Dengan melihat dan mempelajari contoh-contoh kalimat untuk kata "sang", kita akan terbantu untuk memahami arti dan pengertian dari kata tersebut. Perlu juga kalian pahami bahwa arti dan makna kata tersebut bisa berbeda untuk kalimat-kalimat yang tidak sama.
Bagaimana membuat kalimat dengan menggunakan kata "sang" dalam bahasa Indonesia?
Contoh kalimat yang menggunakan kata "sang" dapat dilihat pada contoh kalimat yang dikumpulkan dari berbagai sumber di internet seperti berikut ini.
Contoh-contoh Kalimat yang Menggunakan Kata "sang"
- sebelum sang waktu menghunus pisaunya
- larut dalam permainan abadi sang waktu
- Hemm... terdengar sang Dewi menggumam.
- Pendekar 212 ... ? mengulang sang adik.
- Tapi hatinya polos! Memuji sang ibunda.
- Jilatannya bagai lidah panas sang iblis.
- Apa kataku! teriak dara adik sang perwira.
- Biarkan kita bertemu dengan sang Dewi dulu.
- Dia terhuyung-huyung mengabari sang nakhoda.
- Wiro ambil kecapi itu dari tangan sang dara.
- Betapa gembiranya hati sang pemuda kala itu.
- Sehingga, urusan sang Abu tak kunjung terang.
- Aku tidak suka dipuji! kata sang Dewi dingin.
- Sehingga Iblis menentang Tuhan, sang pencipta.
- Mendengar kata-kata puteranya itu sang permai-
- Dalam hatinya sang dara memaki panjang pendek.
- Perlahan-lahan dia melangkah mendekati sang guru.
- Mereka semua menanti perintah dari sang komandan.
- "Tetapi, aku nggak sakit kepala," kata sang istri.
- "Mencari tangan sang Penolong?" kata si Sok Bijak.
- Ketika jenazah sang Pangeran dibaringkan di istana.
- Ketika sang guru membuat gerakan mengelak, Dewi Lem
- Seluruh isi stasiun ribut dan merubung sang korban.
- Tidak... , berucap sang Dewi dengan suara perlahan.
- tertawa sendirian walau sang Dewi sudah berlalu dari
- Dia duduk men jelepok di tanah di hadapan sang dara.
- Mendengar ucapan sang Datuk maka Sutan Alam berseru.
- Dengan iming-iming uang, mereka menjerat sang korban.
- Siapa pemuda berambut gondrong ini? tanya sang Datuk,
- Manusia keparat penyebar racun itu! sahut sang patih.
- Dilain keadaan mungkin sang pendekar bisa terangsang.
- Berikut ini daftar beberapa karya sang pengarang itu:
- Wiro merasakan pegangan sang Dewi di tangannya lepas.
- "Kamu jago renang juga rupanya!" sang nakhoda memuji.
- Meskipun tetap main tanpa Zinedine Zidane, sang juara
- ’Tak mungkin dilakukan Warok ... kata sang perwira.
- Lantas sang masinis kembali dengan kewajiban rutinnya.
- Kau tidak salah lihat ... ? tanya sang Patih kemudian.
- Prantisari! teriak sang Datuk terkejut bukan kepalang.
- Itu pun, “Saya yang menganjurkan,” kata sang suami.
- Tepukan ini seperti memberi semangat pada sang pangeran.
- Jotosan Ki Rawe Jembor bersarang tepat di dada sang dara.
- Benci itu ada dua arti ... terdengar suara sang pendekar.
- Namun setelah berpikir panjang akhirnya sang Ratu berkata.
- Si nenek lepaskan enam kelabang beracun sedang sang kekasih
- Tetapi apakah maksud sang resi menunggunya di Goa Selarong?
- Sebenarnya sang Datuk ingin terus memegang pedang sakti itu.
- Tapi sang nakhoda dengan gesit sudah memutar arah perahunya.
- Begitu duduk sang dara langsung bertanya setengah mendamprat.
- Berbagai macam suka dan duka telah dijalani sang pemuda tadi.
- Pelan-pelan dia mulai ikut menerobos dan melihat sang korban.
- Kemudian kembalikan keping emas itu kepada sang brahmana ..."
- Wiro menatap sang Dewi sesaat lalu memandang ke bahu kirinya.
- Kepulan asap halus menyeruak di permukaan dada sang pendekar.
- Lalu sang nakhoda langsung menugasi beberapa petugas keamanan.
- Lalu diangsurkannya wajahnya dekat-dekat ke hadapan sang dara.
- Lama Wiro termenung mendengar pengakuan sang dara disampingnya.
- Demikian berulang-ulang sang korban terjebak dalam intaian maut.
- Ambil kain basah dan bersihkan wajahnya... sang Dewi memerintah.
- Tiga jurus berlalu dua anak buah sang Dewi belum mampu mendesak.
- Kerbau itu hanya tinggal diam melihat tingkah laku sang Kambing.
- Dia menghalangi, ketika tangan sang nakhoda sudah terangkat lagi.
- Dewi Lembah Bangkai menunggu sampai sang guru datang lebih dekat.
- Lalu seperti sang kekasih, tu-buhnyapun terseret ke dalam lembah.
- Bagaimana kau tahu panah itu beracun?! tanya sang dara baju jingga.
- Tampak seperti ada asap tipis kebiruan mengepul di perut sang raja.
- Hancuran batu dandebu berhamburan mengotori jubah putih sang datuk.
- Kiri bawah, dicover oleh Gold General selain oleh sang Raja sendiri.
- Itu memang sudah aturan kehidupan di dunia ... menyahuti sang resi.
- "Kubeli 500/kg pak, kalau tidak mau ya sudah!", kata sang tengkulak.
- Mereka harus mengeluarkan kepandaiannya agar dinilai oleh sang ketua.
- "Lain kali hati-hati, ya! " kata sang nakhoda lagi menepuk pundaknya.
- "Hai pemuda, sudahkah kau menikah?" tanya nabi Daud pada sang pemuda.
- Apakah kau sudah mendapatkan Keris Mustiko Geni? tanya sang pangeran.
- Perlahan-lahan sang datuk angkat tangan kanannya yang memegang golok.
- Bersamaan dengan itu sang Dewi meluncur jatuh terduduk di lantai gua.
- Mengapa orang-orang Kadipaten menganiaya ayahmu? tanya sang Dewi pula.
- Kau akan saksikan kehebatan senjata ini, anak muda!’ kata sang resi.
- Sri Baginda terpikat melihat kecantikan dan kemulusan tubuh sang dara.
- Mobil sudah terparkir dan sang sopir sudah siap menginjak pedal gasnya.
- Dengan congkaknya, sang awan berkeliling dunia dan menggelapkan isinya.
- Tak ada jalan lain bagi sang guru selain menerima tantangan sang murid.
- Ketika binatang ini hendak mencengkeram, sang Datuk bergerak lebih dulu.
- Bagi Iblis, sang apilah yang jauh lebih mulia ketimbang sang tanah, Adam.
- Sayangnya, sesampai di desa, sang sesepuh ternyata telah meninggal dunia.
- Sedang diluar sana, sang Singa berkeliaran di muka gua mencari mangsanya.
- Ke tempat sang kehidupan muncul berarti kita bergerak dan menyongsongnya.
- Si gadis menggeliat-geliat kegelian membuat sang Datuk tambah terangsang.
- “Tetapi, masing-masing dibayang-bayangi oleh sang antagonis,” kata MH.
- Langit tampak semakin terang walau sang surya belum juga menampakkan diri.
- Memang itu yang saya ketahui ... jawab sang perwira pula dan ikut tegang.
- kaki sang patih laiu meratap: Mohon ampunmu Mapatih ... Mohon ampunmu ... !
- Suatu hari, datang ke majelis tersebut malaikat Izrail sang pencabut nyawa.
- Broootttttt ... tttttt ... suara alam sang Jaka mulai menjalankan misinya.
- Di mana yang kuat dan cerdik (baca: curang atau licik) dialah sang penguasa.
- Kau akan kuberi hadiah besar! Lalu sang Datuk berpaling pada Ki Juru Tenung.
