Saturday, 6 February 2016

Kali ini kita akan membahas tentang Contoh Kalimat Menggunakan Kata "semak". Semoga artikel ini bermanfaat, aamiin.

Contoh Kalimat Menggunakan Kata "semak"


Bagaimana membuat kalimat dengan menggunakan kata "semak" dalam bahasa Indonesia? Dengan melihat dan mempelajari contoh-contoh kalimat dari kata "semak", kita akan terbantu untuk memahami arti dan pengertian dari kata tersebut. Perlu juga kalian pahami bahwa arti dan makna kata tersebut bisa berbeda untuk kalimat-kalimat yang tidak sama.

Untuk lebih jelasnya, contoh kalimat yang menggunakan kata "semak" dapat dilihat pada beberapa kalimat yang dikumpulkan dari berbagai sumber di internet seperti berikut ini.
Membuat Kalimat dari kata

Contoh-contoh Kalimat yang Menggunakan Kata "semak"

  1. Namun sampai dibalik semak binatang tersebut menghilang.
  2. Dia masuk ke balik semak belukar itu, memandang berkeliling.
  3. Cepat dia menyelinap dan bersembunyi di balik semak belukar.
  4. Tiba-tiba dia melihat seekor kijang muda muncul dari semak belukar.
  5. Batu-batu besar menyembul dian-tara kerapatan pepohonan dan semak belukar.
  6. Di balik rerumputan semak belukar Wiro membantu Nawang Suri duduk di tanah.
  7. Secepat kilat Wiro melompat ke balik semak belukar di dekatnya lalu menghambur lari.
  8. Disambarnya tubuh Nawang Suri lalu digotongnya ke balik serumpunan semak belukar lebat.
  9. Pohon dan semak langsung terbakar lalu berubah menjadi debu berwarna merah, hitam dan hijau!
  10. Pemuda berpakaian putih tampak melangkah ke arah semak belukar yang tadi dirambas Hijau Dua.
  11. Setan Ngompol terpental jatuh di antara semak belukar, mengeluh tinggi dan terkencing-kencing.
  12. Memandang berkeliling hanya kepekatan dan pohon-pohon serta semak belukar menghitam dilihatnya.
  13. Dari dalam segerombolan semak Shu Ta mengeluarkan segulung tali yang dipasangi kaitan di ujungnya.
  14. Beberapa pohon kecil dan semak belukar rambas namun si pembokong telah lebih dahulu melarikan diri.
  15. Adi Sara terguling-guling ke bawah, lenyap diantara semak belukar dan lebatnya daun-daun pepohonan.
  16. Tak sanggup menyaksikan kengerian ini, sementara tubuh kawannya menyangsrang diantara semak belukar.
  17. Dua pukulan maut lewat menghantam udara kosong lalu menghajar pohon dan semak belukar di belakang sana.
  18. Dia menunjuk ke sebuah jalan kecil berbatu-batu yang selama ini tersembunyi dikerimbunan semak belukar.
  19. Merambas semak belukar dan pepohonan di tepi jalan, membuat debu pasir dan bebatuan beterbangan ke udara.
  20. Keng Han mendekati mereka. Setelah tiba di balik semak dekat gua, dia lalu mengambil beberapa buah batu kerikil.
  21. Kakek itu agaknya hafal akan jalan di situ, dia menyusup-nyusup dan menyelinap di antara pohon dan semak belukar.
  22. Ketika tiba di kaki bukit, tiba-tiba wanita itu manarik tangan Keng Han, diajak bersembunyi di balik semak belukar.
  23. Ki Rawe lemparkan sosok tubuh yang kaku itu ke dalam semak belukar lalu mengusir kuda yang kini tak bertuan lagi itu.
  24. Agaknya Nio-cu didatangi banyak orang dan terjadi per­gulatan, pikirnya, melihat banyak semak dan pohon kecil yang rusak.
  25. Akan tetapi, ketika mereka tiba di dekat semak belukar, nampak bayangan orang berkelebat dan sinar pedang berkilat menyambar.
  26. Lantai hutan kaya akan semak belukar dan tumbuhan perdu, di tempat terbuka dapat ditemukan terna yang indah (Whitten dkk, 1999).
  27. Hatinya diliputi keharuan melihat kuburan ayah ibunya tidak terawat, penuh dengan rumput alang-alang menjadi seperti semak belukar.
  28. Dia sendiri kemudian turun dari kuda, menyelinap dibalik-balik pepohonan dan semak belukar, bergerak mendekati bangunan bertingkat dua.
  29. Dia mengajak dua orang pelarian itu bersembunyi di belakang semak yang jaraknya sekitar lima puluh meter dari pagar tembok dan menanti.
  30. Dia pun tidak tahu bagaimana nasib temannya yang ditinggalkan dibelakang semak dalam keadaan tidak bergerak seperti sudah menjadi mayat.
