Sunday 22 November 2015

Kali ini kita akan membahas tentang Contoh Kalimat Menggunakan Kata "menatap". Semoga artikel ini bermanfaat, aamiin.

Contoh Kalimat Menggunakan Kata "menatap"


Dengan melihat dan mempelajari contoh-contoh kalimat untuk kata "menatap", kita akan terbantu untuk memahami arti dan pengertian dari kata tersebut. Perlu juga kalian pahami bahwa arti dan makna kata tersebut bisa berbeda untuk kalimat-kalimat yang tidak sama.

Bagaimana membuat kalimat dengan menggunakan kata "menatap" dalam bahasa Indonesia?
Contoh kalimat yang menggunakan kata "menatap" dapat dilihat pada contoh kalimat yang dikumpulkan dari berbagai sumber di internet seperti berikut ini.

Contoh-contoh Kalimat yang Menggunakan Kata "menatap"

  1. Rita matanya kosong menatap kepedupaan.
  2. Goan Ciang menatap tajam dan tersenyum.
  3. Darmini menatap tajam, seperti penghipnotis.
  4. Ki Juru Tenung menatap kembali ke dalam air.
  5. "Bersama Ina?" Dia menatap gadis Jerman itu.
  6. Semua orang menatap tajam, lalu saling pandang.
  7. Dia menatap tak berkesip ke dalam cermin bulat.
  8. Dia bangkit, menatap penuh harap kepada mamanya.
  9. Wawan menatap si gembel dengan beragam perasaan.
  10. Si kakek menatap sesaat pada Wiro lalu menjawab.
  11. Lalu dia menatap ke langit sambil pejamkan mata.
  12. Si kotak-kotak menatap kedua lelaki itu dengan tajam.
  13. Roy menatap Mima yang lagi-lagi mencibirkan bibirnya.
  14. Lantas dia menatap Rangga yang sedari tadi diam saja.
  15. Lelaki berjubah hitam itu menatap mereka satu per satu.
  16. Hulubalang istana itu menatap paras Raden Cokro sesaat.
  17. Rita menatap nisan itu kemudian menaruh bucket bunganya.
  18. "Masih inget sama saya?" Roy menatap mereka tajam sekali.
  19. Roy menatap Ina. Mencoba mencari kebenaran ucapan Jansen.
  20. Namun, jangan menatap langsung ke bola mata setiap orang.
  21. Kay menatap Roy sejenak, tapi terus saja ia meronta-ronta.
  22. Mimi menatap wajah panglima muda itu dalam keremangan subuh.
  23. Wiro menatap sang Dewi sesaat lalu memandang ke bahu kirinya.
  24. Darmini berdiri diambang pintu, matanya menatap tajam sekali.
  25. "Anak-anak tak tahu diri! Kurang pendidikan!" Dia menatap Osahi.
  26. Perwira itu menatap wajah Goan Ciang dengan sinar mata berkilat.
  27. Aku meraba hatiku, tanpa sanggup menatap wajah tampan di depanku.
  28. Dengan geram dia menatap ke arah Wiro yang terikat di atas kereta.
  29. Kubu Marzuki yang bersemangat menatap KLB mulai menyerang kubu lain.
  30. Lalu dia menatap kecapi miliknya yang disandarkan tak jauh dari situ.
  31. Setelah menatap wajah Nawang Suri sebentar lalu dia melangkah ke pintu.
  32. Tommy sedang bermeditasi dengan menatap titik-titik paku dines tersebut.
  33. "Kamu ngomong apa tadi? Oh ya, aku sedang liburan," katanya menatap Rani.
  34. Datuk Lembah Akhirat menatap si nenek dengan pandangan mengejek lalu berucap.
  35. Mendengar keterangan itu Imo Gantra berubah parasnya dan menatap tajam pada Ki.
  36. Roy menatap Ina. Dia cukup kaget begitu menyadari gadis Jerman itu membalasnya.