- Kami tidak bertanya! Tapi hanya ada satu orang disini! Kau! bentak sang dara.
- Malah, langsung dibikin pabalieut dengan memaksakan dalih: sang Abu bukan WNI.
- Ketika Tawang Merto hendak menegur, sang tamu jelita lebih dulu membuka mulut.
- Dia akan merupakan tenaga bantuan yang penting sekali.” jawab sang pangeran.
- Tanpa perdulikan keadaan sang dara, Wiro lemparkan tubuh Nawang Suri ke udara.
- Untuk memudahkan praktek jalanannya, sang dokter menetap di sebuah sudut jalan.
- Ucapan itu membuat sang dara jadi panas hatinya dan menjawab dengan suara keras.
- Apa yang ada dalam benakmu Ki Juru Tenung?! tanya sang Datuk sambil menyeringai.
- "Aku belum pernah merasakan nikmat Allah yang sedahsyat itu," jawab sang pemuda.
- Dan persis di samping kanan raja yang di-cover oleh Lance dan sang Raja sendiri.
- Kemudian dari mulut sang pendekar meledak suara menyerupai auman harimau dahsyat.
- nabi daud pun meminta kepada sang pemuda untuk datang ke majelisnya minggu depan.
- Kakek ini angkat kaki kanannya dan kirimkan tendangan maut ke arah kepala sang dara.
- Satu kesaktian dari satu sumber yang sama tapi berbeda wujud... sang Dewi membathin.
- Tapi sang Dewi diam-diam sudah dapat meraba apa yang menjadi alasan anak buahnya itu.
- dia sengaja hendak menyiksa sang pendekar lebih dulu sebelum benar-benar membunuhnya.
- Ketika diperiksa di pintu gerbang lama memang sang budak tidak membawa pesan apa-apa.
- Itulah kenapa sebabnya sang iblis yang api, menolak untuk menghormati Adam yang tanah.
- Kontan, setelah mendengar penjelasan tersebut nabi Daud pun jatuh iba pada sang pemuda.
- Hijau Satu. Kau harus melakukan sesuatu terhadap pemuda ini! terdengar suara sang Dewi.
- Biar, aku memang sudah celaka! suara sang dara tersendat lalu terdengar sesunggukannya.
- Bergema panjang berulang-ulang membuat sang pendekar merasa ngeri sendiri mendengarnya.
- Selamat pula bagi sang ayah yaitu Khaitsamah bin Harits yang telah gugur sebagai syahid.
- Kenyataan ini menandakan beliau berjodoh dengan sang puteri dan akan memiliki keturunan.
- Kau tak akan mendapatkan jenazah utuh! Lalu sang Dewi berpaling pada Datuk Sora Gamanda.
- Tapi sang resi langsung menyambung dengan pertanyaan: Apa yang menurutmu gila atau aneh?
- Bersamaan dengan itu Baginda juga manjodohkan puterinya Mahendra Dewi kepada sang Batara.
- Setelah lulus HIS, sang ayah menyuruhnya memimpin toko 'Murah', di seberang bioskop Deli.
- "Sebelum kamera itu ketemu, penumpang tidak boleh ada yang turun!" sang nakhoda menjamin.
- Hal yang lumrah terjadi di kalangan masyarakat jika sudah berhadapan dengan sang penguasa.
- Pertanyaan yang diajukan Shu Ta ini membuat sang lurah dan dua orang puteranya terbelalak.
- Keris Mustiko Geni, sahut sang tesi Kini ha nya tinggal sarungnya saja yang ada pada kami.
- “Tapi... tapi... tanpa mereka... siapa yang akan menjaga keamanan?” teriak sang lurah.
- Tiga orang datuk itu tak berani bergerak ketika melihat Keng Han menyandera sang pangeran.
- Nah, keluarlah kalian dari dusun ini agar kami dapat membuat persiapan,” kata sang lurah.
- Begitu si muka merah sampai di hadapannya sang Datuk segera jambak rambutnya dan membentak.
- Sambil berteriak marah perempuan ini menggebrak ke arah sang Datuk. Datuk mesum kurang ajar!
- Maka diapun berkata: Mengenai urusanku dengan sang resi kau anak-anak ingusan tak perlu tahu.
- Tetapi, Kapolri Da'i Bachtiar perlu menyelenggarakan "talk show" spesial dengan sang pesohor.
- Setelah mendengar pengakuan sang pemuda maka bertambah iba lah nabi Daud pada pemuda tersebut.
- Setelah hanya tinggal mereka berdua saja ditempat itu maka sang Tumenggung baru membuka mulut.
- Rupanya sang sesepuh sudah memperkirakan bahwa kelak suatu hari pemuda itu pasti akan kembali.
- Sedikit saja kaki itu ditusukkan atau disayatkan ke leher Wiro, tamatlah riwayat sang pendekar.
- Keparat! Pengkhianat busuk! Tunggu apa lagi? Bunuh aku saat ini juga! Suara sang dara bergetar.
- Begitu menyerbu kedua anak buah sang Dewi langsung mainkan lima jurus ilmu silat Lembah Bangkai.
- Mereka selalu berjaga kalau-kalau sang Surya bergejolak dan mempengaruhi kehidupan kita di Bumi.
- Dari Aceh, kembali ke Aceh, Simeulue, Nias, terus ke Mentawai… Di manakah tangan sang penolong?
- Walaupun negara kami miskin, bangsa kami bukanlah pencuri," kata sang nakhoda, merasa tidak enak.
- Aku tidak melihat! Tapi aku yakin sesuatu akan terjadi! Ada sesuatu bergerak menutupi sang surya.
- Manusia banci jahanam! Siapa kau sebenarnya! Bentak sang Datuk seraya menjambak rambut Buli-Buli.
- Setelah berbulan madu, sang pemuda yang kini telah beristri itu datang lagi ke majelis nabi Daud.
- Selamat bagi sang anak, yaitu Sa’d bin Khaitsamah yang telah gugur dalam berjuang dijalan Allah.
- Coba ulangi lagi!” kata sang guru kepada Koa Hok yang mukanya menjadi merah dan hampir menangis.
- Saat dalam kegamangan itulah ia teringat dengan sang sesepuh yang telah memberinya tiga kata bijak.
- Sesampainya di tujuan baru sang budak dicukur oleh sang penerima pesan untuk dapat dibaca pesannya.
- Kotak yang berada di sebelah kiri Raja berada dalam pengawasan Lance (selain sang Raja itu sendiri).
- Nabi Daud teringat, bahwa hari itu telah dijanjikan malaikat Izrail untuk mencbut nyawa sang pemuda.
- Melangkah sebelas langkah sang dara sampai di sebuah ruangan kecil yang diterangi oleh sebuah pelita.
- Saat itu di langit memang nampak muncul sang surya, bulat penuh dan memancarkan sinarnya dengan terik.
- Melihat Kay dibawa oleh lelaki-lelaki berseragam, kedua gadis kecil itu menghambur ke tubuh sang kakak.
- La lu ketika dia melihat lemari kayu yang sebagian hangus di sudut ruangan berubahlah paras sang Datuk.
- Tak lama setelah dia pergi tiga orang tokoh silat istana muncul di situ dan berhasil membunuh sang empu.
- Jurus ilmu silat yang dilancarkan sang datuk sudah terbaca dan diketahui jelas oleh Dewi Lembah Bangkai.
- Biasanya mereka akan membunuh sang korban jika si korban kepergok hendak melaporkan pada pihak berwajib.
- "Aku diutus Allah untuk mencabut nyawanya minggu depan," kata Izrail sambil menunjuk pemuda sang pemuda.
- Apalagi diketahuinya Anggini berada dalam sekapan sang Datuk. Dia membuat lompatan setinggi satu tombak.
- Hemmm ... Jadi kau dan dua kawanmu tadi itu adalah prajurit-prajurit sang resi. Wiro manggut-.<•anggut.
- Bagaimana memilih kunci rahasia antara kita dengan sang pembeli tersebut? (Ini permasalahan key exchange.)
- berkonfrontasi dengan Partai Golkar pimpinan Akbar Tandjung sang tersangka, banyak juga yang merasa kecewa.
