Bagaimana membuat kalimat dengan menggunakan kata "biru" dalam bahasa Indonesia? Dengan melihat dan mempelajari contoh-contoh kalimat dari kata "biru", kita akan terbantu untuk memahami arti dan pengertian dari kata tersebut. Perlu juga kalian pahami bahwa arti dan makna kata tersebut bisa berbeda untuk kalimat-kalimat yang tidak sama.
Untuk lebih jelasnya, contoh kalimat yang menggunakan kata "biru" dapat dilihat pada beberapa kalimat yang dikumpulkan dari berbagai sumber di internet seperti berikut ini.
Contoh-contoh Kalimat yang Menggunakan Kata "biru"
- "Thanks, God!" Diambilnya tas biru itu.
- Ransel biru dia geletakkan begitu saja.
- Wonder biru itu meluncur ke daerah atas.
- "Jadi yang punya ransel biru ini Wawan?"
- "Jadi ransel biru ini bukan punyamu, Mbak?"
- korban pada biru bibir dan mukanya sampai ke
- Mobil biru gelap itu pelan-pelan melewatinya.
- Setiap ada yang berwama biru diperhatikannya.
- Kakek berpakaian biru tampak kerenyitkan kening.
- Enam kelabang biru maut hancur berkeping-keping!
- "Ransel biru itu punya siapa?" Wawan ingin tahu.
- Tapi ada ransel berwarna biru tergeletak di sana.
- Dia mengenakan pakaian biru berikat pinggang putih.
- ini, kakek berpakaian biru tak mau berlaku ayal lagi.
- Kakek buta bermuka biru ikut-ikutan tertawa mengekeh.
- Satunya lagi biru gelap dan membawa sebuah bungkusan.
- Saya tertarik pada tas biru yand ada di dalam jendela.
- Lalu orang hanya melihat satu bayangan biru berkelebat.
- Orang tua bermata biru angkat kepalanya sedikit ke atas.
- "Ada yang lebih berharga selain duit di ransel biru itu.
- Dia melihat betapa pemuda baju biru dikalahkan gadis itu.
- Tidak pekat sehingga biru langitnya masih samar kelihatan.
- "Lantas ransel biru ini punya siapa?" Lelaki itu meneliti.
- Ke langit biru yang terhampar tiada berpangkal dan berujung.
- Tapi nggak tahu deh bagaimana nasib ransel biru saya sekarang."
- "Saya kira itu ransel biru punya saya." Wawan mencoba tersenyum.
- Yang menyandang ransel biru dengan gesit meloncat dan menangkapnya.
- Yang ada di benaknya cuma: ransel biru dan si pengembara sialan itu!
- Di ransel biru itu tertulis inisial dengan spidol besar-besar: R B H.
- Sesaat kemudian satu bayangan biru dan kuning melesat ke atas kereta.
- Ketika dia hendak bergerak pergi tiba-tiba kakek bermuka biru berkata.
- Ada ransel biru tergeletak sendirian di dekat tiang penyangga stasiun.
- Hanya sepasang matanya memandang membeliak pada kakek bermuka biru itu.
- Satu bayangan biru berkelebat dan Bidadari Angin Timur muncul di tempat itu.
- Sekarang terangkan siapa adanya orang berwajah biru yang duduk di kursi itu!
- Orang tua bermuka biru berpaling pada orang bercadar yang tegak di depannya.
- Kalau saja sekarang berada di pantai, apakah warna biru laut bisa dinikmati?
- Tubuhnya yang kurus kering terbungkus oleh sebuah jubah biru sangat gombrong.
- Dada kanannya dibekas jotosan lawan bersarang tampak berwarna biru kehitaman.
- Si muka biru lalu memandang ke jurusan Sinto Gendeng dari para tokoh lainnya.
- "Maksud saya... kalau ransel biru saya nggak ketemu, ya udah, berarti pulang.
- Orang tua di sebelah kanan, yang berpakaian biru muda memandang ke arah teluk.
- Urusan apa sebenarnya yang berlangsung saat ini?! kakek berbaju biru menyeletuk.