  37. "Kau.... kau.... kau bukan Cu In!!" Keng Han menatap wajah yang cantik jelita itu.
  38. Siauw Cu mengerutkan alisnya dan menatap wajah sutenya penuh perhatian dan teguran.
  39. Sesaat perempuan bercadar itu menatap wajah si pemuda yang tertutup darah mengering.
  40. Pendekar 212 Wiro Sableng yang duduk tersandar di pohon menatap dengan mata mendelik.
  41. Pangeran Tao Seng mengerutkan alisnya dan matanya yang menatap wajah puteranya berubah bengis.
  42. Kemudian ia menatap Gajah dan bertanya "Bagaimana Gajah, sanggupkah engkau membayar denda itu?"
  43. Lagi-lagi dia menatap Ina. Tidak pernah terpikir olehnya akan terlibat asmara dengan gadis Eropa.
  44. Hemmm, untuk apa bercerita ten­tang diriku padamu? Sepasang mata itu menatap tajam penuh selidik.
  45. Hijau Satu ingin sekali melihat apa yang terjadi, namun dia tak berani menatap wajah pimpinannya itu.
  46. Kau melihat apa? bentak gadis itu dan Keng Han baru menyadari bahwa terlalu lama dia menatap wajah itu.
  47. Wajah Shu Ta menjadi kemerahan tetapi dia mengangkat muka, menatap wajah kakak beradik itu dengan berani.
  48. Sesaat patih lanjut usia itu menatap wajah Ki Dukun Japara lalu berpaling pada Perwira Muda disamping-nya.
  49. Roy cuma bisa menatap drama kehidupan yang sedang dilakoni Kay, bocah hitam dekil, dari kerumunan orang-orang.
  50. Ki Juru Tenung alias Mangkutani berdiri di depan meja sambil matanya menatap ke dalam air di atas piring tanah.
  51. Aku bicara tentang perasaanku padamu.” Roy memegang jemari Ina. Matanya yang masih sayu mencoba menatap tajam.
  52. "Dan kamu tahu kan jika kita menitipkan sesuatu, parkir misalnya, mesti ada imbalannya, kan?" Ayu menatap Rangga.
  53. Bagaimana? Maukah kamu menghabiskan sisa hidupmu bersamaku?” pinta Jaka sambil menatap gadis di sampingnya itu.
  54. Dua dara yang baru datang tidak segera menjawab teguran sahabatnya itu, keduanya justru menatap tajam-tajam pada Adi Sara.
  55. Berpaling ke kiri dilihatnya Dewi Lembah Bangkai tegak bersandar ke dinding, sepasang mata dibalik cadar menatap ke arahnya.
  56. Ini cara pengamatan yang aman karena menatap langsung ke matahari dapat membuat kebutaan seketika karena terbakarnya retina.
  57. Kini gadis itu menatap wajah Goan Ciang dengan penuh selidik, wajahnya sendiri berseri dan senyumnya menggoda dan manis sekali.
  58. Gadis itu harus mengangkat muka untuk menatap wajah Goan Ciang. Dua pasang mata saling tatap, bertaut seperti saling menyelidiki.
  59. Pelan Tommy membuka matanya, kemduian membalikkan badannya telentang menatap langit-langit, matanya kosong seperti orang terkena hipnotis.
  60. Muka tukang nujum yang pucat, matanya menatap tidak kalah tajam dengan pengendara kereta jenazah, kemuudian senyum menyeringai seperti setan.
  61. Tommy yang menunduk menatap kakaknya, sorot matanya aneh, kemudian dia senyum, sebenarnya hampir tidak lagi merupakan senyum, tapi sebuah saringai.
  62. “Hemm, lalu sekarang setelah kalian menduduki Nan-king, apa yang akan kalian lakukan kepada kami, Shu-Ciangkun?” katanya sambil menatap wajah Shu Ta.
