- Goan Ciang memberi hormat sambil duduk.
- Liu Bi bangkit berdiri sambil merintih.
- Dia berlari terus sambil makan ular itu.
- Tampak Kay meronta-ronta sambil menangis.
- Ulama mundur sambil mulutnya komat-kamit.
- Roy berkelit sambil memaki, "Batak, lu!”
- Gisela tersenyum sambil melirikku menggoda.
- Pedang Iblis terpental sambil pegangi dada.
- Wiro mengangguk sambil menepuk pinggangnya.
- Ketemu Jean Coteau sambil minum cappuccino.
- Mereka mengelak sambil menggerakkan pedang.
- Dia menghambur sambil lepaskan satu jotosan!
- Lari sana lari sini sambil berteriak-teriak.
- Wawan tersenyum sambil merogoh saku jaketnya.
- Kini Bouw In menjawab sambil tersenyum tenang.
- Roy menggeleng sambil membuka kedua lengannya.
- Roy mendengarkan saja sambil tersenyum-senyum.
- Katanya sambil menyeka wajah dengan saputangan.
- Mereka berjabat tangan sambil menyebutkan nama.
- Itu adik Kay! pekik Roy sambil buru-buru turun.
- Dia memandang api dan melamun sambil melenggut.
- Roy menggeleng sambil menyelesaikan sarapannya.
- Yang ditanya mengiyakan sambil anggukkan kepala.
- Lantas kita sholat Ied sambil ngeceng! Aih, aih.
- Lalu dia menatap ke langit sambil pejamkan mata.
- kata Keng Han sambil menutupkan kembali bajunya.
- Patih ini masih berusaha bangkit sambil mengacung
- Dialog itu diucapkan sambil jalan menuju kerumah.
- “Tentu saja!” jawab Cia Kun sambil tersenyum.
- Roy berjalan di muka sambil geleng-geleng kepala.
- Ina tampak tenang-tenang saja sambil menjaga diri.
- Mereka menggelengkan kepala sambil mengangkat bahu.
- Roy menyapanya, "Mau ke mana, Mbak?" sambil menarik.
- "Jerman," gadis bule itu menegaskan sambil mendelik.
- "traveling sambil menulis artikel dan membuat novel.
- Senyum riangnya muncul sambil mengacungkan ibu jari.
- Dia menari-nari sambil mengacung-acungkan golok itu.
- Dia mengayun goloknya dengan penuh sambil membentak.
- Ah, ini baru kejutan! ujar Wiro sambil garuk kepala.
- Langsung dia menyapa sambil pegang bahu gadis gemuk.
- Engkau keras kepala! Nio-cu berkata sambil tersenyum.
- Lalu melepaskan cekalannya, sambil membalikkan badan.
- "Kalau naik kelas!" Rina mengingatkan sambil tertawa.
- Roy cuma bisa meringis sambil memaki-maki dalam hati.
- Saling meninju bahu masing-masing sambil tertawa-tawa.
- Orang di atas meja berteriak sambil berkacak pinggang.
- "Nama saya Roy!" sambil makan dia memperkenalkan diri.
- Dia membeli sebungkus rokok sambil mengorek informasi.
- Gadis itu menggeleng kepala perlahan sambil tersenyum.
- Gadis itu memandang kepada Goan Ciang sambil tersenyum.
- Mereka duduk-duduk di teras sambil menikmati teh panas.
- "Benarkah itu kau?" tanyanya sambil mengulurkan tangan.
- Disajikan sambil bercerita berpetualang keliling dunia.
- "Aku ada, kok," tambahnya sambil naik ke jok Vespa biru.
- Roy mengangguk, sambil tersenyum, "Mari, Mbak," katanya.
- Nuni hanya berteriak-teriak sambil menggendong si kecil.
- Baiklah, sambil menunggu aku akan lanjutkan pembelaanku.
- Lepaskan," katanya sambil tersenyum pada kedua adik Kay.
- Bila Anda ingin bergoyang, ikuti irama sambil berdendang.
- “Tidak, Ayah.” kata Cu In sambil menundukkan mukanya.
- "holy sih holy," gerutu Roy sambil membawa Ina menyingkir.
- Mari kita beristirahat sejenak sambil makan bekal kita.”
- Keenam anjing itu mengerubungi kuda sambil terus menyalak.
- Rita datang sambil mengelap mulutnya dengan kertas tissue.
- Sambil mengelak dia pun membalas sambil mencabut pedangnya.
- Nuni mempertahankannya sambil meronta dan berteriak-teriak.
- Kirimi aku puisi, ya!" pintanya sambil menutup pintu mobil.
- Si Rangga memandang anak kecil itu sambil menghapus matanya.
- “Bohong!” bentak Yo Han Li sambil menghampiri orang itu.
- "Ih, engkau nakal, In-moi!" kata Keng Han sambil menciumnya.
- Tao Seng membangunkan Kalucin sambil membebaskan totokannya.
- Dia mengganti pakaiannya sambil berpikir: Sableng kamu, Roy!
- Pelayan hotel itu tersenyum penuh arti sambil melirik ke Ina.
- Wanita itu meminta rokok kepada Roy, sambil mengerling genit.
- "Kau dengar itu, Han Li?" kata Kai-ong sambil tertawa girang.
- Dia menggunakan bahasa isyarat sambil memperlihatkan bukunya.
- kata mereka berdua sambil membentur-benturkan dahi ke lantai.
- Siapa bilang aku menghalangi! sahut Wiro sambil garuk kepala.
- “Mudah-mudahan begitu,” kata Wawan sambil memejamkan mata.
- Apalagi sambil menguap, wuih, rasanya semua beban jadi hilang.
- "Roy pergi, Ma," suaranya pelan sambil mencium kening mamanya.
- Mendengar ini, Siauw Cu segera memberi hormat sambil berlutut.
- Dewa Ketawa angkat-angkat dua tangannya sambil tertawa girang.
- Toni tampak sedang asyik mengunyah coklat sambil membaca buku.
- C.3. Bermain sambil belajar bisa di lakukan melalui aktivitas.
- Keingintahuannya besar sekali," ujar gadis itu sambil tertawa.
- Siska membantu Toni berdiri sambil menghibur hatinya yang luka.
- Pek Mau Lokai memandang kepada Siauw Cu sambil tersenyum lebar.
- "Okay guys, kita pesta sekarang!" katanya sambil menginjak gas.
- Tiga orang ketua cabang juga memandang keluar sambil tersenyum.
- Begini, kan?" tanyanya sambil berteriak-teriak di tengah jalan.
- Mereka tiarap sambil berpegangan pada kayu-kayu di bagian muka.
- Huh! Itu saja yang keluar dari mulutnya sambil menendang kaleng.
- “Terima kasih, Bengcu.” kata Tunghai Lo-mo sambil tersenyum.
- Dia mundur dua tindak, sambil mendekap erat-erat bayi mungilnya.
- Shu Ta mengelak ke samping sambil menangkis, lalu balas menyerang.
- Mereka menadahkan kedua tangannya, sambil mulutnya berkomat-kamit.
- Datuk, kau tak usah khawatir! jawab Sutan Alam sambil menyeringai.
- Terus sambil menyiram, Siska meminta Toni menceritakan tragedi itu.
- Pintu ini kemudian digedornya berulang kali sambil terus berteriak.
- Roy sendiri membantunya dengan nyala senter sambil turun hati-hati.
- IRAADA dilambangkan dengan posisi membungkuk sambil memegang lutut.
- Apalagi melihat Kwi Hong malu-malu duduk sambil menundukkan mukanya!
- "Ayo, ikut aku," katanya sambil menyeret tanganku agar mengikutinya.
- Betul Kek, jawab Bululani sambil melirik pada orang bercadar kuning.
- "Kalian tahan duduk di perahu?” tanya si nakhoda sambil tersenyum.
- Si sopir memeriksa keaslian uang kertas itu sambil mengendarai bajaj.
- Sebelum jatuh, sambil memaki perempuan tua ini cepat melompat mundur.
- Nelayan-nelayan tertawa sambil menunjuk-nunjuk segerombolan ikan itu.
- Aku juga! teriak Dewa Ketawa sambil mesem-mesem lalu tertawa bergelak.
- Ia berteriak dan maju sambil mengirim serangan dengan pukulan-pukulan.
- Aku tidak takut kepadamu! Kata Kwi Hong sambil mencabut pedangnya.
- “Sumoi... tunggu dulu...!” seru Koa Sek sambil mendekati sumoinya.
- Aku pasti sembuh! kata si muka hitam dalam hati sambil tersenyum lega.
- "Kalau Teteh nggak ada, ya sudah!" kata Rangga kesal sambil ngeloyor .
- Tapi baik aku akan menjawab pertanyaanmu! sahut Wiro sambil menyengir.
- "Kalau begitu, sambil menunggu, kita bisa rame-rame menyanyi: Don't cry
- Tommy berteriak-teriak, sambil mundur-mundur, kemudian menutup mukanya.
- Minyak ajaib! ujar Adi Sara sambil memandang keheranan pada Hijau Satu.
- Ia berjalan di belakangnya sambil menyembunyikan mukanya yang bercadar.
- Mereka kadang berangkulan sambil mempertontonkan adegan-adegan sensual.
- Suhu....! Keng Han menangis sambil memeluk tubuh yang masih hangat itu.
- Alangkah mesranya, Keng Han!” Bi-kiam Nio-cu mengejek sambil tertawa.
- "Hai, Cewek!" goda si bandel konyol sekali, sambil mengedipkan matanya.
- Dan yang tidak tahu etiket, mencolek lengan si kacamata sambil tertawa.
- "Ton, aku masih sobatmu, kan?" katanya sambil memegangi kedua bahu Toni.
- Tinggal kini Pendekar 212 yang tegak tertegun sambil garuk garuk kepala.
- Aku mengaku kalah!” kata Cia Kun sambil menghampiri adik misannya itu.
- Ki Juru Tenung tertawa lebar sambil usap-usap perutnya yang kempes peot.
- Sang patih mengambil panah itu, menimang-nimangnya sambil memperlihatkan.
- Tao Kuang, apa artinya semua ini! seru kaisar sambil mengerutkan alisnya.
- “Rangga, pinjem buku, dong!" teriak Toni sambil menyebutkan judul buku.
- Dokter Bram membentangkan kedua tangannya, sambil meminta maaf pada Mama.
- “Tidak perlu bertanya, ikut saja,” kata kakek itu sambil menyeringai.
- "Okelah kalau begitu," kata Iis sambil menulis sesuatu di secarik kertas.
- Kakek Segala Tahu terpaksa melompat mundur sambil keluarkan seruan kaget!
- Ki Rawe Jembor mengejar sambil lepaskan sekali lagi pukulan tangan kosong.
- Nabi Adam memegang bahu ARKHYTIREMA yang kokoh, sambil memandang wajahnya.
- Aku akan menjaga di luar gua sambil menjaga agar api unggun tidak padam.
- Lalu Roy masuk ke kamar sambil menggosok-gosokkan rambutnya dengan tangan.
- Menyalami dan memberi ucapan selamat sambil berpesan: dua anak saja cukup.
- Orang tua yang malang itu terhuyung nanar sambil menggapai-gapai ke udara.
- Dia tengah asyik memandangi garis-garis hujan, sambil menikmati filternya.
- Rangga mengangguk sopan sambil menanyakan apakah putri si ibu ada di rumah.
- "Tong-ko, aku heran sekali melihatmu." kata Niocu sambil melangkah perlahan.
- Di teras beberapa orang Israel sedang duduk-duduk main kartu sambil tertawa.
- Hayo Bu Tong, mulailah dengan seranganmu! kata Lo Cit sambil tertawa senang.
- “Engkau benar dan lakukanlah!” kata kakek pengemis itu sambil tersenyum.
- katanya sambil memperlihatkan pedang bengkoknya yang berada di pinggangnya.
- Sesama anggota PDI uber-uberan soal gubernur pun cuma dilirik sambil tiduran.
- Siska menyiram tanaman dan Toni menemaninya bercerita sambil duduk di bangku.
- Mereka bersenda gurau dengan penduduk sambil membersihkan badan dari pewarna.
- Jika banjir datang, ia pun untuk sementara libur sambil menunggu banjir surut.
- “Berikan kepada ketua Hwa I Kaipang,” bisik Shu Ta sambil memberi sedekah.
- “Tentu saja tidak!” akhirnya lurah itu berkata sambil mengerutkan alisnya.
- Keng Han teringat dan dia pun memberi hormat sambil berkata, Baiklah, Sui!
- Apakah kau pandai memainkannya? tanya Prantisari sambil menyerahkan kecapinya.
- Kakak beradik itu saling pandang dan Mimi bertanya sambil mengerutkan alisnya.
- Tan Sian Li menghadapi Tung-hai Lomo sambil berkata lantang, suaranya mengejek.
- Berpuluh penduduk mengepung rapat dan bersorak-sorak sambil ayunkan senjatanya.
- Anak kecil berusia sepuluh tahunan itu meloncat sambil menggigit sebuah bandul.
- Aku tersontak dan hanya diam sambil berdiri mengambil mengambil jaket di kursi.
- Utusan Raden Cokro terpaksa mengikuti sambil tiada hentinya mengeluh kesakitan.
- jawab Yo Han sambil menghampiri patung dan mencabut pedang isterinya dari situ.
- “Selamat tinggal, Keng Han.” kata Cu In sambil menerima pedang bengkok itu.
- Dia berlari terus sambil kadang menangis kadang tertawa, atau berteriak-teriak.
- Itulah yang akan kuajarkan kepadamu sambil melakukan perjalanan ke kota raja.”
- Apa yang ada dalam benakmu Ki Juru Tenung?! tanya sang Datuk sambil menyeringai.
- Setelah itu hajar beberapa musuh sambil menunggu kapal membukakan jalan untukmu.
- Yang sedang mandi pun sambil bersenda gurau mengeringkan badannya dengan handuk.
- Dan kini dia menghambur ke arah Raden Cokro sambil menghunus sebilah pisau besar.
- "Males, Ma. Biar mereka yang ke sini," kata Rangga sambil memutar TV hitam-putih.
- "Sorry , saya terlambat, Ina," katanya menyesal sambil mengangguk pada si pemuda.
- Semua pangeran mendengarkan sambil menundukkan muka dengan sikap hormat dan taat.
- "Kalau dikasih coklat lagi, masih ngebohong nggak?" ledek Rangga sambil nyelidik.
- Begitu melihat puterinya, Nyonya Ji segera menubruk dan merangkul sambil menangis.
- Tak lama kemudian masuklah Jagal iblis Makam Setan sambil memanggul sesosok tubuh.
- “Nih, bagi-bagi!" katanya sambil melemparkan bungkus rokok itu ke dalam tahanan.