- Kata Eulindra Lim, sang desainer tersebut, Aqua mudah diucapkan dan mudah diingat selain bermakna ‘air’.
- Kemudian ditunggu sampai rambut budak tersebut mulai tumbuh baru sang budak dikirim melalui penjagaan musuh.
- Biar andaikata orang itu bersembunyi ke dalam liang semut, akhirnya sang maut akan datang pula menjemput.
- Dia bahkan terbiasa membilang nama ayahnya, Tulus, di depan sang Ibu, sebagai tanda menyebelahi nasib si ibu.
- Tawang Merto tidak pernah takut dengan siapapun! jawab sang sahabat sambil menyeringai dan usap-usap dadanya.
- Hampir dia lupa bahwa itu adalah sang matahari! Seperti seekor mahluk yang aneh yang muncul dari dalam lautan.
- Melihat hal ini sang Ayah, Adipati Tawang Merto menggerung marah dan lepaskan satu jotosan ke wajah Hijau Dua.
- “Rupanya, sang mayoritas masih terbelenggu oleh sikap hidup orang Jawa: ngono yo ngono, ning ojo ngono...”
- “Kami melihat panah api diluncurkan ke udara.” kata Keng Han setelah mereka berdua menghadap sang pangeran.
- Ketika dia tetap tidak melihat pembantu utamanya itu maka sang Datuk berpaling pada Pengiring Mayat Muka Merah.
- “Yang pertama kali menangis, pastilah sang populi, yang selama ini belajar berdemokrasi pada sang Gus Dur.”
- Mendengar ucapan si gadis sang Datuk segera cekal tangan Buli-Buli lalu ditariknya si gemuk ini ke dalam gubuk.
- Kebanyakan pedagang kecil, di mana sang kondektur cukup bijaksana dengan meminta ongkos berapa saja sanggupnya.
- Sebelum sang pendekar jatuh ke lantai kereta Bidadari Angin Timur cepat menahan tubuh Wiro dengan bahu kirinya.
- menggeliat kegelian tapi kedip-kedipkan matanya seolah keenakan membuat sang Datuk tambah gila dirangsang nafsu.
- Kalau dia masih bisa melindungi sang pu-tera, namun sang ayah yaitu Patih Singaranu tak sempat lagi diselamatkan.
- Nabi Daud meminta sang pemuda untuk mengantarkan suratnya, dan alhamdulillah, pinangan tersebut langsung diterima.
- Dalam Babad Tanah Jawi itu disebutkan sang raja dirundung kesusahan karena banyak prajurit kecil yang sakit demam.
- Sepasang mata sang Datuk membeliak besar terpacak pada mayat Pengiring Mayat Muka Hijau yang tergeletak di lantai.
- Bukan saja oleh kecantikan dan kemulusan kulit sang dara, tetapi lebih banyak oleh pakaian hijau yang dikenakannya.
- Dia memang tidak suka pada sang patih namun lenyapnya Wulung Kerso begitu saja membuat dia diam-diam merasa kawatir.
- Memang tidak aneh, kalau sang komandan melakukan perondaan, akan tetapi di malam hujan dan gelap dingin seperti itu!
- Namun kenyataan bicara lain, sang tengkulak tahu persis bhw saat panen adalah saat yg paling lemah bagi para petani.
- Lalu ... sang patih memandang pada Pendekar 212, Siapa pula pemuda ini? Aku rasa-rasa pernah melihatnya sebelumnya.
- Beberapa orang yang berada di dekat situ merasa bergetar tubuh masing-masing akibat hebatnya tenaga dalam sang Datuk.
- Bagaimana mungkin ribuan orang yang menunggu untuk dijemput sang kematian tidak sempat melihat dan mendengar apapun?.
- Meskipun terpengaruh oleh minuman keras namun tiga orang lainnya yang berada bersama sang raja cepat membaca situasi.
- Ki Rawe tolong membangunkan sang pangeran lalu mengantarkannya kembali ke ruang besar tempat Sri Baginda disemayamkan.
- Sementara kotak yang berada di kanan bawah Raja berada di dalam pengawasan Gold General (selain sang Raja itu sendiri).
- Namun sang Datuk tersentak kaget ketika dua sinar hijau yang ada di mata harimau mendadak melesat menyambar ke arahnya.
- Lalu sang dara berkata pada kakaknya Aku curiga ... Jangan-jangan manusia satu ini salah seorang penyebar racun maut itu!
- Mendapat dua lawan tangguh begitu rupa betapapun hebatnya sang Adipati, dalam waktu tiga jurus dia segera terdesak hebat.
- “Hantam mereka! Hajar dan keroyok mereka, orang-orang tak tahu diri itu!” Teriak sang hartawan dengan penuh semangat.
- Lalu dengan gerakan cepat—yang membuat Nawang Suri terpekik—Wiro Sableng merobek ujung kain yang dikenakan sang dara.
- Buli-Buli cepat menyambar gulungan kain di tangan kanan sang Datuk. Namun gagal karena saat itu menyambar dua larik sinar.
- Dua lainnya yakni Gagak Celeng dan Buto Celeng berusaha mengejar sang dara dan berhasil menghadangnya di daerah pesawahan.
- Sebelum meninggalkan goa kediaman sang Dewi, Adi Sara menjura pada gadis bercadar itu, juga pada Hijau Dua dan Hijau Tiga.
- “Antarkan tamu itu ke sini, cepat!” kata The-ciangkun kepada sang penjaga yang cepat memberi hormat lalu berlari keluar.
- Mendengar niat pemuda ini, sang sesepuh dengan gembira berkata: "Anakku, rahasia kehidupan ini hanya terdiri dari enam kata.
- Nasionalisme kini lebih berarti pada hikmah jati diri perjuangan melawan sang kuasa lalim baik perorangan maupun struktural.
- Sementara dua pimpinan mereka melayani Nawang Suri; prajurit-prajurit itu memusatkan serangan pada kuda tunggangan sang dara.
- Sebetulnya dalam ilmu silat gadis muda anak buah Dewi Lembah Bangkai itu tidak berada dibawah tingkat kepandaian sang Adipati.
- Datuk Lembah Akhirat mendorong Pengiring Mayat Muka Merah saking marahnya hingga sang pembantu hampir terjungkal dari kudanya.
- Maka sang datuk keluarkan jurus-jurus silat yang selama ini tak pernah diturunkannya pada murid-muridnya, termasuk Prantisari.
- "Jangan bikin malu bangsa! Sejak zaman dulu, bangsa kita bukanlah pencuri!" bentak sang nakhoda dengan harga diri yang terluka.
- Pendekar 212, tak ada salahnya menunda kematianmu barang sehari dua! Lalu sang Datuk berpaling pada Pengiring Mayat Muka Merah.
- Maka ia pun memutuskan pulang kembali ke desanya dahulu untuk menemui sang sesepuh untuk meminta sisatiga kata yang dijanjikan.
- MESKIPUN esensi demokrasi adalah vox populi vox dei, kenyataannya peran sang populi maupun sang dei, bisa diambil-oper oleh KPU.
- Tombak itu patah dua sedang sang perwira kemudian terdengar menjerit ketika golok yang tadi menangkis kini menancap di perutnya!
- Sudah semestinya panglima membawa pasukan besar untukl menumpasnya,” kata sang isteri yang ikut merasa terkejut mendengar itu.
- Kemudian melengaklah sang pendekar ketika kedua matanya melihat sosok-sosok mayat yang bergelantungan di cabang-cabang pepohonan!
- Alhasil pangeran-pangeran itu cuma bisa gigit jari, namun mereka bertekad dengan cara apapun harus bisa mendapatkan sang bidadari.
- Tak lama kemudian dia muncul kembali mendukung sosok tubuh Adi Sara lalu membujurkan-nya di atas lantai gua, dihadapkan sang Dewi.
- Menurut saya, jika konten adalah raja, maka desain haruslah seperti jubah yang berkilau dan mahkota yang dikenakan oleh sang raja.
- Memang benar saat itu sang surya secara perlahan-lahan memperlihatkan diri, tersembul dari balik bulan yang selama ini menutupinya.
- Di atas bahu sang pendekar, dara itu berada dalam keadaan tertotok sementara tangan kanannya patah dan mendenyut sakit tiada henti.