- "DX biru gelap!" kata Roy. "Ah, lupain aja deh soal perkelahian semalam itu, Mima.
- Seorang gadis berambut panjang bermata biru berdiri di depan Bidadari Angin Timur.
- Tanpa berkata-kata dia memegangi ransel biru itu, yang entah harus diapakan nanti.
- satunya. Lalu orang tua berpakaian biru gelap ini membuka bungkusan yang dibawanya.
- diperhatikannya ujung runcing panah, tampak bagian itu juga berwarna biru kehitaman.
- Mata si kakek muka biru ternyata hanya merupakan sepasang rongga kosong menyeramkan.
- Dari mulut perempuan itu menyembur cairan berwarna biru kehitaman dan sangat kental.
- "Hei, apa-apaan ini?!" Gadis yang memakai ikat kepala menarik ransel biru itu kembali.
- Namun saat itu Wiro melihat ada tiga buah benda aneh berwarna biru menyerbu ke arahnya.
- Tanpa memperhatikan sekeliling dia langsung saja menarik dan memeriksa ransel biru itu.
- Ratu Duyung ... . Kaukah itu? ujar Wiro karena menyangka gadis bermata biru itu menyusulnya.
- Ya, di bukit itulah jasad papanya berbaring, di antara darah biru dan budaya feodal keluarga.
- Matanya biru teduh bagai laut dan langit, hidungnya tajam, dan bibirnya tipis kemerah-merahan.
- Sinto, terima salam hormatku! Orang tua bermuka biru yang matanya bolong itu bungkukkan badan.
- Dia mengenakan pakaian panjang warna biru berkilat yang pinggirannya dibelah sampai ke pinggul.
- Darmini yang keriput dan buruk sekali , wajahnya biru kehitam-hitaman, keris menancap didadanya.
- Gadis yang pakaiannya serba biru ini membusungkan dada dan memandang dengan mata bersinar-sinar.
- Lalu dia bercerita tentang mobil biru gelap dan empat orang lelaki yang mengeroyoknya tadi malam.
- Celana sutera biru tua dan bajunya biru muda, dengan sabuk kuning emas, sepatunya hitam mengkilap.
- Si base ball menyahut uluran tangan Wawan. "Ransel biru kamu dicuri orang?" tanyanya ikut prihatin.
- Ia berpakaian sederhana, dari sutera berwarna biru dan kuning, sepatunya dari kulit berwarna hitam.
- Pohon itu langsung menjadi biru sedang gundukan tanah muncrat beterbangan laksana dilanda angin puyuh.
- Wonder biru itu merayap memasuki ujung sebelah barat kota yang pernah beken dengan sebutan Parijs van Java.
- Pemuda baju biru itu dengan muka merah bangkit kembali dan setelah memberi hormat lalu mundur, mengaku kalah.
- Karena keadaan tubuh serta kepalanya yang menelungkup seperti itu, semakin banyak cairan biru kehitaman mengucur
- Penyelidikanku memberi kenyataan bahwa semua korban yang mati biru itu bukan karena dicekik atau disedot dedemit.
- Tapi mengapa orang yang katamu mengundang tidak melakukan penyambutan?! membuka suara kakek berpakaian biru muda.
- Wajahnya tengadah ke langit, barangkali ada warna biru bisa dinikmati di sana untuk menyejukkan hati yang gelisah.
- "Dia, sebenarnya lebih mulia tetap maju sebagai calon ketua umum, atau mundur ke sudut biru sambil menunggu lucky blow..."
- Matanya tampak berkilat dan terlukis senyum kemenangan di bibirnya, ketika ada ransel biru ditindih ransel-ransel lainnya.
- Di sebelah kiri orang tua ini duduk terbungkuk-bungkuk seorang berdestar hitam yang agaknya adalah pembantu kakek bermuka biru itu.
- Sinar biru pukulan Nenek Kelabang Biru seolah-olah terbelah dan terpental ke samping, menghantam pepohonan dan sebuah gundukan tanah.