- "holy, Roy!” sambil mencorengi lagi wajah Roy, yang sudah bersih dengan pewarna.
- Dia tidak jemu-jemunya memohon pengertian kelompok anak muda itu sambil minta maaf.
- Berjalan ngeloyor sambil memaki-maki juga pada orang-orang yang cuma menonton saja.
- Wawan bergerak mendekati dengan geram sambil matanya terus bergerak ke sana kemari.
- Ngobrol sambil membakar singkong di pedalaman begini, tak terbayar kan dengan uang!
- "Sayang Roy mundur setahun." Wanita itu memandang kepada anaknya sambil tersenyum.
- Han Li lalu bertanya sambil mencabut pedangnya, ditodongkan ke arah dada orang itu.
- Mereka berjalan bagai sedang jaipongan saja, sambil melirik Roy, dan berbisik-bisik.
- Mereka akhirnya mencuci bersama-sama sambil bercerita tentang sekolah masing-masing.
- Dia hanya duduk di batang pohon yang tumbang sambil mempermainkan geretan Zippo-nya.
- Dia melompat mundur sambil keluarkan senjatanya, sebilah golok pendek berhulu gading.
- Spider terus tertawa-tawa sambil membayangkan gelas mereka akan diisi apa lagi nanti.
- Orang-orang yang berkerumun membentuk lingkaran bersorak-sorak sambil ikut bergoyang.
- Andamsuri sendiri terjajar beberapa langkah ke belakang sambil mengerenyit kesakitan.
- Perwira Muda Primadi hanya bisa memaki panjang pendek sambil membanting-banting kaki.
- "Mudah-mudahan Dodo sudah punya cewek bule, Ayu," Rangga meralat sambil tertawa kecil.
- “Enci Cu In, engkau melamun?” tiba-tiba Han Li menegur sambil menyentuh tangannya.
- Di samping kanan kereta Dewa Ketawa duduk di atas keledai kurus sambil mengumbar tawa.
- “Beat them..., beat them...!” MH menyanyikan Beat It sambil meliuk-liuk gaya Jacko.
- "Santapan lezat berlimpah-ruah, euy!" pekik para koruptor sambil berjingkrak kegirangan.
- “Kemarin malam." kata Rangga sambil menjajari langkah si manis dengan berjalan mundur.
- Menghangatkan badan sambil ngobrol dengan bir dan lagu-lagu Jim Morrison dari The Doors.
- "Kereta gerbong ini berangkat lagi nanti malam," kata Wawan sambil membantu Narto turun.
- Aku masih memiliki seguci arak, kata Souw Cu In sambil melepaskan buntalan pakaiannya.
- menyusupkan dua pukulan sakti sambil coba merampas kecapi di tangan Dewi Lembah Bangkai!
- Ceritanya pagi itu seperti biasa Djo Koplak pergi ke kampus sambil mengendarai motornya.
- Dia menceritakan sebab perkelahian dan hwesio itu mendengarkan sambil mengangguk-angguk.
- Nanti punggungmu sakit lagi," tegur cowok itu marah, sambil berjalan menghampiri Dinsha.
- “Heiii! Apa yang kaulakukan ini, Ji-wangwe!” bentak Swat-hai Lo-kwi sambil menangkis.
- “Haiiiiit....,!” Swat-hai Lo-kwi mengeluarkan tenaga saktinya sambil memekik dahsyat.
- Tapi ada juga yang cukup mengucap syukur sambil memikirkan tes ke perguruan tinggi nanti.
- Dengan tangan kirinya ia mendorong pundak kakek itu sambil mengerahkan tenaga sinkangnya.
- akhirnya Kaisar berkata sambil mengangguk walaupun merasa heran akan sumpah yang aneh itu.
- Karena itulah aku turun tangan membantu mereka!” Jawab Nio-cu sambil tersenyum mengejek.
- Kalianlah yang bersalah, bukan kami!” tangkis Tang Hun sambil tertawa, wajahnya berseri.
- “Dengan ini!” Lam-hai Koai-jin berteriak marah sambil menggerakkan tangkai pancingnya.
- Cu Goan Ciang memang sengaja hendak mengulur waktu sambil menunggu datangnya bala bantuan.
- “Ada perlu apa, Rina?” kata wanita itu sambil meneliti lelaki yang berdiri di depannya.
- “Duh, betapa malang nasibmu, Nak!” kata bapak tetangga itu sambil menggendong Samudera.
- Mereka bersenda-gurau di jalan tanah perkampungan sambil mengeluhkan soal upah yang rendah.
- “Cu Goan Ciang, majulah dan cabut senjatamu!” bentak Kui Hwa sambil mencabut pedangnya.
- Pangcu, mohon maaf sebesar-besarnya! kata mereka sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
- "Saya mahasiswi seni rupa di Berlin," katanya sambil memberikan bukunya yang lain pada Roy.
- Tiga orang murid itu merangkak ke depan kaki Kwi Hong dan memberi hormat sambil berlutut.
- Anak kecil itu sedang membayangkan duduk di rumah panggung sambil memperhatikan persawahan.
- Istirahat sebentar sambil menikmati energi mengaliri tubuh Anda dari kepala hingga ke kaki.
- "Baiklah. Nah, saya sudah siap, Sicu boleh mulai!" kata gadis itu sambil memasang kuda-kuda.
- Dengan sigap Kepala Pasukan ini jatuhkan diri ke tanah sambil babatkan keris sakti ke depan.
- Keng Han melangkah maju menghampiri Niocu sambil berkata, “Sesungguhnya begitulah, Subo”
- Berulang kali Pendekar 212 harus melompat ke atas sambil membagi serangan balasan pada kedua
- Si Jepang memasang muka angker sambil nembentak mereka, "Cello, cello!" (Pergi sana, pergi!)
- Dan kedua orang muda itu....? tanya si kakek, sambil memandang kepada Tao Seng dan Tao San.
- Roy juga merangkul Toni dan Iwin sambil membisikkan pesan, "Sering-sering tengokin Mama, ya!"
- Seorang laki-laki tua duduk di bagian buritan sambil memegangi dayung dengan kedua tangannya.
- “Betul mau menyusul gadismu ke Berlin, Roy?" Chi Wan menggoda sambil mengunyah buah anggur.
- Di depan sana Pengiring Mayat Muka Merah tampak berdiri terhuyung-huyung sambil pegangi dada.
- "Suamiku tidak tahan dengan situasi semacam itu," dia bercerita lagi sambil menyusui anaknya.
- "Aku paling seneng ngelihat kamu tertawa, Ayu," kata Rangga sambil menikmati lesung pipi tadi.
- "Cowokmu yang nggak punya perasaan kali, ya ?" ledek si bandel itu sambil mengemasi ranselnya.
- "Masa ke Bandung aja bawaannya banyak gini!" katanya sambil mengangkat-angkat blue ransel Roy.
- Jangan-jangan kepala ini membesar dan meledakkarena bangga!” kata Kwi-Hong sambil tersenyum.
- Biarlah mereka di parpol mana saja…," ujar Mas Amien sambil menjentikkan jarinya (Republika).
- Walau sambil terkencing-kencing kakek ini juga ikut berebut pahala kirimkan serangan mematikan.
- Melihat bibirmu saja, rasa sakitku kontan hilang," Roy konyol lagi sambil mendekatkan wajahnya.
- "Betul jalan ini menuju penginapan?" Eddy mencegat orang itu sambil menunjukkan guide book-nya.
- "Bukan aku, tapi anak ini!" Roy pun ikut gembira sambil menyalami pelayan cilik yang jujur itu.
- Lenyap seketika kemarahan dari hati Goan Ciang ketika mereka berjalan sambil bergandeng tangan.
- Dia tetap melihat dari situ, siap untuk menghibur kekasihnya kalau nanti keluar sambil menangis.
- Sekarang aku hendak kembali ke Beng-san.” kata Bi-kiam Niocu sambil memandang dengan hati iri.
- Jahanam! maki Pengiring Mayat Muka Hitam sambil menggaruk bagian dalam pakaiannya sebelah bawah.
- Akan tetapi dengan mudahnya Yo Han mengelak sambil membalas serangan tosu yang cukup lihai itu.
- Mereka lebih senang gentayangan; menguber turis atau traveler sambil berharap bisa mengais rupee.
- Dengan muka pucat gadis ini melompat menjauhi lawan sambil pegangi dadanya yang tadi kena diraba.
- Ketika Siska melihat Toni yang berjalan menggunakan kruk, dia tertawa sambil menggelengkan kepala.
- Ulfah nyanyi-nyanyi Zulfikar sambil seolah bergitar, lalu bawa piring dan sendok tanpa juntrungan.
- Engkau yang mencari perkara, bukan kami!” Pemuda itu berkata demikian sambil mencabut pedangnya.
- “Mereka adalah para syuhada demokrasi...,” kata Maman Halmahera (MH) sambil menundukkan kepala.
- Mendengar obrolan mereka yang dilakukan sambil tertawa-tawa itu, Mimi merasa muak dan marah sekali.
- Pemilik perahu tersenyum di bagian belakang sambil mendayung pelan-pelan- ke arah selatan; ke muara.
- Akan tetapi dia bangkit kembali dan berdiri memandang gadis itu sambil meraba pipinya dan tersenyum.
- Aneh, siapa yang menginginkan nyawa dukun keparat ini? pikir Pendekar 212 sambil garuk-garuk kepala.
- Makan dengan lahap sambil ikut nimbrung ngobrol ngalor-ngidul dengan orang-orang yang makan di situ.
- Dia membentak keras sambil berjongkok dan menyabetkan pedangnya untuk membabat kedua kaki lawan.
- Di Jakarta sambil kuliah ia bekerja sebagai Pimpinan Redaksi harian Sin Po dan majalah Pantja Warna.
- “Saya... saya hanya melihat kalau kedua kongcu berlatih, sambil menyapu kebun... maafkan saya...”
- “Pemberontak, berlutut dan menyerahlah engkau!” teriak Bhong-Ciangkun sambil menghunus pedangnya.
- Atau mungkin kau mau menyerahkan sambil kita berguling-guling di atas ranjang? Hik ... hik ... hik!
- Orang-orang gila itu agaknya sudah pergi semua! berkata Ronggo Sampenan sambil memandang berkeliling.
- Tubuh guru silat itu terhuyung ke belakang sedangkan Kwi Hong tetap berdiri tegak sambil tersenyum!
- "Ketika kamu sedang sakit, Mas kirim surat ke Serang." Dia berbicara sambil memperhatikan reaksi Roy.
- Rita turun sambil membawa bucket bunganya, kemudian memasukki jalanan kecil dicelah-celah batu nisan.
- Kiranya aku berhadapan dengan Hwa Kaipang-cu,” kata Siauw Cu sambil memberi hormat kepada kakek itu.
- Orang bercadar ... . Kau ada di sekitar sini?! ujar Wiro kembali menduga sambil memandang berkeliling.
- Mana dompet itu?!" hardik Roy. "Ayo, berikan!” sambil berjaga-jaga terhadap penyerang gelap lainnya.
- Dia malah sunggingkan seringai sambil acungkan dua tangan yang terbungkus sarung ular kobra tiga warna.
- "Aduh, siapa memukul kepalaku?" teriak seorang koki gendut sambil menggosok-gosok kepalanya yang botak.
- Mereka itu bersembunyi di balik batang-batang pohon dan batu-batu besar sambil menghujankan anak panah.
- Tua bangka pemberontak! Cokro Ningrat berkata sambil acungkan Keris Mustiko Geni tinggi-tinggi ke atas.
- Cu Goan Ciang memandang aneh. “Ti....tiduar...?” tanyanya sambil memandang ke arah tumpukan jerami.
- Sore itu Roy dan Ina sedang asyik minum teh di kafe terbuka, si Prancis itu hilir-mudik sambil mengoceh.
- Cara lainnya adalah dengan memutar-mutar bola dulu sambil menunggu ada satu penyerang dalam posisi siap.
- Aku ahli dalam penyamaran, Ciangkun. Kami berdua mampu berjaga diri,” kata pula Mimi sambil tersenyum.
- "Aku diutus Allah untuk mencabut nyawanya minggu depan," kata Izrail sambil menunjuk pemuda sang pemuda.
- Lalu merokok dengan kenikmatan yang tiada taranya, sambil menawarkan rokoknya kepada orang-orang di situ.
- Dan Nona ini tentu cantik luar biasa, sayang kalau dilewatkan begitu saja! kata Lo-mo sambil menyeringai.
- Tapi aku tak bisa menamparmu! berkata Nawang Suri sambil berdiri dan membalikkan tubuh membelakangi Wiro.
- Dilahapnya bebek panggang itu di sepanjang jalan sambil memberi komentar tentang rasa bebek panggang itu.
- Keng Han melangkah maju dan merangkul Cu In yang menyembunyikan mukanya di dada suaminya sambil menangis.
- “Jangan bunuh dia! Jangan bunuh dia!” Tao Seng berteriak-teriak sambil terus untuk membantu Keng Han.
- Tidak, Paman. Kita terus ke pulau, mendarat! katanya sambil menggerakkan dayunnya dengan penuh tenaga.
- “Nah, kau cepat pakai jubah ini,” katanya sambil melemparkan pakaian yang diambilnya dari kotak besar.
- Setelah itu tangisnya menghambur dan dia jatuhkan diri sambil memegangi pergelangan kaki Sabai Nan Rancak.
- Lantas peluk dan cium bertubi-tubi dilontarkan budenya sambil memuji, “Aduh, ini putri tambah ayu saja!"
- Tak lama kemudian dia muncul bersama Pengiring Mayat Muka Hitam yang datang sambil menggiring seekor kuda.
- “Mungkin penilaian Adik banyak minusnya tentang Mas ketimbang orang itu," katanya lagi sambil tersenyum.
- Beli kain bali dan main basah-basahan di pantai, sambil mengepang rambut gaya Afro, kuku dicat bunga-bunga.
- Biasanya ketika ia pulang melaut, pasti Kuning akan menunggunya di depan rumah sambil menggendong Samudera.
- Di atas lembah tiga orang penunggang kuda masih duduk di kuda masing-masing sambil tiada hentinya meneliti.
- Akan tetapi dia sudah siap, dengan gerakan tangkas dia mengelak sambil memutar pedang bengkoknya menangkis.
- Tak lama kemudian mereka keluar lagi sambil memapah Anggini yang sudah berpakaian lengkap miliknya sendiri.
- “Haiii, kalian ini agaknya sudah lama berkenalani” kata Kwi Hong sambil memandang wajah kakak misannya.
- Tua-muda, laki-perempuan, berkumpul gembira sambil makan bersama untuk menyambut datangnya bulan puasa itu.
- Suaminya menyerahkan pedang bengkok bersarung emas dihias permata itu sambil berkata malam itu kepadanya.