- Cu Goan Ciang kembali saling pandang dengan Shu Ta dan mereka tersenyum geli mendengar kesombongan itu keluar dari mulut sang lurah.
- Sambil membungkuk sang Datuk palangkan tangan kirinya di atas kepala lalu tangan kanannya menyusup ke depan meraba dada Puti Andini.
- Maka ayah si gadis pergi menjumpai Rasulullah Saw, terserah kamu wahai Rasulullah, kemudian ia menikahkan sang gadis dengan Julaibib.
- Bagaimanapun juga, Keng Han adalah murid keponakanku dan aku ikut bertanggung jawab kalau dia melakukan sesuatu terhadap sang pangeran.
- Tepat pada saat itu, sang ular besar yang tadi bergantung di pohon itu melepaskan diri jatuh ke atas tubuh gadis itu melepas anak panah.
- Mereka tidak mengenal pukulan sang ketua, pukulan aneh dengan kaki ditekuk itu, akan tetapi daya pukulan itu sungguh dahsyat bukan main.
- Sinar merah Keris Mustiko Geni berkiblat ke arah sang empu sementara Nawang Suri harus menghadapi serbuan dua perwira dan tujuh prajurit.
- Tak lama kemudian dia menerima kabar sang patih ditemui telah jadi mayat dalam kamar penyimpanan barang-barang dan senjata pusaka istana.
- Purabira sang abatur ing Bulalak sira mpu Tapawangkeng, agawe gapuraning asramanira, pinalampahan wedus bang salaki dening hyanging lawang.
- Tak ada yang berani bergerak, tak ada yang berani berbuat sesuatu sampai akhirnya Pendekar 212 mendatangi dan bersimpuh di hadapan sang dewi.
- Saat itu dia tegak dekat sekali dengan sang Dewi, hingga dia dapat merasakan hembusan nafas yang hangat dan bau tubuh yang luar biasa harumnya.
- Melihat ini, tentu saja Yo Ci khawatir sekali kalau sang perwira akan marah kepadanya dan menyalahkan dia karena dia yang menampung Goan Ciang.
- Dan hari ini aku berikan setengahnya dulu sebagai bekal kepergianmu." Lalu sang sesepuh menuliskan tiga kata, yaitu "Bu Yao Pa (jangan takut)!"
- “Kawan terbesar kebenaran adalah sang waktu, musuh terbesarnya prasangka, dan sahabat setianya kerendahan hati,” kata Charles Caleb Colton.
- “Kita membutuhkan sebuah kekuatan moral yang suci, yang mampu menggerakkan tangan pertama yang siap melemparkan batu kepada sang pendosa...”
- Kau ... kau Pendekar 212 ... ?! Suara sang perwira bergetar dan tangannya yang memegang senjata mustika itu mendadak terasa seperti kesemutan ...
- Seringai maut bermain di wajah belang tiga sang Datuk. Ketika dia hendak menjambak rambut gondrong pemuda itu dari samping berkelebat sosok hitam.
- Namun dengan sekali menyapukan kapak mustikanya serangan lawan amblas dan sang patih mengerang karena dadanya seperti ditusuk ratusan jarum panas!
- “Tapi mereka itu menjaga keamanan dan menghukum warga dusun yang melanggar peraturan, tidak kami suruh melakukan kejahatan!” teriak sang lurah.
- Dan melihat sikap Panglima Khabuli, hatinya juga lega karena agaknya sang panglima sudah dapat menerima kenyataan itu dan tidak akan membuat ribut.
- Matahari pagi mulai muncul dan sinarnya menghidupkan segalanya, membangunkan semuanya yang tadinya terlelap tidur dalam kegelapan sang malam.
- Ntar mainnya jangan kepuasan ya! Kalau hampir gelap segera bersiap-siap pulang kalo tidak akan kami tinggal,” nasehat sang kakak, Bidadari Violet.
- Nama besar Menteri Bayan cukup berpengaruh dan karena pemuda dan gadis itu putera dan puteri sang menteri, mereka disambut dengan penuh penghormatan.
- Bukan saja membuat mereka merasa angker tapi sinar kapak mustika itu ternyata membuat redup sinar biru yang memancar dari pedang di tangan sang dara!
- Kapolri memastikan identitas mayat sang pakar bom dengan data sidik jari yang, katanya, “memiliki tingkat akurasi lebih tinggi dibanding tes DNA.”
- Lalu cepat-cepat dia mendukung tubuh Adi Sara dan meninggalkan gua itu, membawanya kesebuah gua lain yang tidak jauh dari gua dimana sang Dewi berada.
- Akan tetapi kembali sang pemuda tidak mengacuhkannya, bahkan mulai makan kacang goreng yang berada di mejanya sambil sesekali minum araknya dari cawan.
- Telas ira mangkana mur ta sira maring Wisnubhuwana, tan linok ing rasaning sangketanira sang pinakacaru amaiaku ta sira titisankena ri wetaning Kawi...
- Pada saat itu, Pangeran Tao Seng memberi isyarat dan muncullah tiga orang datuk yang sejak tadi sudah mengintai dan menunggu isyarat dari sang pangeran.
- Sesaat sang Dewi agak terkesiap juga mendengar pertanyaan itu, namun akhirnya dia menjawab juga: ‘Tak ada peraturan yang berubah di Lembah Bangkai ini.
- Meski mampu mempelejarinya secara singkat namun sang datuk tidak dapat mengandalkan pengetahuan singkatnya itu untuk dapat menghadapi bekas muridnya itu.
- Setelah tiba di depan gua-gua itu, sang pemimpin lalu membawa tawanan itu dengan sebelah tangan, ditentengnya memasuki sebuah di antara gua-gua terbesar.
- Menurut Naga Kuning yang aku suruh menyelidik ke Lembah Akhirat senjata sakti itu memang berada di tangan sang Datuk. Tapi tak diketahui disimpan .di mana.
- Masa-masa sekolah yang manis, oh, tinggal kenangan! Membolos hanya karena ingin berduaan dengan sang pacar, ngegosip di kantin sekolah, atau menjaili guru.
- Habisi manusia kotor satu itu! memerintah sang Dewi. Maka Hijau Satu dan Hijau Dua segera berkelebat, perkelahian pertama berkecamuk di pedataran batu itu.
- Memulai karier sebagai penerjemah karena menuruti jejak Gan KL, sang kakak, ia telah menerjemahkan tidak kurang dari 30 judul cerita silat sampai saat ini.
- Gila betul! Seumur hidup baru kali ini aku memegang dada begini besar, keras seperti batu dan seperti ada bulu-bulunya! Nafsu sang Datuk tambah menggelegak.
- Gadis berbaju hijau yang menculik pengantin perempuan itu... ?! Menduga sampai disitu membuat semakin bulat tekad sang pendekar untuk turun ke dalam lembah.
- Hijau Dua dan Hijau Tiga yang rupanya pada dasarnya memang tidak senang terhadap Hijau Satu mencibirkan bibir, berharap sang Dewi segera menjatuhkan hukuman.
- Ketika sarung tangan itu tanggal terlihat sepasang tangan sang datuk tidak lagi memiliki sepotong jari pun! Darah mengucur deras dari dua tangan yang buntung!
- Istri sang pejuang HAM pun diteror dengan bingkisan berisi kepala dan ceker ayam busuk, disertai tulisan: “Awas !!! Jangan libatkan TNI dalam kematian Munir.
- Dan celakanya yang pertama sekali ditemukan oleh sang perwira adalah tabung bambu berisi racun milik Ki Dukun Japara yang diselipkan Wiro di balik pinggangnya!
- Lalu pria itu menjawab: namun untuk Julaibib, sang ibu langsung terperanjat, hah! Untuk Julaibib? Tidak, demi Allah aku tak akan menikahkan puteriku dengannya.
- Siaran televisi selain bersifat audio juga ada aspek visual, sehingga masyarakat bisa mendengar sekaligus bisa melihat wajah dan ekspresi sang penyiar televisi.
- Rasa cemburu membuat dia sangat benci pada Ratu Duyung gara-gara menyaksikan dengan mata kepala sendiri sang Ratu bercumbu rayu dengan Wiro beberapa waktu lalu.
