Monday, 18 January 2016

Kali ini kita akan membahas tentang Contoh Kalimat Menggunakan Kata "kuli". Semoga artikel ini bermanfaat, aamiin.

Contoh Kalimat Menggunakan Kata "kuli"


Bagaimana membuat kalimat dengan menggunakan kata "kuli" dalam bahasa Indonesia? Dengan melihat dan mempelajari contoh-contoh kalimat dari kata "kuli", kita akan terbantu untuk memahami arti dan pengertian dari kata tersebut. Perlu juga kalian pahami bahwa arti dan makna kata tersebut bisa berbeda untuk kalimat-kalimat yang tidak sama.

Untuk lebih jelasnya, contoh kalimat yang menggunakan kata "kuli" dapat dilihat pada beberapa kalimat yang dikumpulkan dari berbagai sumber di internet seperti berikut ini.
Membuat Kalimat dari kata

Contoh-contoh Kalimat yang Menggunakan Kata "kuli"

  1. Inilah kepala dari para penindas kuli itu.
  2. Kadang ia menjadi buruh tanah, buruh bangunan, bahkan kuli angkut di pasar.
  3. Seorang kuli yang usianya sudah lima puluh tahun, segera mendekati Goan Ciang.
  4. Akan tetapi justeru sikap kuli setengah tua itulah yang membuat dia penasaran.
  5. Mendengar ucapan kuli tua itu, agaknya si gendut mendapatkan kembali semangatnya.
  6. “Berapa upah mereka itu sehari?” katanya menunjuk kepada para kuli yang sibuk bekerja.
  7. Hari itu adalah hari gajian bagi rombongan kuli di mana dia bekerja, yang terdiri dari dua puluh orang.
  8. Pekerjaan-pekerjaan yang tergolong dalam pekerjan serabutan adalah buruh tanah, buruh bangunan, dan kuli angkut.
  9. Kami hanya membantu kelancaran aturan itu, bahkan, dengan usaha kami ini, maka keamanan para kuli itu terjamin.”
  10. Hampir semua orang di situ, baik kuli maupun pedagang, kini berada di situ dan menonton dengan wajah tegang dan tertarik.
  11. “Namaku Cu Goan Ciang, dan kalau tidak salah, engkau tentu yang disebut Yo-loya dan ditakuti para kuli di sini, bukan?”
  12. Para kuli yang nafsu makannya besar sesuai dengan pembakaran kalorinya itu jika makan seluruh tubuhnya seakan tumpah ke atas meja.
  13. Semua berjalan lancar ketika tiba giliran seorang kuli dan Goan Ciang yang menjadi orang terakhir dan berdiri di belakang kuli itu.
  14. Dalam dua hari bekerja, semua kuli menaruh hormat kepada Goan Ciang yang pendiam dan bertenaga amat kuat, namun tidak sombong atau berlagak itu.
  15. Orang itu berusia sekitar empat puluh tahun dan pakaiannya menunjukkan bahwa dia seorang mandor kuli yang mengepalai rombongan kuli yang bekerja di situ.
  16. o. Hiponimi menggunakan unsur-unsur kohesi satuan lingual buruh tanah, buruh bangunan dan kuli angkut untuk menyatakan hipernim dari pekerjaan (serabutan).
  17. Lebih gila lagi, mandor itu memotong gaji seorang kuli sebanyak lima puluh keping, katanya untuk mengganti barang rusak yang jatuh karena ditabrak anjing.”
  18. Seorang Soekarno, ia boleh-boleh saja didewa-dewakan oleh massa bangsa kuli tolol itu, tetapi ia tidak berbicara apa-apa untuk orang-orang gede dalam meja penguasaan dunia.
  19. Engkau larilah kalau takut!” katanya marah dan kuli itu yang bermaksud baik karena menyayangkan, kalau sampai Goan Ciang celaka, mundur dan berkumpul lagi dengan teman-temannya.
  20. Tukang-tukang pukul ini bertugas untuk menjaga agar para kuli tidak malas dan tidak melakukan pencurian terhadap barang-barang yang diangkut, dibongkar dan dimuat di perahu-perahu.