- Sekarang kamu ngga akan pernah melihat ibumu lagi, Samudra,” kata Jaka sambil menimang Samudera, anaknya.
- “Wah, wah, wah, kamu pake baju baru, Pik? Mama yang beliin?" katanya sambil memeriksa pakaian Lebaran itu.
- Dia mengira bahwa tak lama kemudian akan mendengar teriakan ibunya, disusul keluarnya Cu In sambil menangis.
- "Ayo dong, sebutin nama kalian! Mahal banget, sih!” Rangga menggerutu sambil menuju pintu gerbang sekolah.
- Di samping kanan kereta kelihatan Dewa Ketawa duduk menunggangi keledai kurus keringnya sambil tertawa-tawa.
- Ia cepat memberi hormat dengan mengangkat kedua tangan di depan dada sambil berkata dengan nada menghormat.
- Keng Han cepat mengelak sambil mundur.Nio-cu, ingat, kita bukan musuh! Beberapa kali Keng Han memperingatkan.
- Tawang Merto tidak pernah takut dengan siapapun! jawab sang sahabat sambil menyeringai dan usap-usap dadanya.
- Ada apa sebenarnya? Mengapa mempersulit sesuatu yang bisa dipermudah...?" katanya sambil menggelengkan kepala.
- “Ah, kalau begitu aku berhadapan dengan calon adik iparku!” kata Cu Goan Ciang sambil memberi hormat lagi.
- Tapi kalau Mbak tetap merahasiakannya, saya tidak bisa membantu apa-apa," kata Roy sambil mengemasi ranselnya.
- "Oke, Non!” Rangga mengacungkan spidol dan sambil tertawa hendak mendaratkan spidol di dada si buntut tikus.
- Ah, aku juga tidak tahu, Subo. Keduanya melamun sambil memandang ke dalam api yang bernyala di depan mereka.
- Ki Juru Tenung alias Mangkutani berdiri di depan meja sambil matanya menatap ke dalam air di atas piring tanah.
- Ah! Pertunjukan atau sandiwara apa lagi yang hendak kalian lakukan! ujar Wiro sambil usap-usap luka di pipinya.
- “Karena kalian tadi bermain pedang, biarlah saya pun menggunakan pedang.kata Han Li sambil mencabut pedangnya.
- "Mungkin ke rumah temannya," kata si ibu sambil menyebutkan nama salah seorang teman putrinya yang paling dekat.
- Saya sudah menggelandang beberapa hari ini," katanya sambil mengeluarkan secarik kertas dari dalam tas kecilnya.
- Cara lain, sambil dengan tetap menutup mata, tuliskan dua angka yang menunjukkan suatu baris dan kolom tertentu.
- Sesosok tubuh melayang ke atas panggung dan seorang tosu telah berdiri di depan Yo Han sambil tersenyum mengejek.
- “Sudah sampai mana, Wawan?” Si gadis merapikan rambutnya yang kusut sambil melihat ke luar lewat jendela bis.
- Berarti semalaman menunggu hari esok sambil ditemani impian untuk bekerja lebih keras lagi dengan segala harapan.
- Bagaimana? Maukah kamu menghabiskan sisa hidupmu bersamaku?” pinta Jaka sambil menatap gadis di sampingnya itu.
- Para pengeroyok menjadi jerih dan mereka segera melarikan diri sambil memapah teman-teman mereka yang sudah roboh.
- Lagi-lagi rejeki besar! ujar Datuk Lembah Akhirat lalu tertawa sambil tepuk-tepuk bahu Pengiring Mayat Muka Merah.
- Jurus-jurds yang mereka pergunakan kali ini adalah jurus serangan berantai yang dilancarkan sambil memutari lawan.
- Dia hanya memperhatikan saja, sambil sesekali hatinya berteriak, Ayo, Ton! Melangkah lebih cepat lagi! Cepat, Ton!
- "Biar, sebagai hukumanmu menggodaku sejak dahulu!" kata Keng Han sambil mendekatkan mukanya dan mencium isterinya.
- "Kamu ini kayak polisi aja, Jim!" katanya sambil memasukkan kaus oblong putihnya dan menarik ritsleting celananya.
- "Kalau memang itu yang ia kehendaki, aku harus menghadapnya sekarang juga, Han-ko." katanya sambil bangkit berdiri.
- Setelah itu dia berlutut di depan makam gurunya sambil berjanji, Suhu, teecu akan melaksanakan semua perintah Suhu.
- Tuan Romi yang meninggal di gunung itu, ya?" Dia memegangi lengan Roy, sambil memperhatikan memar-memar di wajahnya.
- Sore-sore begini di kota kabupaten memang lebih asyik keluyuran di tempat keramaian sambil jelalatan dan mulut usil.
- "Kenapa kamu selalu di belakang saya, Roy? Bukankah lebih baik kita berjalan beriringan, sambil berbincang-bincang?"
- Kalau begitu ... terdengar suara Lonceng Maut berkata sambil permainkan lonceng kuning yang tergantung di lehernya.
- Aih, Ayah....! Bagaimana Ayah sajalah, aku hanya menurut saja! katanya sambil berlari dan duduk di belakang ayahnya.
- 4. Kemudian bawalah kedua tangan Anda kembali ke posisi awal setinggi dada, sambil menarik napas pada saat yang sama
- “Akulah Kwa Teng atau disebut Kwa-kauwsu pemilik Yang-ce Bu-koan,” kata guru silat itu sambil membusungkan dada.
- Kakek pengemis itu lebih banyak mengelak, bahkan berlari-lari dan berputaran di atas panggung sambil mengejek lawan.
- 5. Lalu pesan change cipher spec dikirimkan oleh klien sambil mengaktifkan spesifikasi cipher yang telah disepakati.
- Rita heran, terutama Tommy, Munadi senyum dan mengucek rambut Tommy yang basah kuyup sambil meninggalkan tempat itu.
- Akan tetapi pemuda itu dapat mengelak atau menangkis sambil mencoba untuk menangkap ujung sabuk sutera putih itu.
- Lalu dia meiompat menghadang orang pertama yang hendak menaiki tangga sambil mendukung dua orang anak keoi sekaligus.
- Kalau engkau tidak mau, aku akan membunuhmu di depan matanya!" Ang Hwa Nio-nio menggertak sambil menghunus pedangnya.
- Keng Han girang melihat Bi-kiam Nio-cu selamat dan dia meloncat mundur sambil berseru, Nio-cu, mari kita lari saja!
- “Apa? Indahnya rasa lapar dan dahaga?!” rekan JP mendadak melompat dari kolong meja, dan mengomel sambil melotot.
- “Siapakah engkau? Apa yang terjadi?” tanyanya sambil menumpuk jala di perahu dan duduk memandang penuh perhatian.
- “Kalian terlalu memujiku!” kata Kwi Hong sambil menyapu dahi dan lehernya yang berkeringat itu dengan saputangan.
- Kalau engkau takut, engkau boleh berlutut dan mencium kaki, guru sambil meminta ampun, baru kami akan melepaskanmu.
- Magma mengalir seperti sungai api, sambil menyeret bebatuan, debu, abu, uap panas, dan gas panas lain yang dilaluinya.
- Tapi tubuhnya nyaris tidak cidera sedikit pun! Malah dengan tenang, sambil menyeringai dia melangkah menghampiri Wiro!
- Mari kita lanjutkan perjalanan kita sambil bercakap-cakap, saudara Gu Lam Sang. Ah, aku harus menyebut apa padamu? “
- Maka ia lalu berlompatan sambil masih diselubungi jala, mendekati jala di mana pedangnya diletakkan oleh raksasa tadi.
- Coa Kun sudah menerjang lagi, kini sambil menggerakkan goloknya dan nampak gulungan besar sinar yang menyambar-nyambar.
- Dalam keadaan seperti itu tiba-tiba seekor kuda menerjang masuk ke dalam» kalangan pertempuran sambil meringkik keras.
- Pada mulanya memang cuma berjabatan tangan sambil mencorengkan pewarna itu atau ada yang menembaknya dengan pistol air.
- “Keparat busuk! Engkau pemberontak, ya?” bentak si komandan sambil menudingkan telunjuknya kepada kakek brewok itu.
- Dan yang mau bepergian pun mengemasi barang bawaannya, sambil berpikir bahwa kali ini pun tidak bakalan kebagian duduk.
- Siapa dulu di antara kalian ingin mati lebih cepat! Bertanya Datuk Lembah Akhirat sambil sunggingkan seringai mengejek.
- Jagal iblis Makam Setan terpaksa melompat ke atas sambil berusaha menggunting tangan lawan yang memegang kapak, Traangg!
- “Dengan begitu, kita juga kembali kepada tradisi, sambil menghidupkan industri tenun dan kerajinan rakyat,” kata JP.
- Setiap ada motor lewat dan tampak sepasang manusia, si Rangga yang sedang kesal berteriak, "Suciiiii!” sambil berlari.
- “Hemmm....!” Keng Han mengelak ke kiri sambil menorehkan pedang bengkoknya ke arah lengan lawan yang memegang pedang.
- Dia buang dulu jauh-jauh kekesalannya, lantas mengikuti reffrain lagu si eksentrik itu sambil menirukan aksi panggungnya.
- Akan tetapi, sambil tertawa Tay-lek Kwi-ong menangkis dengan golok besarnya sambil mengerahkan seluruh tenaga raksasanya.
- Selama iblis tua ini tidak mengganggunya ia akan bersikap tunduk dan taat sambil mencari kesempatan untuk melarikan diri.
- Bagus, engkau sendiri yang mengatakan jangan bilang bahwa pinto curang! kata tosu itu sambil menyerang dengan pedangnya.
- Hemmm ... . Kau betul juga, kata Datuk Lembah Akhirat sambil permainkan kalung tengkorak bayi yang tergantung di lehernya.
- Keng Han yang sudah marah sekali itu cepat mengelak, bahkan lalu menubruk maju sambil memukul ke arah perut pendeta itu.
- Atau mereka hanya akan menunjuk kepada kebudayaan yang ada disekitarnya, sambil menegaskan: semua orang melakukan hal itu.
- Setelah diberi kesempatan oleh Primer, Sekunder menyalurkan satu atau lebih frame sambil menjaga agar saluran tetap aktif.
- Para pelayan yang terdiri dari gadis-gadis muda yang manis itu meninggalkan kamar itu sambil tersenyum-senyum dan tersipu.
- “Hemmm, apakah engkau dikejar setan maka berlarian di tengah hutan seperti itu?” kata Niocu sambil tersenyum mengejek.
- "Kalau kamu jadi avontur, kirimi aku post card rumah Tana Toraja ya, Rangga," kata Ayu sambil mengusap matanya yang basah.
- Aku tak apa-apa ... kata Sabai Nan Rancak sambil tersenyum karena hatinya mendadak merasa tenteram dalam pelukan Tua Gila.
- “Wah, si rewel itu akan membuat ulah lagi, heh-heh-heh!” Pek Mau Lokai berkata sambil tertawa dan memandang keluar gua.
- Raksasa brewok itu meloncat ke belakang menghindarkan diri sambil memutar goloknya, kemudian menyerang lagi dengan dahsyat.
- Ketika itu, hawa agak panas dan Pangeran Tao Kuang mengajak tamunya unatuk barjalan-jalan dalam taman sambil bercakap-cakap.
- Panglima TNI pun, sambil tertawa-tawa menyatakan, “Biarin aja, nggak bener itu..., kami tak ada kaitannya dengan Munir.”
- "Ternyata betul seperti yang Mama baca di Sang Nabi itu, Rangga," kata wanita itu sambil menyitir sebait sajak Kahlil Gibran.
- 9. Gosok telapak tangan untuk menghangatkan, tempatkan di mata Anda, dan oleslah mata Anda beberapa kali sambil membuka mata.
- "Kamu kan hobi avontur, Rangga. Main-main dong ke Yogya kalau kangen sama Ayu," ledek Rina lagi sambil mengerling kepada Ayu.
- Akan tetapi Cu Goan Ciang menyabarkan mereka dengan mengangkat tangan, lalu sambil tersenyum dia bertanya kepada raksasa itu.
- Dia keluar ketika dilapori penjaga bahwa anak laki-laki Cu datang menghadap sambil menangis untuk melaporkan kematian ibunya.
- Siapa lagi yang mau berkhianat? Tiba-tiba menggeledek suara Datuk Lembah Akhirat sambil pandangi orang-orangnya satu persatu.
- "Ahhh....!!" Liang Siok Cu berseru kaget sambil memandang Han Li, sedangkan wajah Pangeran Tao Kuang juga berubah agak pucat.
- Menghadapi pukulan dingin ini, Keng Han menangkis dengan tangan kanannya sambil mengerahkan hawa panas dari Hwi-yang Sin-kang.
- Wajah orang-orang yang coreng-moreng sedang tertawa sambil mandi adalah momen luar biasa untuk disimpan di album hidup mereka.
- Dan setelah belasan kali serangan lawan tidak mampu menyentuhnya, mulailah Thian Moko sambil mengelaj menggerakkan tongkatnya.
- Tung-hai Lo-mo terpaksa menghindarkan diri sambil mundur terus, didesak oleh Cu In yang penuh semangat untuk merobohkan lawan.
- Ada juga sebuah yayasan (YIMM) yang menggelar sayembara pendidikan berhadiah Rp 14 milyar, sambil memuji-muji sukses Megawati.
- “Dia, sebenarnya lebih mulia tetap maju sebagai calon ketua umum, atau mundur ke sudut biru sambil menunggu lucky blow...”
- Seorang tua bermata juling, mengenakan pakaian serta destar hitam keluar sambil memuntir-muntir kumis mablangnya dengan tangan
- Kadang kala sambil tertawa-tawa mereka mencoba meraih matahari senja itu, yang seolah-olah berada di depan pelupuk mata mereka.
- Goan Ciang menoleh ke arah hwesio itu dan menjura dengan sikap hormat sambil berkata, “Harap suhu memaafkan teecu (murid).”
- Siok Hwa makin menunduk dan tersenyum malu sambil melirik ke arah Lam Sang. “Terserah kepada Ayah saja....” jawabnya lirih.
- 4. Pertahankanlah posisi ini beberapa saat, sambil menahan napas Anda, sembari melihat bulan yang dibentuk oleh jari-jari Anda.
- “Bi Kiok, Cu In sudah mempunyai pendirian begitu, engkau tidak boleh mencampurinya!” kata Ang Hwa Nio-nio sambil tersenyum.
- “Kenapa tidak berani?” Shu Ta yang kini menjawab sambil tersenyum mengejek ketika dia melirik ke arah dua orang jagoan itu.
- Karenanya ketika mendapat serangan itu dia hanya bisa berseru kaget, bersurut mundur sambil dekap-kan kedua tangan di muka dada.