- Sesaat lagi kepala ular yang memiliki lidah dan gigi penuh bisa mematikan itu akan menancap di leher Wiro, tiba-tiba tangan kanan sang pendekar bergerak ke atas.
- Maka lelaki itu pun berkata kepada Umar, “Kamu ini orang gila ya?”. Umar pun menjawab, “Bukan.” Maka sang pengawal pun merasa geram terhadap sang lelaki.
- Tapi tak kelihatan sang surya! Olala ... . Apakah alam tidak lagi bersahabat dengan manusia? Kakek bermata putih buta ini kembali kerontangkan kaleng rombengnya.
- Setelah Hijau Satu dan Adi Sara tak ada lagi di situ sang Dewi berpaling pada Hijau Dua dan berkata: Penculikan itu harus kau lakukan pada malam pesta perkawinan.
- Namun saat itu sang Datuk yang tidak cidera sedikitpun akibat hantaman tadi telah lebih dulu berkelebat seraya mengibaskan gulungan kain putih di tangan kanannya.
- Masalahnya, untuk memastikan bahwa pemakai yang bersangkutan mengalami serangan mailbomb administrator harus melihat (mengintip?) email dari sang pemakai tersebut.
- Adapun sang putri Megawati, akibat kelengahannya sendiri, sebagaimana dinujumkan sebelumnya, akhirnya tertusuk jarum bermantra gaib, dan menjadi "Sleeping Beauty".
- Namun kali ini sang harimau telah lebih dahulu menghunjamkan gigi-giginya yang besar runcing dan menggigit dua tangan sang Datuk yang terbungkus sarung ular sakti.
- Penyerang berusaha meyakinkan pihak-pihak lain bahwa tak ada salah dengan komunikasi yang dilakukan, padahal komunikasi itu dilakukan dengan sang penipu/penyerang.
- “Aih, kenapa engkau datang-datang kelihatan marah sekali, suamiku? Apakah yang terjadi di istana maka engkau begini marah-marah?” tanya sang isteri dengan ramah.
- Nasionalisme kini lebih pada hikmah jati diri perjuangan melawan sang kuasa lalim yang secara peroangan maupun struktural dan demi hari depan yang lebih baik dan adil.
- "Saya tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan makanan," keluh sang Belalang; "Saya sangat sibuk membuat lagu, dan sebelum saya sadari, musim panas pun telah berlalu."
- Jika Nizami menulis karyanya semata-mata untuk menunjukkan loyalitasnya kepada sang raja, maka Mangunwijaya menulis Roro Mendut tanpa didesak oleh keinginan siapa pun.
- Sang Sapurba membalasnya dengan meghadiahkan sepesalinan pakaian kebesaran dan sebidang permadani tebal, kemudian menjodohkan puterinya Mahendra Dewi kepada sang Batara.
- Nati kau temukan semua itu dalam diri sang guru yang terbaring tenang dihadapanku ini: kebaikan yang berserakan pada seluruh pahlawan menyatu ajeg dalam dirinya msendiri.
- Ia dapat menduga bahwa tentu sucinya menjelaskan tentang cintanya kepada Cu Goan Ciang maka menikah dengan pemuda itu, dan mungkin sucinya minta maaf kepada sang panglima.
- Dan karena Raja berada di sudut, sehingga sekalipun pertahanannya melonggar, namun jalur escape Raja akan sangat sedikit bila sang Raja tidak segera pindah agak ke tengah.
- Tetapi, ketika foto sang Faruq yang diambil tim Polri/BIN ditunjukkan kepada Mira, sang isri bilang, "Itu seratus delapan puluh derajat berbeda dengan suami saya," katanya.
- Kalau tidak diperhatikan, sang waktu melesat seperti sebatang anak panah lepas dari busurnya, walaupun kalau diperhatikan sang waktu dapat merayap seperti seekor siput.
- Siapa yang akan menyangka bahwa orang berkedok hitam yang membebaskan dua orang pemberontak itu adalah sang panglima yang begitu getol memberantas pemberontak dan penjahat?
- Sebelum prajurit-prajurit kerajaan menjadi korban keganasan pedang sang dara lebih banyak, dari arah pintu gerbang istana, dua orang kakek tampak berkelebat dalam kegelapan.
- Dengan sebab kemuliaan akhlak pula berbagai problema akan menjadi mudah, aib-aib akan tertutupi dan hati manusia akan tunduk dan menyukai sang pemilik akhlak yang mulia ini.
- Liong Biauw, sang ayah, tentu saja tidak ingin mencari permusuhan, maka dia pun menghela napas pan- jang dan berkata kepada puterinya, "Siok Hwa, kemasilah barang-barangnya.
- Ungkapan cinta baginya tidaklah sekedar diungkapkan dengan sebuah ucapan namun sang romeo ini ingin memberikan suatu hal yang nyata dan berwujud pada istri yang disayanginya.
- Lalu sang kerbau berkata kepada sang kambing, "Jangan berpikir bahwa saya akan menyerah dan diam saja melihat tingkah lakumu yang pengecut karena saya merasa takut kepadamu.
- “Hemm, aku penguasa di sini, semua orang menyebut aku taijin (orang besar) dan sebagai tamu, engkaupun harus menyebut taijin kepadaku,” kata sang lurah dengan sikap angkuh.
- Dia tertangkap basah oleh Pendekar 212 ketika hendak memasukkan racun ke dalam sumur di rumah kediaman kami! Perwira itu memperlihatkan tabung bambu berisi racun pada sang patih.
- Dia membalas dengan usaha menangkap tangan itu, dan kalau ada kesempatan, dia menubruk untuk menyergap tubuh sang pangeran akan tetapi gerakan Tao Seng terlalu lincah, baginya.
- Ia bahkan sering merenungkan harga yang harus dia bayar untuk menyukseskan kampanyenya, yaitu kehilangan waktu untuk sang istri Michelle dan dua anak perempuannya Malia dan Sasha.
- Dia celingukan memandang ke sana sini lalu berkata dengan senyum menyeringai, “Bagus! Perutku sang lapar, mulutku sedang haus, dan di sini terdapat arak dan makanan berlimpahan.
- MESKIPUN seluruh keluarga besar dan kroninya babak-belur dihujat massa setelah sang Bapak lengser dari kekuasaan pada Mei 1998, Mbak Tutut ternyata tak pernah kehilangan pesonanya.
- Walau senjata di tangan Wiro adalah senjata sakti yang telah menggegerkan rimba persilatan namun begitu tenaga dalam sang Datuk menghantam, tangan yang memegang kapak bergetar keras.
- Bukan saja dia mampu mengelakkannya dengan mudah, tapi sebelum lawan sempat memasang kuda-kuda baru gadis itu telah menyerbu dengan jurus silat yang pernah diterimanya dari sang datuk.
- Biasanya pada posisi ini, sang penyerang akan berusaha merebut piece tertentu yang ia butuhkan untuk checkmate atau berusaha memobilisasi piecenya yang belum pada posisi siap checkmate.
- Cerita tentang Lembah Bangkai sudah berakhir sampai disini! Ketika Wiro berdiri sambil mengulurkan tangan, sang dara memegang lengan pemuda itu lalu tegak pula sambil mengempit kecapinya.
- MESKIPUN Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Syamsir Siregar bisa ungkapkan ancaman teror dan pembunuhan terhadap presiden dan para petinggi negara, ia tidak bisa sebutkan sang pengancam.
- Sebagai contoh kasus, seorang administrator merasa bahwa salah satu pemakainya mendapat serangan mailbomb dari orang lain dengan mengamati jumlah dan ukuran email yang diterima sang pemakai.
- “Nah, selamat malam, Cu-enghiong.” Ketua yang cantik itu lalu membalikkan tubuhnya dan melangkah meninggalkan Goan Ciang yang masih berdiri terlongong sambil mengikuti langkah sang ketua.
- Dua orang pemuda itu menganjurkan agar seluruh penduduk menjadi penonton dan menyaksikan bagaimana mereka berdua akan mengalahkan semua pengawal, dan menangkap dua orang pemuda putera sang lurah.
