Wednesday 25 November 2015

Kali ini kita akan membahas tentang Contoh Kalimat Menggunakan Kata "kelahiran". Semoga artikel ini bermanfaat, aamiin.

Contoh Kalimat Menggunakan Kata "kelahiran"


Bagaimana membuat kalimat dengan menggunakan kata "kelahiran" dalam bahasa Indonesia? Dengan melihat dan mempelajari contoh-contoh kalimat dari kata "kelahiran", kita akan terbantu untuk memahami arti dan pengertian dari kata tersebut. Perlu juga kalian pahami bahwa arti dan makna kata tersebut bisa berbeda untuk kalimat-kalimat yang tidak sama.

Untuk lebih jelasnya, contoh kalimat yang menggunakan kata "kelahiran" dapat dilihat pada beberapa kalimat yang dikumpulkan dari berbagai sumber di internet seperti berikut ini.

Contoh-contoh Kalimat yang Menggunakan Kata "kelahiran"

  1. Hal ini ditandai dengan kelahiran anak kambing.
  2. c. Pada minggu pertama kelahiran 50% adalah tahap REM
  3. Fathur Rohman alias Al-Ghozi, kelahiran Madiun, ditangkap di Filipina
  4. Jumklah anak per kelahiran 1-2 ekor . Bobot lahir betina 2-3 kg dan jantan 3-4 kg.
  5. Ada cerita menarik yang berhubungan dengan kelahiran syair Laila Majnun gubahannya.
  6. Jangankan beli kue tart plus lilin-lilin, tanggal kelahiran pun pasti tidak pernah tahu ya, Dik?
  7. Layaknya siswa baru yang “antik”, pria kelahiran 4 Agustus 1961 itu kerap jadi bulan-bulanan teman sekolah.
  8. Senangnya kami, tanpa ba-bi-bu langsung okeh! Asep ini ternyata pemuda kelahiran sini, hanya lama merntau di Jakarta.
  9. Jangankan orang-orang desa, Pak Kadus, Pak Sekdes bahkan Pak Kades pun sungkan untuk menanyakan perihal kelahiran anak Bu Dinar.
  10. Adat kebiasaan “mitoni” atau “sepasaran” dalam menyambut kelahiran bayi di masyarakat Jawa pun dengan pas digambarkannya.
  11. “Penebusan terbesar bagi kemiskinan adalah lenyapnya masa depan,” kata penulis Inggris kelahiran India, George Orwell (1903-1950).
  12. Bacharuddin Jusuf Habibie atau dikenal sebagai BJ Habibie (73 tahun) merupakan pria Pare-Pare (Sulawesi Selatan) kelahiran 25 Juni 1936.
  13. Bagian ini menceritakan proses kelahiran tokoh utama novel ini, yaitu ARKHYTIREMA, yang terjadi pada tahun 40.000 SM di ARDH GRUMMA (bumi).
  14. Ia bersedia dijadikan korban agar dapat manjadi sarananya ia kembali ke surga dewa Wisnu dan menjelma lagi dalam kelahiran yang lebih mulia, ke alam tengah lagi.
  15. Pada saat bersamaan datanglah temannya, Pongkring, yang tanpa basa-basi langsung menanyakan kabar kelahiran anak kedua Djo Koplak yang memang sudah lama dikenalnya.
  16. Franz Kafka, penulis Austria kelahiran Praha (1883-1924), dengan sinismenya mengatakan, "Memang ada banyak harapan, jumlahnya tak terbatas --tetapi bukan untuk kita."
  17. Kho Ping Hoo, lelaki peranakan Cina kelahiran Sragen, Jawa Tengah, 17 Agustus 1926, yang kendati tak bisa membaca aksara Cina tapi imajinasi dan bakat menulisnya luar biasa.
  18. Aku dijadikan seperti aku dan engkau dijadikan seperti engkau, kita tidak bersalah karena ini merupakan takdir, kehendak Tuhan. Salah tidaknya kita ini ditentukan oleh tindakan kita, bukan oleh kelahiran kita.”
  19. Bahwa di masa mendatang ASEAN tidak bisa lagi bersandar pada ide-ide besar yang dimiliki pria kelahiran 4 November 1932 itu sudah tentu merupakan kehilangan besar bagi ASEAN mengingat ASEAN akan memasuki “hidup baru” dengan Piagam ASEAN.
  20. Ayat tersebut bercerita tentang sikap orang Jahiliyyah dalam menanggapi berita kelahiran anak perempuannya yang dianggap sangat memalukan, menurunkan harga diri orang tua dan keluarga, sehingga anak perempuan tersebut kalau perlu dibunuh atau dikubur hidup-hidup.
  21. Dan ayah serta ibunya menyaksikan ketika pulau yang kini di­sebut Pulau Hantu oleh para nelayan itu lahir! Mendengar kelahiran sebuah pu­lau dari ibunya sudah timbul keinginan tahunya untuk berkunjung ke pulau aneh itu, apalagi sekarang pulau itu bahkan disebut Pulau Hantu oleh para nelayan.
  22. MESKIPUN trauma bangsa terhadap Orde Baru -- rezim yang berkuasa 32 tahun, dipimpin jenderal besar kelahiran Godean (Yogyakarta), dan dianggap zalim -- belum sirna, R. Hartono menyatakan: “Kalau merasa orang Yogya, dan bangga dengan Yogya-nya, marilah menjadi antek Soeharto!” Itu dikatakan sang Ketua Umum Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), dalam kampanyenya di Sleman (Yogyakarta).

Bagaimana teman-teman? jika kalian punya kalimat lain, silahkan tambahkan di kotak komentar.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.