- “Heiii...siapa...kenapa....” Nelayan itu berseru sambil menoleh dan terbelalak, mukanya kemerahan dan dia marah, juga takut.
- Dia semakin uring-uringan ketika kawan-kawan sekelasnya sedang menggerombol ngegosip di bangku belakang sambil mengunyah coklat.
- Jimmi pelan-pelan melepaskan ranselnya sambil tangan yang lainnya bergantian memegang akar supaya tidak merosot lebih jauh lagi.
- Ah, itu ayahku dan para pengawal datang ke sini! katanya sambil melangkah beberapa tindak mundur menjauhi Pangeran Tao Seng.
- “Sumoi....!” kata Niocu sambil memandang kepada Keng Han. Dari sikap mereka ia dapat menduga bahwa keduanya saling mencinta.
- Kalau aku seorang dewi dari sorga, tentu engkau seorang dewa dari kahyangan, katanya sambil melepaskan rangkulan pemuda itu.
- Strategi dalam END GAME adalah bagaimana membatasi pergerakan King, sambil berusaha mencari-cari peluang menciptakan posisi mat.
- "Kayaknya dilarang ngerokok ya di sini?" Wawan meledek sambil melemparkan sebungkus rokok, setelah sebelumnya mencomot sebatang.
- Dia langsung naik ke Combi sambil melambaikan tangannya kepada wanita setengah baya yang berdiri sendirian di pintu pagar rumah.
- “Perkenalkan, nama saya Jaka Tarub, Siapa nama Anda, Tuan Putri? “ katanya sambil mengulurkan tangannya pada Bidadari Kuning.
- WoW vitamin A nich! Cakep-cakep bener nich putri-putri ini? Apa aku lagi mimpi?” guman Jaka Tarub sambil mengucek-ucek matanya.
- “Cepat katakan, di mana adanya Thian It Tosu?” katanya sambil membebaskan totokan pada leher orang itu sehingga dapat bicara.
- Setelah menghormati kuburan orang tuanya sambil berlutut, dia lalu membersihkan kuburan itu, mencabut rumput dan tumbuh-tumbuhan.
- Roy mencolek pundak kembang desa itu sambil menyodorkan lengan."Ka mana, Neng? (Ke mana, Non?)" lagak Roy seperti kondektur saja.
- Orang seloyo engkau ini hendak menjadi Beng-cu? Memalukan dan menyedihkan!” Kembali Pek Mau Lokai mengejak sambil tertawa-tawa.
- “Nak, kau duduklah di sini dan contoh mereka,” kata hwesio itu sambil menyerahkan sebuah kitab, lalu keluar dari ruangan itu.
- Bukankah namamu Gulam Sang dan engkau adalah putera dari Gosang Lama? tanya Keng Han sambil membalas pandang mata mencorong itu.
- Dua orang pertama yang meloncat ke atas genteng, disambut oleh Goan Ciang dan Hui Yen. Mereka terjungkal ke bawah sambil mengaduh.
- Wiro kembali tertawa sambil menggaruk-garuk kepalanya dengan tangan kanan yang juga memegang anak panah yang sebelumnya dicabutnya
- Semua mata ditujukan pada kakek yang melangkah bungkuk tertatih-tatih sambil membuka topeng tipis yang menutupi muka dan kepalanya.
- Dia mengelak dengan cepat dan menahan pedangnya menudingkan telunjuknya kepada Tung-hai Lo-mo sambil berseru, “Lo-mo, kau....!”
- “Kau hendak lari ke mana?” Cu In hendak mengejar akan tetapi Keng Han berkata, sambil menghampiri Cu In dan memegang lengannya.
- 8. Tutuplah mata Anda dan santailah sepenuhnya sambil menikmati aliran energi di dalam tubuh Anda, yang merupakan meditasi mengalir.
- Saat itu pintu gerbang Keraton Timur telah bobol dan pasukan dari Barat mulai memasuki halaman luas Keraton sambil berteriak-teriak.
- “Semoga engkau menemukan jodohmu yang tepat,Niocu.” kata Keng Han sambil menarik napas panjang dan dia pun pergi ke Bu-tong-san.
- Marilah, enci Han Li, bermainlah silat agar membuka mata, kami yang bodoh!” kata pula Kwi Hong sambil menarik-narik tangan Han Li.
- “Semoga mereka berbahagia.” katanya dalam hati sambil memasuki gedung istana itu untuk menuju ke kamar yang disediakan untuknya.
- Dia merogoh dan mengodok dua logam ratusan, lalu memasukkannya ke boks sambil tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada penjaganya.
- Eh, Kuang-te, kami harap setelah menjadi putera mahkota engkau tidak mengubah sikapmu terhadap kami, kata Tao Seng sambil tersenyum.
- "Dan engkau, Enci yang baik, siapakah namamu?" tiba-tiba Kwi Hong bertanya kepada Han Li sambil memandang gadis itu penuh perhatian.
- “Bocah sombong, kuhancurkan kepalamu!” bentak si kumis panjang dan dia sudah menerjang maju sambil mengirim pukulan bertubi-tubi.
- Akan tetapi sebelum dia memperkenalkan, baru berkata, “Ini adalah suhu dan suboku...” Bouw In sudah memotongnya sambil tersenyum.
- “Saya datang pertama-tama untuk mohon maaf kepada Paman Pangeran!” kata Keng Han sambil memberi hormat kepada Pengeran Tao Kuang.
- . engkau terluka, Gajah ? Ah, akulah yang bersalah, Gajah ..." berderai-derai airmata Naban sianak kecil sambil mencekal tangan Dipa.
- Prantisari... Ampuni selembar nyawaku! Aku mengaku berdosa! Aku mengaku bersalah! Datuk Sora mencoba berdiri sambil menyembah-nyembah.
- “Aih, Li-moi, jangan memuji di mulut akan tetapi menertawakan di hati!” kata Cia Sun sambil menyimpan kembali pedang dan kipasnya.
- Orang itu berdongak memandang wajah Han Li. Akan tetapi dia tidak mengenalnya dan menggeleng kepala sambil berkata, _Saya tidak tahu _
- “Keng Han, ayahmu telah tewas, tidak ada gunanya ditangisi lagi.” kata Cu In sambil memegang pundak pemuda itu dengan suara halus.
- Jadi harap kau mau menyerahkan Pedang Naga Suci 212 padaku! kata Sinto Gendeng pula sambil pelototkan mata pada gadis berambut pirang.
- “Tidak mengapa engkau telah menyadarkan aku tentang Gulam Sang yang palsu itu.” kata wanita itu sambil menerima kembali pedangnya.
- Dan Nona, terima kasih bahwa engkau telah menyelamatkan nyawaku! katanya pula kepada gadis berpakaian putih itu sambil memberi hormat.
- Cia Kun, mengeluarkan sebatang pedang dari punggungnya dan mencabut, sebuah kipas putih dari pinggangnya, lalu berkata sambil tersenyum.
- Saya sendiri nggak yakin, Wawan. Mungkin ini seperti kamu merokok lantas puntungnya dibuang," kata Iis pelan sambil memungut batu kecil.
- Akan tetapi dia tidak dapat melanjutkan ucapannya karena wanita itu sudah menubruk kakinya dan menangis sambil mengucapkan terima kasih.
- Apakah dia tidak mengijinkan kami mencicipi makanan ini?" kata Kai-ong sambil menggigit paha ayam dan menyeringai ke arah para pengawal.
- Siu Lan dan Bu Tong terpaksa memberi hormat kepada Hek-houw Tang Kwi sambil berkata, "Harap paman Tang sudi memaafkan kelancangan kami!"
- Yang didepan sekali menendang pintu rumah sambil berteriak: Adi Sara! Kami perajurit Kadipaten datang membawa surat perintah penangkapan!
- Si komandan tidak memperdulikannya lagi dan dengan langkah lebar dia menghampiri meja di mana Tay-lek Kwi-ong duduk sambil minum araknya.
- "Hey, kamu yang tadi coklatnya jatuh, ya?" tanya si Rangga sambil nyengir ."Nih, coklatnya saya ganti," katanya menyodorkan Silver Queen.
- Dari tubuh Karto keluar asap, kemudian terbakar, sambil berteriak-teriak disusul oleh tubuh Herman yang juga penuh asap berteriak-teriak.
- Ketika tiba giliran si kurus itu, mandor gendut menghitung beberapa keping uang sambil berkata, “Nah, ini gajimu untuk sepuluh hari!”
- “Waktu jam 05.00 nih, yuk buru-buru ke bandara, pesawat take of jam 06.00 ntar kita terlambat”, sambil mengambil koper didekat pintu.
- Dia menoleh kepada para pengawal untuk minta perlindungan, akan tetapi para pengawal itu memandang kepadanya sambil tersenyum mengejek.
- Aku harus memberi selamat lagi,” kata Khabuli sambil tertawa dan mukanya yang hitam itu semakin mengkilap, matanya yang lebar bercahaya.
- Telunjuk kirinya menuding ke arah Yo Han sambil berteriak, Yo-pangcu dari Thian-li-pang sungguh terlalu menghina kami dari Pek-lian-pai.
- Kakek itu pun mengeluarkan seruan heran dan tubuhnya demikian cepatnya mengelak ke sana sini, lalu dia berseru sambil meloncat ke belakang.
- “Niocu, untuk melawanmu tidak perlu aku mempergunakan senjata!” kata Keng Han sambil mengikatkan sabuk sutera putih itu di pinggangnya.
- Juru tenung keparat! Jangan banyak mulut! Ayo jalan! kata Dewa Ketawa sambil menjambak rambut awut-awutan si nenek lalu tertawa gelak-gelak.
- Sungguh tidak kusangka, di dusun yang sunyi ini terdapat seorang pendekar wanita ahli pedang seperti nona!” katanya sambil memberi hormat.
- Mereka memujl-muji kegagahan Juragan Lui yang menjadi bangga dan sambil menyedot huncwenya lalu mengepulkan dari mulut dia berkata bangga.
- Mendengar jeritan ini, Bouw In Hwesio cepat mendayung perahunya ke tepi sungai dan sambil memegang ujung tali perahu, dia meloncat ke darat.
- Ada yang duduk menghirup chia sambil membiarkan kulit mereka yang pucat disentuh cahaya pagi, atau ikut main cricket bersama anak-anak kecil.
- Tanpa mempedulikan tangan gurunya yang mencoba untuk menahannya, dia sudah meloncat keluar menghadapi kakek itu sambil membusungkan dadanya.
- “Nah, sekarang mari kita seberangi sungai ini, Han Li.” kata kakek itu sambil meloncat ke dalam sebuah perahu kecil yang berada di pantai.
- Lam Sang hanya mengangguk sambil tersenyum dan mereka bertiga lalu pergi ke rumah penginapan di mana ayah dan anak itu menyewa dua buah kamar.
- “Kekurangan dalam Piagam ASEAN bisa sambil jalan diperbaki,” katanya tanpa mampu menyembunyikan binar optimisme dibalik lensa kacamatanya.
- “Selamat kepada kalian!” katanya sambil mengangkat cawan pula menyambut, dan terpaksa Lee Siang juga ikut minum pula anggur dari cawannya.
- Namun Cokro Ningrat tampak memisahkan diri ketika melihat patih Wulung Kerso bergegas masuk ke ruangan lain sambil membawa Keris Mustiko Geni.
- 4. Baringkan tubuh di tempat yang nyaman, dan sedikit demi sedikit kendurkan setiap bagian tubuh sambil membayangkan tempat yang menyenangkan.
- Bukunya sudah penuh oleh kejadian dan coretan sabat barunya, sambil tidak lupa menulis pesan: "Kalau singgah di kotaku, mampir ke rumah, ya.?"
- Mendengar ini, Siauw Cu menghampiri mereka sambil tetap menyapu, mengumpulkan daun kering yang banyak rontok berhamburan di sekitar tempat itu.
- Harap engkau suka minta pada gurumu untuk menemuiku atau aku yang menghadap ke dalam.” kata Pek-thou-houw sambil memandang ke arah rumah itu.
- Roy hanya bisa bengong dan ingin sekali meremas cewek centil di depannya itu, yang hanya tersenyum-senyum sambil mencibirkan bibirnya yang basah.
- “Bagus, engkau boleh saja mengajak para sahabatmu yang gagah datang berkunjung, Kwi Hong.” Kata Pangeran Mahkota Tao Kuang sambil menghampiri.
- Istrimu dibawa terbang oleh mereka!” kata Bapak tetangga yang tadi kebetulan melihat kejadian tadi siang sambil memberikan Samudera kepada Jaka.
- Sejak dia meninggalkan tempat kediaman ayah angkatmu, dia memencilkan diri di sekitar kawasan Gunung Kidul sambil bersemadi dan menimba ilmu ... .
- Engkau berasal dari mana? tiba-tiba gadis itu bertanya dan nada suaranya sambil lalu saja, seolah pertanyaan itu hanya untuk mengisi kesepian.
- “Omitohud! Cu Goan Ciang, di depan pinceng, engkau berani melakukan pembunuhan kejam seperti itu?” seru Lauw In Hwesio sambil bangkit berdiri.
- Diapun cepat mengelak dari cengkeraman tangan kanan ke belakang, lalu menyambut pukulan tangan lawan dengan tangkisan sambil mengerahkan tenaganya.
- Akan tetapi, Liu Bi menganggapnya sebagai penghinaan dan sambil mengeluarkan suara melengking panjang, iapun menyerang lagi dengan penuh kemarahan.
- Akhirnya raksasa muka hitam itu . berkata sambil menghentikan minumnya dan menghampiri Bi-kiam Niocu yang masih meringkus terikat di atas dipan.
- Orang muda! Siapa kau?! Apakah kau penghuni di tempat ini?! Tawang Merto mendekati Wiro sambil menutup hidung, tak tahan mencium bau busuknya mayat.
- Melihat wanita itu berlutut di depan kakinya sambil menangis, tangis yang menunjukkan kesedihan yang mendalam, Bouw In Hwesio merasa kasihan sekali.
- Ada yang ke gerbong belakang sambil berharap semoga kereta berhenti di stasiun kecil dan mereka bisa melompat turun berlari ke gerbong paling depan.
- Akan tetapi kembali ada bayangan berkelebat dan tahu-tahu kakek itu telah berada di depannya lagi, mengembangkan kedua tengannya sambil menyeringai.
- Hemmm, kalian bertiga yang bosan hidup! bentak Juragan Lui sambil menyedot huncwenya meniupkan asap tembakau yang berbau apak itu ke arah mereka.
- "Sekali ini engkau harus tidak menolaknya, Enci. Aku juga ingin sekali engkau menemaniku!” kata Yo Han Li sambil memegang tangan gadis bercadar itu.
- Khawatir kalau wanita itu terjatuh, Bouw In Hwesio memegang tangannya dan menggandeng sambil setengah menunjang agar wanita itu tidak sampai terjatuh.