- Untuk menyerang raja dibutuhkan serangan yang benar-benar berlapis, karena bagi sang raja sendiri pun tidak ada space kosong untuk melarikan diri, karena semua space sudah ditempati anak buahnya.
- Kakek tua itu tersenyum "Cerita ini kupetik dari kitap PARARATON ialah sejarah Ken Angrok atau baginda Rajasa Bhatara sang Amurwabhumi, raja pertama dari Singosari, sampai pada raja2 keturunannya.
- Saat kerbau masuk kedalam gua, kambing jantan itu menundukkan kepalanya, berlari untuk menabrak kerbau tersebut dengan tanduknya agar kerbau jantan itu keluar dari gua dan dimangsa oleh sang Singa.
- Para pemimpinnya memiliki hubungan dekat dengan para pejabat tinggi di Wu-han. Dan gadis cantik itu merupakan orang ke dua dari pimpinan perkumpulan itu karena ia adalah adik seperguruan sang ketua.
- Pengecut! kertak Datuk Lembah Akhirat! Kalau kalian tidak berani maju biar aku yang menjemput nyawa kalian! Didahului suara menggembor keras sang Datuk melompat ke arah orang-orang yang mengurungnya.
- Dia kembali menggeledah Wiro dan kali ini ditemukannya Kapak Maut Naga Geni 212 di belakang pinggang sang pendekar! Sesaat sang perwira dan adiknya terkesiap melihat sinar yang keluar dari mata kapak.
- Orang itu adalah si gendut Bujang Gila Tapak Sakti yang berjalan mendekat lalu berhenti delapan langkah di hadapan sang Datuk. Saat itu dia masih mengenakan pakaian perempuan biru panjang robek-robek.
- "Apa!" teriak sang Semut dengan terkejut, "tidakkah kamu telah mengumpulkan dan menyiapkan makanan untuk musim dingin yang akan datang ini? Selama ini apa saja yang kamu lakukan sepanjang musim panas?"
- Apakah sang Putri akan sabar menanti datangnya ciuman sang pangeran, atau akan tertusuk jarum yang sama, yang tersembunyi dalam kemasan sebuah "Bingkisan Istimewa" -untuk tidur yang lebih panjang lagi?
- Dari sepasang mata sang pendekar melesat keluar dua sinar lurus berwarna hijau tipis laksana sepasang pedang yang sangat tajam, inilah ilmu kesaktian yang juga didapat Wiro dari Datuk Rao Basaluang Ameh.
- Melihat wanita muda itu, mata sang perwira menjadi jalang dan pelayan itu mengingatkan dia akan sesuatu, maka katanya, “Paman, mana Nona Yo? Sudah lama aku tidak bertemu dengannya sehingga merasa rindu.
- Contohnya jika orang memasukkan PIN ke dalam mesin ATM palsu – yang benar-benar dibuat seperti ATM asli – tentu sang penipu bisa mendapatkan PIN-nya dan copy pita magentik kartu ATM milik sang nasabah.
- Sudah banyak kasus yang menunjukkan abuse dari servis tersebut, atau ada lubang keamanan dalam servis tersebut akan tetapi sang administrator tidak menyadari bahwa servis tersebut dijalankan di komputernya.
- Akhirnya membunuh Akuwu Tumapel dan merebut isteri dan kedudukan Akuwu itu lalu melangkah pula pada puncak tangga yang teratas sebagai raja pertama dari Singosari dengan gelar Rajasa Bhatara sang Amurwabumi.
- MESKIPUN Harry Roesli menulis himne Jangan Menangis Indonesia, yang bikin merinding, ketika sang komponis-humoris dari Bandung itu wafat, Sabtu lalu, Joko Parepare (JP) dan Maman Halmahera (MH), menangis sedih.
- Kenapa dia termangu dan meragu? Bukankah belasan orang itu adalah orang-orang pribumi, rakyat tertindas dan dua orang itu adalah bangsawan Mongol, sang penindas? Entah kenapa, dia diam saja dan memandang kagum.
- Hai! Siapa kau?! Apa yang terjadi disini?! bertanya Perwira Muda itu dengan suara membentak sedang sang dara memandang dengan mata penuh selidik pada murid Sinto Gendeng yang tertegak sambil pegangi anak panah.
- Adegan dalam film “Crouching Tiger, Hidden Dragon” di mana sang tokoh Li Mu Bai mampu berdiri tegak di ranting pohon bambu yang tipis dan berayun-ayun tidak bakalan dan memang tidak ada dalam cerita aslinya.
- Selain itu, inilah yang menarik, sebagai orang yang juga hidup dalam lingkungan keagamaan yang khusus-gereja, Mangunwijaya mencoba mendekonstruksi wacana yang bertalian dengan proses kematian sang tokoh utama.
- “Buka pintu, aku akan memeriksa tawanan, lalu tutup lagi pintu, kunci dari dalam dan kau ikut mengawalku masuk,” kata sang komandan dengan singkat, namun suaranya mengandung perintah yang tidak boleh dibantah.
- Mendengar keluhan suaminya itu, sang isteri maklum bahwa kebekuan itu telah mencair dan sudah tiba saatnya baginya untuk bicara, siap membantu suaminya memikul beban tekanan batin yang menyusahkan hati suaminya itu,
- Benarkah dia sesepuh kerajaan lama seperti yang disebut-sebut Ki Rawe Jembor ketika berbisik-bisik dengan Imo Gantra dan sempat terdengar oleh Wiro? Berarti sang resi mempunyai hubungan sangat dekat dengan Nawang Suri.
- Raja Pengemis itu berpengetahuan luas dan biarpun dai hanya seorang yang berjuluk Raja Pengemis, ternyata dia tiadak pernah merasa rendah diri dan dapat melayani sang Pangeran Mahkota bercakap-cakap mengenai banyak hal.
- Jelas ini merupakan langkah keamanan dan mereka merasa terhormat dipercaya untuk ikut masuk ke dalam tempat yang sesungguhnya terlarang oleh siapapun kecuali sang komandan dan petugas yang melakukan tugas jaga di dalam.
- 3. Karena seluruh URL dalam dokumen yang sudah berubah menunjuk pula ke http://www.attacker.org, tentunya jika sang korban mengikuti link dalam dokumen HTML tersebut, tentunya link baru itu akan melalui pelayan penyerang lagi.
- Suara itu! Tak salah lagi, orang ini pasti Shu Ta. Mana ada dua orang yang serupa segala-galanya, termasuk suaranya? Para pengawal dan prajurit yang membawa dua orang tawanan itupun tidak berani membantah perintah sang panglima.
- “Ada pasangan yang memakai Gedung Joang ’45... Itu kan monumen bagi kaum veteran... Bukannya merendahkan, tetapi sang ‘lokomotif reformasi’, kenapa begitu old fashion? Mau melangkah ke depan, dengan bambu runcing lagi?”
- Di situ dia mencari sarung keris yang dapat dipergunakan untuk rumah Keris Mustiko Geni yang telanjang dan masih berlumuran darah Sri Baginda. Karena di situ memang banyak disimpan berbagai macam keris, dalam waktu cepat sang patih
- Coba bayangkan jika sang raja keluar dengan kaus dalam, kotor, dan kolor (celana pendek), siapa yang akan menanggapinya dengan serius? Desain website anda juga begitu, harus diperlakukan seperti hiasan kue untuk konten raja anda.
- Melalui tulisannya, Maccoby mencoba secara obyektif menjelaskan bahwa tipe kepemimpinan narsisistik tetap bisa efektif jika beberapa kondisi dan persyaratan dipenuhi bukan hanya oleh sang pemimpin tetapi juga oleh para pengikutnya.
- Jangan-jangan orang hendak menipuku lagi, pikir sang Datuk. Karenanya begitu gadis gemuk telanjang itu tinggal dua langkah lagi dari hadapannya, Datuk Lembah Akhirat hantamkan tangan kanannya, iblis Muda Ratu Pesolek menjerit keras.
- Setelah gadis itu bersilat dengan sepasang pedang dengan gerakan indah dan kuat dan cepat sehingga mendapat tepuk tangan kagum dari para penonton, sang ayah lalu melangkah maju dan memberi hormat kepada semua penonton di sekelilingnya.