  31. Lalu dia merambas semak belukar di kanan jalan kemudian secepatnya menyeberang ke kiri jalan dan mendekam di balik serumpunan pohon bambu.
  32. Goan Ciang dan Hui Yen cepat keluar dari balik semak belukar, berlari mendekati pagar tembok dan Goan Ciang segera melemparkan ujung tali yang ada kaitannya ke atas.
  33. Walau tidak bisa dipercaya tapi memang di kejauhan, di antara kerapatan pepohonan dan semak belukar, di satu tempat yang agak terbuka, di bawah curahan hujan lebat kelihatan nyala api obor!
  34. Karena perhatiannya terpecah belah, memperhatikan kejaran penduduk dan mencari jalan diantara gerumbul pohon dan semak yang penuh onak, sampai ia tak dapat meneliti jalanan yang ditempuhnya.
  35. Setelah tiba tak jauh dari semak belukar itu, si timpang itu ber­henti melangkah dan kepalanya dimiring­kan seolah-olah dia menggunakan ke­tajaman pendengarannya untuk mendengar­kan sesuatu.
  36. Nampak beberapa ekor kelinci dan kijang me­nyeberangi semak dengan hati-hati sekali, telinga mereka membantu mata yang menoleh ke kanan kiri, kemudian mereka melanjutkan jalan menuju ke semaklain.
  37. Para pengejarnya semakin dekat dengannya dan dalam kegugupannya, ke­tika kudanya berlari menyusup semak berduri, dia pun tersangkut dan tak da­pat dicegah lagi dia pun terlempar jatuh dari atas kudanya!
  38. Sebelum dia bisa berbuat apa-apa, tubuhnya sudah terbetot dari atas kuda, jatuh ke bibir lembah lalu tertarik dan terseret sepanjang lereng lembah akhirnya lenyap diantara semak belukar dan kerapatan pepohonan.
  39. Dia berlari sambil menyusup-nyusup di balik semak-semak agar tidak nampak dari jauh, tidak perduli betapa kulit tubuhnya yang sudah hampir tidak tertutup pakaian yang robek-robek kini menjadi babak belur oleh semak belukar.
  40. Juga dia teringat akan janjinya bahwa dia akan mengampuni pemuda itu kalau mam­pu menahan sepuluh jurus serangannya, maka sambil mendengus marah dia mem­balikkan tubuhnya dan sekali melompat dia sudah hilang di balik semak belukar.
  41. UDARA PAGI yang seharusnya penuh kesegaran itu justru sama sekali tidak dirasakan Pendekar 212 Wiro Sableng ketika pengejarannya berakhir di pinggir lembah yang merupakan jurang dalam penuhsemak belukar dan batu-batu besar bertonjolan disana-sini.
  42. Bu Tong dan Siu Lan bersorak gembira lalu mereka meloncati sungai kecil itu untuk mengambil hasil anak panah mereka. Akan tetapi baru saja mereka mencabut anak panah dari tubuh dua ekor kijang itu, muncul belasan orang yang berlompatan dari balik pohon-pohon dan semak belukar.
  43. Hampir tiga tahun yang lalu dia merantau sampai ke daerah Secuan, menyusuri sepanjang sungai Yang-ce. Pada suatu senja, ketika dia mendayung sebuah perahu kecil sederhana yang dibelinya dari seorang nelayan, tiba-tiba dia mendengar jerit seorang wanita di pantai yang sunyi dan penuh semak belukar itu.
  44. Yen Yen dan Siauw Cu dapat menyelinap dan bersembunyi di balik semak belukar, mengintai keluar! Nampak sinar obor dan bermunculan puluhan orang dari bawah, orang-orang yang memegang obor dan senjata tajam, jelas di bawah sinar api itu nampak orang-orang berpakaian perajurit dan mereka berpakaian tambal-tambalan serba hitam.
  45. Dibalik kerapatan dedaunan pepohonan dan semak belukar di dalam lembah, dia melihat belasan sosok tubuh yang telah membusuk, ada yang hanya tinggal tulang-belulang saja, tergantung di cabang-cabang pohon! Mayat-mayat manusia! Itulah bangkai yang menebar bau busuk menyesakkan jalan pernafasan! Lekas lemparkan pemuda itu! teriak perajurit itu.
  46. Dia menyusup-nyusup di antara semak belukar dan pohon-pohon, dan ketika dia tiba di tengah hutan kecil itu, dia melihat tiga orang laki-laki sedang menggumuli seorang wanita! Wanita itu meronta-ronta, akan tetapi tidak mampu menjerit lagi karena mulutnya didekap tangan, pakaiannya koyak-koyak dan nyaris tiga orang laki-laki itu mencapai niat keji mereka, yaitu memperkosa wanita itu.
Bagaimana sobat? mudah-mudahan kalimat di atas dapat membantu kaian. Jika punya kalimat lain, silahkan sobat tambahkan di kotak komentar.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.