- Di bagian lain Ratu Duyung telah keluarkan cermin sakti sambil tangan kiri menyentuh dada mengusap Kitab Wasiat Malaikat yang ada di balik pakaiannya.
- Setelah menanti sampai lama sekali, akhirnya daun pintu terbuka dan Keng Han sudah siap menyambut dan menghibur kekasihnya yang keluar sambil menangis.
- Akan tetapi kembali sang pemuda tidak mengacuhkannya, bahkan mulai makan kacang goreng yang berada di mejanya sambil sesekali minum araknya dari cawan.
- ”Adoouuuhhhh... augghhhh...” Si jenggot yang kehilangan jenggotnya itu mengaduh-aduh sambil memegangi dagunya yang berdarah, berjingkrak kesakitan.
- “Baiklah, boleh lihat baik-baik ilmu pedangku yang jelek dan dangkal.” Kwi Hong lalu meloncat ke tempat dekat kolam tadi sambil mencabut pedangnya.
- Dari jurusan lain tiba-tiba iblis Putih Ratu Pesolek yang baru saja lolos dari maut melangkah cepat mendekati Datuk Lembah Akhirat sambil senyum-senyum.
- “Hemm, lalu sekarang setelah kalian menduduki Nan-king, apa yang akan kalian lakukan kepada kami, Shu-Ciangkun?” katanya sambil menatap wajah Shu Ta.
- Maka kini melihat dua puluh orang lebih yang berpakaian dan berkedok hitam, mereka terkejut dan segera berloncatan sambil mencabut senjata masing-masing.
- Kakek Segala Tahu berusaha menyelamatkan Dewa Tuak dengan serangan tongkat kayunya sementara Sinto Gendeng melompat sambil lepaskan pukulan Sinar Matahari!
- Cia Kun merasa heran, akan tetapi dia segera memberi hormat kepada Han Li sambil berkata, Maafkan aku, Limoi. Kita berpisah dulu, sampai bertemu kembali.
- Siauw Cu menyanggupi sambil berlutut, hatinya girang bukan main karena dia mengharapkan untuk menerima pelajaran dari kuil Siauw-lim-si yang termashur itu.
- Bagus! Hendak kulihat sampai di mana kelihaian Bu-tong-pai yang telah mengalahkan guruku! katanya sambil memasang kuda-kuda untuk menghadapi Thian It Tosu.
- Yang ini manusia kotor berjuluk Nenek Kelabang Biru! ujar Hijau Satu sambil menunjuk pada mayat yang tergantung di cabang pohon kaki ke atas kepala kebawah.
- Akan tetapi dia pura-pura tidak tahu dan masih saja memanggang paha kijang itu dengan tekun sambil menghangatkan tubuh dari serangan hawa dingin pagi itu.
- Bi-kiam Nio-cu menyambar rambutnya sambil menggigit bibir menahan keluarnya air mata, lalu ia membalikkan tubuhnya dan berlari pergi meninggalkan tempat itu.
- Selama pertunjukan berlangsung, beberapa kali dia bertubrukan mata dengan Ina. Mereka saling melempar senyum sambil menikmati alunan musik yang mendayu-dayu.
- “Kita ke sini tidak untuk membicarakan hal seperti itu,” ujarnya sambil meraba pipi Ina, dagunya, menyibakkan rambut bagian depannya yang jatuh ke kening.
- Pasalnya, di depan para wartawan, sambil bergurau dan tertawa-tawa, Anwar menilai laporan Alwi itu banyak kekurangannya, dan BPK akan membantu memperbaikinya.
- “Berhenti dulu!” kata Han Li sambil memandang kepada Cu In. “Kalian ini belasan orang laki-laki mengapa mengeroyok seorang wanita? Itu curang namanya!”
- Selagi Siu Lan melangkah sambil melamun, tiba-tiba nampak sesosok bayangan berkelebat dan tahu-tahu di depan rombongan itu telah berdiri seorang wanita cantik.
- “Mudah-mudahan itu tidak ditafsirkan hendak menunggu tali silaturahmi dengan para koruptor dieratkan dulu, sambil memohon maaf lahir dan batin...,” kata MH.
- Tamu kita ini adalah Cu Goan Ciang, dan mulai hari ini dia menjadi saudara kita, menjadi pembantu utamaku di sini,” kata kakek Pek Mau Lokai sambil tersenyum.
- Kalau terlalu mengalah terhadap lawan seperti dia, salah-salah nyawa kita yang melayang,” kata Thian Mokko sambil menoleh dan memandang ke arah Pek Mau Lokai.
- “Para tamu yang terhormat!” kata Panglima Khabuli sambil tersenyum dan mukanya yang kehitaman itu kemerahan, tanda bahwa dia sudah dipengaruhi minuman keras.
- Akan tetapi sambil tersenyum Goan Ciang mengangkat tangan ke atas mencegah mereka. Dia melihat dalam diri Tay-lek Kwi-ong seorang pembantu yang dapat diandalkan.
- MESKIPUN diperangi sejak lama, sambil terus diajak damai, dan kini diperangi lagi, GAM tak juga takluk dan melupakan cita-citanya untuk melepaskan Aceh dari NKRI.
- Bhe Seng Kok mengangguk dan memandang kepada GuLam Sang sambil berkata, “Maafkan kalau aku belum mengenal Sicu, karena Sicu masih muda dan baru muncul di dunia.
- Menjemukan saja!” nona itu berseru galak dan bagaikan dua ekor anjing yang ketakutan, dua orang itu segera membalikkan tubuh dan pergi dari situ sambil menunduk.
- Sebelum Han Li dapat menjawab, Pangeran Tao Kuang berkata sambil tertawa, “Bagus, kiranya kalian sudah saling mengenal sehingga tidak perlu kuperkenalkan lagi”
- Melihat betapa tunangannya menghadapi pedang yang amat dahsyat itu dengan tangan kosong saja, Tang Hui Yen melemparkan tongkatnya kepada Goan Ciang sambil berseru.
- Gadis itu mengangguk sambil tersenym dan saking girangnya Goan Ciang mendekap kepala gadis itu sehingga muka Lee Siang seperti hendak dia benamkan ke dalam dadanya.
- Sekarang dia juga memegang sebatang pedang dan ketika Gu Lam Sang menyerang lagi dengan bacokan dahsyat, Keng Han malah maju menangkis sambil mengerahkan sinkangnya.
- Mari kita main-main sebentar, hendak kulihat apakah selama ini engkau maju atau bahkan mundur dalam ilmumu, Lo-mo! tantang Swat-hai Lokwi sambil bangkit berdiri.
- Mereka berdua mencabut golok dan bagaikan gila mereka menyerang Goan Ciang sambil mengerahkan tenaga dan mengeluarkan suara menggereng seperti dua ekor beruang marah.
- Terima kasih, Nona. Akan tetapi sungguh aku tidak membutuhkan pedang! Dan dia melemparkan kembali pedang itu kepada Siu Lan, lalu menghadapi Bu Tong sambil berseru.
- “Engkau hendak melawanku? Bodoh. Aku justeru tidak ingin membunuhmu karena aku suka kepadamu, Siok Hwa.” kata Gulam Sang sambil melepaskan pergelangan tangan itu.
- dia melihat enam dari sepuluh perajurit Kadipaten yang hendak menangkap pemuda berambut gondrog itu mencelat dan berkaparan di tepi lembah sambil mengerang kesakitan.
- Cepat di membentur-benturkan dahinya di tanah, menghaturkan terima kasih dan Lurah Koa tersenyum-senyum sambil melirik ke sana sini dengan lagak seorang dewa penolong!
- Setelah bis mematikan mesipnya di sebuah lapangan yang agak luas, katakanlah terminal, dua kembang desa itu baru menyadari ketika dipanggil Spider sambil tertawa-tawa.
- Anak kami telah diselamatkan ketua Thian-li-pang dan anak ketua Thian-li-pang kami undang makan menjadi tamu terhormat kami!" kata Pangeran Tao Kuang sambil tersenyum.
- “Omitohud, pinceng harap kalian bertiga suka bertaubat dan tidak melakukan perbuatan yang tidak senonoh dan jahat,” kata Bouw In Hwesio sambil mengerutkan alisnya.
- Beliau sering menaikturunkan intonasi, menekan kedua ujung meja sambil mempertegas kata-kata tertentu, dan mengangkat kedua tangannya laksana orang berdoa minta hujan.
- Karena dia memang ingin sekali mempelajari ilmu itu, maka dia lalu menjatuhkan diri berlutut di depan Bi-kiam Nio-cu dan memberi hormat sambil menyebut subo (ibu guru).
- Melihat kakek itu tidak membantah lagi, Yo Han Li lalu menjatuhkan dirinya berlutut di depan kakek iti sambil menyebut “suhu”. Lu Tong Ki segera membangunkan Han Li.
- Kakek Segala Tahu, Naga Kuning, Bujang Gila Tapak Sakti, Wiro dan si Setan Ngompol serta Dewa Tuak yang saat itu tegak sambil memanggul jenazah Iblis Putih Ratu Pesolek.
- Sementara itu, kakek raksasa rambut putih kini diserang oleh puluhan, bahkan ratusan ular merah! Dia sibuk berloncatan ke sana sini sambil mengibaskan kedua tangannya.
- Marah sekali hati Cu In. Cepat ia mengelak sambil berloncatan dari serangan kedua orang yang hendak merenggut cadarnya dan ia pun menampar dengan pukulan Tangan Beracun.
- Waktu kita sempit! Lekas lakukan pengobatan terhadap Pendekar 212! Puti Andini! Cepat! Kakek Segala Tahu berseru sambil berulang kali mengusap wajahnya tanda sangat cemas.
- Datuk, menurut petunjuk dalam air kau tidak boleh menyedot tenaga dalam Dewa Ketawa dan Dewa Sedih ... berucap si kakek bermuka lancip sambil usap janggutnya yang kelabu.
- Setelah pasti sekali bahwa sosok tubuh yang melangkah sambil tertawa ke hadapan mereka itu adalah manusia biasa adanya, maka membentaklah kedua orang tua ini dengan marah.
- Akan tetapi, tetap saja ada seorang penjaga yang melihat mereka. Penjaga itu berteriak dan sedikitnya tiga puluh orang prajurit mengepung pondok itu sambil berteriak-teriak.
- Pemuda-pemuda kampung ada yang berdiri sambil bersorak-sorak dan jika rakit hendak melewati belokan dan lekukan-lekukan gelombang, mereka bertiarap lagi menjaga keseimbangan.
- Tukang perahu melepaskan ikatan dari pinggangnya, demikian pula Tao Seng dan Kalucin. Tao Seng melepaskan ikatan dari pinggang Silani yang segera merangkulnya sambil menangis.
- “Lepaskan dulu selendangmu! Taruh sana! Pakai kemben aja kalau mau mandi di sini!” pinta Sang kakak, Bidadari Pink sambil menunjuk semak-samak yang ada batunya cukup besar.
- “Bocah sombong! Berani engkau menghina pengawalku yang dua losin itu?” Lurah Koa berseru marah sedangkan Bong Kit mengepal tinjunya yang besar sambil melotot kepada Shu Ta.
- Dan tak seorang pun berani bertanya kepada Pangeran Tao Kuang atau kepada Liang Cun dan puterinya yang mengawal di belakang para tawanan sambil menggiring rombongan kuda itu.
- Juragan Lui segera menghampiri Keng Han dan memberi hormat sambil berkata, Siauw-hiap (Pendekar Muda) sungguh lihai, mengagumkan sekali dan terima kasih atas pertolonganmu tadi.
- “Nona telah banyak mengalah, harap maafkan aku.” Dia lalu mengembalikkan sepasang sepatu itu kepada pemiliknya, diterima oleh Siok Hwa sambil tersipu dan tersenyum malu-malu.
- Dia tidak dapat menahan kemarahan hatinya dan Keng Han melompat keluar dari balik batu besar sambil berseru, Kakek tua, sungguh engkau seorang manusia yang kejam seperti iblis!
- Akan tetapi ia sudah tidak mungkin dapat tidur lagi dan sambil menanti lewatnya malam, ia duduk bersila, dekat api unggun dan memperhatikan sekelilingnya dengan pendengarannya.
- Setelah memenuhi permintaan isterinya untuk bertamasya ke laut, akhirnya Pangeran Tao Seng meninggalkan isterinya, diantar sampai ke luar perkampungan oleh Silani sambil menangis.
- Wanita yang nyaris diperkosa tadi tidak menangis lagi, akan tetapi kini, sambil duduk bersimpuh di atas rumput, matanya terbelalak penuh kegelisahan memandang ke arah perkelahian.
- Mereka melambaikan tangan kepada sopir truk sambil bilang: Jangan bosen-bosen ngangkut kami, ya! Lalu mereka masuk ke jalan kampung yang cuma pengerasan saja atau berupa batu-batu.
- Goan Ciang mengangguk sambil tersenyum, dan Lurah Koa yang tadinya tidak percaya mendengar seruan dua orang puteranya, kini baru tahu bahwa memang benar pemuda ini adalah Siauw Cu.
- Ibnu Thufail berkata: ketika gugur, jasadnya diangkat antara langit dan bumi, sehingga aku melihat langit berada dibawahnya, mereka bertanya sambil tertegun: itu Amir bin Fahirah?!
- Karena dia memang sudah menduga demikian, biarpun kaget, dia sudah siap sedia dan cepat dia menggerakkan kaki memutar tubuh miring sambil menangkis dengan pengerahan tenaga sinkang.
- “Ha-ha-ha, orang muda. Beberapa kali engkau menggagalkan usaha kami, sekarang tiba saatnya kami melakukan pembalasan dan membunuhmu di sini!” kata Swat-hai Lo-kwi sambil tertawa.
- Kau! Dia yang mencuri Pedang Naga Suci 212! seru Tua Gila tapi tanpa rasa marah dan sambil melirik pada anaknya yaitu Andamsuri yang sebelumnya dikenal sebagai orang bercadar kuning.
- Lima orang gadis pelayan itu sambil tersenyum-senyum juga mengepungnya, ada yang menawarkan minuman ada yang menawarkan manisan atau buah-buahan, semua dengan suara merdu dan merayu.
- Istri Umar bin al-Jamuh yang bernama Hindun binti Umar bin Huram berkata: aku melihatnya mengambil perisai dari kulit sambil berkata: Ya Allah jangan kembalikan aku kepada bani Salamah.
- Para nelayan ada yang sedang asyik merajut jalanya yang rusak, ada yang menanak nasi, berselonjor telanjang dada sambil menyedot rokok kawungnya, atau ada yang hanya tidur-tiduran saja.