- Dadi ta sang amegati apus angling, asanggup makacaruaning lawangira mpu Tapawangkeng, satya ta sira, asanggup pinakacaru, marganira muliha marirg Wisubhuwana tumitisa mareng wibhawajanma, mareng madhyapada muwah, mangkana pamalakunira.
- Kepada semua warga dusun, mereka menyatakan bahwa mereka berdua akan menandingi pasukan pengawal Lurah Koa, dan mereka berdua akan menaklukkan sang lurah agar kesewenang-wenangan dan penindasan terhadap warga dusun itu dapat dihentikan.
- "Saya mempunyai sedikit uang untuk menyumbangnya, akan tetapi saya lebih ingin mencoba ilmu silat puteri Paman. Siapa tahu kami berjodoh." Ucapan ini disambut gelak tawa para penonton dan sang ayah memberi isyarat kepada puterinya untuk maju.
- Dia memutar kudanya dan memandang pada selusin pengawal, lalu pada sosok Ki Dukun Japara yang berada di atas seekor kuda, tergeletak melintang tak berkutik karena sebelum berangkat sang patih telah menotok tubuhnya sampai kaku, tak bisa bergerak.
- TETAPI, yang pasti, yang empat tadi bukanlah anak-anak Raja Oidipus dari Tebe: dua orang terbunuh karena berebut tahta, seorang mati merana, dan Antigone dihukum mati dengan dikubur hidup-hidup oleh raja Kreon, karena berani menguburkan sang kangmas.
- Dia cerdik sekali dan andaikata disebutnya Thian-li-pang itu membuat Pangeran Mahkota marah dan mengerahkan pasukan pengawalnya, dia tentu akan bertindak menawan sang pangeran lebih dulu agar dia dan muridnya dapat keluar dari istana itu dengan aman!
- Nama lengkapnya adalah: Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad al-Hilaliy, ia memeluk Islam sebelum Rasulullah berdakwah di daarul Arqam ( rumah Arqam), ia juga berhijrah ke Habasyah, turut pula bersamanya sang istri yaitu Ummu Salamah radhiallahu anhuma.
- Tongkat besi kuning di tangan sang empu menderu laksana titiran, menekan dan mengemplang, menggebuk dan menusuk, membuat Kepala Pasukan itu terdesak dan berseru keras sewaktu akhirnya pedang di tangannya dihantam mental oleh pukulan keras ujung tongkat.
- Akan tetapi, Lurah Koa membayarnya dengan royal, bahkan memberi tempat tinggal kepada Teng-kauwsu. Karena keroyalan sang lurah, maka guru silat Teng ini dengan penuh semangat mengajarkan ilmu silat kepada Koa Hok dan Koa Sek, dua orang putera Lurah Koa itu.
- MESKIPUN permohonan grasinya ditolak presiden, dan pihak kejaksaan bertekad hendak melakukan eksekusi penjeblosan Tommy Soeharto ke dalam bui, dan sudah membuat posko di depan pintu rumah Tommy, sang terpidana 18 bulan lolos belaka (konon sampai Senin saja).
- Yakni, tatkala Presiden Wahid bertemu dengan Presiden Estrada di Istana Malacanang, sang tuan rumah konon menggerutu: "Kita menghadapi problem yang sama, yaitu memiliki wakil presiden perempuan yang...." Akhirnya, ternyata, kedua nyonya itu menggantikan tuan-tuan
- Si nenek Sika Sure Jelantik yang tadinya juga hendak memberi kisikan pada Datuk Lembah Akhirat batalkan niatnya melihat apa yang dilakukan sang Datuk. Sementara Pengiring Mayat Muka Hitam tak mau perduli karena dia lebih mementingkan menggaruk anggota rahasianya.
- Dan ketika ayah sigadis bangkit dari tempat duduknya untuk mendatangi Rasulullah Saw, dari dalam kamar terdengar suara sang gadis bertanya pada ayahnya: siapakah gerangan orangnya yang hendak melamarku kepada kalian berdua? Mereka menjawab serempak: Rasulullah Saw.
- Rumor itu pula yang mencuat belakangan ini, yang berbuntut diserbunya kantor majalah rekan Joko Parepare oleh komplotan pembela sang cukong, yang oleh majalah itu dikabarkan sudah kirim proposal pembangunan kembali Pasar Tanahabang yang terbakar habis baru-baru ini.
- Ilmu tenaga dalam dalam karya Wang Du Lu digambarkan hanya dapat digunakan untuk melompat sampai ke atap rumah, bahkan seringkali diceritakan dalam novelnya sang tokoh melompat hanya sampai ujung atap, bergelantung, baru kemudian naik dan merambat sampai ke atas atap.
- Tetapi hanya sekilas hati-nurani tersentuh oleh kata2 sang brahmana karena secepat itu benaknyapun dihuni oleh keping emas yang menyilaukan mata itu "Baiklah, karena dalam undang2 diperbolehkan denda itu dibayar lain orang, maka emas kuterima sebagai pembayaran denda Gajah"
- "Membuat lagu katamu ya?" kata sang Semut, "Baiklah, sekarang setelah lagu tersebut telah kamu selesaikan pada musim panas, sekarang saatnya kamu menari!" Kemudian semut-semut tersebut membalikkan badan dan melanjutkan pekerjaan mereka tanpa memperdulikan sang Belalang lagi.
- Dia tidak seharusnya hanya mencurahkan perhatiannya untuk membalas kepada orang-orang seperti ketua Jang-kiang-pang dan perwira Khabuli saja, melainkan kepada pusatnya, yaitu kepada pemerintah Mongol, sang penjajah yang menjadi biang keladi kesengsaraan rakyat, kesengsaraannya.
- Contoh lain adalah adanya mailbomb, dimana seorang pemakai dikirimi e-mail bertubi-tubi (katakan ribuan e-mail) dengan ukuran yang besar sehingga sang pemakai tidak dapat membuka e-mailnya atau kesulitan mengakses e-mailnya (apalagi jika akses dilakukan melalui saluran telepon).
- Pangeran Tao Kuang, bersiaplah engkau untuk menerima pembalasanku atas segala kecuranganmu!” bentak pemuda itu yang bukan lain adalah Keng Han. Setelah berkata demikian, tubuhnya melayang dan menerjang ke arah Pangeran Tao Kuang, pedangnya menyambar ke arah leher sang pangeran.
- Dalam keseriusannya memperhatikan setiap kalimat yang terucap dari sang pembicara muda itu, mendadak terngiang ditelinganya suara anaknya menangis karena kehabisan susu, serta sesekali terdengar ocehan Ceu Cucu seorang tukang warung yang telah banyak menyambung hidupnya sehari-hari.
- Orang yang berwatak seperti itu, bukan tidak mungkin kalau juga mengumpankan puterinya sendiri kepada seorang penguasa seperti Bhong-Ciangkun. Diam-diam Goan Ciang merasa jijik membayangkan betapa gadis puteri Yo Ci yang cantik jelita itu dijadikan alat untuk menyenangkan hati sang perwira.
- Mendengar betapa dua orang pemuda yang ia jumpai di kuburan itu kini menjadi pengawal Lurah Koa dan mengalahkan dua puluh lima orang tukang pukul sang lurah, bahkan kemudian memecat dan mengusir semua tukang pukul bersama keluarga mereka meninggalkan dusun, diam-diam Ji Kui Hwa merasa kagum.
- “Nanti dulu, Ciangkun. Kita membicarakan urusan pekerjaan dulu, nanti Ciangkun boleh bicara sepuasnya dengannya.” Ucapan ini saja sudah menunjukkan bahwa agaknya sang perwira memang sudah bersahabat baik dengan puteri majikan itu! Dan teringatlah Goan Ciang akan peristiwa pada malam hari itu.
- mana dia tahu-tahu berada bersama Wiro dan Primarani? Jawabnya lain tidak karena kedua orang itulah tadi yang menimbulkan halangan bagi rombongan Patih Singaranu, setelah terlebih dahulu Pendekar 212 Wiro Sableng menyelamatkan sang dukun dari tabasan pedang perajurit atas perintah Pafih Singaranu.