- Lelaki yang ketiga juga seorang kakek berwajah klimis, berpakaian biru muda yang pinggangnya dililit seutas rantai perak berwarna putih.
- Si bocah Naga Kuning dengan kegesitan luar biasa berusaha susupkan pukulan bertenaga dalam tinggi dan memancarkan sinar biru ke punggung lawan.
- Walah! Kalau aku jadi dedemit, kalian berdualah yang akan kucari lebih dulu! Kusedot ubun-ubunnya sampai mampus dengan muka biru mata mendelik!
- Begitu suara nyanyian kakek bermuka biru lenyap maka di tempat itu hanya terdengar deru hujan yang masih mencurah turun walau kini mulai mereda.
- Bukan saja membuat mereka merasa angker tapi sinar kapak mustika itu ternyata membuat redup sinar biru yang memancar dari pedang di tangan sang dara!
- Pemuda berbaju biru ini melompat ke depan dengan sikapnya yang gagah dan semua orang bertepuk tangan mengenalnya sebagai putera seorang guru silat di kota itu.
- Dengan sikap tenang ia melangkah maju menghadapi pemuda baju biru dan bertanya, "Aduh kepandaian yang manakah yang Sicu kehendaki? Tangan kosong atau dengan senjata?"
- Dewi Lembah Bangkai melihat bahwa kedua tangan si nenek masih berwarna biru tanda setiap saat dia bisa saja melepaskan senjata rahasianya yaitu kelabang-kelabang maut berwarna biru.
- Kwi Hong yang menemani ayah ibunya nampak Cantik dalam pakaian biru tua dan muda, dengan rambutnya yang di gelung ke atas, dihias Bangau Emas dan ujungnya diikat sehelai pita merah.
- Tidak mudah larut dalam air Perbandingan berat terhadap udara(1 Atm oC) 0.967 Di dalam udara bila di-berikan api akan terbakar dengan mengeluarkan asap biru dan men-jadi C02 (Carbon Dioxide).
- Orang itu adalah si gendut Bujang Gila Tapak Sakti yang berjalan mendekat lalu berhenti delapan langkah di hadapan sang Datuk. Saat itu dia masih mengenakan pakaian perempuan biru panjang robek-robek.
- Kelabang biru yang sesaat lagi akan menancap di dada Wiro terus menembus jantungnya hancur berantakan dihantam sinar putih tadi, Wiro selamat namun racun kelabang yang menancap di bahunya mulai bekerja.
- Yang kedua seorang perempuan-ibu-si anak lelaki juga terbaring dengan muka dan bibir biru Dan mulutnya yang berbusah terdengar suara erangan Tubuhnya menggeliat-geliat kejang Bagian hitam matanya tetbalik-balik
- Murid Sinto Gendeng sempat melihat bagaimana kedua tangan si nenek yang tadinya hitam keriputan tiba-tiba berubah menjadi biru kelam tanda sudah dialiri tenaga dalam yang menyalurkan racun jahat! Dua tangan menggapai kedepan.
- Di sana ada sumber air jernih dan ini aku membawakan pengganti pakaian untukmu." Dari buntelan pakaiannya, Yen Yen mengeluarkan satu stel pakaian berwarna biru terbuat dari kain yang kuat dan bentuknya sederhana, seperti pakaian yang biasa dipakai orang dusun.
- Dia mulai terdesak dan gerakan gadis itu sedemikian cepatnya, terlalu cepat bagi pemuda baju biru sehingga dia tidak mempunyai kesempatan sama sekali untuk menyerang dan hanya dapat mengelak atau menangkis terhadap serangan gadis itu yang datangnya bertubi-tubi.
- Dasar pita penggantung berwarna kuning dengan lajur biru ditengah-tengah yang memanjang dan berukuran lebar 9 milimeter, pada kedua sisi masing-masing terdapat satu lajur kuning memanjang yang berukuran 2 milimeter, disamping kanan kiri lajur kuning terdapat 2 lajur yang berwarna merah dan berukuran masing-masing 9 milimeter dan pada pinggir kiri pita tersebut terdapat 2 lajur kuning memanjang yang berukuran 2 milimeter.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.