- Bermula dari surat pembaca di Hai Sayang, yang katanya menyukai cerpen-cerpennya, lalu berkembang ke surat-menyurat, sambil menawarkan kalau kebetulan ke kotanya, sudilah kiranya mampir.
- Cerita tentang Lembah Bangkai sudah berakhir sampai disini! Ketika Wiro berdiri sambil mengulurkan tangan, sang dara memegang lengan pemuda itu lalu tegak pula sambil mengempit kecapinya.
- Mendengar ucapan pimpinannya itu, Hijau Dua melompat mundur sementara Pendekar Pedang Iblis sambil berteriak marah hendak menyerbu Dewi Lembah Bangkai, tapi cepat dicegah oleh kekasihnya.
- Ah, ternyata kau sudah tahu jalan ceritanya, ujar Sutan Alam Rajo Di Bumi menyahuti ucapan kakaknya sambil gerakkan jari-jari tangannya yang kini terbungkus sarung tangan kulit ular kobra.
- Goan Ciang hanya mundur sambil menangkis dan ketika tangan kanan Kui Hwa memukulnya dengan jari terbuka, memukul dengan dorongan telapak tangan, dia memapaki dengan telapak tangan kirinya.
- “Kalau tak ada yang mau peduli, biarkan sajalah,” kata MH. “Kalau Sumatera jadi gurun pasir, kita kan bisa tanam kurma, naik onta, dan berkemah di oase sambil menikmati fatamorgana!”
- “Ah, Ayah dan terutama ibu memang pandai, akan tetapi aku yang bodoh, tidak maju-maju dalam pelajaran ilmu silat,” bantah Cia Kun sambil memandang kepada adik sepupunya itu dengan senyum.
- “Nah, selamat malam, Cu-enghiong.” Ketua yang cantik itu lalu membalikkan tubuhnya dan melangkah meninggalkan Goan Ciang yang masih berdiri terlongong sambil mengikuti langkah sang ketua.
- Di ujung lembah sebelah timur tampak tiga orang penunggang kuda duduk di punggung kuda masing-masing, memandang tajam ke dalam lembah sambil menutup hidung masing-masing dengan telapak tangan.
- Sementara, ratusan tuan-tuan yang terhormat tengah ber-"Sidang/Mangkir Umum" di Senayan, menghabiskan dana milyaran rupiah, sambil menikmati fasilitas pengamanan berbiaya milyaran rupiah pula.
- Ketika Wiro menangkis dengan kapaknya, orang tua ini cepat melompat mundur, begitu hantaman kapak lewat Imo Gantra meloncat ke depan sambil hantamkan rantai besi bergandul lima pisau berkilat.
- "Tenang, Jim, tenang! Nggak usah bikin gerakan-gerakan yang bisa bikin elo celaka! Udah, diam aja!" Roy memperingatkan sambil berteriak-teriak memanggil ketiga kawannya yang sudah jauh di atas.
- Mereka terbongkok-bongkok menyambut tamu-tamu itu dan tentu saja kedua orang itu menjadi repot bukan main harus melayani tiga belas orang kasar yang memesan minuman sambil membentak-bentak itu.
- Demikian seperti yang telah dilakukan selama berpekan-pekan ini, menjelang mentari turun kebalik gunung, ia segera menggiring kambing sambil melamun cerita yang dituturkan kakek tua siang tadi.
- “Manusia sombong! Keluarkan senjatamu atau jangan katakan aku curang kalau nanti tubuhmu lumat oleh golokku ini!” Dia membentak sambil mengamangkan goloknya yang besar, berat dan mengkilap.
- Andai kata Yen Yen tidak berteriak sekalipun, Goan Ciang sudah dapat menangkap suara angin gerakan itu dan secepat kilat dia mengelak ke samping sambil memutar tubuhnya dan tongkatnya menyambar.
- Ternyata api unggun yang dibuatnya telah padam, mungkin tadi dia telah tertidur sambil duduk dan bermimpi aneh. Mungkin sinar pelangi itu adalah sinar obor-obor yang dipegang oleh para pengepung.
- Supaya ditolong dan dipeluk si Sukat Tandika! Sinto Gendeng membuang muka ke jurusan lain, tak mau memperhatikan Tua Gila yang tengah merangkul Sabai Nan Rancak sambil mengalirkan tenaga dalamnya.
- Orang-orang perahu pun menyantap makan malamnya dengan nikmat di geladak, sambil menikmati bintang yang bertaburan dan kerlap-kerlip lampu di sepanjang pantai yang kelihatan seperti kunang-kunang.
- Mendengar ini, Cu In tidak melanjutkan pengejarannya dan ta berdiri memandang pemuda itu dengan sinar mata yang tajam sambil menggulung kembali sabuk suteranya dan menyelipkan di pinggangnya.
- Tang Hun diam sejenak, lalu sambil memandang kepada Siu Lan dia berkata, “Baiklah, aku akan menahan nona Lo di sini, dan engkau boleh pulang untuk melapor! kata-kata itu demikian tegas dan pasti.
- “Enak saja mengganggu ketenangan, engkau bahkan sudah menghilangkan seleraku mancing!” Kakek itu melemparkan ikan dan tangkai pancingnya ke air lalu membalikkan tubuhnya sambil melompat berdiri.
- Wajahnya yang tertutup brewok itu kemerahan dan matanya yang lebar membikin melotot, kemudian dengan gerengan seperti seekor harimau terluka, diapun menerjang ke depan sambil memutar golok besarnya.
- Setelah pangeran yang menunggang kuda itu lenyap dari pandangannya dan derap kaki kuda tidak terdengar lagi, barulah Silani pulang sambil menangis dan mendekap sebatang pedang bengkok berbalut emas.
- Pasien seperti dia bikin malu kami," si pekerja lokal menggerutu dan kembali pada pekerjaan semula, mendata pasien-pasien baru sambil menerjemahkan perintah-perintah dokter pada para pasien lainnya.
- Setelah berkata demikian, tiba-tiba tubuh Dalai Lama itu melayang dalam keadaan masih duduk bersila, melayang dan turun ke lantai, masih bersila dan kedua tangan di atas lutut sambil tersenyum ramah.
- Setelah mereka semua dibuat tidak berdaya, Tao Kuang memberi hormat sambil mengangkat kedua tangan di depan dada kepada mereka berdua dan berkata, Terima kasih atas pertolongan Ji-wi (Anda berdua).
- Benarkah cerita Gulam Sang bahwa dia akan mendapat keterangan yang lebih jelas tentang ayahnya? Begitu tuan rumah muncul, dia cepat bangkit berdiri dan memberi hormat sambil mengamati wajah orang itu.
- Tolol! Cengeng! Keng Han memaki diri sendiri sambil bangkit berdiri dan dengan langkah tegap dia melanjutkan perjalanannya menuju ke timur, ke kota raja! Dia masih memiliki tugas yang teramat penting.
- Tiga orang datuk itu mengeroyok sambil mengeluarkan bentakan-bentakan nyaring, namun Keng Han bukan saja mengelak, bahkan terhadap dayung baja dan ruyung itu beberapa kali dia menangkis dengan tangannya.
- Pertanyaan yang diajukan sambil lalu ini tidak menarik kecurigaan Yo Han dan dianggap pertanyaan biasa seorang yang ingin tahu karena Pangeran Mahkota itu ayah dari gadis yang menjadi sahabat pemuda itu.
- Dengan menggunakan sebuah notebook yang dilengkapi dengan perangkat IEEE 802.11b seorang peneliti sambil berjalan menunjukkan LAN dan data-data dari beberapa perusahaan yang bocor ke jalan di depan kantor.
- Han Li tadi melihat betapa gadis itu meminjamkan pedangnya kepada Keng Han, maka tanpa ragu lagi ia mencabut pedangnya dan melemparkannya pada Bi-kiam Nio-cu sambil berseru, “Enci pakailah pedangku ini!”
- Hayo, orang muda. Kau boleh menggunakan senjata apa pun, boleh kau pilih dari rak senjata itu untuk menghadapi pedangku! kata kakek itu sambil mengangkat tongkat di tangannya yang dalamnya terisi pedang.
- Ketika dia siuman, Siauw Cu mendapatkan dirinya telah berada di dalam sebuah kamar di kuil itu, dan dia melihat seorang hwesio berusia lima puluhan tahun duduk di atas kursi sambil memandangnya penuh perhatian.
- Hai! Siapa kau?! Apa yang terjadi disini?! bertanya Perwira Muda itu dengan suara membentak sedang sang dara memandang dengan mata penuh selidik pada murid Sinto Gendeng yang tertegak sambil pegangi anak panah.
- “Terima kasih, suheng!” katanya sambil merangkap kedua tangan depan dada menghadap ke arah perginya Bouw In. Ucapan itu dilakukan dengan pengerahan khikang sehingga tentu saja dapat terdengar oleh suhengnya.
- Biarpun agak enggan, para murid menarik senjata mereka yang ditodongkan kepada Gulam Sang. Dia tertawa menyeringai, lalu menoleh kepada Bi-kiam Nio-cu sambil berkata, “Niocu, maukah engkau pergi dengan aku?”
- Ketika dia mendorong perahu itu ke air, beberapa ekor ular merah menyerangnya, akan tetapi sambil tertawa dia menggunakan tangannya menyampok ular-ular itu yang baginya kini sama sekali tidak berbahaya lagi.
- Mendengar penjelasan Rasulullah itu, lalu ‘Auf bergegas menanggalkan baju besi yang dikenakannya, lalu membuangnya, sambil menggenggam pedang ia menghadapi musuh – musuhnya sampai ia gugur dalam pertempuran .
- Lantaran semua itu maka dia kemudian mengikuti kursus melukis, lantas menjadi asisten pelukis Lee Man Fong. Diawali hanya menjadi tukang cuci kuas sambil mempelajari teknis melukis pada pelukis terkenal tersebut.
- Goan Ciang hanya memandang sambil lalu saja dan membalas penghormatan mereka. Dia diperkenalkan kepada empat orang isteri Yo Ci, dan tiga orang anaknya, yaitu dua orang puteri yang sudah remaja dan seorang pemuda.
- Dia masih mencoba mengerahkan tenaga dan menyerang dengan dahsyat, namun tentu saja dengan mudah serangannya dapat dipatahkan Goan Ciang, sekali ini bukan mengelak melainkan menangkis sambil mengerahkan tenaganya.
- Dia mengelak dengan loncatan ke kiri sambil memutar sabuk suteranya yang melingkar dan membalik menyerang Lo-kwi. Akan tetapi Lo-kwi menangkisnya dengan pukulannya yang ampuh sehingga ujung cambuk itu terpental.
- Aku bingung! Aku harus bagaimana? Di mana selendangku? Siapa yang telah iseng mengambilnya dariku?“ jelas Kuning panjang lebar tentang asal usul dan kejadian yang baru saja dialaminya sambil menangis tersedu-sedu.
- Akan tetapi kepeningan kepalanya masih terasa, maka dia pun diam saja rebah berbaring menanti perkembangan lebih lanjut sambil memberi waktu kepada kepalanya agar bebas dari kepeningan akibat asap racun pembius itu.
- Hung Wu mengerutkan alisnya, “Suhu tentu akan merasa heran pula kalau mengetahui bahwa supek mengajarkan ilmu itu kepada seorang antek Mongol!” katanya dengan berani sambil memandang kepada gadis baju hijau tadi.
- Jika dia sedang nongkrong di kafe di Kuala Lumpur, Bangkok, Chiang Mai, atau Katmandhu, di mana para traveler mancanegara melepas lelah sambil saling bertukar informasi, tak ada keinginan untuk iseng pada gadis bule.
- Medan pesta menjadi medan perkelahian! Kepala dusun dan para orang muda yang tadi sudah berkenalan dengan kelihaian Lo-mo hanya bisa menonton sambil berdoa semoga gadis berpakaian putih itu mendapatkan kemenangan.
- Ia mengelak sambil membalik dan sebuah tendangan kilat menyambar ke arah perut Bhok-im-cu. Hanya dengan melempar tubuh ke samping dan bergulingan saja Bhok-im-cu dapat meloloskan diri dari tendangan yang dahsyat itu.
- “Suheng, biarlah engkau yang pulang melapor kepada ayah bahwa aku ditawan orang-orang Hek-ouw-pang dan jangan khawatir, mereka tidak akan dapat berbuat sesuatu kepadaku!” kata Siu Lan sambil meraba gagang pedangnya.
- Dia berlari sambil menyusup-nyusup di balik semak-semak agar tidak nampak dari jauh, tidak perduli betapa kulit tubuhnya yang sudah hampir tidak tertutup pakaian yang robek-robek kini menjadi babak belur oleh semak belukar.
- Seringkali para prajurit pasukan Mongol itu merampas barang-barang berharga, juga memperkosa wanita-wanita, dan mereka meninggalkan sebuah dusun sambil menuntun kerbau atau sapi untuk mereka santap dalam berpesta malam nanti!
- “Keparat!” Swat-hai Lo-kwi berteriak marah sambil membalik dan menyerang Tao Seng. Baru diserang sebanyak lima jurus saja pedang di tangan Swat-hai Lokwi telah menembus dada Tao Seng. Tao Seng berteriak dan roboh terguling.
- “Hemm, lupakah engkau bahwa engkau masih mempunyai aku, Yen-moi?” Ucapan Goan Ciang itu disertai pandang mata yang penuh kasih sayang, mendatangkan rasa haru dalam hati Hui Yen dan iapun menubruk pemuda itu sambil menangis.
- Awas jala mereka amat lihai, Keng Han! seru Bi-kiam Nio-cu sambil memutar pedangnya lebih cepat lagi, mendesak si kepala gerombolan dengan amat hebatnya sehingga raksasa itu terpaksa harus memutar tongkatnya melindungi diri.
- Han Li telah mencabut pedangnya dan menerjang para pengeroyok sambil berseru, “Tahan senjata!” Dua orang pengeroyok yang pedangnya bertemu dengan Han Li terkejut karena pedang mereka terpental, hampir terlepas dari pegangan.
- Warok Tumo Item yang tegak memegang mahkota di samping kursi, begitu Raden Cokro sampai di hadapannya segera meletakkan mahkota itu di atas kepala Raden Cokro. Saat itulah dari dalam menghambur seorang perempuan sambil berteriak.
- Ketika Rashid meloncat ke dalam kereta dan dilihatnya Roy tidak memperhatikannya lagi, dia meloncat turun lagi, dan menyelinap di sela orang-orang lalu bergegas ke luar stasiun, tersenyum girang sambil meraba-raba uang selembar itu.
- Juga dia teringat akan janjinya bahwa dia akan mengampuni pemuda itu kalau mampu menahan sepuluh jurus serangannya, maka sambil mendengus marah dia membalikkan tubuhnya dan sekali melompat dia sudah hilang di balik semak belukar.