- Bukankah Siauw Yen pernah menyatakan bahwa gadis itu tidak gentar menghadapi ketua Hek I Kaipang, akan tetapi yang amat lihai adalah puteri ketua itu? Dan sekarang yang berada di dalam kereta hanyalah Coa Kun, sang ketua, bersama seorang kakek dan seorang nenek yang sudah tua renta dan nampak loyo.
- Dengan memperlihatkan ilmu silatnya yang ternyata mampu menandingi ilmu kepandaian Yen Yen, dengan sendirinya para anggota Hwa I Kaipang menjadi kagum dan tentu tidak akan ada yang merasa penasaran kalau nanti mereka mendengar bahwa pemuda yang baru datang itu diangkat menjadi pembantu utama sang ketua.
- MESKIPUN tiga tuduhan yang dilontarkan para seniornya --antara lain bahwa Wahyu Hidayat tidak ikut upacara 17 Agustus di Lapangan Gasibu, Bandung-- dibantah ayah Wahyu, sang putra telanjur tewas akibat menerima 100 pukulan dari 50 seniornya di Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri, Jatinangor, Sumedang, 2 September.
- Ketika Rasulullah Saw mengajak kaum Muslimin untuk turut dalam perang badar untuk memerangi kaum musyrikin ia langsung bersiap, kemudian Khaitsamah berkata pada anaknya yang bernama Sa’d: ajak aku berperang bersamamu, namun sang anak menolak untuk mengajak ayahnya berperang, ia berangkat sendirian dalam perang badar.
- Contoh lain sumber lubang keamanan yang disebabkan oleh kurang baiknya implementasi adalah kealpaan memfilter karakter-karakter yang aneh-aneh yang dimasukkan sebagai input dari sebuah program (misalnya input dari CGI-script2) sehingga sang program dapat mengakses berkas atau informasi yang semestinya tidak boleh diakses.
- Disaat kemurtadan bangsa arab Tufail bin Umar radiallahu anhu berangkat bersama pasukan musllim lainnya untuk memerangi orang murtad, kemudian ia juga ikut dalam perang yamamah turut pula bersamanya sang anak yang bernama Umar, dalam perang yamammah ini Tufail gugur sedangkan anaknya Umar terluka dengan bagian tangan terputus.
- Nama lengkapnya adalah Sa’d bin Ubaid bin Nu’man, ia dikenal dengan Sa’d sang qori (ahli dalam membaca al-Qur’an baik tartil maupun tilawah: penj), ia juga adalah salah seorang sahabat yang hafidz (hafal al-Qur’an 30 Juz: penj) Disaat rasul masih hidup, ia juga termasuk salah seorang sahabat yang gugur dalam perang Qadisiyah.
- Lalu pria itu mendatangi ibu sang gadis (istrinya), iapun berkata: sesungguhnya Rasulullah Saw meminang anak gadis kita, sang ibu menjawab: baiklah sungguh kebahagiaan yang tak terhingga untuk menjadi pasangan hidup Rasulullah Saw, pria itu berkata lagi: namun pinangan itu bukan untuk dirinya sendiri, sang ibu bertanya: lalu untuk siapa?
- Para penjaga itu terheran-heran melihat seorang wanita bercadar minta bertemu dengan sang panglima, akan tetapi, melihat sikap yang sungguh-sungguh dari wanita itu, seorang di antara mereka segera menghadap ke dalam untuk melaporkan kepada The-ciangkun. Kebetulan The Ciangkun masih belum tidur dan sedang bercakap-cakap dengan The Kong puteranya.
- Pendekar Pedang Iblis yang berusia tiga puluh tahun itu, kumpul kebo dengan seorang nenek-nenek berusia hampir tujuh puluh tahun? Sulit kupercaya! Sebenarnya bukan itu yang mengejutkan sang Dewi. Diam-diam dia mengetahui kalau Nenek Kelabang Biru adalah salah seorang momok golongan hitam yang sejak sepuluh tahun terakhir ini malang melintang di daerah selatan.
- Apa lagi ketika kakek Coa muncul dan dengan lantang berteriak memberitahu bahwa pemuda yang tinggi tegap dan gagah itu adalah Siauw Cu, yang delapan tahu lalu kematian orang tuanya kemudian menjadi penggembala ternak milik Lurah Koa dan kemudian melarikan diri karena memukuli dua orang putera lurah itu dan menjadi buronan yang tak pernah dapat ditemukan para kaki tangan sang lurah.
- MESKIPUN trauma bangsa terhadap Orde Baru -- rezim yang berkuasa 32 tahun, dipimpin jenderal besar kelahiran Godean (Yogyakarta), dan dianggap zalim -- belum sirna, R. Hartono menyatakan: “Kalau merasa orang Yogya, dan bangga dengan Yogya-nya, marilah menjadi antek Soeharto!” Itu dikatakan sang Ketua Umum Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), dalam kampanyenya di Sleman (Yogyakarta).
- Pada kebanyakan masyarakat Jawa sudah menjadi sebuah “keniscayaan” bahwa kisah hidup Roro Mendut, yang diyakini pernah ada dan hidup pada masa kekuasaan Sultan Agung di Mataram (abad ke-17), adalah kisah cinta yang tragis di mana seorang perempuan, akibat kekuasaan yang menindasnya, akhirnya harus membuktikan cinta dan kesetiaannya kepada sang lelaki pujaan lewat ritual bunuh diri.
- “Nah, Cu Goan Ciang dan Shu Ta, setelah kalian kini menjadi pimpinan pasukan, berarti menjadi tangan kanan kami, lalu apa yang akan kalian lakukan, peraturan apa yang akan kalian adakan untuk menjamin keselamatan keluarga kami? Sebagai balas jasa, kalian akan kami beri rumah tinggal yang indah, pakaian baru dan banyak, juga segala kebutuhan kalian akan kami penuhi!” kata sang lurah dengan wajah berseri.
- Berlainan dengan Tawang Merto yang menunjukkan kehebatannya maka Adipati Sawung Glingging yang dibantu oleh tubagus Kolokaping sama sekali tidak berdaya menghadapi serangan-serangan Hijau Satu. Sesuai dengan pesan yang diterimanya dari sang Dewi, Hijau Satu tidak mau menciderai Sawung Glingging yang ayah Ningrum itu, sebaliknya serangannya dititik beratkan pada sang calon pengantin pria yang sial. Akibatnya Tubagus Kolokaping menjadi bulan-bulanan hantaman Hijau Satu. Dalam empat jurus saja pemuda itu sudah babak belur dan tergelimpang di tanah.
- Melihat munculnya seorang laki-laki berusia hampir lima puluh tahun yang bertubuh tinggi kurus dan bersikap angkuh, dengan pakaian rapi dan mewah seperti pakaian seorang menteri saja, Goan Ciang segera mengenalnya sebagai Lurah Koa Tong Lun. Akan tetapi, lurah itu sendiri sama sekali tidak mengenalnya dan setelah menatap wajah kedua orang tamu mudanya dengan penuh perhatian, dia memberi isarat dengan tangan mempersilahkan kedua orang pemuda itu duduk, kemudian terdengar sang lurah berkata dengan nada suara seperti seorang raja menegur hamba sahayanya.
- Nama lengkapnya adalah ‘Ashim bin Tsabit bin Abi al-Aqlah, dalam perang uhud ‘Ashim terluka oleh Musafi’ bin Thalhah dan saudaranya al-Jallas bin Thalhah akibat dua buah anak panah yang menembus bagian tubuhnya, kemudian ibunda ‘Ashim yaitu Salafah datang dan meletakkan kepala sang anak diatas pangkuanya, lalu ia bertanya: wahai anakku siapa yang telah melukaimu? Anaknya menjawab: aku mendengar suara seorang lelaki ketika aku diserang, lelaki itu berkata: ambbillah dan saya adalah anak dari Ibnu Abi al-Aqlah, maka kemudian sang ibu bersumpah apabila kepala ‘Ashim diambil, maka ia akan menenggak minuman keras, karena ‘Ashim telah bersumpah untuk tidak akan menyentuh orang musyrik selamanya, atau disentuh oleh orang musyrik.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.