Bagaimana membuat kalimat dengan menggunakan kata "rasanya" dalam bahasa Indonesia? Dengan melihat dan mempelajari contoh-contoh kalimat dari kata "rasanya", kita akan terbantu untuk memahami arti dan pengertian dari kata tersebut. Perlu juga kalian pahami bahwa arti dan makna kata tersebut bisa berbeda untuk kalimat-kalimat yang tidak sama.
Untuk lebih jelasnya, contoh kalimat yang menggunakan kata "rasanya" dapat dilihat pada beberapa kalimat yang dikumpulkan dari berbagai sumber di internet seperti berikut ini.
Contoh-contoh Kalimat yang Menggunakan Kata "rasanya"
- Ini rasanya aneh.
- Anggur ini rasanya enak.
- Girang rasanya saat ada tukang kayu lewat.
- Malu rasanya kalau takut melawan seorang wanita.
- Pada hal, rasanya aku belum pernah melihat kalian.
- Apalagi sambil menguap, wuih, rasanya semua beban jadi hilang.
- Ya, rasanya penyesalan itu cukup mendidik bagi orang macam kita.
- Datuk inikah yang melakukannya? Akan tetapi rasanya tidak mungkin.
- "Eh, tas kosmetikku mana? Kok ngga ke bawa ya? Tadi rasanya aku bawa.
- Anda tahu, bagaimana rasanya mimpiku? Betul-betul seperti bukan mimpi.
- ingin sekali rasanya mengatakan padamu kalau aku masih selalu mencintaimu.
- Tulang-tulang jari tangannya rasanya patah-patah seperti memukul baja saja.
- Malam ini rasanya badanku kelu dan tak ingin hinggap diranjang warna ungu itu.
- Saat itu rasanya pupuslah semua dendam kesumat dan kebenciannya terhadap Tua Gila.
- Saat itu kalaupun mati rasanya si nenek ikhlas karena mati dalam pelukan Tua Gila.
- Bagaimana rasanya sobatku Kerbau Bunting? tanya Pendekar 212 Wiro Sableng pada Dewa Ketawa.
- Pembentukan badan penyangga pasar kayu, seperti Bulog dengan berasnya, rasanya juga tidak mungkin.
- Iya, ya, selain kualitasnya rendah, pasti rasanya juga nggak enak, kalau bikin kornet dari orang miskin!
- Ia melampaui pemuda itu, pura-pura tidak melihatnya karena rasanya tidak pantas kalau ia sebagai seorang wanita menegur lebih dulu,
- Ingin rasanya dia berteriak-teriak menangis, perasaan hatinya hancur penuh penyesalan, tersayat-sayat duka yang menimbulkan dendam.
- Kini empat orang itu terhuyung ke belakang, muka mereka rasanya seperti ditusuk banyak jarum sehingga mata mereka juga sukar dibuka.
- Toh, kalau mau main hitung-hitungan, rasanya papanya beIum pernah merasakan kekayaan orangtuanya sejak diasingkan sampai tewas di gunung.
- "Hemm, orang lain pantas menyebut aku loya (tuan besar), akan tetapi sebaiknya engkau menyebut aku paman saja, sicu. Tak enak rasanya kausebut loya."
- Akan tetapi, kami rasanya tidak pernah jumpa dengan si-cu (orang gagah), walaupun gerakan si-cu tadi jelas berdasarkan ilmu silat Siauw-lim-pai yang tangguh.
- Mendengar jawaban bahwa sumoinya tidak mencintanya, melainkan hanya menyukainya sebagai seorang kakak, hatinya seperti ditusuk rasanya dan habislah harapannya.
- Mungkinkah rasanya sama dengan seorang teman yang tidak bisa membedakan kambing dengan anjing? Soal yang ini, seorang kawan saya tukang becak mengayuh becaknya untukku.
- Lalu apa dan bagaimana bangsa kita seharusnya bertindak? Pertanyaan ini rasanya sangat relevan jika dikaitkan dengan momentum peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas).
- Masak menunggu barang satu dua jam saja nggak betah? Berilah aku waktu untuk istirahat biarpun sebetulnya berbincang-bincang denganmu itu apalagi pada malam hari rasanya seperti istirahat.
- Hasil analisa menunjukkan bahwa daging kambing memiliki lemak 50% lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi dan 45% lebih rendah dibandingkan dengan daging domba, akan tetapi rasanyamasih tetap enak.
- Kemana pun kita menjelajahi pelosok tanah air kita, rasanya kita tidak begitu jauh dari Jakarta, karena melalui televisi dan telekomunikasi kita dapat mengikuti perkembangan yang terjadi di seluruh tanah air.
- "Aduuuuhhhhh...!" Si jenggot itu berteriak-teriak karena merasa betapa lengan di bagian siku seperti terjepit baja dan tulang lengannya seperti retak-retak rasanya, nyeri bukan main sampai kiut-miutrasanya menusuk jantung.
- Para sahabat, rasanya aku tidak perlu membeberkan bahwa semua pembunuhan yang terjadi secara aneh atas diri para tokoh silat baik di Jawa maupun Pulau Andalas d iota ki dan didalangi oleh Datuk Lembah Akhirat! Aku telah kena tipu dan siasatnya.
- Aku tidak biasa menggunakan pedang atau senjata lain." Tadinya dia dan Lee Siang saling menyebut twako dan siauwmoi hanya untuk bersandiwara dan bersiasat kepada Kwa-kauwsu, akan tetapi sekarang rasanya canggung kalau mengubah sebutan yang sudah akrab itu.
- Biarpun hanya arak, akan tetapi karena disemburkan dengan kekuatan sin-kang, maka ketika mengenai muka si komandan, rasanya muka yang hitam itu seperti diserang ratusan batang jarum! Dia berteriak kesakitan dan menggunakan kedua tangan untuk menutupi mukanya yang pedih.
- Kalau gadis itu merasa heran melihat kesungkanan Keng Han yang agaknya terlalu sopan santun itu, sebaliknya Keng Han terheran-heran melihat keterbukaan nona itu yang wataknya begitu polos dan bersih! Maka dia lalu menenggak anggur, itu dari mulut guci dan memang rasanya segar sekali.
- Ini tidak adil! Kamu telah janjikan keadilan di alam sana, apakah itu artinya kamu menawari aku untuk cepat pergi ke sana saja daripada nggendon di sini tanpa kejelasan nasib? Ya, beginilah rasanya jadi orang yang ragu-ragu bahwa apakah yang kukerjakan selama ini adalah korupsi atau bukan.
- Hidup ini begitu nyaman, tenang dan penuh kedamaian, tanpa mimpiĆ¢€”barangkali begini pula rasanya hidup orang-orang kaya, orang-orang yang tidak pernah punya persoalan duniawi, orang-orang yang sulit untuk bermimpi karena hidupnya sendiri sudah seperti banyak impian, seperti impian-impian di layar TV.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.