- Ketika pelayan itu dengan sikap hormat bertanya masakan apa yang hendak dipesan, Tay-lek Kwi-ong menyebutkan nama beberapa masakan dan minta disediakan arak, kemudian sambil lalu dia bertanya kepada Mimi. “Engkau hendak makan apa?”
- “Dari kitab kuno dapat mempelajari ilmu pedang yang demikian kuat dan indah? Engkau sungguh seorang gadis yang cerdik dan tekun Hong-moi. Aku sungguh merasa kagum sekali!” tiba-tiba Cia Kun berkata sambil memandang wajah gadia itu.
- Kakek itu tersenyum dan mengelus jenggotnya yang putih sambil memandang kepada Cu Goan Ciang. “Goan Ciang, selama beberapa bulan ini, hampir semua ilmu andalanku telah kuajarkan kepadamu dan engkau telah memperoleh kemajuan pesat.”
- 3. Selanjutnya dengan telapak tangan di atas ginjal Anda, putarlah kedua pinggul seolah Anda sedang berdansa Hula Hoop, sebanyak 20 –30 kali, sambil membayangkan energi memijit, membersihkan dan memperkuat kedua ginjal Anda (Gambar10.b).
- Kabarnya Hong-moi menerima pelajaran dari para ahli silat yang menjadi panglima pengawal, berganti-ganti guru sehingga tentu memiliki banyak macam ilmu silat!” kata Cia Kun sambil memandang adik sepupunya itu dengan sinar mata penuh kagum.
- MESKIPUN sebagian Indonesia kini, untuk kesekian kalinya, dilanda kekeringan, tak satu pun calon presiden atau wakilnya datang ke dusun-dusun di Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, atau Jawa Tengah, sambil membawa sebotol atau seember air.
- Tung-hai Lo-mo juga kewalahan menghadapi sabuk sutera putih di tangan Cu In. Dia hanya dapat memutar dayungnya sambil kadang-kadang mengelak, namun setelah lewat lima puluh jurus, ujung sabuk itu berhasil menotok pundaknya yang sebelah kanan.
- Benar, Yo-pangcu juga menghina Pat-kwa-pai, kami juga menantang Yo-pangcu untuk menyelesaikan urusan di ujung pedang! terdengar seruan dan seorang laki-laki berusia empat puluh tahun tokoh Pat-kwa-pai juga berdiri sambil menghunus pedang.
- Akhirnya, benar seperti yang ia duga, seorang di antara mereka yang bertubuh jangkung kurus, bangkit berdiri dan menghampiri, berdiri di depannya dan berkata sambil sedikit membungkuk, Nona, makan seorang diri sungguh tidak menyenangkan.
- Mari kita pergi dari sini! katanya kepada Lo-kwi. Karena merasa tidak enak bahwa semua orang dusun memusuhi mereka, Lo-kwi menyambar seguci arak dan pergi mengikuti temannya yang sudah lebih dulu melangkah pergi sambil memanggul tubuh Cu In.
- Karena menghadapi banyak orang yang memegang senjata tajam, Kwi Hong melompat jauh ke belakang sambil mengerahkan kedua tangannya ke punggung dan di lain saat kedua tangannya sudah memegang sepasang pedang yang berkilauan saking tajamnya.
- Dari Anas ia berkata: Seorang pemuda datang kepada Rasulullah Saw sambil mengucapkan salam kepada beliau, kemudian pemuda ini bertanya: Wahai Rasulullah apakah hitamnya kulitku serta rupaku yang buruk menjadi penghalang bagiku untuk masuk surga?
- Orang desa setengah mati pingin ke kota, melihat gedung pencakar langit, merasakan naik bis tingkat yang suka ngebut dan ceroboh menaikturunkan muatan, atau mengagumi Tugu Monas sambil membayangkan kalau saja emas kiloan itu dijadikan mas kawin.
- Setelah kedua orang tamunya duduk, Kwa-kauwsu berkata sambil mengamati wajah Cu Goan Ciang. “Apa yang kaukatakan tadi memang ada benarnya dan aku sendiri menghendaki agar pernikahanku dengan Liu Bi dapat berlangsung secara wajar dan terhormat.
- Ketika mereka akan bercakap terus mendadak nampak Pangeran Mahkota Tao Kuang memsuki taman itu,berjalan sambil bercakap-cakap dengan Kia-ong Lu Tong Ki. Ternyata Lu Tong Ki merupakan kawan bercakap-cakap yang menyenangkan bagi peteru mahkota itu.
- Wanita itu menangis dan berusaha menutupi tubuhnya dengan kain robekan pakaiannya, matanya terbelalak memandang kepada Bouw In Hwesio sambil menggeser ke belakang ketakutan, seluruh tubuh menggigil dan tidak mampu bangkit berdiri saking takutnya.
- Sebaliknya tusukan pedang yang diharapkan akan menewaskan Imo Gantra ternyata menemui kegagalan karena sambil menjotos dengan tangan kanan, Ki Rawe Jembor pergunakan tangan kiri untuk mendorong Imo Gantra hingga kakek satu ini selamat dari kematian!
- “Masih ada satu hal terakhir yang harus kita selesaikan,” katanya sambil menoleh dan memandang kepada Kui Hwa, “yaitu menyadarkan hartawan Ji dan untuk tugas ini, saya kira nona Ji lebih tepat untuk bertindak, kalau saja ia mau melakukannya/”
- “Selamat datang, Nona Kim Lee Siang, atau lebih tepat kusebut adik Kim Lee Siang saja? Dan siapakah saudara yang datang berkunjung?” Dia pura-pura tidak tahu dan bertanya kepada Goan Ciang sambil merangkap kedua tangan depan dada sebagai penghormatan.
- Setiap hari setelah lepaskan kambing gembalanya kepadang rumput, Dipa segera mendaki karang dan turun ke gerumbul pohon untuk mendengarkan kakek tua yang mengail di tepi sungai sambil menceritakan cucu perempuannya, sejarah Ken Arok dan raja2 keturunannya
- Dia tidak menyangka sama sekali kalau gadis jelita yang hanya bersenjatakan sehelai selendang hijau itu akan sanggup menghadapi pedang mustikanya yang tersohor di delapan penjuru angin! Maka sambil membentak garang, Pedang Iblis rubah permainan pedangnya.
- Lauw In Hwesio hampir terpelanting sehingga terpaksa dia meloncat ke samping dan merangkap kedua tangan depan dada sambil memuji, “Omitohud...!!” Diam-diam dia maklum bahwa dalam mengadu tenaga sin-kang dia masih kalah setingkat dibandingkan suhengnya.
- Seorang yang bertubuh tinggi besar bermuka hitam dan yang memegang tongkat besar, agaknya menjadi pemimpin mereka, memberi aba-aba dan mereka semua berloncatan pergi sambil menggotong Bi-kiam Nio-cu seperti mengotong seekor binatang buruan yang terjerat.
- Setelah mengatur semuanya, Pangeran Tao Seng memberi keterangan yang lebih jelas kepada tiga orang datuk, sesat yang bertugas membunuh kaisar itu.” Seperti biasa, sesudah persidangan, Kaisar akan pergi ke taman sambil membawa laporan-laporan untuk dipelajari.
- Nu’man gugur pada hari jum’at, hari yang sangat baik untuk berdo’a ( karena hari jum’at adalah sayidul ayyam atau raja segala hari: penj) pada tahun ke dua puluh satu, kemudian Umar mengumumkannya dihadapan kaum Muslimin dari atas mimbar sambil menangis.
- Kakek ini lemparkan senyum sambil kedipkan matanya karena dia kini maklum Andamsuri dan Bidadari Angin Timur sengaja mencuri Pedang Naga Suci 212 sekedar menjalankan siasat agar senjata sakti itu tidak jatuh ke tangan Sabai Nan Rancak atau Sutan Alam Rajo Di Bumi,
- Dalam riwayat lain diceritakan: anak laki – lakinya masuk danduduk dipangkuan Khubaib sambil memegang pisau cukur ditangannya, aku terkejut dan Khubaib mengetahuinya, Khubaib berkata kepadaku: apakah engkau takut aku membunuhnya? Sungguh aku tak akan melakukannya.
- Ada yang sedang antre karcis di loket sambil menggerutu, si ibu yang mengawasi anak-anaknya, si bapak yang menjagai barang-barang bawaannya, kuli-kuli yang berebutan cari angkutan barang, para pengemis yang menadahkan kaleng bututnya, dan anak-anak sekolah yang badung.
- Biarpun tidak ada peserta yang mengajukan keberatan terhadap dirinya, namun wanita ini bangkit dari tempat duduknya dan sambil memandang ke arah Cu Goan Ciang, iapun berkata dengan suara tinggi nyaring, “Aku Jang-kiang Sianli Liu Bi bukan orang yang haus akan kedudukan.
- Kaget kakek bau ini bukan alang kepalang ketika dari belakang berhembus angin deras membuat gerakannya mundur tertahan laksana ter-hadang tembok batu! Ketika dia berpaling dia melihat Kakek Sega la Tahu tegak mendongak ke langit gelap sambil kipas-kipaskan caping bambunya.
- Dia sengaja mengambil tempat di depan, karena kalau di belakang cuma jadi bulan-bulanan ledekan kawan-kawannya yang badung, yang ikut tarawih hanya untuk mengincar kawan-kawan putrinya saja, yang nanti bubaran tarawihan pasti didempet sambil bilang: Pulangnya saya antar, yuk!
- Melihat permainan tongkat pemuda dusun yang masih remaja itu, Coa Kun segera mengenal ilmu itu sebagai ilmu andalan dari Hwa I Kaipang. Dia cepat melompat dan membantu puterinya dengan golok besarnya sambil berseru, “Mereka orang-orang Hwa I Kaipang. Tangkap hidup-hidup!”
- Kalau pemuda itu melawan sucinya saja kalah, bahkan diakui murid oleh sucinya, bagaimana mungkin dia akan menandingi Swat-hai Lo-kwi? Maka, untuk menolong pemuda itu, ia sudah cepat menyerang dengan sabuk suteranya ke arah Lo-mo sambil berseru, Sobat, kau cepat lari dari sini!
- “Bocah setan, mampus kau sekarang!” bentak bekas si kumis panjang itu karena sekarang dia tidak berkumis lagi sambil memutar goloknya, sedangkan si hidung besar hanya mengeluarkan suara tidak karuan karena suaranya menjadi bindeng seperti orang bicara dengan hidung dijepit.
- Di sepanjang jalan, mereka bertiga menjadi perhatian semua orang, terutama para wanita muda yang terpesona me1ihat tiga orang pangeran ini menunggang kuda sambil melempar pandang dan senyum ke kanan kiri untuk membalas penghormatan orang-orang yang membungkuk dengan hormat.
- Datuk sesat ini segera memandang penuh perhatian kepada penangkisnya dan ternyata yang menangkis pedangnya adalah seorang kakek tinggi kurus berpakaian tambal-tambalan dan memegang sebatang tongkat bambu, berdiri sambil tertawa bergelak dan mengelus jenggotnya dengan tangan kiri.
- Mus’ab bin Umair berjuang tanpa kehadiran Rasulullah Saw hingga ia gugur dalam perang ini, ia gugur di tangan Ibnu Qam’ah al-Laitsiy yang mengira bahwa Mus’ab adalah Rasulullah Saw, kemudian ia kembali ketengah kaum suku Quraisy sambil berteriak: aku telah membunuh Muhammad.
- “Terus terang saja, aku memang terpesona dan terheran-heran, akan tetapi bukan karena keindahan wajah kalian, walaupun kalian tampan dan cantik seperti dewa dan dewi.”jawab Shu Ta yang memang pandai bicara sambil tersenyum, siap untuk menyerang keturunan penjajah ini secara halus.
- Kalau engkau tidak membebaskan adikku dan kalau engkau mengganggunya, aku akan mengerahkan pasukan untuk mencarimu sampai dapat!” Setelah mengeluarkan ancaman itu, Bouw Ku Cin mengajak empat orang pengawal meninggalkan kakek itu yang segera melanjutkan perjalanan sambil memondong tubuh Mimi.
- Kakek dan nenek yang tua renta itu tetap menonton, berdiri seperti patung bertopang pada tongkat mereka. Kusir kereta sudah dapat bangkit kembali dan kini menenangkan dua ekor kuda penarik kereta, sambil memandang dengan gelisak ke arah perkelahian, karena dia melihat betapa ketuanya mulai terdesak.
- Cu Goan Ciang tersenyum dan dia menoleh ke arah Pek Mau Lokai. Biarpun kakek itu tadi sudah menganjurkan agar dia menyambut tantangan gadis itu, tetap saja dia merasa sungkan dan tidak enak hati terhadap ketua Hwa I Kaipang. Melihat pemuda itu menoleh kepadanya, Pek Mau Lokai sambil tertawa mengangguk.
- Melihat dua orang tokoh Pek-lian-pai dan Pat-kwa-pai yang tadi menantangnya, dia menambahkan sambil menoleh ke arah mereka. Kalau masih ada yang merasa penasaran dengan pendapatku tadi dan hendak menyelesaikan urusan dengan kekerasan, saya dapat melayaninya di kaki gunung, di luar wilayah Bu-tong-pai.
- Dalam keadaan seperti itu, Kai-ong memberi isyarat kepada Han Li dan mengajak gadis itu melayang turun ke dalam dapur! Dengan cekatan, Kai-ong sudah mengambil semangkok sop ayam muda dan sambil berjongkok dan bersembunyi di belakang meja dia menyambar pula sepasang sumpit dan mulailah dia makan dengan lahapnya.
- Ulama mundur terus sambil komat-kamit sementara dari kejauhan lamat-lamat terdengar suara tahlil dan sejauh itu pula kelihatan berpuluh-puluh orang berpakaian putih-putih tanpa kerah persis seperti yang dikenakan Ulama dengan tangan mereka membawa obor-obor yang riap-riap terkena angin, sambil menyuarakan tahlil.
- Yo-pangcu (ketua Yo), kata yang lebih tua sambil mengangkat kedua tangan depan dada, pinto (saya) bernama Thian-yang-cu dan ini adalah sute pinto bernama Bhok-im-cu. Pinto berdua mendapat perintah dari suhu Thian It Tosu untuk datang berkunjung ke sini dan menyampaikan salam suhu kepada Yopangcu sekeluarga.
- Lalu Mus’ab mengambil panji dengan tangan kirinya hingga tampak miring, kemudian tangan kirinya ditebas juga sehingga panji sudah tidak lurus lagi, kemudian ia memegang panji dengan gigitan yang di tempelkan diatas dadanya, sambil berkata: Muhammad adalah seorang Rasul, telah berlalu rasul–rasul sebelum ia di utus.
