing?" kata Kwi Hong dengan gembira.
  143. "Tentu saja tidak, sute. Aku pasti akan bertindak, akan tetapi sungguh tidak baik kalau kita hanya menyerang dan menghajar mereka. Hal itu tidak akan menolong warga dusun, bahkan sebaliknya, kelak mereka akan semakin digencet lagi sebagai balas dendam dua keluarga itu terhadap kita.
  144. Mohon Yang Mulia izinkan saya berhati-hati untuk mengucapkan "malu dengan bangga." Tapi apa yang terjadi di sini? Betapa banyak pejabat dan para penguasa atasan saya yang sungguh "bangga dengan kemaluannya." Mereka-mereka seperti inilah yang menurut ibu saya, orang-orang yang benar-benar gila.
  145. Bayangkan, jika semua anak muda kita terjebak dalam politik dan hanya pandai berwacana, tetapi tidak mampu merealisasikan ide-ide yang baik karena ketiadaan kemampuan teknis, ketrampilan manajerial untuk merealisasikannya, sungguh tidak akan ada perbaikan dalam kehidupan kebangsaan kita ke depan.
  146. "Akan tetapi, Ciangkun. Para pekerja kasar itu hanya berpenghasilan lima belas keping sehari, dan pajaknya lima keping, sungguh amat berat bagi mereka. Apakah tidak dapat dihapuskan, atau setidaknya dikurangi agar jangan terlalu berat dan mereka bisa mendapatkan penghasilan yang cukup untuk makan?"
  147. Seorang pemuda dapat menggunakan pukulan berlawanan dalam satu saat sungguh luar biasa se­kali! Dan mereka pernah dengar bahwa ilmu-ilmu tangguh seperti itu hanya di­miliki oleh pendekar keluarga Pulau Es! Mereka menjadi jerih dan dalam bahasa Tibet mereka memanggil teman yang bertanding melawan Kwi Hong untuk melarikan diri.
  148. Pasukan ini menamakan diri Beng-pai, dengan panji bertuliskan huruf Beng. Mereka bukan perampok-perampok, dan mereka sudah mulai menduduki daerah sekitar lembah Huai, dan menurut kabar, rakyat jelata mendukungnya, bahkan para hartawan dan tuan tanah menyumbangkan harta untuk membiayai pasukan mereka. Ini sungguh berbahaya sekali!!"
  149. Aku sudah berulangkali menghadiri berbagai upacara ibadat yang indah, khidmat dan mengharukan tetapi yang satu ini sungguh istimewa, luar biasa! Seorang teman mengatakan besarnya perhatian, indah dan khidmatnya perayaan Ekaristi di gereja dan upacara di krematorium itu membuktikan adanya bukan saja kwantitas melainkan kualitas juga!
  150. Ibnu Abbas berkata kepada Husain: sungguh aku mengira bahwa engkau akan terbunuh esok hari di antara istri – istrimu, dan anak – anak perempuanmu sebagaimana terbunuhnya Utsman, dan aku sangat khawatir apabila yang menjadi penyebab adalah wafatnya Utsman, karena kita sebenarnya milik Allah dan hanya kepada Allah pula kita kembali.
  151. Lalu pria itu mendatangi ibu sang gadis (istrinya), iapun berkata: sesungguhnya Rasulullah Saw meminang anak gadis kita, sang ibu menjawab: baiklah sungguh kebahagiaan yang tak terhingga untuk menjadi pasangan hidup Rasulullah Saw, pria itu berkata lagi: namun pinangan itu bukan untuk dirinya sendiri, sang ibu bertanya: lalu untuk siapa?
  152. Dia merasa seolah-olah isterinya yang telah meninggal dunia hidup kembali! Dua puluh tahun yang lalu, isterinya tewas di tangan penjahat dan ketika itu, usia isterinya seperti wanita ini, dan sungguh ajaib, ada kemiripan wajah yang luar biasa! Ketika itu, dua puluh tahun yang lalu, dia belum menjadi hwesio, hidup bahagia dengan isterinya.
  153. Pria itupun menjawab: Baiklah, sungguh suatu kebahagiaan yang tak terhingga, lalu Rasulullah Saw bersabda: sesungguhnya aku tidak menikahkan puterimu untukku, pria itu bertanya: lalu untuk siapa? Rasulullah Saw menjawab: namun untuk Julaibib, pria itu berkata lagi: baik wahai Rasulullah, namun aku harus minta persetujuan dulu dari ibundanya.