  63. "Gila! Elu mukul gua, Roy?!" Setengah tidak percaya dia menatap Roy. "Oke, kita olahraga sejenak, Roy! Minggir, minggir!" "Ayo, Roy!" Dia menendang.tanpa terduga.
  64. Walaupun matanya masih tetap menatap Raden Cokro namun ekor matanya melirik ke sudut ruangan di mana tergantung sehelai kain berwarna gelap, berukuran pendek dan berbentuk aneh.
  65. Hmmm... sungguh sulit dipercaya kalau Dewi yang memerintahkan begitu! Dua dara itu menatap tajam-tajam pada Hijau Satu. Aku yakin ada hubungan tertentu antara kau dan pemuda ini, Hijau satu...
  66. “Tidak. Akan tetapi aku mempunyai sebuah pertanyaan yang kuharap engkau suka menjawabnya dengan terus terang.” kata Keng Han matanya tidak berkedip menatap wajah Pangeran Tao Seng sehingga dia menjadi resah juga.
  67. DEWI LEMBAH BANGKAI menatap ayah dan anak itu beberapa lama lalu berkata: Adi Sara, aku menghargai maksudmu yang tidak ingin meninggalkan lembah ini setelah kau berkumpul lagi dengan ayahmu, bahkan mendapatkan kembali kekasihmu Ningrum.
  68. Subjective shot Rita, kamera berjalan makin dekat dan makin dekat pada pemain piano, pada jarak yang dekat berhenti bertepatan dengan tubuh itu membalik... Herman dengan mukanya yang rusak, matanya membelalak putih semua, menatap tajam pada Rita.
  69. Kini gadis itu mengerutkan alisnya dan pandang matanya mencorong menatap wajah Shu Ta. “Saudara Shu, jangan engkau sembarangan saja bicara, seenaknya saja menuduh kami! Kami dilahirkan dalam keluarga ayah kami dan sejak kami lahir, ayah kami sudah menjadi menteri.
  70. “Omitohud, agaknya suheng Bouw In hendak melanjutkan langkahnya yang menyimpang dari kebenaran!” kata Lauw In Hwesio dan kini, tidak seperti biasanya, dia mengangkat muka dan menatap wajah suhengnya itu dengan pandang mata tajam bersinar-sinar, penuh rasa penasaran.
  71. Saudara Cu ini apakah mampu untuk memimpin semua mandor dan menjamin keamanan di sana? Dibutuhkan seorang yang benar-benar tangguh untuk pekerjaan seperti itu, paman!” Pandang mata Bhong-Ciangkun kini penuh selidik menatap wajah Goan Ciang, alisnya berkerut dan sikapnya penuh kesangsian.
  72. Sepasang alis yang indah bentuknya ditambah penghitam alis itu berkerut semakin dalam dan sinar matanya menatap wajah kedua orang muda itu bergantian, lalu terdengar berkata, “Begitu mudahnya? Sumoi, lupakah engkau bahwa aku adalah pengganti gurumu, keluargamu, bahkan orang tuamu? Begitu saja engkau hendak menjadi isteri orang tanpa memperdulikan aku?”
  73. Melihat munculnya seorang laki-laki berusia hampir lima puluh tahun yang bertubuh tinggi kurus dan bersikap angkuh, dengan pakaian rapi dan mewah seperti pakaian seorang menteri saja, Goan Ciang segera mengenalnya sebagai Lurah Koa Tong Lun. Akan tetapi, lurah itu sendiri sama sekali tidak mengenalnya dan setelah menatap wajah kedua orang tamu mudanya dengan penuh perhatian, dia memberi isarat dengan tangan mempersilahkan kedua orang pemuda itu duduk, kemudian terdengar sang lurah berkata dengan nada suara seperti seorang raja menegur hamba sahayanya.

Bagaimana teman-teman? jika kalian punya kalimat lain, silahkan tambahkan di kotak komentar.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.