  21. “Baiklah, paman Yo. Maafkan aku yang naik darah melihat betapa mandor gendut itu memotong semua gaji para kuli dengan lima keping, pada hal gaji mereka sehari hanya lima belas keping.
  22. Tak mereka sangka bahwa kuli baru yang bertenaga besar itu demikian beraninya, juga demikian perkasanya, sehingga segebrakan saja dapat menghajar dua tukang pukul yang lihai dan kejam itu.
  23. Sebelum berangkat para kuli itu tidak minum the earlgrey atau capoccino, melainkan minum air gula aren dicampur jadam untuk menimbulkan efek tenaga kerbau yang akan digunakan sepanjang hari.
  24. Peti itu hampir tak terangkat empat orang kuli yang bertubuh kokoh kuat, namun pemuda yang tinggi tegap dan sederhana itu dengan mudahnya mengangkat peti itu seorang diri, dan nampak ringan saja!
  25. “Tidak ada tapi! Cepat bayar mereka tanpa dipotong pajak atau kerusakan barang!” bentak Goan Ciang. Sementara itu, dua puluh orang kuli yang masih berkumpul di situ, memandang dengan mata terbelalak.
  26. “Bagus! Sungguh ucapan yang gagah sekali!” terdengar suara orang memuji dan mendengar suara ini, semua kuli nampak ketakutan dan cepat mereka itu membungkuk dan memberi hormat kepada orang yang bicara tadi.
  27. Setelah menurunkan peti itu, Cu Goan Ciang segera meninggalkan tempat itu karena maksudnya tadi hanya hendak menyelamatkan empat orang kuli yang akan terhimpit peti, dan melihat semua orang memujinya, dia tidak ingin berlama-lama di tempat itu.
  28. Setelah sore, pekerjaan dihentikan dan para kuli itu berdiri dalam antrian untuk menerima gaji mereka yang dibagikan oleh si gendut yang duduk di atas bangku menghadapi meja kecil dan di belakangnya berdiri dua orang tinggi besar yang berwajah bengis.
  29. Bukankah majikan ini yang melakukan pemerasan terhadap para kuli itu, melalui anak buahnya? Ketika dia menoleh dan bertemu pandang dengan kuli setengah tua yang tadi memperingatkannya, dia melihat betapa orang itu menggeleng kepala sebagai tanda agar dia menolak undangan itu.
  30. Diiringkan pandang mata khawatir dan juga kagum oleh semua kuli yang bekerja di bandar itu, Goan Ciang mengikuti rombongan Yo Ci dan para pengawalnya dan ternyata di luar bandar terdapat sebuah kereta yang tadi dinaiki Yo Ci. Goan Ciang dipersilahkan ikut pula ke dalam kereta bersama hartawan itu.
  31. Dia masih merasa terlalu muda untuk disebut paman, dan biasanya para kuli menyebutnya toako (kakak tertua), sebutan yang juga merupakan sebutan kehormatan dalam suatu kelompok, karena toako bukan saja berarti yang tertua, melainkan juga yang terkuat, terpandai dan biasanya yang menjadi pemimpin disebut toako.
  32. Sampai lama dia melihat para kuli angkut sedang memangguli dan membongkar muatan dari atau ke perahu-perahu yang berlabuh di bandar sungai Yang-ce pinggir kota Wu-han. Ketika dia melihat empat orang memanggul sebuah peti besar, dan mereka itu nampak terhuyung dan hampir tidak kuat sehingga semua kuli yang lain merasa khawatir, Goan Ciang cepat melompat maju mendekat, menyusup ke bawah peti di tengah-tengah, menggunakan kedua lengannya menyangga peti lalu berteriak, “Kalian berempat lepaskan peti ini, biar kuangkat sendiri!”
Bagaimana sobat? mudah-mudahan kalimat di atas dapat membantu kaian. Jika punya kalimat lain, silahkan sobat tambahkan di kotak komentar.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.