  154. Ketika itu Mu'awiyah bin Abu Sofyan radhiallahu anhu berkata: Aku bersama Abu Sofyan menyaksikan pembunuhan Khubaib yang dilakukan oleh bani Harits, sungguh aku jatuh terduduk dengan do'a yang dibacakan oleh Khubaib, mereka berkata ketika itu: sesungguhnya seorang pria apabila dipanggil dan bangun dari sisi tempat tidurnya ia akan tergelincir .
  155. Lalu 'Ikrimah berkata: apabila ikhlas tidak dapat menyelamatkanku dilaut, maka tidak ada yang dapat menyelamatkanku di daratan kecuali Dia, Wahai Tuhan aku bersumpah kepadamu, apabila Engkau menyelamatkanku dari badai yang tengah menimpaku ini, aku akan mendatangi Muhammad dan aku akan meletakkan tanganku diatas tangannya sungguh aku mendapatinya sebagai orang yang pema'af lagi baik hati.
  156. Diriwayatkan oleh Anas bahwa pada suatu hari datanglah Tsabit bin Qois dengan memakai dua helai pakaian berwarna putih, seakan-akan ia tengah menggunakan kain kafan, ketika itu pasukan muslimin tampak terdesak lalu ia berkata: Ya Allah sungguh aku terbebas dari apa yang telah dilakukan oleh kaum musyrikin, dan aku mohon ampunan atas perbuatan mereka, lalu ia berkata: seburuk-buruknya perbuatan pada hari ini adalah berdiam diri.
  157. Kemudian terjadilah perang uhud, lalu kaum muslimin terdesak, kemudian ia berkata: Ya Allah aku mohon ma'af atas yang telah dilakukan oleh mereka ( pasukan muslimin), dan aku bebas dari apa yang dilakukan oleh kaum musyrikin, lalu Anas bin An-Nadhr maju dengan menghunus pedangnya, ketika itu ia bertemu dengan Sa'd bin Mu'adz, Anas bertanya: mau kemana engkau wahai Sa'd? sungguh aku mencium wangi surga bukan wanginya gunung uhud sekarang.
  158. Pemilihan Beng-cu dalam masa pergolakan seperti ini, hanya akan mendatangkan permusuhan! Baik engkau berada di pihak yang bekerja sama dengan pemerintah, atau di pihak yang menentang pemerintah, bahkan di pihak yang tidak mencampuri politik sekalipun, tetap saja dalam jaman pergolakan seperti ini, engkau hanya akan menghadapi permusuhan dan pertentangan! Suheng, orang seperti kita, sungguh tidak layak untuk membiarkan diri terseret ke dalam kubangan lumpur itu!"
  159. Umar kemudian mencari patung miliknya dan menemukannya tertelungkup diatas tanah dengan posisi wajah patungnya yang mencium tanah, Umar bin al-Jamuh kemudian mengambil patung itu, lalu mencuci dan memberinya wewangian, lalu ia berkata: Andai saja aku mengetahui siapa yang membuatmu jadi seperti ini, sungguh akan aku siksa ia, pemuda dari bani Salamah selalu memperlakukan patung miliknya seperti itu, karena kesal lalu ia menggantungkan pedang miliknya di leher patung dan berkata: kalau engkau dapat berbuat sesuatu maka cegahlah tindakan itu.
  160. Kemudian iapun mengenakan peralatan perangnya lalu menunggangi kudanya, dan memacu kudanya sebelum teman – temannya berangkat, ketika ia bertemu dengan kelompok muslimin, mereka berkata kepada Umar bin Aqyash: Janganlah engkau berada jauh dari kami wahai umar, ia menjawab: sungguh aku telah merasa aman, kemudian ia mulai bertempur hingga terluka, kemudian iapun diantarkan kepada keluarganya dalam keadaan terluka, kemudian Sa'ad bin Mu'adz mendatanginya, lalu ia berkata kepada saudara perempuanya: tanyakanlah kepadanya: apakah ia marah karena mereka? Atau marah karena Allah Swt? Umarpun menjawab: Marah karena Allah dan Rasulnya.
Bagaimana sobat? mudah-mudahan kalimat di atas dapat membantu kaian. Jika punya kalimat lain, silahkan sobat tambahkan di kotak komentar.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.