- Teng Coan cepat menarik tangannya dan sambil miring ke kiri dia menggunakan tangan kanan untuk menangkis pukulan Kwi Hong. Dia mengerahkan seluruh tenaganya dengan maksud membuat pukulan itu bukan hanya tertangkis, akan tetapi agar gadis itu terdorong dan lengannya terasa sakit bertemu dengan lengannya sendiri.
- Dua tenaga panas dan dingin naik ke kedua lengannya, yang panas menyusup ke lengan kanan, yang dingin menyusup ke lengan kiri, kemudian dia berseru, Maafkan saya, Losuhu! dan dia pun memukul dengan dorongan kedua tangan sambil mengerahkan seluruh tenaganya karena dia sudah mendengar bahwa Dalai Lama ini seorang manusia sakti.
- Namun, Goan Ciang ang merasa marah melihat kecurangan lawan yang menggunakan pengeroyokan, sudah mendahuluinya dan sekali tangannya menyambar, tangannya sudah menghantam dada lawan, membuat guru silat itu terbanting dan terjengkang keras, muntah darah dan tidak dapat berdiri lagi, hanya bangkit duduk sambil mengerang kesakitan.
- Para sahabat radhiallahu anhum merupakan teladan yang sangat konstruktif bagi umat ini, mereka menjadi faktor penyebab kegemilangan peradaban Islam, kejayaan Islam, mereka telah mendatangi penjuru negri berusaha untuk memberi petunjuk kepada manusia, sambil menyeru bahwa tida yang patut disembah di dunia ini kecuali Allah semata.
- Engkau sombong! kata orang yang tubuhnya pendek besar dan dia sudah mengayun tangannya untuk menampar muka Kwi Hong. Akan tetapi Kwi Hong sudah mengelak sambil duduk dan sekali kakinya menendang, orang itu pun terjengkang dan mengaduh karena perutnya tiba-tiba menjadi mulas terkena tendangan ujung kaki yang bersepatu hitam itu.
- Memang ada keperluan lain, Pangcu. Kami membawa sepucuk surat dari guru kami untuk disampaikan kepada Pangcu. kata Thian-yang-cu sambil mengeluarkan sesampul surat yang dia berikan kepada Yo Han. Sementara itu, Tan Sian Li mengerutkan alisnya karena beberapa kali dia memergoki Bhok-im-cu memandang kepadanya dengan mata lahap sekali.
- “Cerewet! Pergilah dan jangan banyak cakap atau kalian sudah bosan hidup?” Berkata demikian, orang itu menggerakkan kedua lengannya yang panjang dan besar, dan enam orang tamu itupun terpelanting ke kanan kiri! Raksasa itu terkekeh, lalu duduk menghadapi meja yang masih penuh hidangan, kemudian berseru sambil menoleh ke arah pihak tuan rumah.
- Oleh karena itu, ketika melihat sebuah tenda di tepi sungai di mana orang menjual minuman, Khabuli memberi isyarat kepada anak buahnya untuk berhenti mengaso sambil minum-minum di kedai minuman sederhana yang agaknya sengaja dibuka orang di tempat sunyi itu untuk menjual minuman dan makanan kecil kepada mereka yang kebetulan lewat di situ dan kehausan.
- Tiba-tiba seorang pengemis yang berjenggot lebat, bertubuh tinggi besar dan memegang golok, sudah menerjang ke depan dan mengayun goloknya, akan tetapi tidak menyerang dirinya, melainkan membacok ke arah tubuh Pek Mau Lokai yang masih tidur pulas! Siauw Cu heran dan terkejut, akan tetapi dia cepat menggerakkan pedangnya sambil meloncat, melindungi kakek itu.
- Setelah dia berhasil baik, barulah dia melatih dua ilmu silat yang terdapat di dinding itu, yaitu ilmu silat Toat-beng Bian-kun yang sifatnya lemas namun mengandung kekuatan dahsyat sekali dan kedua adalah Hong In Bun-hoat yang halus dan nampak indah seperti orang menari sambil menuliskan huruf, akan tetapi mengandung daya serangan yang luar biasa hebatnya.
- Ha-ha-ha, sudah kuduga bahwa tentu engkau Iblis Lautan Es yang berada di tempat ini karena orang-orang yang terpukul itu mati kedinginan! Tiba-tiba terdengar suara dan ketika Swat-hai Lokwi menoleh, dia melihat seorang kakek tinggi kurus yang memegang sebatang dayung baja berdiri di situ sambil bertolak pinggang dengan tangan kirinya dan bersandar pada dayungnya.
- Mendengar Nu’man gugur Umar menangis, kemudian ia bertanya: siapa yang menggantikannya dimedan perang? Pemuda itu menjawab: Sifulan, kemudian sifulan, dan sifulan pemuda itu terus menyebutkan dan berkata: dan banyak lagi wahai Amirul mukminin, namun kami tidak mengenalnya satu – persatu, lalu sambil menangis Umar berkata: Mereka tidak rugi jika Umar tidak mengenalnya, karena Allah lebih mengetahui .
- Akan tetapi pemuda itu hanya tersenyum, lalu mengambil empat biji kacang goreng, dimasukkan ke dalam mulutnya dengan tiba-tiba dia menyemburkan empat biji kacang itu dari mulutnya dan empat orang pemuda itu mengaduh sambil meraba pipi mereka. Ternyata semburan kacang itu mengenai pipi mereka dan terasa nyeri bukan main seolah pipi mereka disambar benda keras yang membuat pipi itu lecet dan kulitnya pecah!
- Dia terbelalak, tidak menggigil lagi, dan seperti mendadak menjadi gila. Keng Han tertawa dan menangis, lalu merenggut ular yang rnenggigit lehernya lalu.... membuka mulutnya dan menggigit ular itu, dikunyahnya seperti orang makan kue yang lezat saja! Kemudian dia berteriak-teriak sambil lari ke tengah pulau, masih memegangi tubuh ular yang berlepotan darah sedangkan dua ular masih bergantung kepada tangan dan kakinya.
- Ibnu Hisyam berkata: Seorang yang aku percaya keilmuannya bercerita kepadaku: ia mengatakan bahwa Ja’far bin Abu Thalib memegang panji dengan tangan kanannya lalu pasukan musuh menebas tangan kanannya, lalu ia memegang panji dengan tangan kirinya namun tangan kirinya juga putus ditebas musuh, lalu ia memegang bendera dengan cara memeluk sambil menggigitnya hingga ajal menjemputnya, ketika itu ia berusia tiga puluh tiga tahun.
- Selagi semua orang kebingungan mendengar bahwa gadis berpakaian pria itu adalah anak kakek yang disangka penculik, Mimi sudah berteriak, “Aku bukan anaknya dan dia memang menculik aku! Dia penjahat besar, tolonglah aku!” Setelah berkata demikian, Mimi sudah menerjang dan menyerang dengan pukulan ke arah dada Tay-lek Kwi-ong. Kakek ini menjadi marah sekali dan dia menangkis sambil mengerahkan tenaga sehingga tubuh gadis itu terhuyung.
- Atau, apakah angka 4.000-an itu benar-benar merupakan jumlah orang- orang Yahudi/Israel yang bekerja di WTC, dan mereka sangat mengetahui adanya rencana serangan tersebut, sehingga kemudian mereka beramai-ramai tidak masuk kerja pada hari itu -sebagaimana yang dispekulasikan tak lama sesudah kejadian? Jika itu benar, berarti mereka kini masih hidup, dan mungkin setiap hari berpesta, menikmati santunan asuransi, sambil menertawakan dunia!
- “Tidak, sute. Mereka adalah dua orang pemuda yang tentu saja akan berani mengubah sikap dan tindakan masa lalu yang keliru, dan memulai dengan kehidupan baru yang sesuai dengan keadaan mereka. Pemuda-pemuda yang sudah mempelajari ilmu silat yang cukup baik, sudah sepatutnya menjadi orang-orang gagah perkasa berwatak pendekar, tidak pantas menjadi penjahat yang curang dan kejam!” kata Cu Goan Ciang sambil memberi isarat dengan pandang matanya kepada Shu Ta. Diam-diam Shu Ta kagum kepada suhengnya.
- Swat-hai Lo-kwi menusukkan pedangnya ke arah lambung Keng Han dan pada saat itu dayung baja Tung-hai Lo-mo menghantam ke arah kepalanya dan ruyung Lam-hai Koai-jin menghantam punggungnya! Diserang secara serentak seperti itu, Keng Han cepat meloncat tinggi untuk menghindarkan semua serangan dan kedua kakinya menendang dan menangkis dayung baja dan ruyung, kemudian sambil menjejakkan kedua kaki pada dua senjata itu tubuhnya berjungkir balik ke belakang dan selamatlah dia dari tiga serangan yang dilakukan serentak itu.
- “Selamat datang, Ciangkun (panglima), silakan duduk di kursi kehormatan.”kata Lee Siang sambil mempersilakan tamunya untuk duduk di deretan kursi kehormatan, yaitu dekat tempat duduk mempelai, Khabuli memberi isarat kepada empat orang pengawalnya untuk duduk di tempat tamu biasa, sedangkan dia sendiri dengan langkah yang gagah, menggiringkan Lee Siang yang membawanya ke deretan kursi kehormatan, sedangkan para tamu yang sudah hadir, memandang dengan hormat, bahkan mereka yang dilewati panglima itu bangkit memberi hormat.
- Mayat Herman masih menyeret Rita yang menjerit dan meronta-ronta, Tommy berlari kearah itu, dan menghantamkan patung kayunya kemuka Herman, hingga mayat itu melengking dan melepaskan peganngannya, Rita segera ditariknya Tommy, Mayat Herman bangkit lagi darah hitam mengucur dan berjalan kaku mengejar Tommy dan Rita yang akan keluar pintu dikejauhan kelihatan Tuan Munadi terpincang-pincang berlari sambil mau muntah dibelakangnnya mayat Murniati mengejar dengan jalannya yang kaku seperti robot, mereka ketemu dekat pintu keluar.
- Hal ini lama-kelamaan terasa juga oleh Yen Yen, membuat ia menjadi semakin penasaran dan tiba-tiba ia mengeluarkan bentakan nyaring dan kedua tangannya, dengan jari-jari terbuka mendorong ke arah dada lawan sambil mengerahkan seluruh tenaganya! Inilah serangan yang amat berbahaya sehingga Pek Mau Lokai sendiri mengerutkan alisnya, menganggap cucunya itu keterlaluan sekali karena serangan maut seperti itu tidak pantas dilakukan dalam pertandingan menguji kepandaian atau pi-bu (adu silat) persahabatan, bukan mengandung kebencian atau permusuhan.
- Melihat empat orang laki-laki yang melihat gerakannya amat tangguh itu ikut mengeroyok, Tay-lek Kwi-ong terkejut dan tokoh sesat yang cerdik ini segera menubruk ke arah Mimi. Sejak tadi dia tahu bahwa “pemuda” ini adalah seorang gadis yang menyamar pria, maka dengan cepat dia menubruk, memukul pedang Mimi dengan goloknya sambil mengerahkan tenaga sehingga gadis itu terhuyung dan pedangnya terlepas dan di lain saat, dia sudah menangkapnya dengan tangan kiri, menelikung kedua tangan gadis itu ke belakang dan menempelkan goloknya ke lehernya.
- Para penghuni dusun itu hanya terbelalak dan terheran-heran melihat dua puluh kima orang, dipimpin oleh Bong Kit, berbondong-bondong meninggalkan dusun Cang-cin sambil membawa buntalan besar di punggung mereka dan di belakang mereka berjalan pula isteri dan anak-anak mereka. Tidak kurang dari seratus orang, yaitu dua puluh lima orang tukang pukul berikut keluarga mereka, meninggalkan dusun itu! Tentu saja di dasar hati mereka merasa girang seperti melihat sekumpulan iblis meninggalkan dusun itu, akan tetapi juga terdapat perasaan khawatir seperti yang dirasakan Lurah Koa kalau-kalau gerombolan tukang pukul itu akan membalas dendam.
- Betapa kagetnya hati para pimpinan gerombolan tukang pukul itu ketika dari depan, datang bagaikan banjir, banyak sekali penghuni dusun yang semua memegang pentungan! Jumlah mereka jauh lebih banyak, ada dua ratus orang! Dan di depan mereka berjalan dengan gagahnya, bukan hanya Cu Goan Ciang dan Shu Ta, melainkan juga Koa Hok, Koa Sek, dan juga nona majikan mereka sendiri, Ji Kui Hwa! Tentu saja hal ini membuat mereka merasa jerih, akan tetapi sudah kepalang, mereka sudah berhadapan dan dengan nekat para pimpinan tukang pukul, dikepalai Bong Kit yang tinggi besar bermuka bopeng, dan Ban Su Ti yang pendek genduk, menggerakkan golok mereka menyerbu sambil memberi aba-aba kepada anak buah mereka.
- Aisyah radhiallahu anha meriwayatkan, ia berkata: Aku berada dalam benteng Bani Haritsah saat perang khandaq berlangsung, ketika itu Ummu sa’d bin Mu’adz bersamaku dalam benteng, saat itu adalah saat dimana belum di wajibkannya menggunakan hijab (jilbab) bagi muslimah yang lain, Dan Rasulullah Saw bersama sahabat – sahabatnya ketika itu meninggalkan benteng menuju medan pertempuran pada perang khandaq, sedangkan para wanita berada didalam benteng, khawatir dengan adannya musuh, Aisyah berkata: kemudian Sa’d bin Mu’adz berlalu mengenakan baju besi yang sudah compang–camping, sehingga kedua lengannya tampak menyembul dari balik baju besi yang sudah tidak sempurna lagi, dan digenggamannya ia memegang senjata, sambil bersajak:
- Dan tatkala ia berada dipasar untuk membelikan apa yang dibutuhkan istrinya, tiba – tiba ia mendengar suara memanggil: wahai kuda Allah naikilah, dan surga kabarkanlah, maka ia membeli sebilah pedang, tombak dan kuda lalu menungganginya dengan menutup kepalanya menggunakan kain sorban dan membiarkan sisa kain itu menutupi sebagian wajahnya, menuju kaum muhajirin, dan mereka sama sekali tidak mengenali siapa yang menunggangi kuda itu, Rasulullah Saw juga melihatnya namun tidak mengenalinya, ia bertempur dari atas kudanya sambil berdiri diatas pelana, ia juga bertempur diatas tanah sampai kedua lengannya terluka, ketika Rasulullah Saw melihat bagian tubuhnya yang hitam barulah beliau ingat dan mengenalinya, lalu Rasululah Saw bertanya: engkau Sa’d? ia menjawab: aku Sa’d.
Tuesday, 6 October 2015
Kali ini kita akan membahas tentang Contoh Kalimat Menggunakan Kata Penghubung "sambil". Semoga artikel ini bermanfaat, aamiin.
Contoh Kalimat Menggunakan Kata Penghubung "sambil"
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.